Anda di halaman 1dari 2

Pahaman Dr.

Tgk Ajidar Matsyah Tentang Ahlussunnah Tidak Sesuai

Sebagai seorang dosen, Dr. Tgk. H. Ajidar Matsyah, Lc, MA, juga Direktur
Dayah Tinggi Samudera Pasee (INSIS) Baktiya, Aceh Utara, Beliau juga
sering mengisi jadwalnya dengan kuliah (ceramah) agama di beberapa
tempat.
Bahkan sebagaimana diketahui banyak sudah ceramah-ceramahnya telah
divideokan dan disebarkan ke akun Youtube IKAT (Ikatan Alumni Timur
Tengah) Aceh.

Memang patut dipuji dan disyukuri, Beliau seorang putra Aceh yang belajar
di Mesir hingga berhasil meraih titel bergengsi dari Unversitas Al-Azhar.
Berdasarkan ilmu yang telah didapatinya, mungkin Beliau merasa mampu
untuk berhujjah dalam dakwahnya.

Meskipun Beliau telah berhasil dalam pendidikan yang tinggi dengan segala
gelar dan titlenya itu, namun adakah yang mengetahui bahwa ternyata
konsep pemahamannya tentang siapa Ahlussunnah Waljamaah adalah keliru
dan tidak sejalan dengan apa yang diungkapkan guru-gurunya di Al-Ahzar.
Hal ini terbukti dari isi ceramah yang diungkapkannya dalam video yang
disebarkan ke Youtube (lihat link videonya).
Dalam video ceramahnya tersebut, Dr. Tgk Ajidar Matsyah, Lc, MA, justru
bertolak belakang dengan pemahaman gurunya dari Al-Azhar bahkan oleh
ulama-ulama sekaliber dunia yang menjadi mayoritas di dunia ini.

Adakah maksud tertentu di balik semua yang diungkapkannya tentang


Ahlussunnah Waljamaah dan definisinya untuk menyiasati pemahaman
akidah Ahlussnnah Waljamaah dari yang sebenarnya sebagaimana hasil
mukhtamar di Chechnya? Wallahu alam.

Namun yang jelas pernyataannya tentang siapa Ahlussunnah Waljamaah


tidak tepat bahkan bertolak belakang dengan pernyataan gurunya atau
ulama yang berasal dari Al-Azhar yakni Grand Syaikh Prof. Dr. Ahmad
Thayyib, seperti pada Mukhtamar Ulama Internasional di Chechnya, Rusia,
Agustus 2016 lalu.
Dan mungkin saja ini adalah sebuah kekhilafan Beliau dalam berhujjah dan
mengkaji dalil-dalil yang tidak memakai rujukannya

Dengan adanya hasil keputusan mukhtamar tersebut, maka dalam hal ini
penting dan haruslah oleh semua umat islam Ahlussunnah Waljamaah dapat
memakainya sebagai rujukan sumber ilmu.
Karena hasil keputusan mukhtamar tersebut merupakan hasil ijma dari para
ahli ilmu (ulama-ulama) mayoritas dari seluruh dunia dan berkompeten
dalam bidangnya. Dan tidak boleh mengambil asal pemahaman-pemahaman
yang hanya berdasarkan buah pikiran sendiri.

Berikut ini sedikit keterangannya dari keputusan mukhtamar ulama


dimaksud :

-
.

Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Al Asya'irah dan Al Maturidiyah dalam


akidah, empat mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam fikih, serta
ahli tasawuf yang murni ilmu dan akhlak para ulama yang meniti jalannya.

-

.

Al-Quran Al-Karim adalah bangunan yang dikelilingi oleh berbagai ilmu yang
membantu untuk menggali makna-maknanya dan mengetahui tujuan-
tujuannya yang mengantarkan manusia kepada marifat kepada Allah Swt,
mengeluarkan ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya, mengejawantahkan
kandungan ayat-ayatnya ke dalam kehidupan, peradaban, sastra, seni,
akhak, kasih sayang, kedamaian, keimanan dan pembangunan.
Serta menyebarkan perdamainan dan keamanan di seluruh dunia sehingga
bangsa-bangsa lain dapat melihat dengan jelas bahwa agama ini adalah
rahmat bagi seluruh semesta alam, serta jaminan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.

" "
.

Muktamar ini merupakan titik balik yang berkah untuk juga meluruskan
penyimpangan akut yang berbahaya yang mendominasi pengertian
Ahlussunnah Wal Jamaah setelah berbagai upaya pencatutan kalangan
ektremis akan istilah ini dan membatasinya hanya pada diri mereka serta
mengafirkan umat Islam lainnya.

Dalam kegiatan itu tidak lupa juga Syaikh Ali Jumuah dalam pembukaan
mukhtamar yang memesan baik kepada umat muslimin maupun non muslim
di seluruh dunia :
Ketahuilah bahwa Al-Azhar adalah pembina Aswaja. Sungguh oknum-
oknum (yang membencinya) telah menyebar kabar keji, dusta dan palsu
bahwa Al-Azhar telah mengalami penetrasi (dan lumpuh). Mereka ingin
membuat umat manusia meragukan Al-Azhar sebagai otoritas yang
terpercaya, hingga mereka tidak mau kembali lagi kepada Al-Azhar sebagai
tempat rujukan dan perlindungan. (yma)

Anda mungkin juga menyukai