PENDAHULUAN
0
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan
agar menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses
pengobatan serta penyembuhan penderita, sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu pelayanan, cakupan dan efisiensi.
b. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk
organisasi, program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas
Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara
efektif dan efisien dalam pelaksanaan PPI
Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit secara
bermakna
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI
BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD KAJEN
1
A. Gambaran Umum
1. RSUD Kajen merupakan rumah sakit tipe C Non Pendidikan milik
Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan menjadi Badan Layanan Umum
Daerah.
2. RSUD Kajen memberikan pelayanan rawat inap dilengkapi dengan kamar
bedah, serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostik, dan layanan
penunjang lainnya.
3. Pelayanan unggulan rumah sakit adalah :
a. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit rawat jalan rehabilitasi pecandu dan
penyalahgunaan narkotika.
b. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu)
2
1. DASAR HUKUM
3
(Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2012 Nomor 1) Kabupaten
Pekalongan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONEK)
4. Pelayanan Rawat Inap
5. Pelayanan Intensif Care Unit
6. Pelayanan Operasi
7. Pelayanan Radiologi
8. Pelayanan Laboratorium
9. Pelayanan Gizi
10. Pelayanan Fisioterapi
11. Pelayanan Hemodialisa
12. Farmasi
13. Pelayanan Loundry
14. Pelayanan Pemulasaran Jenazah
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS
A. Visi
Rumah Sakit Dengan Pelayanan Yang Bermutu dan Berorientasi Pada
Keselamatan Pasien
4
B. Misi
1. Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien;
3. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis kepada
seluruh lapisan masyarakat dengan mengedepankan efisiensi dan efektivitas;
4. Menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga pelayanan
kesehatan, pemerintah, Asuransi, dan masyarakat;
5. Mengembangkan organisasi Rumah Sakit yang sesuai dengan tuntutan
zaman serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas
secara berkelanjutan.
C. Falsafah
Falsafah RSUD Kajen adalah :
1. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah dan semangat kebersamaan;
2.Ramah, kasih sayang, saling menghargai dan keterbukaan; dan
3.Kepuasan dan keselamatan pasien merupakan tujuan utama.
D. Nilai Pelayanan
1. Kerja sama tim
Pelayanan RSUD Kajen merupakan kerja dari suatu sistem yang
multidisiplin, multiprofesi, dan multiteknologi dengan sumber daya manusia
yang banyak sehingga harus dibina kerja timyang utuh dan kompak, dengan
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme.
2. Integritas yang tinggi
Dalam pelayanan pelayanan RSUD Kajen, setiap karyawan dan pimpinan
harus memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi
yang telah ditetapkan serta harus memiliki ketulusan hati, kejujuran,
kepribadian yang teguh, moral mulia, dan menjunjung tinggi etika.
3. Manusiawi
Dalam memberikan pelayanan, semua karyawan bertekad untuk selalu
menghormati pengguna jasa tanpa membedakan karena pertimbangan
apapun, serta dengan ikhlas dan penuh keramahan dalam memahami dan
5
membantu menyelesaikan masalahnya, sesuai dengan visi dan misi RSUD
Kajen.
4. Profesional
Dalam mengemban visi dan misi RSUD Kajen, pelayanan yang
diselenggarakan selalu mengutamakan mutu berdasarkan standar telah
ditetapkan sesuai dengan ilmu dan teknologi mutakhir, yang dilaksanakan
dengan penunh tanggung jawab.
F. Motto
Pelayanan Optimal Adalah Tekad Kami
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS
6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
SUB KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSUD KAJEN PEKALONGAN
TAHUN 2015
7
8
BAB VI
URAIAN TUGAS WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
1. DIREKTUR
Tugas Direktur
Membentuk Komite Mutu, Keselamatan, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi RSUD Kajenkabupaten Pekalongan dengan Surat Keputusan.
Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Sub Komite PPIRS.
Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Sub Komite PPIRS.
Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran dari Sub Komite PPIRS.
Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.
8
Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Sub Komite
Mutu, Keselamatan, pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kajen.
Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans proses.
Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Tugas IPCO :
9
Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.
10
Bersama sub Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
Memonitor kesehatan lingkungan.
Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke sub komite PPI.
Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.
Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung
bertugas :
Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien diunit rawat
inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing.
11
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham.
Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.
BAB VII
12
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB VIII
13
KEGIATAN ORIENTASI
BAB IX
PERTEMUAN RAPAT
14
Jenis Rapat :
1. Rapat rutin IPCN, rapat yang diselenggarakan setiap hari Selasa dan Kamis Rapat
membahas tentang kegiatan kerja pada minggu berjalan dan minggu yang akan
datang.
2. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1
(satu) bulan sekali pada hari Senin minggu ke II setiap bulan. Rapat membahas
mengenai laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada bulan berjalan,
penyiapan laporan bulanan, pembahasan masalah PPI di unit kerja terutama
keperawatan, rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan
dengan PPI di rumah sakit.
3. Rapat rutin Sub Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
dengan unit terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi,
K3, Sanitasi, IPSRS, Pemusaraan Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi
peraturan atau kebijakan PPI terbaru, anggaran tahun depan, kasus-kasus pasien
infeksi, penentuan ruang isolasi/kohort, perlindungan kesehatan karyawan,
program PPI terbaru.
4. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain pelaksanaan
koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan kegiatan PPI.
Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
5. Rapat Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat
diselenggarakan baik secara internal unit maupun mengundang unit lain sesuai
dengan kebutuhan.
BAB X
PELAPORAN
15
A. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi,
luka tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan
(pemasangan infuse, pemasangan kateter, pemasangan ventilator) dari Link di unit
masing ke IPCN. Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN.
C. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Sub Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
meliputi :
1. Laporan pelaksanaan program kerja Sub Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
2. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Laporan penggunaan anggaran
4. Laporan daftar inventaris di Sub Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
5. Laporan tahunan di sampaikan kepada Direktur
16
17