Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional, bermutu sesuai
standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau
infeksi nosokomial yaitu infeksi yang diperoleh di rumah sakit, baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka kejadian infeksi
nosokomial terus meningkat ( Al Varado, 2000 ) mencapai sekitar 9 %
( variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit
seluruh dunia.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta monitoring dan
evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting
karena merupakan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-
akhir ini muncul berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti Methycillin Staphylococcus Aureus (MRSA),
Vancomycin Resistant Enterococci (VRE) dan Multi Resistance Bacteremia
(MRB).
Agar mendapat dukungan dan komitmen dari pimpinan rumah sakit dan
seluruh petugas untuk melakukan langkah-langkah yang sesuai prosedur yang
berlaku dalam pencegahan dan pengendalian infeksi maka disusunlah
Pedoman Organisasi Pencegahan dan Pengendalian RSUD Kajen Kabupaten
Pekalongan

0
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan
agar menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses
pengobatan serta penyembuhan penderita, sehingga rumah sakit dapat
meningkatkan mutu pelayanan, cakupan dan efisiensi.

b. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk
organisasi, program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas
Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara
efektif dan efisien dalam pelaksanaan PPI
Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit secara
bermakna
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI

BAB II
GAMBARAN UMUM RSUD KAJEN

1
A. Gambaran Umum
1. RSUD Kajen merupakan rumah sakit tipe C Non Pendidikan milik
Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan menjadi Badan Layanan Umum
Daerah.
2. RSUD Kajen memberikan pelayanan rawat inap dilengkapi dengan kamar
bedah, serta pelayanan rawat jalan berikut penunjang diagnostik, dan layanan
penunjang lainnya.
3. Pelayanan unggulan rumah sakit adalah :
a. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit rawat jalan rehabilitasi pecandu dan
penyalahgunaan narkotika.
b. RSUD Kajen sebagai Rumah Sakit SPGDT (Sistem Pelayanan Gawat
Darurat Terpadu)

B. Sejarah Singkat RSUD Kajen


Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Kabupaten Pekalongan mulai digagas
pendiriannya oleh Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, yaitu setelah
kepindahan Ibukota Kabupaten Pekalongan yang semula berada di wilayah Kota
Pekalongan kewilayah Kabupaten Pekalongan yaitu di Kajen pada tahun 2000.
Dimana sebagai Ibukota Kabupaten sudah selayaknya Kajen dilengkapi dengan
berbagai sarana dan prasarana, tidak terkecuali rumah sakit.
Dasar pemikiran pembangunan rumah sakit di Kajen karena letak Kota
Kajen berada di tengah wilayah Kabupaten Pekalongan sehingga akses warga
masyarakat Kabupaten Pekalongan terhadap pelayanan kesehatan semakin dekat,
apabila dibandingkan dengan akses ke rumah sakit lainnya yang berada di Kota
Pekalongan. Diharapkan dengan berdirinya RSUD Kajen seluruh warga
masyarakat Kabupaten Pekalongan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang
layak dan terjangkau.
Pembangunan fisik RSUD Kajen dimulai sejak tahun 2003 dan
peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2005 oleh Bupati
Pekalongan Drs. H. Amat Antono bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten
Pekalongan yang ke-383.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 264/Men.Kes./SK/III/2008 RSUD Kajen ditetapkan sebagai Rumah
Sakit kelas C.

2
1. DASAR HUKUM

a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.


b. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
d. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.07.06.III.1626.2007 tentang
Pemberian Ijin Penyelenggaraan RSUD dengan nama Rumah Sakit
Umum Daerah Kajen Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa
Tengah.
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 264/MENKES/SK/III/2008
tentang Penetapan Kelas RSUD Kajen milik Pemerintah Kabupaten
Pekalongan Provinsi Jawa Tengah.
f. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 503/15051/2005 tentang Ijin
sementara Penyelenggaraan Sarana Kesehatan di Kabupaten Pekalongan.
g. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 3 Tahun 2005 tentang Lembaga
Rumah Sakit Umum Daerah Kajen Persiapan Kabupaten Pekalongan.
h. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 8 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kajen Persiapan Kabupaten Pekalongan.
i. Peraturan Bupati Pekalongan Nomor 9 tahun 2005, tanggal 22 Juli 2005
tentang Operasionalisasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kajen
Persiapan Kabupaten Pekalongan
j. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/sk/III 2008
tentang Penetapan Kelas C Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
Kabupaten Pekalongan.
k. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 373 Tahun 2012 tetang
Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Umum Daerah Kajen
Kabupaten Pekalongan.
l. Keputusan Bupati Pekalongan Nomor 504/404 Tahun 2012 tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kajen menjadi Badan Layanan
Umum Daerah.

C. Jenis-Jenis Pelayanan dI RSUD Kajen


Jenis-jenis pelayanan kesehatan di RSUD Kajen berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah

3
(Lembaran Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2012 Nomor 1) Kabupaten
Pekalongan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan Rawat Jalan
2. Pelayanan Gawat Darurat
3. Pelayanan Obstetri Neonatal Komprehensif (PONEK)
4. Pelayanan Rawat Inap
5. Pelayanan Intensif Care Unit
6. Pelayanan Operasi
7. Pelayanan Radiologi
8. Pelayanan Laboratorium
9. Pelayanan Gizi
10. Pelayanan Fisioterapi
11. Pelayanan Hemodialisa
12. Farmasi
13. Pelayanan Loundry
14. Pelayanan Pemulasaran Jenazah

Poliklinik Pelayanan Rawat Jalan


1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Spesialis Kandungan
3. Poliklinik Spesialis Bedah
4. Poliklinik Spesialis Bedah Urologi
5. Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
6. Poliklinik Spesialis Anak
7. Poliklinik Gigi
8. Poliklinik Spesialis Syaraf
9. Poliklinik Spesialis THT
10. Poliklinik Spesialis Mata

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS

A. Visi
Rumah Sakit Dengan Pelayanan Yang Bermutu dan Berorientasi Pada
Keselamatan Pasien

4
B. Misi
1. Menyiapkan SDM pelayanan yang terlatih sesuai dengan profesinya;
2. Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan yang
bermutu dan berorientasi pada keselamatan pasien;
3. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan medis kepada
seluruh lapisan masyarakat dengan mengedepankan efisiensi dan efektivitas;
4. Menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan, lembaga pelayanan
kesehatan, pemerintah, Asuransi, dan masyarakat;
5. Mengembangkan organisasi Rumah Sakit yang sesuai dengan tuntutan
zaman serta meningkatkan manajemen yang transparan dan berkualitas
secara berkelanjutan.

C. Falsafah
Falsafah RSUD Kajen adalah :
1. Bekerja dengan ikhlas, menjaga amanah dan semangat kebersamaan;
2.Ramah, kasih sayang, saling menghargai dan keterbukaan; dan
3.Kepuasan dan keselamatan pasien merupakan tujuan utama.

D. Nilai Pelayanan
1. Kerja sama tim
Pelayanan RSUD Kajen merupakan kerja dari suatu sistem yang
multidisiplin, multiprofesi, dan multiteknologi dengan sumber daya manusia
yang banyak sehingga harus dibina kerja timyang utuh dan kompak, dengan
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergisme.
2. Integritas yang tinggi
Dalam pelayanan pelayanan RSUD Kajen, setiap karyawan dan pimpinan
harus memiliki komitmen yang tinggi dalam upaya mencapai visi dan misi
yang telah ditetapkan serta harus memiliki ketulusan hati, kejujuran,
kepribadian yang teguh, moral mulia, dan menjunjung tinggi etika.
3. Manusiawi
Dalam memberikan pelayanan, semua karyawan bertekad untuk selalu
menghormati pengguna jasa tanpa membedakan karena pertimbangan
apapun, serta dengan ikhlas dan penuh keramahan dalam memahami dan

5
membantu menyelesaikan masalahnya, sesuai dengan visi dan misi RSUD
Kajen.
4. Profesional
Dalam mengemban visi dan misi RSUD Kajen, pelayanan yang
diselenggarakan selalu mengutamakan mutu berdasarkan standar telah
ditetapkan sesuai dengan ilmu dan teknologi mutakhir, yang dilaksanakan
dengan penunh tanggung jawab.

E. Tujuan RSUD Kajen


Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.

F. Motto
Pelayanan Optimal Adalah Tekad Kami

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS

6
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
SUB KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSUD KAJEN PEKALONGAN
TAHUN 2015

7
8
BAB VI
URAIAN TUGAS WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. DIREKTUR
Tugas Direktur
Membentuk Komite Mutu, Keselamatan, Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi RSUD Kajenkabupaten Pekalongan dengan Surat Keputusan.
Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial berdasarkan saran dari Sub Komite PPIRS.
Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan di rumah sakit berdasarkan saran dari Sub Komite PPIRS.
Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran dari Sub Komite PPIRS.
Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk PPIRS.

2. KETUA SUB KOMITE PPI


Tugas dan Tanggung Jawab Sub Komite PPI :
Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
Membuat SPO PPI.
Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi nosokomial.
Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.

8
Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Sub Komite
Mutu, Keselamatan, pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD Kajen.
Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi antibiotika.
Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi.
Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans proses.
Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3. IPCO / Infection Prevention and Control Officer


Kriteria IPCO :
o Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
o Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
o Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCO :

9
Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveilans.
Mengidentifikasi dan melaporkan kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
Bekerjasama dengan Perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan dan
pengendalian infeksi.

4. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)


Kriteria IPCN :
Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan atau setara.
Memiliki kemampuan leadership, inovatif dan convident.
Bekerja purna waktu.

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN :


Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Memonitor pelaksanaaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Sub Komite PPI.
Bersama Sub Komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Melakukan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama Sub Komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.

10
Bersama sub Komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberi konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
Audit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dan lain-lain dengan mengunakan daftar tilik.
Memonitor kesehatan lingkungan.
Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke sub komite PPI.
Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPIRS.
Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan keluarga
tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat, infeksi dengan
insiden tinggi.
Sebagai koordinator antara departemen / unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi di rumah sakit.

5. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)


Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.

Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung
bertugas :
Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien diunit rawat
inap masing-masing, kemudian menyerahkan-nya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing.

11
Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien.
Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham.
Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.

Susunan AnggotaSub Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Ketua 1 : dr.M.R.Ratri Titisari S,Sp.PK
Sekretaris : Yuswirohminingsih,AMPK
Anggota :
IPCO : dr.Nur Kholisoh
IPCN:
1. Nurdin,S.Kep.Ners
2. Ria HastutiAmd.Keb
IPCLN : KepalaRuang Rawat Inap dan Perawat Poli
Dokter Wakil dari SMF
Seluruh Ka Ruang Instalasi yang ada di RS

BAB VII

12
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

8.1 Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

Jabatan Spesifikasi Pendidikan Jumlah

Ketua Sub Komite PPI Dokter Spesialis 1 Orang

IPCO Dokter Umum 1 Orang

IPCN Minimal Diploma III 2 Orang

IPCLN Minimal Diploma III 23 Orang

BAB VIII

13
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi Karyawan Baru


Orientasi PPI Karyawan Baru dan mahasiswa kesehatan dilaksanakan selama 1
dijadwalkan sebagai berikut :
NO Materi Kegiatan Lama Orientasi Pembimbing
1 Struktur Organisasi KPPI Bimbingan 1 hari IPCN
Uraian jabatan dan

Pengenalan personil Tinjauan Lapangan

2 Program PPI Bimbingan, Praktik IPCN


Kebersihan Tangan Kebersihan Tangan
Pemakaian APD
Pengelolaan Limbah
Penanganan luka tusuk jarum
Penyuntikan yang aman
Pengelolaan linen

BAB IX
PERTEMUAN RAPAT

14
Jenis Rapat :
1. Rapat rutin IPCN, rapat yang diselenggarakan setiap hari Selasa dan Kamis Rapat
membahas tentang kegiatan kerja pada minggu berjalan dan minggu yang akan
datang.
2. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1
(satu) bulan sekali pada hari Senin minggu ke II setiap bulan. Rapat membahas
mengenai laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada bulan berjalan,
penyiapan laporan bulanan, pembahasan masalah PPI di unit kerja terutama
keperawatan, rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan
dengan PPI di rumah sakit.
3. Rapat rutin Sub Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
dengan unit terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi,
K3, Sanitasi, IPSRS, Pemusaraan Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi
peraturan atau kebijakan PPI terbaru, anggaran tahun depan, kasus-kasus pasien
infeksi, penentuan ruang isolasi/kohort, perlindungan kesehatan karyawan,
program PPI terbaru.
4. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain pelaksanaan
koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan kegiatan PPI.
Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
5. Rapat Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat
diselenggarakan baik secara internal unit maupun mengundang unit lain sesuai
dengan kebutuhan.

BAB X
PELAPORAN

15
A. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi,
luka tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan
(pemasangan infuse, pemasangan kateter, pemasangan ventilator) dari Link di unit
masing ke IPCN. Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN.

B. Laporan Tri Bulanan


Laporan yang disusun setiap 3 (tiga) bulan yang merupakan rekapitulasi
laporan bulanan berisi surveilens angka kejadian infeksi, luka tusuk jarum bila ada
dimasing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan, hasil pemantauan
pemakaian APD, pemantauan kebersihan tangan, orientasi karyawan atau
mahasiswa serta laporan keuangan (pemakaian desinfektan, pemakaian tissue,
dan pemakaian safety box).
Laporan tribulanan diserahkan kepada Direktur dengan tembusan ke PMKP.

C. Laporan Tahunan
Laporan Tahunan yang disusun oleh Sub Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
meliputi :
1. Laporan pelaksanaan program kerja Sub Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi
2. Laporan sasaran mutu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
3. Laporan penggunaan anggaran
4. Laporan daftar inventaris di Sub Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi
5. Laporan tahunan di sampaikan kepada Direktur

DIREKTUR RSUD KAJEN


KABUPATEN PEKALONGAN

dr. DWI ARIE GUNAWAN, Sp.B


Penata TK. I
NIP : 19700429 199903 1 002

16
17

Anda mungkin juga menyukai