Bukti jelas untuk mereka yang memiliki pemantauan diri tinggi adalah mereka lebih
memperhatikan perilaku dan individu lain dan dibandingkan dengan memperhatikan perilaku pribadi
mereka. Dalam masyarakat organisasi ketua , manajer , kepala dengan tingkat pemantauan yang tinggi
lebih terbukti unggul dan kompeten dalam menduduki jabatan inti organisasi. Karena mereka memiliki
dua peran kontradiktif , sesuai siapa yang mereka hadapi. Mereka paham siapa yang akan menonton dan
menunjukan wajah untuk penonton yang berbeda.
Kepribadian Proaktif, mereka dengan perilaku ini cenderung mengidentifikasi peluang. Kemungkinan
tulus dari hati atau untuk kebutuhan aktualisasi diri. Karena perilaku ini membutuhkan proses yang
cukup panjang , mulai dari memahami lingkungan atau keadaan sekitar , menunjukan inisiatif ,
mengambil tindakan , dan bertahan hingga perubahan terjadi. Kepribadian proaktif bisa jadi penting bagi
tim kerja , karena saat mereka memilik posisi sebagai pemimpin mereka memposisikan diri sebagai yang
paling aktif yaitu pencetus dari segala ide untuk perkembangan tim , organisasi , badan yang dipimpin dan
lebih mengutamakan pengalaman untuk mencapaip puncak karier.
Dalam perilaku terhadap lingkungan hereditas lebih diutamakan daripada lingkungan yang
mengembangkan kita. Bebarapa studi menunjukan sifat Lima Besar cenderung muncul pada permukaan
karena adanya perbedaan penekanan dimensi-dimensi apakah model tersebut merupakan negara
individualitas, dimana masyarakatnya lebih memilih untuk bertindak sebagai individu daripada anggota
komunitas.
Tidak ada tipe kepribadian umum untuk suatu negara tertentu, menemukan pengambil resiko yang tinggi
dan rendah hampir setiap kultur. Namun, kultur suatu negara mempengaruhi karakteristik kepribadian
yang dominan dari populasinya. terbukti bahwa kultur-kultur berbeda berdasarkan hubungan individu
dengan lingkungan mereka. dalam beberapa kultur orang-orang yakin bahwa mereka bisa mendominasi
lingkungan mereka sedangkan dinegara lain yakin bahwa kehidupan pada dasarnya telah ditentukan
sebelumnya oleh kekuatan yang lain.
Dibutuhkan Dibutuhkan Pekerjaan Dibutuhkan Berhadapan Tekanan Waktu
orientasi detail keahlian sosial kompetitif innovasi dengan orang
marah
NILAI
Nilai (Value) mengandung elemen penilaian karena mengandung ide-ide seorang individu mengenaio apa
yang benar , baik , atau diinginkan . cara pelaksanaanya atau keadaan akhir tertentu lebih disukai secara
pribadi atau sosial. Atribut intensitas menspesifikasikan seberapa pentingnya hasil akhir dibalik suatu
tindakan atau proses. Nilai cenderung relative dan bertahan. Banyak nilai yang selama kita pegang adalah
bentuk manifestasi ajaran sejak kecil, sehingga sudah menjadi karakteristik untuk kita lakukan
kelangsungannya nilai dapat saja berubah jika kita meragukannya , tetapi umumnya , nilai nilai itu
tertanam kuat.
PENTINGNYA NILAI
Nilai memberikan fondasi yang kuat bagi pemahaman kita pemahama kita mengenai sikap dan motivasi
orang-orang serta pengaruh persepsi kita. kita ibaratkan organisasi atau badan yang sebelumnya anggota
dan karyawannnya ditanmakan mengenai ide-ide dalam nilai. Nilai secara perlahan mengilangkan
objektivitas dan rasionalitas. Mereka mempengaruhi sikap dan perilaku. Dalam implementasi misalkan ,
nilai senioritas bukan nilai pekerja. Hal itu dikatakan salah , karena nilai gaji berdasarkan kerja bukan gaji
berdasarkan senioritas.
Jenis-jenis Nilai
Nilai terminal (terminal value) , merujuk pada hasil akhir yang diinginkan. Nilai ini dimilik oleh sesorang
yang punya tujuan akhir. Nilai Instrumental , merujuk pada mode perilaku yang lebih disukai , atau alat
untuk mencapai nilai terminal. Maksud dari nilai instrumental adalah dia atau seseorang yang hidupnya
lebih tertata dan memilki orientasi sasaran. Namun pada hakekatnya kedua jenis nilai ini haruslah
seimbang , karena semua untuk mencapai kesuksesan dan semua memilik ragam nilai per individu.
Dalam penelitian , ilmuan menangkap nilai-nilai unik dari kelompok atau generasi berbeda dalam
angkatan kerja suatu negara maju. Membuat segmentasi pekerja berdasarkan era mereka memasuki
angkatan kerja. Oleh karena kebanyakan orang mulai bekerja diantara umur 18 dan 23 , era-era itu sangat
berkorelasi dengan umur pekerja mereka. Mereka memasuki angkatan kerja pertengahan 1960an sampai
1980an. Mereka melihat organisasi yang memperkerjakan mereka hanya sebagai kendaraan bagi
kariernya. Nilai terminal seperti rasa pencapaian dan pengakuan sosial tinggi kedudukannya bagi mereka.