Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu karya sastra biasanya mencakup syiir, Natsr dan yang
lainnya. Dalam mata kuliah Dirosah Syiriyah klasik ini kita akan
mempelajari syiir-syiir atau puisi-puisi klasik. Salah satunya adalah puisi
Thorofah Ibnu Abd.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam
susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang diubah dalam wujud yang paling berkesan.
Disamping itu juga terdapat imajinasi yang sangat mendukung terhadap
adanya puisi karena dengan berimajinasi seseorang dapat merangkai puisi
dengan sempurna.
Selain itu karya sastra pasti terdapat unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik
yang mempengaruhinya. Maka dari itu disini kami akan membahas pengaruh
unsur ekstrinsik terhadap Khoyyal (imajinasi) dalam puisi Thorofah Ibnu
Abd.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman paradigma dalam puisi Tharafah Ibnu Abd?
2. Bagaimana imajinasi dalam puisi Thorofah
3. Bagaiman pengaruh unsur ekstrinsik terhadap imajinasi dalam
puisi tharafah ibnu Abd?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui paradigma dalam pisi Tharafah
2. Untuk mengetahui imajinasi puisi Thorofah
3. Untuk mengetahui pengaruh unsur ekstrinsik terhadap imajinasi
dalam puisi Tharafah Ibnu Abd

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian puisi
Puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur dan
sarana-sarana kepuitisannya. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang

1
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam
susunan yang berirama.1
Sebagai salah satu genre sastra, puisi selain mengandung nilai-nilai
kehidupan, sosial psikologis, juga mengandung nilai kesejarahan. Oleh sebab
itu, seringkali pembaca dapat menemukan unsur-unsur historis atau juga
unsur pembangun puisi tersebut diluar unsur instrinsik yang kita ketahui
selama ini.
B. Unsur ekstrinsik puisi
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra dari luar
sastra itu sendiri. Suatu hal yang wajib jika dalam karya sastra terdapat unsur-
unsur ekstrinsik yang turut mewarnai karya sastra . Hal tersebut disebabkan
unsur-unsur ekstrinsik itulah yang menyebabkan karya sastra tidak mungkin
terhindar dari amanat, tendensi, unsur mendidik, dan fatwa tentang makna
kearifan hidup yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Unsur ekstrinsik dalam puisi adalah latar belakang pengarang/ penyair itu
sendiri yang meliputi biografi pengarang, nilai sosial, politik, ekonomi, adat
istiadat, budaya dan situasi kemasyarakatan saat puisi tersebut dibuat
C. Pengertian imajinasi
Imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, dan juga lamunan. Secara
umum yang dimaksud istilah imajinasi adalah daya untuk membentuk
gambaran atau konsep-konsep mental yang secara langsung tidak didapatkan
dari sensasi (pengindraan).
Imajinasi adalah kemampuan menciptakan citra dalam angan-angan atau
pikiran tentang sesuatu yang tidak diserap oleh panca indra, atau yang belum
pernah dialami dalam kenyataan.2
Imajinasi merupakan unsur yang amat penting dalam karya sastra, karena
dapat membantu manusia (sastrawan) untuk merekam peristiwa yang lalu dan
yang akan datang. Imajinasi tidaklah sama dengan realitas yang ada,
walaupun ia tetap berpangkal pada kenyataan dan pengalaman. Oleh karena
itu sastra tidak terikat dengan kenyataan, kebenaran dan kedustaan.

1 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian puisi:Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan
Semiotik, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995), hal 3-7

2 Panuti Sudjiman, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Universitas Indonesia Pers, 1990), hal.36

2
Hidup memang digerakkan dengan imajinasi, dibentuk dengan imajinasi,
bahkan dirayakan dengan imajinasi.3 Melalui imajinasi manusia dapat
memahami dan membentuk dirinya, sesamanya, dan seluruh kehidupan ini,
akan tetapi melalui imajinasi juga manusia menghancurkan diri, membunuh
manusia lainnya dan merusak bumi. Melalui imajinasi manusia melihat apa
yang tidak terlihat, dan kehidupan menemukan kiblat. Karena imajinasi
manusia marah, menangis, tertawa dan bahagia.
Dalam karya sastra, ciri-ciri imajinasi lebih khas dan lebih dominan
dibandingkan dengan kreatifitas. Imajinasi mengimplikasikan kreatifitas,
demikian juga sbaliknya. Perbedaanya, sebagai daya bayang, imaijnasi
seolah-olah memiliki kekuatan yang lebih luas dan tidak terbatas. Kreatifitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan kreatifitas
merupakan hasil dari imajinasi. Imajinasi adalah cakrawala pada saat
kekuatan-kekuatan yang berkaitan dengan proses kreatif dipertaruhkan.
Dalam sastra arab imajinasi tampak pada ungkapan yang berbentuk
tasybih, majaz, istiarah, kinayah, husn al talil, mubalaghah dan sebagainya.
Dengan adanya semua ini dapat meningkatkan kreatifitas daya imajinasi,
dengan demikian apabila daya imajinasi dapat di optimalkan maka ia akan
berfungsi sebagai media untuk mempengaruhi dan membangkitkan perasaan
sang sastrawan. Pada akhirnya imajinasi mampu memberikan estetika lebih
dalam sebuah karya sastra yang tertuang ke bentuk bahasa.
D. Biografi Thorofah Ibnu Abd
Nama lengkapnya Thorofah ibnu Abd bin Sufyan bin Said bin Malik
bin Dhobiah bin Qois bin Tsalabah bin Akabah bin Shoib bin Ali bin Bakr
bin Wail.4 Beliau adalah salah seorang tokoh terkemuka pada zaman
jahiliyah, dan berumur pendek. Ia juga seorang penyair yang memiliki puisi-
puisi panjang dan indah, dan yang paling bagus dalam melukiskan unta
dalam puisinya. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, kemudian
dia diasuh oleh para pamannya. Ia cenderung melakukan hal-hal yang buruk,

3 Tedjoworo, Imaji dan Imajinasi, (Yogyakarta: Kanisius, 2001),hal.9

4 Mahdi Muhammad Nasiruddin, Diwan Thorofah Ibnu Abd, (Birut Libanon: Darul Kutub Al
Ilmiyah,1987), hal.3

3
hidup berfoya-foya, dan suka mengambil hak milik orang lain, sehinggga
keluarga dan kaumnya mencercanya, bahkan Amru bin Hindun salah seorang
raja Arab yang memimpin kerajaan Hirah ikut mencercanya, meskipun ia
mencari kebajikan dari pemberian raja tersebut.
Sampailah berita pada Amru bin Hindun tentang cercaan Thorofah
kepadanya, maka Amru bin Hindun pun membencinya. Ketika Thorofah
datang kepadanya bersama pamannya Al Multamis untuk meminta hadiah
sementara Amru bin Hindun telah mendapat kabar tentang Al Multamis
seperti kabar tentang Thorofah.
Akan tetapi, agar kebencian Amru bin Hindun tetap memperlihatkan
sikap ceria dan kesukaan mereka keduanya. Untuk menenangkan mereka
berdua dan memerintahkan kepada masing-masing mereka diberi hadiah.
Sang raja untuk masing-masing mereka yang ditujukan kepada gubernur
Bahrain untuk melaksanakan isi surat itu. Ketika keduanya dalam perjalanan
menuju Bahrain, Al Multamis merasa curiga dengan surat itu lalu ia
menghentikan perjalanannya dan meminta salah seorang budak untuk
membacakan isi surat itu.
Namun Thorofah tidak mau berhenti, ia terus melanjutkan perjalanannya,
setelah dibuka ternyata isi surat itu adalah perintah gubernur Bahrain untuk
membunuh mereka berdua. Al Multamis melemparkan surat itu dan
bermaksud menyusul Thorofah, tetapi tidak dapat tersusul, lalu ia melarikan
diri dan meminta perlindungan kepada raja Ghossan. Sementara itu Thorofah
terus melanjutkan perjalanannya untuk menjumpai gubernur Baharain.
Disanalah ia terbunuh dalam usia 25 tahun.
E. Puisi Thorofah Ibnu Abd
Thorofah menciptakan puisi sejak ia masih kanak-kanak dan dia muncul
dalam bidang itu sehingga dalam usia belum mencapai 20 tahun ia sudah
terhitung sebagai tokoh penyair terkemuka. Puisi panjangnya yang
melukiskan unta uang terdiri dari 35 bait, merupakan puisi yang belum
pernah ada seorang penyairpun yang menciptakan puisi seperti itu
sebelumnya. Muallaqat-nya termasuk muallaqot yang paling indah, paling
banyak memuat kata-kata unik, sarat dengan makna, dan tepat dalam
penempatan kata (diksi). Diriwayatkan pula selain muallaqot, puisinya ada

4
berbentuk lain, tetapi sangat sedikit jika dibandingkan dengan popularitasnya.
Kiranya hal ini menunjukkan kepada kenyataan bahwa perawi itu tidak
mengetahui lebih banyak mengenai puisinya atau dengan kata lain mereka
(para perawi) kehilangan jejak dari kebanyakan puisi thorofah.
Tharafah bagus sekali dalam memaparkan washf dalam puisinya, dengan
singkat dan menjelaskan hakikat dengan tujuan yang melampaui batas, terkait
dalam sebagian susunan kata dan lepas bebas dalam penjelasan kata dan
makna yang tersembunyi. Demikian pula puisi hijanya (cercaan) nadanya
keras sekali.Contoh puisi Tharafah adalah sebagai berikut:
Puisi Muallaqot
#
Untuk mengenang khaulah ada reruntuhan ditanah berbatuan tsahmada
yang menyembul bagai kulit mengeras di permukaan telapak tangan

Puisi thorofah yang paling indah


#
Aku melihat sang maut memilih orang mulia sejati, juga memilih orang
mulia karena harta yang dia dapatkan melalui perbuatan yang jahat dan
kejam
#
Aku lihat kehidupan adalah ibarat harta simpanan yang terus berkurang,
sedangkan hari-hari ini selalu berkurang dan masapun berlalu
#
Demi tuhan pemberi usiamu, sungguh sang maut itu tidak menerkam
pemuda. Sungguh dia bagaikan tali pengikat binatang yang salah satu
ujungnya digenggam tangan
#
Disuatu hari, kapan saja dia mau, dia akan menyeretmu, barang siapa
dalam ikatan kematian, dia pasti akan mati

Bait puisi yang tersebar luas di tengah-tengah masyarakat

5
Orang yang mendholimi kerabat dekat lebih jahat daripada tusukan panah
beracun

Kulihat sang maut merenggut jiwa-jiwa dan esok hari tidak kulihat
sebagai saat yang jauh, betapa dekatnya hari ini dari hari esok

Hari-hari akan memperlihatkan kepadamu apa yang dulu kau tidak


ketahui, akan datang kepadamu dengan membawa berbagi berita

Kadang kala persoalan kecil tumbuh menjadi besar, hingga karenanya


darahpun terus mengucur

F. Imajinasi dalam puisi Tharafah ibnu Abd


Imajinasi dalam puisi Muallaqot Thorofah
Dalam puisi muallaqatnya, Tharafah menggambarkan bahwa ada
reruntuhan ditanah berbatuan tsahmada yang menyembul dan
reruntuhan itu dikhayalkan seperti kulit yang mengeras di permukaan
telapak tangan. Penggambaran tersebut digunakan oleh Thorofah untuk
mengenang Khaulah.
Imajinasi dalam puisi Tharafah yang paling indah
Pada bait-bait puisinya ini tharafah menjelaskan bahwa kematian
itu akan mendatangi siapapun, tiada terkecuali, dan dia pasti akan
datang kapanpun dan dimanapun dia mau.
Dalam puisinya ini pertama, tharafah mengimajinasikan kalau
kehidupan itu seperti harta simpanan yang lama kelamaan pasti akan
berkurang. Begitu juga dengan usia manusia, semakin hari semakin
berkurang hingga sampailah ajal menjemputnya. Kedua, Tharafah
mengimajinasikan bahwa kematian itu mempunyai tali pengikat, yang

6
salah satu ujungnya itu dipegang oleh tangan, tali itu dibentangkan dan
diseret, siapapun yang terkena tali itu maka ia akan musnah.
Imajinasi dalam puisi Thorofah yang tersebar luas dikalangan
masyarakat
Dalam bait-bait puisinya yang terkenal dikalangan masyarakat,
Tharafah menggambarkan bahwa orang yang mendholimi kerabat
dekatnya adalah orang yang amat jahat, kejahatan orang tersebut di
khayalkan seperti anak panah beracun yang menusuk seseorang.
Kemudian, ia juga berkhayal bahwa ia melihat sang maut yang
merenggut jiwa manusia, padahal maut adalah hal yang abstrak, tidak
bisa dilihat, dia melihat hari ini dengan hari esok itu sangatlah dekat,
jadi bersiap-siaplah untuk menghadapi kematian.
G. Pengaruh unsur ekstrinsik dalam imajinasi puisi Tharafah Ibnu Abd
Berdasarkan biografi Tharafah, ia merupakan seorang penyair jahiliyah,
maka Imajinasi yang terdapat dalam puisi-puisinya dibangun berdasarkan
realitas kehidupan dikalangan masyarakat jahiliyah.
Pada salah satu bait puisinya ada yang menjelaskan tentang orang yang
mendholimi kerabat dekatnya, bait tersebut menggambarkan tentang realita
kehidupan orang jahili pada waktu itu.
Ada juga dalam puisi fakhrnya, dalam puisi tersebut Tharafah
menceritakan keadaan masyarakatnya ketika dilanda paceklik, dikala paceklik
mereka di undang ke perjamuan untuk makan bersama-sama. Kebanyakan
dari mereka menggunakan akal, sehingga ketika menghadapi bencana mereka
tidak terguncang.

7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Puisi Tharafah menggambarkan tentang kehidupan dan kematian,
paradigmanya adalah washful maut. Dalam puisinya, Tharafah
mengimajinasikan bahwa kematian itu mempunyai tali pengikat yang bisa
menyeret siapapun, kapanpun dan dimanapun manusia berada, barang siapa
yang berada dalam ikatan tersebut pasti akan musnah, mereka pasti akan
terjerat kematian. Tharafah juga mengimajinasikan kalau kehidupan itu
bagaikan harta simpanan yang semakin lama semakin berkurang
Unsur ekstrinsik yang mempengaruhi imajinasi puisi Thorofah adalah
realita sosial masyarakat jahiliyyah pada masa itu.
B. Saran
Untuk memahami pengaruh unsur ekstrinsik terhadap suatu karya sastra
kita harus lebih dahulu mempelajari tentang maksud dari unsur ekstrinsik
tersebut dan meliputi apa saja yang termasuk unsur ekstrinsik karya sastra.

DAFTAR PUSTAKA

8
Nasiruddin, Mahdi Muhammad. 1987. Diwan Thorofah Ibnu Abd. Bairut
Libanon: Darul Kutub Al Ilmiyah.

Pradopo, Rahmat Djoko. 1995. Pengkajian Puisi: Analisiss Strata Norma dan
Analisis Struktural Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudjiman, Panuti. 1990. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Universitas Indonesia
Pers.
Tedjoworo. 2001. Imaji dan Imajinasi.Yogyakarta: Kanisius.

http://abdurrasyid.wordpress.com/2009/07/27/puisi-pengertian-dan-unsur-
unsurnya/

http://destiarya.blogspot.co.id/2011/05/biografi-sastrawan-arab-jahiliyah.html

Anda mungkin juga menyukai