Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI KULIAH

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN


SISTEM AKUNTANSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Disusun Oleh:
Whibei Paradise Suwardi
NIM F1315145

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017
A. Definisi
1. Akuntansi
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas
hasilnya serta penyajian laporan.
2. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. SAP digunakan oleh pemerintah
sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan.
3. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah penerapan-penerapan oleh entitas pelaporan
yang diatur oleh Standar Akuntansi yang meliputi pengakuan, pengukuran,
dan penyajian. Kebijakan akuntansi merupakan pilihan-pilihan sistem dan
prosedur yang dapat menghasilkan keluaran menurut Standar Akuntansi.
4. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP)
SAPP adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah daearah. Sistem Akuntansi
Pemerintah Pusat (SAPP) diatur dengan PMK No. 233/PMK.05/2011 ttg
Perubahan atas PMK No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
5. Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah (SAPD)
SAPD adalah serangkaian prosedur manual maupun terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah daerah. Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah (SAPD) diatur dengan peraturan
gubernur/bupati/walikota yang mengacu pada peraturan daerah tentang
pengelolaan keuangan daerah yang berpedoman pada Peraturan
Pemerintah.

B. Hubungan Standar Dengan Sistem


Standar menjadi acuan dalam penyusunan Sistem. Keluaran Sistem harus
sesuai dengan ketentuan dalam Standar. SAP mengatur mengenai keluaran
yang diharapkan, sedang Sistem merupakan gabungan dari langkah-langkah
untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan Standar.

C. Gambaran Umum PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan
1. Definisi SAP
SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Menurut UU 17/2003 pasal 32,
SAP disusun oleh suatu komite standar akuntansi pemerintahan yang
independen. KSAP dibentuk dengan Keputusan Presiden (UU17/2003 pasal
57). Sesuai UU tersebut diterbitkan Keppres 84/2004 tentang Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana telah dua kali diubah dengan
Keppres 02/2005 dan Keppres 03/2009.
KSAP terdiri dari Komite Konsultatif (6 orang, ex officio) dan Komite Kerja (9
orang), serta dibantu oleh Kelompok Kerja dan Sekretariat. KSAP
bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Keuangan.
Lampiran I PP 71 tahun 2010 memuat SAP Berbasis Akrual dan berlaku
sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas.
Lampiran I PP ini berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 12
PSAP yang berlaku sepenuhnya paling lambat TA 2015. Sedangkan
Lampiran II PP 71 tahun 2010 memuat SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
yang berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk
menerapkan SAP Berbasis Akrual. Lampiran II PP ini berisi Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 11 PSAP yang sudah tidak berlaku
mulai TA 2015.
2. Dasar Hukum Basis Akrual
Psl 1 UU17/2003: Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah
pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
Psl 36 ayat (1) UU 17/2003: Ketentuan mengenai pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
Psl 70 ayat (2) UU 1/2004: Ketentuan mengenai pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan
selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
3. Konsepsi Basis Akrual
Basis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi atau
peristiwa akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan
pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas
diterima atau dibayarkan. Pendapatan diakui pada saat hak telah diperoleh
(earned) dan beban (belanja) diakui pada saat kewajiban timbul atau sumber
daya dikonsumsi.
4. Manfaat Basis Akrual
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban
pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa
layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan
5. Penyusunan Sap Akrual
SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam PP 24/2005
dengan mengacu pada International Public Sector Accounting Standards
(IPSAS) dan memperhatikan peraturan perundangan serta kondisi
Indonesia. Penyusunan SAP ini memiliki pertimbangan, yaitu:
SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005 berbasis Kas Menuju Akrual
sebagian besar telah mengacu pada praktik akuntansi berbasis akrual,
Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP 24/2005 dapat
melihat kesinambungannya.
6. Struktur Sap Berbasis Akrual (Lamp 1 Pp 71/2010)
a. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
b. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP):
c. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;
d. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;
e. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;
f. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;
g. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;
h. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;
i. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;
j. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;
k. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;
l. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Operasi yang tidak
Dilanjutkan;
m. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;
n. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.
7. Komponen Laporan Keuangan
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
c. Neraca
d. Laporan Arus Kas
e. Laporan Operasional
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan atas Laporan Keuangan
8. Konsepsi Basis Akrual Dan Keterkaitan Antar Laporan
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
D. Gambaran Umum Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan (PMK
238/PMK.05/2011)
1. Hubungan Standar dan Sistem Akuntansi
Standar Akuntansi

Lap. Keuangan
Transaksi Proses Akuntansi Relevan
- LRA
- Keuangan - Analisa Transaksi Andal
- Neraca
- Kekayaan - Jurnal / Entries Dpt dibandingkan
- LAK
- Kewajiban - Posting Dpt dipahami
- CaLK

Formulasi Bagan Hardware Personil


Pengaturan
Prosedur Akun Dan Terampi
Kelembagaan
Transaksi Standar Software l

25

2. Penerapan SAP pada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah


a. Dasar Hukum APBN
UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
PMK No. 73 Tahun 2008
Perdirjen Perbendaharaan No. 3 Tahun 2014
b. Akuntansi Keuangan (Pasal 51 UU Nomor 1 Tahun 2004)
Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku
Bendahara Umum Negara/Daerah menyelenggarakan akuntansi atas
transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pembiayaan dan perhitungannya.
Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah selaku
Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi
keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi
pendapatan dan belanja, yang berada dalam tanggung jawabnya.
Akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) digunakan
untuk menyusun laporan keuangan Pemerintah Pusat/Daerah sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan.
c. Penatausahaan Dokumen (Pasal 52 UU Nomor 1 Tahun 2004)
Setiap orang dan/atau badan yang menguasai dokumen yang berkaitan
dengan perbendaharaan negara wajib menatausahakan dan
memelihara dokumen tersebut dengan baik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Infrastruktur Penatausahaan
Peraturan Daerah tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan
daerah
Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan
keuangan Daerah
Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi
e. Wewenang Pelaksanaan dan Penatausahaan
No Uraian Keterangan
1. Memberi persetujuan pengesahan DPA- SEKDA
SKPD
2. Mengesahkan DPA-SKPD & Anggaran PPKD
Kas
3. Menerbitkan SPD PPKD selaku BUD
4. Menerima & menyetor penerimaan Bendahara
SKPD Penerimaan
5. Penyiapan dokumen SPP-LS PPTK
6. Pengajuan SPP-UP/GU/TU/LS (sistem Bendahara
UYHD) Pengeluaran
7. Menerbitkan SPM-UP/GU/TU & SPM-LS Kepala SKPD
8. Menerbitkan SP2D Kuasa BUD
9. Pertanggungjawaban Dana (SPJ) Kepala SKPD
f. Jenis SPP
No Uraian Keterangan
1. SPP-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-
tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun.
2. SPP-GU yang dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang sudah terpakai. Diajukan ketika
Uang Persediaan (UP) habis
3. SPP-TU yang dipergunakan hanya untuk memintakan
tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang
sedemikian rupa sehinggga saldo UP tidak akan
cukup untuk membiayainya. Pengajuan dana TU
harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu.
Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP TU ini
harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila
tidak habis, harus disetorkan kembali.
4. SPP- LS diajukan untuk membayar gaji (LS-Gaji); ataupun
membeli barang dan jasa (LS-Barang dan jasa) baik
dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga
5. SPP-Nihil diajukan suatu kegiatan sudah dinyatakan selesai
100%, sebagai pembebanan realisasi belanja
(penggantian uang nihil)
g. Jenis SPM
No Uraian Keterangan
1. SPM-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-
tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun.
2. SPM-GU yang dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang sudah terpakai. Diajukan ketika
Uang Persediaan (UP) habis
3. SPM-TU yang dipergunakan hanya untuk memintakan
tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang
sedemikian rupa sehinggga saldo UP tidak akan
cukup untuk membiayainya. Pengajuan dana TU
harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu.
Jumlah dana yang dimintakan dalam SPM TU ini
harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila
tidak habis, harus disetorkan kembali.
4. SPM- LS diajukan untuk membayar gaji (LS-Gaji); ataupun
membeli barang dan jasa (LS-Barang dan jasa) baik
dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga
5. SPM-Nihil diajukan suatu kegiatan sudah dinyatakan selesai
100%, sebagai pembebanan realisasi belanja
(penggantian uang nihil)

h. Jenis SP2D
No Uraian Keterangan
1. SP2D-UP dipergunakan untuk mengisi uang persediaan tiap-
tiap SKPD. Pengajuan UP hanya dilakukan sekali
dalam setahun.
2. SP2D-GU yang dipergunakan untuk mengganti uang
persediaan yang sudah terpakai. Diajukan ketika
Uang Persediaan (UP) habis
3. SP2D-TU yang dipergunakan hanya untuk memintakan
tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang
sedemikian rupa sehinggga saldo UP tidak akan
cukup untuk membiayainya. Pengajuan dana TU
harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu.
Jumlah dana yang dimintakan dalam SP2D TU ini
harus dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila
tidak habis, harus disetorkan kembali.
4. SP2D- LS diajukan untuk membayar gaji (LS-Gaji); ataupun
membeli barang dan jasa (LS-Barang dan jasa) baik
dilakukan sendiri maupun melalui pihak ketiga
5. SP2D-Nihil diajukan suatu kegiatan sudah dinyatakan selesai
100 %, sebagai pembebanan realisasi belanja
(penggantian uang nihil)

Anda mungkin juga menyukai