Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Insider Trading merupakan sesuatu yang sudah cukup familiar di kalangan para investor
sebagai sesuatu tindakan legal. Padahal tindakan tersebut sebenarnya mencakup perilaku baik
legal maupun illegal. Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang
tergolong orang dalam perusahaan (dalam artian luas), perdagangan yang didasarkan atau
dimotivasi karena adanya suatu informasi orang dalam (inside information) yang penting dan
belum terbuka untuk umum, dengan perdagangan yang mana pihak pedagang orang dalam
tersebut mengharapkan akan mendapatkan keuntungan ekonomi secara pribadi, langsung atau
tidak langsung, atau yang merupakan keuntungan jalan pintas (short swing profit). 1Adapun
pengertian lain dari insider trading, yaitu merupakan isitilah yang dipinjam dari praktik
perdagangan saham yang tidak fair di Negara Amerika Serikat yang dihubungkan dengan
penggunaan informasi-informasi yang confidential oleh pejabat perusahaan yang kerana
jabatannya dapat menarik keuntungan, karena informasi tersebut tidak diberikan kepada
masyarakat luas. 2

Security Exchange Commision atau biasa disebut SEC yang merupakan badan
independen dari pemerintah Amerika Serikat yang memiliki tangung jawab utama untuk
mengawasi pelaksanaan dari peraturan-peraturan dibidang perdagangan efek dan mengatur pasar
perdagangan pada bursa efek, mengkatagorikan insider trading menjadi beberapa kategori:

1. Komisaris, direktur, dan pegawai emiten yang melakukan perdagangan surat berharga setelah
mengetahui informasi perkembangan perusahaan yang bersifat rahasia.

2. Rekan bisnis, anggota keluarga, direksi, karyawan, dan lainnya yang melakukan transaksi
jual beli surat berharga setelah mendapatkan informasi rahasia dari suatu perusahaan.

1 Munir fuady, op.cit, hlm.167.


2 Erman Radjagukguk, Mekanisme Pasar Modal dan Persoalan-persoalan Hukum yang Timbul, (Makalah
disampaikan pada Seminar Masalah-masalah hukum di Pasar Modal Indonesia, Yogyakarta, 1-2 Maret 1992). Hlm.6.
3. Pegawai di bidang hukum, banker, broker, dan perusahaan percetakan yang karena
kedudukan, profesi, atau hubungan usahanya dengan emiten memungkinkan mendapatkan
informasi rahasia, kemudian melakukan transaksi surat berharga atas dasar informasi yang
bersifat rahasia tersebut.

4. Pegawai pemerintah yang mengetahui informasi tersebut karena jabatannya dipemerintah dan
menyalahgunakan informasi yang dimiliki.

5. Orang lain yang mengambil keuntungan atas informasi material yang bersifat rahasia yang
dimiliki suatu perusahaan.

Dengan semakin banyaknya kasus mengenai insider trading, masyarakat semakin sadar
akan dampak yang ditimbulkan dari perilaku tersebut. Insider trading telah menimbulkan banyak
perdebatan. Ada pihak yang menilai bahwa perilaku tersebut memiliki efek yang baik. Namun
disisi lain, ada juga pihak yang menganggap insider trading merupakan suatu tindakan yang
merugikan karena merusak kepercayaan investor dalam pasar sekuritas.

Mereka yang pro-insider trading berpendapat bahwa perilaku tersebut akan membawa
manfaat dengan adanya informasi baru mengenai harga asset. Pengambil keputusan, baik
manajer portofolio maupun perusahaan investasi, dapat mengurangi risiko dan meningkatkan
kinerja ketika harga telah merefleksikan kondisi yang sebenarnya. Dengan penurunan risiko
tersebut, harga asset akan semakin tinggi dan investasi baru akan mulai bermunculan.

Mereka yang contra-insider trading berpendapat bahwa calon investor baru akan
melakukan investasi lebih sedikit karena menganggap pasar telah curang. Harga asset akan lebih
rendah dan investasi akan semakin turun. Dengan iklim investasi yang semakin turun, likuiditaas
pasar juga semakin turun. Insider trading akan membuat harga saham lebih volatile dan akan
menyakiti pedagang yang membutuhkan likuiditas.

Di Amerika Serikat Sendiri, peraturan mengenaia insider trading telah ada untuk
melindungi investor dan menjaga pasar bebas dari penipuan. Menurut hukum negara bagian,
perkembangan perundang-undangan dari insider trading berada dibawah Securities Act 1933 dan
Securities Exchange Act 1934. Kedua peraturan tersebut berlaku sebagai respon atas keruntuhan
pasar saham pada tahun 1929. Yang paling mendasar adalah kedua peraturan tersebut merupakan
peraturan perdata, dan peraturan tersebut membebankan tanggung jawab kriminal terhadap
perbuatan yang disengaja. 3

Melihat secara ringkas pada Undang-Undang 1933 dan 1934, jelas terlihat perkembangan
yang luas mengenai insider trading di Amerika Serikat pada masa modern. Walaupun insider
trading bukanlah hal yang pokok ataupun yang terpenting pada undang-undang tersebut.

Dari peraturan tersebut, pasal 10b-5, walaupun tidak terbatas pada insider trading,
peraturan tersebut telah memperkaya yurisprudensi. Di dalam kata pendahuluan Insider Trading
in England and Israel 1972, profesor Louis Loss menggambarkan bahwa peraturan tersebut
seperti sebuah kuda yang sepertinya ragu-ragu, tetapi kakinya sangatlah tangkas, dan
Mahkamah Agung telah menetapkan itu sebagai gambaran dari peraturan yudisial yang
berkembang sedikit demi sedikit seperti hakim Mahkamah Agung menjelaskan hal tersebut
sebagai aturan hukum yang berkembang dari hal yang sederhana sampai menjadi Undang-
undang yang dibuat oleh legislatif. Dan hal tersebut digambarkan dalam Rule 10b-5 yang
menegaskan4:

It shall be unlawful for any person, directly or indirectly, by the use of any means or
instrumentality of interstate commerce, or of the mails, or of any facility of any national
securities exchange,

(1) To employ any device, scheme or artifice to defraud,

(2) To make any untrue statement of a material fact or to omit to state a material fact necessary
in order to make the statement made, in the light of the circumstance under which they were
made, in the light of circumstance under which they were made, not misleading, or

(3) To engage in any act, practice, or cause of business which operates or would operate as a
fraud or deceit upon any person, in connection with the purchace or sale of any security

[ Dapat dimungkinkan tidak sah untuk beberapa orang, secara langsung ataupun tidak
langsung, dengan menggunakan cara atau perdagangan antar bagian atau dengan surat atau
dengan fasilitas dari badan pengawas pasar modal nasional,

3 Ibid.
4 Michael Ashe dan Lynne Counsell, opcit, hlm.8.
(1) Untuk memperlakukan orang sebagai alat, melakukan persekongkolan atau kelicikan untuk
melakukan penipuan,

(2) Untuk membuat laporan yang tidak dapat dipercaya dari fakta material atau fakta penting
atau untuk menghilangkan fakta material dalam rangka untuk membuat laporan yang jelas
dan tidak menyesatkan,

(3) Untuk menyerang suatu perbuatan kebiasaan atau akibat saham yang dijalankan atau dapat
melakukan penipuan atau kecurangan pada seseorang, yang berhubungan dengan pembelian
atau penjualan saham.]

Dengan semakin ketatnya peraturan yang dikeluarkan oleh SEC selaku regulator, banyak
sekali pelanggaran mengenai insider trading yang mulai terbongkar. Salah satu kasus besar yang
telah terbongkar dan melibatkan perusahaan besar pada tiga tahun terakhir adalah
Kasus Skandal Insider Trading: Detail Suap ke Kantong Konsultan KPMG.

Sekitar tahun 2013 lalu, KPMG, salah satu perusahaan akuntan terbesar di dunia
tersangkut kasus insider trading karena telah membocorkan rahasia kliennya yaitu Herbalife Ltd
dan Skechers USA Inc. Insider Trading adalah aktifitas perdagangan saham atau pun sekuritas
tertentu oleh individu yang mempunyai akses tentang informasi non publik dari perusahaan
tersebut. Pelaku pembocoran rahasia tersebut dilakukan oleh konsultan senior yang kebetulan
menjadi ketua Tim Audit sekaligus auditor yang memimpin audit Herbalife Ltd dan Skechers
USA Inc yaitu Scott London. Dia membocorkan rahasia kliennya kepada Bryan Shaw yang
kemudian memanfaatkannya dalam perdagangan saham beberapa perusahaan West Coast.

. Dari keuntungan yang didapat Bryan, Scott London mendapat 10 persen atau US$
100.000 (hampir setara dengan Rp1 miliar) dalam bentuk tunai. Selain itu London juga
menerima sebuah jam tangan merek Rolex Daytona Cosmograph yang harganya sekitar US$
12.000 (hampir Rp120 juta), pembayaran tagihan London US$ 10.000, tiket konser senilai US$
25.000 dan US$ 45.000, salah satunya untuk pergelaran Bruce Springteen. Namun, London
mengaku hanya menerima US$ 35.000. Ada uang tunai sebesar US$ 7.500 yang dikembalikan
bersama Rolex.

Atas kasus tersebut, Scott London dikenakan hukuman penjara selama 3 tahun dengan
denda sebesar $100,000. Bryan Shaw kemungkinan kan dikenakan hukuman penjara maksimal 5
tahun dengan denda yang tidak disebutkan. Keduanya dikenakan hukuman atas konspirasi atas
insider trading, dimana keduanya saling mengakui telah melakukan kesalahan tersebut.

Sebelumnya Scott London memilik reputasi yang bersih secara hukum dan sebagai
auditor. Atas kasus ini, ia telah kehilangan pekerjaan senilai $900,000 setahun, reputasi, rekan
kerja, dan koneksi. Scott London juga melepaskan gelar Certified Public Accountant atas
kesalahannya melakukan insider trading.

Berdasarkan pada pernyataan resmi yang dibuat oleh KPMG 5, sang partner yang
bertanggung jawab atas praktik audit firma tersebut di Los Angeles telah dipecat, segera setelah
pihak KPMG mengetahui keterlibatannya dalam skema insider trading ini. KPMG mengutuk
perbuatan partner ini dengan menyatakan bahwa yang bersangkutan telah melanggar kebijakan
dan proteksi yang sangat ketat oleh firma, mencederai kepercayaan klien berikut para kolega,
dan secara sengaja telah berlaku abai atas budaya KPMG yang telah berlangsung lama berkenaan
dengan profesionalisme dan integritas.

Akibat dari situasi ini, KPMG memutuskan mundur (resign) dari kontrak atas dua klien.
Kedua klien tersebut yakni perusahaan produk nutrisional, Herbalife Ltd serta perusahaan ritel
alas kaki (footwear), Skechers. Tidak hanya mundur dari perikatan, KPMG juga menarik
kembali laporan auditor atas pelaporan keuangan klien setelah menarik suatu kesimpulan bahwa
perilaku partner dalam skema insider trading ini telah berdampak pada independensi firma
dalam menjalankan audit6.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas mengenai etika professional dan Kasus Skandal Insider
Trading: Detail Suap ke Kantong Konsultan KPMG, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah:

5 Pernyataan KPMG yang dimuat di laman utama situs resmi KPMG ini dikutip dalam sejumlah media daring di
antaranya oleh Frank Byrt dalam AccountingWeb (KPMG Fires L.A. Partner Over Alleged Insider-Trading Tips),
Jamie Dunkley dalam Independent (Partner at KPMG linked to insider trading in US) dan BBC (KPMG quits audit
roles over insider trading allegations).
6 Byrt, Frank. (Apr 9, 2013). KPMG Fires L.A. Partner Over Alleged Insider-Trading Tips
(http://www.accountingweb.com/aa/auditing/kpmg-fires-la-partner-over-alleged-insider-trading-tips).
AccountingWeb. Diakses pada 27 Mei 2016.
1. Bagaimana tinjauan aspek ini dari segi legal?

2. Bagaimana tinjauan aspek ini dari etika profesi auditor?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

1. Mengetahui aturan mengenai insider trading khususnya di Amerika Serikat

2. Mengetahui bagaimana etika profesi auditor menanggapi tindakan insider trading yang
dilakukan oleh para auditor.

3. Mengetahui bagaimana tindak lanjut dalam membatasi perilaku insider trading oleh para
auditor.

Anda mungkin juga menyukai