Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi setiap warga Negara dan merupakan investasi
untuk keberhasilan ekonomi dan pembangunan suatu wilayah. Pembangunan
kesehatan harus di pandang sebagai suatu investasi modal awal untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pembangunan ini didirikan sebagai sarana lembaga
sosial dan kesehatan masyarakat agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
optimal dengan fasilitas yang lebih memadai.
Pemerintah Kab. Badung saat ini sedang melaksanakan peningkatan sarana
prasarana kesehatan yang salah satunya adalah pembangunan Puskesmas 1
Abiansemal, dengan fasilitas yang memadai antara lain : Ruang UGD, Ruang rawat
inap, Poliklinik, Ruang bersalin, Ruang obsetori, Ruang rekam medis, Ruang
rontegen, Ruang konsuling dan Apotek. Puskesmas 1 Abiansemal ini berlokasi di
Jalan. Ciung Wanara no. 5 Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kab. Badung. Proyek
pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal ini terdiri dari 3 lantai dengan luas
bangunan 2928.42m dengan menggunakan dana APBD Kab. Badung Tahun
Anggaran 2015 dengan nilai proyek sebesar Rp. 17.848.742.993,00
Owner Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal ini ialah Dinas
Kesehatan Kab. Badung. . Dilihat dari beberapa gedung Puskesmas yang sudah di
bangun di setiap desa atau perkotaan di bali, diharapkan pembangunan Puskesmas ini
dapat meningkatkan kualitas pelayanan keshatan bagi masyaraat luas khususnya
masyarakat Kab. Badung, Kecamatan Abiansemal,Desa Blahkiuh.
Pembekalan teori maupun praktek di kampus dirasa belum cukup untuk
memberikan bekal kepada mahasiswa dalam bersaing di dunia kerja nantinya. Oleh
karena itu mahasiswa semester V Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
diwajibkan melaksanakan magang industri selama 10 minggu yang dimulai dari
tanggal 10 Agustus sampai dengan 19 Oktober. Dalam rangka memenuhi kewajiban
tersebut maka dilakukan magang industri pada PT. ASRI CIPTA NATHA ALAM
yang pada saat ini menangani proyek Pembangunan Gedung Puskesmas 1
Abiansemal. Magang industri I ini bertujuan agar mahasiswa dapat membandingkan

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


1
dan mengetahui pekerjaan yang dilakukan dilapangan yang mungkin saja akan
berbeda dengan teori yang dipelajari di kampus. Magang industri ini cukup baik
dilakukan sejak dini agar dapat melatih dan mengembangkan mental dan juga ilmu
yang didapatkan oleh mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali. Untuk itu penulis memilih proyek Pembangunan Puskesmas
di desa Blahkiuh Kec. Abiansemal Kab. Badung ini sebagai tempat magang industri 1.
Mahasiswa melakukan pengamatan dan mengawasi pekerjaan-pekerjaan yang
dilaksanakan selama periode magang industri dengan terjun ke lapangan langsung
mahasiswa juga dapat melatih sosialisasinya terhadap orang diluar yang memiliki
karakter berbeda-beda karna tidak sedikit orang yang terlibat dalam suatu proyek
yang sedang berjalan. Diharapkan dengan magang industri ini penulis dapat
mendapatkan banyak ilmu baru dan bisa menerapkannya saat mulai memasuki dunia
kerja.

1.2 Tujuan
A. Tujuan pembangunan proyek Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
1. Membangun suatu pusat pelayanan kesehatan yang menangani layanan kesehatan
bagi masyaraat.
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyaraat.
3. Untuk meningkatan tarap kesehatan masyarakat disekitarnya.

B. Tujuan magang industri


1. Memenuhi persyaratan kurikulum D4 MPK Teknik Sipil di Politeknik Negeri
Bali.
2. Diharapkan dapat menerapkan atau membandingkan teori yang didapatkan di
kampus dengan kondisi dilapangan.
3. Membentuk mental kerja yang baik saat bertemu dengan banyak orang di proyek
sehingga lebih siap saat memasuki dunia kerja.

1.3 Manfaat

A. Manfaat bagi pemerintah

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


2
1. Dengan pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal, Pemerintah dapat
mengevaluasi keadaan kesehatan masyarakat sekitarnya.
B. Manfaat bagi warga
1. Terwujudnya fasilitas dari pemerintah yang membantu masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjamin dan oftimal.
2. Meningkatnya kesehatan masyarakat dengan pelayanan yang berkualitas.
3. Dengan letak pembangunan Puskesmas 1 Abiansemal dipedesaan warga pedesaan
dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan.
C. Manfaat bagi mahasiswa magang
1. Dapat mengaplikasikan dan membandingkan teori-teori yang didapatkan di
kampus dengan di proyek.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu dalam proyek sehingga mendapatkan ilmu baru
yang berguna di dunia kerja.
3. Meningkatkan pola pikir dalam menyelesaikan masalah di proyek sehingga
mahasiswa terbiasa berpikir kritis dan mengutarakan ide.

1.4 Identitas Proyek


Nama Proyek : Pembangunan Gedung Puskesmas I Abiansemal
Lokasi Proyek : Desa Blahkiuh, Kec. Abiansemal, Kab. Badung
Pemilik Proyek : Dinas Kesehatan Kab. Badung
Konsultan Perencana : CV. CIPTA ARGA UTAMA
Konsultan Pengawas` : CV. LUMBUNG ASTI KONSULTAN
Kontraktor : PT. ASRI CIPTA NATHA ALAM
Luas Bangunan : 2928.42 M2
Sumber Dana : APBD Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2015
Nilai Proyek : Rp. 17,848,742,000.00
Waktu Pelaksanaan : 210 Hari atau 7 bulan Kalender
Tanggal Pelaksanaan : 17 Juni 23 Desember 2015

1.5 Struktur Organisasi Proyek

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


3
Gambar. 1.1 Struktur Organisasi Proyek

Proyek pembangunan gedung Puskesmas ini merupakan proyek pemerintah yang


menggunakan dana APBD. Dinas Kesehatan disini menjadi ownernya karena pembangunan
puskesmas ini terletak di kawasan Kab. Badung. PT. ASRI CIPTA NATHA ALAM di tunjuk
sebagai Kontrator karena sebagai pemenang tender , CV. CIPTA ARGA UTAMA ditunjuk
sebagai konsultan perencana dan CV. LUMBUNG ASTI KONSULTAN di tunjuk sebagai
konsultan pengawas hingga proyek pembangunan gedung puskesmas ini selesai sampai serah
terima.

1.6 Ruang Lingkup Magang Industri


Ruang lingkup pekerjaan pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal sesuai dengan
dokumen kontrak meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


4
2. Pekerjaan Tanah dan Pasir
3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Plapond
6. Pekerjaan Lantai
7. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela & Pengunci
8. Pekerjaan Sanitair & Instalasi air
9. Pekerjaan Instalasi Listrik
10. Pekerjaan Finishing
11. Pekerjaan Canopy

Karena pelaksanaan magang industri yang dibatasi hanya selama 10 minggu dan
dengan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki penulis, maka tidak
memungkinkan bagi penulis untuk dapat mengikuti dan meninjau seluruh kegiatan dan
proses pelaksanaan pekerjaan pada pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal
tersebut. Maka adapun proses pelaksanaan pembangunan yang dapat ditinjau oleh penulis
selama magang industri yaitu:

Pekerjaan Kolom lantai 2


Pekerjaan Balok dan Plat lantai 2
Pekerjaan Kolom lantai 3
Pekerjaan Balok dan Plat lantai 3
Pekerjaan Tangga Lantai 1
Pekerjaan RAMP

1.7 Lampiran
Proyek pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal ini berada di Kabupaten Badung
tepatnya di desa Belahkiuh Kec. Abiansemal sebelah utara Polsek Abiansemal dengan
denah seperti di bawah ini :

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


5
Gambar 1.2 Denah Lokasi Proyek

BAB II

PELAKSANAAN MAGANG INDUSTRI

Dalam pelaksanaan Magang Industri I ini penulis ditugaskan untuk membantu


mengawasi di lapangan dalam proyek pembangunan gedung Puskesmas 1 Abiansemal. Selain
mengawasi penulis juga ditugaskan untuk menghitung beberapa item pekerjaan yang ada
dalam time schedule untuk membuat CCO (Contract Change Order)yang digunakan untuk
keperluan administrasi.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


6
Selama membantu mengawasi di lapangan, penulis memantau pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja dan mandor apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan shop
drawing dan spesifikasi teknis yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Gambar rencana
yang dikeluarkan arsitek bisa saja berubah setiap saat, bahkan perhari bisa terjadi beberapa
perubahan yang membuat pekerjaan dilapangan ikut berubah.

Gedung ini terdiri dari satu bangunan dengan 3 lantai, para pekerja yang membangun
proyek ini kurang lebih berjumlah 160 orang yang terdiri dari mandor, kepala tukang kayu,
kepala tukang besi, kepala tukang batu, tukang kayu, tukang besi, tukang batu dan pekerja.
Karena waktu magang industri yang terbatas penulis hanya mengawasi beberapa pekerjaan
sebagai berikut :

Pekerjaan Kolom lantai 2


Pekerjaan Balok dan Plat lantai 2
Pekerjaan Kolom lantai 3
Pekerjaan Balok dan Plat lantai 3
Pekerjaan Tangga Lantai 1
Pekerjaan RAMP

2.1. Pekerjaan Kolom Lantai 2


Pada pekerjaan kolom lantai 2 ini kolom yang dikerjakan yaitu kolom K1, K2, K3, dan K4
dengan jumlah keseluruhan 78 buah. Pekerjaan kolom diawali dengan pembesian, bekisting
dan pengecoran. Pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan kolom lantai 1 8 pekerja di tiap
kolom.
a) Cara mengawasi pekerjaan tersebut:
1. melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan pembesian seperti:
- ukuran kolom K1 = 70cm x 70cm, K2 = 60cm x 60cm, K3 = 50cm x 50cm
dan K4 = 40cm x 40cm
- tinggi masing-masing kolom 4m.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


7
- pembesian masing-masing kolom dengan memperhatikan jarak tulangan,
jarak sengkang/begel, ukuran besi dan jenis besi yang digunakan.
- mengecek penempatan dan stek masing-masing kolom

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13

P (c) P (c) P (c) P (c) P(c)


A K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4

P (c) P (c) P (c) P (c) P (c) P (B) P (B) P (B) P(B)

K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2
B K4

P (B) P (B) P(B) P(B) P (B) P (B) P (B) P(B) P (B) P(B)
P (B) P (B)

P (B) P(B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B)


P(B) P (B) P (B) P(B) P (B)

K1 K1 K1 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K4
C P (B) P (B) P (B)
P (B) P (B) P (B) P(B) P(B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B)
P (B)
P (B) P (B) P(B)

P(B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B) P (B) P(B) P(B)
K2 K2 K1 K1 P (B) K2 P (B) K2 P (B) K2 K4
D
P(B) P (B) P (B) P(B) P (B) P(B) P (B) P (B) P (B) P (B)
K1 K1 K1 K2
E P (B) P (B)

P(B) P (B) P(B) P (B) P (B)


P (B)
P(B) P (B)
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K1 K1 K2 K2 K2
F
P (B) P (B) P(B) P(c)
K3 K3 K3 K3 K2 K2
G P (c) P (c) P (c)
P (c) P (c) P (c)

P (c) P(c) P (c) P (c)


K4 K4 K4 K4
P (c) P (c)

P(c) P(c)

K4 P(c) K4 P(c) K4 P (c) K4 DENAH KOLOM DAN PELAT LT.2 SFL. +410
S KALA 1 : 250

Gambar 2.1. Denah Kolom lantai 2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


8
Type KOLOM K1 KOLOM K2 KOLOM K3 KOLOM K4 KOLOM K5

Dimension

Longitudinal 12 D 19 & 4 D 22 8 D 19 & 4 D 22 8 D 19 & 4 D 22 8 D 16 8 D 16


Geser Tumpuan 10 - 100 10 - 100 10 - 100 10 - 100 10 - 100
Tulangan

Geser Lapangan. 10 - 150 10 - 150 10 - 150 10 - 150 10 - 150


Tulangan Hook 10 - 500 10 - 500 10 - 500 - -

Gambar 2.2. Detail kolom lantai 1

2. Dengan mengetahui ukuran dari masing-masing kolom dan denah


penempatannya, selanjutnya mengawasi pekerjaan pembesian kolom.
Pembesian kolom langsung dikerjakan sesuai denah dan dimensinya. Alat-alat
yang digunakan yaitu tang, bar cutter, piser dan bahan yang digunakan untuk
tulangan pokok yaitu besi D19 dan D22 sedangkan untuk sengkang digunakan
besi 10, untuk mengikat antara tulangan pokok dan sengkang digunakan
kawat. Agar besi kolom berdiri tegak dipasang skur atau usuk penyangga
ukuran 4/6. Jumlah pekerja untuk menyelesaikan pembesian ditiap kolom
kurang lebih 5 orang. Hal-hal yang diawasi yaitu kesesuaian:
- Diameter besi yang digunakan
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan untuk K1 = 12 D19 dan 4 D22 , K2 = 8 D19 dan 4 D22,
K3 = 8 D19 dan 4 D22 dan K4 = 8 D16
- Jarak sengkang untuk kolom K1, K2, K3, K4 yaitu tumpuan 10cm dan
lapangan 15cm.
- Kekuatan ikatan antara tulangan dengan sengkang
- Pemasangan beton deckingsebelum di cor
Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
9
Gambar 2.3. Stek besi kolom K2

Gambar 2.4. Pemasangan begel pada Kolom K2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


10
3. Jika pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan mengawasi
pekerjaan bekisting kolom yang harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood
9 mm sehingga tidak memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya
diperbolehkan dipergunakan satu kali pakai namun jika keadaan begesting
masih layak pakai maka begesting tersebut dapat digunakan untuk begesting
pekkerjaan berikutnya. Selain papan, usuk 4/6 juga digunakan untuk
menyangga papan dan paku untuk menguatkan pemasangan bekisting. Alat-
alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting yaitu palu, unting-unting,
gergaji, meteran dan pensil. Karena ukuran dari kolom lantai 1 sama dengan
ukuran kolom lantai 2 maka bekisting yang digunakan ialah begesting kolom
lantai 1 dan dimana keadaan begesting tersebut masih layak pakai. Hal-hal
yang di awasi ialah :
- Ukuran Begesting yang akan di pasang, agar sesuai dengan ukuran kolom
- Kekuatan pemasangan bekisting serta penyangga yang dipasang
- Ketegakan pemasangan dengan menggunakan unting-unting
- Kebersihan dan kerapian dari cetakan sebelum atau setelah digunakan

Gambar 2.5. Pemasangan bekisting kolom K2 lantai 2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


11
Gambar 2.6. Concrate pump

4. Setelah mengawasi pemasangan bekisting, selanjutnya mengawasi pekerjaan


beton. Pada pekerjaan beton ini harus digunakan Portland Cement Type II
setara semen Gresik, dan untuk agregatnya seperti pasir dan kerikil harus
memiliki kadar lumpur yang sedikit dan tidak terlalu banyak terdapat pori.
Hal-hal yang diawasi dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk silinder ukuran 15cm x 30cm
- Dan setelah pengujian di UPT Balai Peralatan dan Pengujian campuran
yang digunakan sesuai mix desain yaitu 1:2:3
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump test dengan rings 10
2
- Sesuai RKS prosedur pengecoran menggunakan ready mix
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau dengan rojokan kayu

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


12
Gambar 2.7. Pengecoran kolom lantai 2

Gambar 2.8.Hasil Pengecoran kolom lantai 2 K2

5. Memperhatikan time schedule untuk memantau waktu yang digunakan agar


dapat mengontrol pekerja dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
13
b) Kesulitan yang ditemui saat melakukan pengawasan
Terdapat beberapa kesulitan saat melakukan pengawasan untuk pekerjaan kolom
ini yaitu, pada saat pembesian pekerja tidak menghiraukan jarak begel / sengkang,
kontraktor harus lembur untuk melaksanakan pengecoran karena waktu yang
terbatas dan terjadinya keterlambatan mixer ready mix tiba di lapangan.
c) Solusi
Pada pekerjaan kolom ini kontraktor atau pelaksana harus lebih memperhatikan
pekerja dilapangan agar pekerja bekerja sesuai soft drawing , memperhatikan time
schedule dan mengerahkan seluruh pekerja pada proses pengecoran agar tidak
terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat selesai tepat waktu.

2.2. Pekerjaan Balok dan Plat Lantai 2

Pekerjaan balok lantai pada gedung Puskesmas 1 Abiansemal ini terdiri dari 4 jenis balok
induk yaitu B1 B2 B3 dan B4 dan 3 jenis balok anak yaitu BA1, BA2, BA3 Pekerjaan balok
lantai ini dilaksanakan setelah melepas bekisting kolom lantai 1, urugan peninggian lantai,
beton rabat lantai dan pemasangan stager sesuai dengan denah penempatan balok. Untuk
pekerjaan balok pekerja pun dibagi menjadi tukang kayu yang bertugas diatas memasang
bekisting dan beberapa pekerja lainnya bersiap di bawah untuk membantu menyiapkan hal-
hal yang dibutuhkan oleh tukang kayu yang berada di atas. Pekerjaan balok ini dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan plat lantai 2. Untuk pekerjaan plat lantai terdiri dari 2 jenis plat
yaitu T1 dengan tebal 10cm dan T2 dengan tebal 12cm.Stager dari skapolding untuk
menyangga bekisting plat juga telah dipasang oleh tukang sehingga membantu pekerja untuk
beraktifitas melaksanakan pekerjaan balok.

a) Cara mengawasi pekerjaan tersebut yaitu :


1. Melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan seperti:
- ukuran dari balok B1 40cm x 80cm, B2 30cm x 70cm, B3 30cm x 60cm,
B4 30cm x 50cm, BA1 25cm x 45cm , BA2 25cm x 35 cm, BA3 25 x 30
tebal dari plat lantai yaitu T1 10cm dan T2 dengan tebal 12cm
- pembesian balokB1, B2, B3 dan B4 serta pembesian plat dengan
memperhatikan jarak tulangan, ukuran besi dan jenis besi yang digunakan
- mengecek denah penempatan balok B1, B2, B3 dan B4 serta plat lantai 2.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


14
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 12

Lpa Lpa Lpa Lpa Lpa Lpa Lpa


Lpa BA1 BA1 BA1 Lpa BA1 BA1 BA1 BA1 BA1 BA1 BA1

A
Lpa
BA1

BA1

Lpa
BA1

BA2

BA1

BA1

BA1
BA1

BA2

BA1

BA1

BA1
B4 B4 B4 B4 B4
B4 B4 B4 B4 B4 B4

B
B4

Lpa

BA2 BA2 BA2 BA2 BA2


BA2 BA2 BA2 BA2
BA2
BA1
B3
B3

B3

B3

B3
B3

BA2

B3

BA2

B3

B3
B3
B3

B3

BA4

B4 B4 B4 B4 B4 B4 B4
B4 B4 B4 B4 B4

C BA3 BA3 BA3

BA2 BA2 BA2 BA2 BA2


BA2 BA2
B3

BA3 BA3 BA3


B3

B3
B3

B3

BA2

BA2

BA1
B2

B2
BA2
B2

BA2

B4 B4 B4 B4 B4 BA1
BA2 BA2 B1

D
B3

B4 BA2 BA2
B4 B4

E BA2 BA2 BA2


B3

BA4
B3

B3
B3

B3
B3

BA2

B3
B3
B3

Lpa B4 B4 B4 B4 B4 B4 B4 B4
B4 B4

F
B4

Lpa
B3
B3

B3
BA2
B3

Lpa
B4 B4 B4 B4 B4

G
B4

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


Lpa Lpa
BA1
BA2

BA1

BA1
BA1

BA2

Lpa Lpa Lpa Lpa Lpa Lpa


15
BA1
BA1

BA1

BA1

BA1

BA1 BA1 BA1 BA1 BA1

Lpa
Lpa
BA1
BA1

BA3 BA3 BA3


BA1

BA3
A1
Gambar 2.9. Denah Penempatan Balok Lantai 2

30 30 30 30

50 50
60 60

BALOK BA1 (250/400) BALOK BA2 (250/350) BALOK BA3 (200/300) LIST PLAK
Type
Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan Lapangan Lpa

25 25 25 20 20
25

Dimension 35 35 30 30
40 40 40 8 - 125

Atas 5 D 16 3 D 16 4 D 16 2 D 16 3 D 16 2 D 16 -
Bawah 3 D 16 5 D 16 2 D 16 4 D 16 2 D 16 3 D 16 -
Tulangan

Tengah - - - - - - -
Geser 10 - 100 (1500 mm) 10 - 150 10 - 100 (1000 mm) 10 - 150 10 - 100 (1000 mm) 10 - 150 -
Selimut beton 25 mm 25 mm 25 mm 25 mm 25 mm 25 mm -

BALOK DETAIL

Gambar 2.10. Detail Pembesian Balok Lantai 2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


16
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 12

A K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4 K4
P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A)
P(A)
K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K4
B
P(A)
P(A) P(A)

P(A)
P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A)

P(A) P(A)
P(A) P(A)
K1 K1 K1 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K4
C
BETON PLAT LT 2
P(A)
P(A) P(A) P(A) P(A) P(A)
P(A) P(A)
P(A)
P(A) K2 K2 K1 K1 K2 K2 K2 K4
D P(A) P(A)
P(A)
K1 K1 K1 K2
E P(A) P(A) P(A) P(A) P(A) P(A)

P(A) P(A) P(A) P(A)

K2 K2 K2 K2 K2 K2 K1 K4 K4 K1 K2 K2 K2
F
P(A) P(A) P(A) P(A)
K3 K3 K3 K3 K2 K2
G
P(A)

K4 K4 K4 K4

P(A) P(A) P(A)

K4 K4 K4 K4

Gambar 2.11. Denah penempatan plat lantai 2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


17
Gambar 2.12. Detail penulangan plat lantai 2 T12 dan T10

2. Denah penempatan dan ukuran masing-masing balok telah diketahui,


selanjutnya mengawasi pekerjaan bekisting balok. Pekerjaan bekisting balok
harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9 mm sehingga tidak
memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya diperbolehkan
dipergunakan satu kali pakai terkecuali keadaan begesting masih bagus atau
layak pakai begesting masih bias di pakai untuk pekerjaan yang lain. Selain
papan, usuk 4/6 juga digunakan sebagai bekisting penyangga papan. Alat-alat
yang digunakan pada pekerjaan bekisting yaitu palu, gergaji, meteran dan
pensil. Pada bekisting balok karena terdapat banyak ukuran yang berbeda dan
saat pengecoran nanti harus bersamaan jadi bekisting dibuat bersamaan.
Tukang kayu harus mengukur terlebih dahulu panjang bentang dari bekisting
yang akan dibuat sebelum dipakai. Untuk bekisting balok pada tiap sisi
dipinggir bangunan, papan bekisting dibuat lebih tinggi sekitar 12cm karena
pengecoran plat dan balok yang bersamaan menggunakan ready mix agar
beton balok dan plat menyatu. Jadi dalam pekerjaan bekisting balok dan plat
ini pemasangan dak papan balok dipasang terlebih dahulu sesuai ukuran,
dilanjutkan dengan pemasangan skapolding di bawah papan dak, setelah

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


18
beberapa bekisting balok di pinggir bangunan telah dipasang dilanjutkan
dengan memasang usuk penyangga papan plat diantara kolom dan dilanjutkan
dengan pemasangan papan plywood. Hal-hal yang diawasi pada pekerjaan
bekisting ini yaitu :
- Ukuran pemotongan papan sesuai ukuran dan panjang bentang balok dan
plat
- Kekuatan pemasangan bekisting serta stager skapolding yang dipasang
dibawahnya
- Kebersihan dan kerapian dari bekisting sebelum digunakan

Gambar 2.13. Pemasangan bekisting balok dan stager

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


19
Gambar 2.14. Pemasangan bekisting balok BA3

Gambar 2.15. Pemasangan usuk penyangga bekisting plat lantai 2

3. Setelah pekerjaan bekisting balok dan plat selesai dikerjakan, selanjutnya


mengawasi pekerjaan pembesian balok dan plat. Pembesian balok dikerjakan
sama seperti pembesian sloof yaitu langsung di rakit di atas bekisting dengan
memasukkan tulangan pokok balok di antara pembesian kolom dengan alat-
alat yang digunakan seperti tang, bar cutter, piser dan bahan yang digunakan
untuk tulangan pokok yaitu besi 13D19, 2D13 untuk balok B1, besi 12D19,
2D13 untuk balok B2, besi 10D19, 2D13 untuk balok B3, besi 8D19, 2D13
untuk balok B4, besi 8D16 untuk balok BA1, besi 6D16 untuk balok BA2,

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


20
besi 5D16 untuk balok BA3 sedangkan untuk sengkang digunakan besi 10
mm.Selain itu besi D13 juga digunakan sebagai tulangan tengah untuk
menahan momen puntir atau torsi pada balok B1, B2, B3, B4 untuk mengikat
antara tulangan pokok dan sengkang digunakan kawat. Pembesian plat
dikerjakan setelah pembesian balok selesai dikerjakan. Pembesian plat
menggunakan besi 10 mm untuk tulangan sekunder dan 10 mm untuk
tulangan primer dengan pada tiap ujung besi yang bertemu dengan pinggiran
balok harus dikaitkan dengan besi balok tersebut. Hal-hal yang di awasi yaitu
kesesuaian:
- Diameter besi yang digunakan sesuai dengan gambar
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan pokok untuk B1=15 buah, B2=14 buah, B3=12 buah dan
B4=10 buah, BA1=8 buah, BA2=6 buah, BA3=5 buah
- Jarak sengkang untuk balok tumpuan yaitu 10cm dan lapangan 15cm
sedangkan untuk plat jarak antara tulangan primer yaitu 25 cm dan antara
tulangan sekunder yaitu 20cm
- Kekuatan ikatan antara tulangan pokok dan sengkang untuk balok,
kekuatan ikaan antara pembesian plat dan dengan pembesian balok
- Pemasangan beton decking pada bagian bawah pembesian balok dan plat
sebelum di cor

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


21
Gambar 2.16. Pembesian balok BA3

Gambar 2.17. Pembesian plat T12 dengan pemasangan beton decking

4. Setelah mengawasi pekerjaan pembesian,selanjutnya mengawasi pekerjaan


pengecoran balok dan plat. Sesuai RKS pada pekerjaan beton ini harus
digunakan Portland Cement SII Type I setara semen Gresik, dan untuk
agregatnya seperti pasir dan kerikil harus memiliki kadar lumpur yang
minimum dan tidak terlalu banyak terdapat pori. Pengecoran balok dan plat
yang menggunakan ready mix diharapkan mutu beton akan sesuai persyaratan.
Pengecoran dilakukan jika pembesian balok dan plat telah selesai dikerjakan
dan sebelumnya mengecek gambar teknik apakah di lantai 3 ini akan ada
Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
22
kolom praktis, saluran untuk kamar mandi atau westafel dan besi plat beton
topi untuk diatas kusen. Jadi setelah tambahan-tambahan stek besi ataupun
pipa saluran dipasang barulah pengecoran dilakukan. Pengecoran yang
menggunakan ready mix ini menghabiskan campuran sebesar 192,29 m3 yang
tiap truk mixer hanya mampu mengangkut 6 m3 saja. Campuran beton dari
mixer ini disalurkan menggunakan concrete pump atau pipa penyalur
campuran. Beberapa tukang juga sudah bersiap di tempat pengecoran plat
untuk membantu meratakan hasil pengecoran. Hal-hal yang diawasi dalam
pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk silinder ukuran 15cm x 15cm x 15cm, mix desain
tersebut di uji di UPT. Balai Pengujian dan Peralatan dan sudah memenuhi
syarat
- Kebersihan dari bekisting balok dan plat dilakukan dengan cara
disemprotkan dengan air sehingga kotoran tersapu bersih dari bekisting
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump testdengan hasil tes yaitu
10 2 cm
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau dengan rojokan kayu juga
dilakukan untuk mendapat hasil beton yang baik dan tidak berpori
- Memastikan semua bagian dari bekisting telah tertutup rapi oleh campuran
beton

Gambar 2.18. Mobil mixer dan concrete pump

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


23
Gambar 2.19. Slump Test

Gambar 2.20. Silinder benda uji

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


24
Gambar 2.21. Proses pengecoran balok dan plat dengan ready mix

Gambar 2.22. Pengecoran plat dan balok yang sudah rata

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


25
Gambar 2.23. Hasil pengecoran beton plat

Gambar 2.24. Penanaman pipa dan stek besi kolom praktis

5. Memperhatikan time schedule agar dapat memantau waktu pekerjaan agar


dapat mengontrol pekerja sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
6. Mengawasi pemeliharaan beton yang telah selesai di cor yang dimulai di
keesokan harinya dengan cara menyiram hasil pengecoran tersebut setiap pagi

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


26
dan sore untuk mengurangi penguapan atau keretakan beton akibat cuaca yang
sangat panas.

Gambar 2.25. Pemeliharaan beton dengan disiram air

b) Kesulitan yang ditemui saat melakukan pengawasan


Pekerjaan balok dan plat yang dikerjakan hampir bersamaan ini dari pembuatan
begesting sampai pengecoran penulis menemukan beberapa masalah yaitu
keterlambatan pekerja pada saat pengikatan besi karena kawat bendrat yang di
gunakan mengikat datangnya terlambat dan penempatan besi yang banyak keliru
mengakibatkan pekerjaan bongkar pasang pada pemasangan besi yang salah.

c) Solusi
Beberapa masalah atau kesulitan tersebut seharusnya tidak terjadi jika pelaksana
atau kontraktor lebih sigap dan segera memesan kawat bendrat yang diperlukan
sebagai mengikat besi sehingga tukang dapat bekerja lebih efektif dan tidak
terjadi keterlambatan pekerjaan lebih lama lagi. Selain itu tugaskan mandor dan
pelaksana selalu mengawasi pekerja agar tidak terjadi kesalahan pada saat
pemasangan besi di lapangan.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


27
2.1. Pekerjaan Pondasi Poer

Pekerjaan pondasi poer terdiri dari galian pondasi, pembesian pondasi poer, dan pengecoran.
Pada pekerjaan ini terdapat 2 macam pondasi yaitu PC1 dengan ukuran 90cm x 90cm dan
PC2 90cm x 150cm. Pekerja yang digunakan pada pondasi poer kurang lebih 20 orang karena
pada pekerjaan galian cukup sulit dengan elevasi tanah yang berbeda-beda.

a) Cara mengawasi pekerjaan tersebut:


1. Melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan seperti:
- ukuran dari galian pondasi PC1 90cm x 90cm dan PC2 90cm x 150cm
- kedalaman masing-masing pondasi 50cm
- pembesian pondasi PC1 dan PC2 dengan memperhatikan jarak tulangan
ukuran besi dan jenis besi yang digunakan.
- Denah penempatan masing-masing pondasi poer

Gambar 2.1. Shop drawing denah penempatan pondasi poer


Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
28
Gambar 2.2. Detail Pondasi Poer

2. Dengan mengetahui ukuran dari masing-masing pondasi dan denah


penempatannya, selanjutnya mengawasi pekerjaan pembesian. Pembesian
pondasi poerdi rakit terlebih dahulu sesuai ukuranoleh tukang besi. Alat-alat
yang digunakan seperti tang,bar cutter, piser, meteran dan bahan yang
digunakan untuk tulangan pokok yaitu besi D13 dan D16, untuk mengikat
antara tulangan pokok digunakan kawat. Jumlah pekerja untuk menyelesaikan
pembesian pondasiditiap galian kurang lebih 5 orang.Pembesian kolom lantai
1 juga dibuat bersama dengan pembesian pondasi poer. Hal-hal yang di awasi
yaitu kesesuaian:
- Diameter besi D13 dan D16
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan
- Jarak tulangan pokok yaitu 15cm
- Kekuatan ikatan antara besi

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


29
Gambar 2.3. Pembesian pondasi poer PC2
3. Jika pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan mengawasi
pekerjaan pemasangan besi pondasi poer yang langsung dilanjutkan dengan
pemasangan besi kolom yang sudah dirakit diatasnya. Pada pemasangan
pembesian ini dibutuhkan kurang lebih 4 pekerja pada tiap galian dan
menggunakan beberapa alat seperti tang dan kawat untuk mengikat antara
besi bor pile, pondasi dan kolom. Hal-hal yang diawasi pada pekerjaan ini
antara lain:
- Ketepatan pemasangan pembesian
- Pemasangan beton deckingsebelum di cor
- Kekuatan ikatan antara besi bor pile, pondasi poer dan kolom diatasnya
- Sebelum pemasangan, tanah asli di urug dengan pasir yang dipadatkan,
dilapisi beton rabat atau lantai kerja setebal 5cm dan pemasangan batako
pada dinding galian

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


30
Gambar 2.4. Beton rabat bawah pondasi dan pas. batako di galian

Gambar 2.5. Pekerjaan pemasangan besi pondasi dan kolom


4. Setelah mengawasi pemasangan besi pondasi dan kolom, selanjutnya
mengawasi pekerjaan beton. Pada pekerjaan beton ini harus digunakan
Portland Cement Type II setara semen Gresik, dan untuk agregatnya seperti
kerikil dan pasir harus bebas dari tanah dan permukaan kerikil tidak terlalu
banyak terdapat pori. Untuk menahan pondasi poer dan besi kolom agar tidak
tumbang ditahan dengan menggunakan usuk 4/6 sebelum di cor. Hal-hal yang
diawasi dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm
- Perbandingan campuran yang digunakan sesuai mix desain 1:2:3
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump test dilaksanakan atau
tidak

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


31
- Sesuai RKS prosedur pengecoran menggunakan ready mix
- Dilaksanakan pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau bisa diganti
dengan rojokan menggunakan kayu

Gambar 2.6. Hasil pengecoranpondasi poer PC2


5. Setelah pengecoran pondasi dilakukan dilanjutkan dengan mengawasi
pekerjaan bekisting dan pengecoran sepatu kolom. Pada pekerjaan sepatu
kolom ini hal-hal yang diawasi yaitu:
- Kesesuaian ukuran dari bekisting
- Kesesuaian bahan bekisting yang digunakan
- Kekuatan pemasangan bekisting dan sudah dipasang penyangga atau tidak
- Pemasangan beton decking pada besi sebelum di cor
- Perbandingan campuran untuk pengecoran

Gambar 2.7. Pemasangan bakisting sepatu kolom

Gambar 2.7. Pemasangan bekisting sepatu kolom

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


32
Gambar 2.8. Hasil pengecoran sepatu kolom
6. Memperhatikan time schedule untuk memantau waktu yang digunakan agar
dapat mengontrol pekerja dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
b) Permasalahan yang ditemui saat mengawasi.
Pada saat mengawasi pekerjaan pondasi poer ini masalah yang ditemui yaitu
beberapa galian pondasi tidak dipasang batako, beton rabat dan beton decking.
Hal ini tidak benar karena jika besi langsung menyentuh tanah dapat
menyebabkan besi cepat berkarat atau korosi. Pengecora yang dilakukan tidak
menggunakan ready mix dan tidak melakukan slump test terlebih dahulu.

Gambar 2.9. Pemasangan besi pondasi poer dan kolom yang salah
c) Solusi permasalahan
Seharusnya pelaksana atau mandor mengerjakan pekerjaan pondasi poer dengan
benar dan sesuai gambar agar pondasi yang dihasilkan baik, kuat, tidak cepat

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


33
keropos selain itu prosedur pengecoran yang ditetapkan di RKS sebaiknya
dilaksanakan dengan baik agar hasil beton tidak berdampak buruk dikemudian
hari.

2.2. Pekerjaan Sloof

Pekerjaan sloof terdiri dari 2 yaitu TB1 dengan ukuran 30cm x 25cm dan TB2 dengan
ukuran 20cm x 15cm. Pekerjaan sloof ini dimulai setelah pekerjaan pondasi menerus selesai
dibuat. Pada pekerjaan sloof ini membutuhkan kurang lebih 6 tukang di tiap gridnya.

a) Cara mengawasi pekerjaan tersebut:


1. Melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan seperti:
- ukuran dari sloof TB1 yaitu 30cm x 25cm dan TB2 dengan ukuran 20cm x
15cm
- pembesian pondasi TB1 dan TB2 dengan memperhatikan jarak tulangan
ukuran besi dan jenis besi yang digunakan.
- mengecek denah penempatan sloof TB1 dan TB2.

Gambar 2.10. Shop drawing denah penempatan sloof

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


34
Gambar 2.11. Detail penulangan sloof
2. Dengan mengetahui ukuran dari masing-masing sloof dan denah
penempatannya, selanjutnya mengawasi pekerjaan pembesian sloof.
Pembesian sloof langsung di rakit di bawah kolom dengan memasukkan
tulangan pokok di antara pembesian kolom dengan alat-alat yang digunakan
seperti tang, bar cutter dan bahan yang digunakan untuk tulangan pokok yaitu
besi D13 untuk sloof TB2, D16 untuk sloof TB1 sedangkan untuk
sengkangdigunakan besi 8, untuk mengikat antara tulangan pokok dan
sengkang digunakan kawat. Jumlah pekerja untuk menyelesaikan pembesian
sloof ditiap grid kurang lebih 5 orang. Hal-hal yang di awasiyaitu kesesuaian:
- Diameter besi D13 untuk TB1 D16 untuk TB2 dan 8 untuk sengkang
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan untuk TB1 menggunakan 6 tulangan pokok dan TB2 4
tulangan pokok
- Jarak tulangan pokok atau sengkang yaitu masing-masing 15cm
- Kekuatan ikatan antara tulangan pokok dan sengkang
- Pemasangan beton deckingsebelum di cor
-

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


35
Gambar 2.12. Pekerjaan pembesian sloof TB1
3. Jika pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan mengawasi
pekerjaan bekesting sloof yangharus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9
mm sehingga tidak memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya
diperbolehkan dipergunakan satu kali pakai. Selain papan, usuk 4/6 juga
digunakan sebagai skur untuk menyangga papan dan paku untuk menguatkan
pemasangan bekisting. Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting
yaitu palu, gergaji, meteran dan pensil. Hal-hal yang diawasi antara lain:
- Ukuran pemotongan papan
- Kekuatan pemasangan antar bekisting
- Skur yang dipasang
- Kebersihan dan kerapian dari cetakan atau bekisting yang dibuat

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


36
Gambar 2.13. Pekerjaan bekisting sloof TB1
4. Setelah mengawasi pemasangan bekisting, selanjutnya mengawasi pekerjaan
beton. Pada pekerjaan beton ini harus digunakan Portland Cement Type II
setara semen Gresik, dan untuk agregatnya seperti kerikil harus bebas dari
tanah dan tidak terlalu banyak terdapat pori. Sebelumnya pekerja telah
membuat kubus uji yang sudah di bawa ke UPT Balai Peralatan dan
Pengujian.Hal-hal yang diawasi dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalambentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm
- Perbandingan campuran yang digunakan sesuai mix desain 1:2:3
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump test
- Sesuai RKS prosedur pengecoran menggunakan ready mix
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau hanya dengan rojokan
kayu saja

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


37
Gambar 2.14. Hasil pengecoran sloof TB1
5. Memperhatikan time schedule untuk memantau waktu yang digunakan agar
dapat mengontrol pekerja dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
b) Permasalahan yang ditemui saat mengawasi.
Pada saat mengawasi pekerjaan sloof ini masalah yang ditemui yaitu kesalahan
pembacaan gambar rencana oleh mandor membuat beberapa beton sloof yang
sudah mengeras harus dibongkar karena seharusnya terdapat sambungan sloof
TB2 pada grid D ke grid E, beberapastek besi sloof di ujung kolom untuk
sambungan ke sloof TB2 jg lupa dipasang sehingga jika ada sloof yang telah di
cor dan mengeras harus dibongkar dan disambung stek besi lagi.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


38
Gambar 2.15. Pembongkaran sloof TB1 untuk sambungan sloof TB2
c) Solusi permasalahan
Seharusnya pelaksana atau mandor lebih memperhatikan lagi gambar rencana agar
tidak terjadi kesalahan pada pekerjaan yang dibuat sehingga tidak memperlambat
pekerjaan lainnya.

2.3.Pekerjaan Kolom Lantai 1


Pada pekerjaan kolom lantai 1 ini kolom yang dikerjakan yaitu kolom C1, C2, C3, C4, C5
dan C6 dengan jumlah 42 buah. Pekerjaan kolom diawali dengan pembesian, bekisting dan
pengecoran. Pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan kolom lantai 1 8 pekerja di tiap
kolom.
d) Cara mengawasi pekerjaan tersebut:
6. melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan pembesian seperti:
- ukuran kolom C1 C2 C3 35cm x 35cm untuk C4 C5 C6 30cmx30cm
- tinggi masing-masing kolom 4m.
- pembesian masing-masing kolom dengan memperhatikan jarak tulangan,
jarak sengkang, ukuran besi dan jenis besi yang digunakan.
- mengecek penempatan masing-masing kolom diatas pondasi.

Gambar 2.16. Denah penempatan kolom lantai

Kolom C1 Kolom C2 KolomC3

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


39
Kolom C4 Kolom C5 Kolom C6

Gambar 2.17. Detail kolom lantai 1

7. Dengan mengetahui ukuran dari masing-masing kolom dan denah


penempatannya, selanjutnya mengawasi pekerjaan pembesian kolom.
Pembesian kolom sebelumnya telah dirakit oleh tukang besi dan langsung
dipasang sebelum pengecoran pondasi poer. Alat-alat yang digunakan seperti
tang, bar cutter, piser dan bahan yang digunakan untuk tulangan pokok yaitu
besi D16 sedangkan untuk sengkang digunakan besi 8, untuk mengikat
antara tulangan pokok dan sengkang digunakan kawat. Agar besi kolom
berdiri tegak dipasang skur atau usuk penyangga ukuran 4/6. Jumlah pekerja
untuk menyelesaikan pembesian ditiap kolom kurang lebih 5 orang. Hal-hal
yang di awasi yaitu kesesuaian:
- Diameter besi yang digunakan
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan untuk C1 14 buah, C2 14 buah, C3 12 buah, C4 10 buah,
C5 8 buah dan C6 8 buah.
- Jarak sengkang untuk kolom C1 C2 C4 C5 C6 yaitu tumpuan 10cm dan
lapangan 15cm sedangkan untuk kolom C3 12,5cm untuk tumpuan dan 15
cm untuk lapangan
- Kekuatan ikatan antara tulangan dengan sengkang
- Pemasangan beton deckingsebelum di cor

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


40
Gambar 2.18. Besi kolom C1

Gambar 2.19. Pembesian kolom C2

Gambar 2.20. Pemasangan usuk 4/6 untuk menyangga besi

8. Jika pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan mengawasi


pekerjaan bekisting kolom yang harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9
mm sehingga tidak memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya
diperbolehkan dipergunakan satu kali pakai. Selain papan, usuk 4/6 juga
digunakan untuk menyangga papan dan paku untuk menguatkan pemasangan
bekisting. Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting yaitu palu,
unting-unting, gergaji, meteran dan pensil. Karena ukuran dari kolom diatas
berbeda hanya 2 ukuran jadi bekisting yang dibuat tidak sejumlah kolom yang
ada namun hanya beberapa saja dan akan digunakan lagi untuk kolom
selanjutnya yang memiliki ukuran sama. Hal-hal yang diawasi antara lain:
- Ukuran pemotongan papan sesuai ukuran dan tinggi kolom

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


41
- Kekuatan pemasangan bekisting serta penyangga yang dipasang
- Ketegakan pemasangan dengan menggunakan unting-unting
- Kebersihan dan kerapian dari cetakan sebelum atau setelah digunakan
-

Gambar 2.21. Pemasangan bekisting kolom lantai 1

9. Setelah mengawasi pemasangan bekisting, selanjutnya mengawasi pekerjaan


beton. Pada pekerjaan beton ini harus digunakan Portland Cement Type II
setara semen Gresik, dan untuk agregatnya seperti pasir dan kerikil harus
bebas dari tanah dan tidak terlalu banyak terdapat pori. Hal-hal yang diawasi
dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm
- Dan setelah pengujian di UPT Balai Peralatan dan Pengujian campuran
yang digunakan sesuai mix desain yaitu 1:2:3
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump test
- Sesuai RKS prosedur pengecoran menggunakan ready mix
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau dengan rojokan kayu

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


42
Gambar 2.22. Pengecoran kolom lantai 1

10. Memperhatikan time schedule untuk memantau waktu yang digunakan agar
dapat mengontrol pekerja dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.

e) Kesulitan yang ditemui saat melakukan pengawasan


Tidak terdapat banyak kesulitan saat melakukan pengawasan untuk pekerjaan
kolom ini hanya saja kontraktor harus lembur untuk dalam melaksanakan
pengecoran karena waktu yang terbatas dan pengecoran yang harusnya
menggunakan ready mix tapi diganti site mix.
f) Solusi
Pada pekerjaan kolom ini kontraktor atau pelaksana harus lebih memperhatikan
time schedule dan mengerahkan seluruh pekerja pada proses pengecoran agar
tidak terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat selesai tepat waktu.

2.4.Pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


43
Pekerjaan balok lantai pada gedung PLUT ini terdiri dari 4 jenis balok yaitu B1 B2 B3 dan
B4. Pekerjaan balok lantai ini dilaksanakan setelah melepas bekisting kolom, urugan
peninggian lantai, beton rabat lantai dan pemasangan stager sesuai dengan denah penempatan
balok. Untuk pekerjaan balok pekerja pun dibagi menjadi tukang kayu yang bertugas diatas
memasang bekisting dan beberapa pekerja lainnya bersiap di bawah untuk membantu
menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan oleh tukang kayu yang berada di atas. Pekerjaan balok
ini dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan plat lantai 2. Untuk pekerjaan plat lantai terdiri
dari 2 jenis plat yaitu T10-02 dengan tebal 10cm dan T12-01 dengan tebal 12cm.Stager dari
bambu untuk menyangga bekisting plat juga telah dipasang oleh tukang sehingga membantu
pekerja untuk beraktifitas melaksanakan pekerjaan balok.

d) Cara mengawasi pekerjaan tersebut yaitu :


7. Melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan seperti:
- ukuran dari balok B1 55cm x 30cm, B2 45cm x 25cm, B3 40cm x 25cm,
B4 40cm x 20cm, tebal dari plat lantai yaitu T10-02 10cm dan T12-01
dengan tebal 12cm
- pembesian balokB1, B2, B3 dan B4 serta pembesian plat dengan
memperhatikan jarak tulangan, ukuran besi dan jenis besi yang digunakan
- mengecek denah penempatan balok B1, B2, B3 dan B4 serta plat lantai 2

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


44
Gambar 2.23. Denah Penempatan Balok Lantai

Tumpuan Lapangan

Gambar 2.24. Detail Pembesian Balok Lantai

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


45
Gambar 2.25. Denah penempatan plat lantai 2

Gambar 2.25. Detail penulangan plat lantai 2 T12 dan T10

8. Denah penempatan dan ukuran masing-masing balok telah diketahui,


selanjutnya mengawasi pekerjaan bekisting balok. Pekerjaan bekisting balok
harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9 mm sehingga tidak
memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya diperbolehkan
dipergunakan satu kali pakai. Selain papan, usuk 4/6 juga digunakan sebagai
bekisting penyangga papan.Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting
yaitu palu, gergaji, meteran dan pensil. Pada bekisting balok karena terdapat
banyak ukuran yang berbeda dan saat pengecoran nanti harus bersamaan jadi
bekisting dibuat bersamaan dan hanya sekali pakai. Dan tukang kayu harus

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


46
mengukur terlebih dahulu panjang bentang dari bekisting yang akan dibuat
sebelum dipakai. Untuk bekisting balok pada tiap sisi dipinggir bangunan,
papan bekisting dibuat lebih tinggi sekitar 12cm karena pengecoran plat dan
balok yang bersamaan menggunakan ready mix agar beton balok dan plat
menyatu. Jadi dalam pekerjaan bekisting balok dan plat ini pemasangan dak
papan balok dipasang terlebih dahulu sesuai ukuran, dilanjutkan dengan
pemasangan stager bambu di bawah papan dak, setelah beberapa bekisting
balok di pinggir bangunan telah dipasang dilanjutkan dengan memasang usuk
penyangga papan plat diantara kolom dan dilanjutkan dengan pemasangan
papan plywood. Hal-hal yang diawasi pada pekerjaan bekisting ini yaitu :
- Ukuran pemotongan papan sesuai ukuran dan panjang bentang balok dan
plat
- Kekuatan pemasangan bekisting serta stager bambu yang dipasang
dibawahnya
- Kebersihan dan kerapian dari bekisting sebelum digunakan

Gambar 2.26. Pemasangan bekisting balok dan stager

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


47
Gambar 2.27. Pemasangan bekisting balok B4

Gambar 2.28. Pemasangan usuk penyangga bekisting plat

9. Setelah pekerjaan bekisting balok dan plat selesai dikerjakan, selanjutnya


mengawasi pekerjaan pembesian balok dan plat.Pembesian balok dikerjakan
sama seperti pembesian sloof yaitu langsung di rakit di atas bekisting dengan
memasukkan tulangan pokok balok di antara pembesian kolom dengan alat-
alat yang digunakan seperti tang, bar cutter, piser dan bahan yang digunakan
untuk tulangan pokok yaitu besi D13 untuk balok B4 besi, D16 untuk balok
B1 B2 dan B3 sedangkan untuk sengkang digunakan besi 8 mm.Selain itu
besi D13 juga digunakan sebagai tulangan untuk menahan momen puntir atau
torsi pada balok B1 dan B2 untuk mengikat antara tulangan pokok dan
sengkang digunakan kawat. Pembesian plat dikerjakan setelah pembesian
balok selesai dikerjakan. Pembesian plat menggunakan besi 8 mm untuk
tulangan sekunder dan 10 mm untuk tulangan primer dengan pada tiap ujung
besi yang bertemu dengan pinggiran balok harus dikaitkan dengan besi balok
tersebut. Hal-hal yang di awasi yaitu kesesuaian:
- Diameter besi yang digunakan sesuai dengan gambar

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


48
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan pokok untuk B1 14 buah, B2 10 buah, B3 8 buah dan B4
7 buah
- Jarak sengkang untuk balok tumpuan yaitu 10cm dan lapangan 15cm
sedangkan untuk plat jarak antara tulangan primer yaitu 25 cm dan antara
tulangan sekunder yaitu 20cm
- Kekuatan ikatan antara tulangan pokok dan sengkang untuk balok,
kekuatan ikaan antara pembesian plat dan dengan pembesian balok
- Pemasangan beton deckingpada bagian bawah pembesian balok dan plat
sebelum di cor

Gambar 2.29. Pembesian balok B3

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


49
Gambar 2.30. Pembesian plat T12 dengan pemasangan beton decking

10. Setelah mengawasi pekerjaan pembesian,selanjutnya mengawasi pekerjaan


pengecoran balok dan plat. Sesuai RKS pada pekerjaan beton ini harus
digunakan Portland Cement SII Type I setara semen Gresik, dan untuk
agregatnya seperti pasir dan kerikil harus bebas dari tanah dan tidak terlalu
banyak terdapat pori. Pengecoran balok dan plat yang menggunakan ready
mix diharapkan mutu beton akan sesuai persyaratan. Pengecoran dilakukan
jika pembesian balok dan plat telah selesai dikerjakan dan sebelumnya
mengecek gambar teknik apakah di lantai 2 ini akan ada kolom praktis,
saluran untuk kamar mandi atau westafel dan besi plat beton topi untuk diatas
kusen. Jadi setelah tambahan-tambahan stek besi ataupun pipa saluran
dipasang barulah pengecoran dilakukan. Pengecoran yang menggunakan ready
mix ini menghabiskan campuran sebesar 78 m3 yang tiap truk mixer hanya
mampu mengangkut 6 m3 saja. Campuran beton dari mixer ini disalurkan
menggunakan concrete pump atau pipa penyalur campuran. Beberapa tukang
juga sudah bersiap di tempat pengecoran plat untuk membantu meratakan hasil
pengecoran. Hal-hal yang diawasi dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm, mix desain
tersebut di uji di UPT. Balai Pengujian dan Peralatan dan sudah memenuhi
syarat
- Memastikan pemasangan tulangan atau angker yang ditanam di beton
apakah sudah terpasang
- Kebersihan dari bekisting balok dan plat dilakukan dengan cara
disemprotkan dengan air sehingga kotoran tersapu bersih dari bekisting
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump testdengan hasil tes yaitu
10 cm
Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
50
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau dengan rojokan kayu juga
dilakukan untuk mendapat hasil beton yang baik dan tidak berpori
- Memastikan semua bagian dari bekisting telah tertutup rapi oleh campuran
beton

Gambar 2.31. Pengecoran balok dan plat dengan ready mix

Gambar 2.32. Proses meratakan hasil pengecoran

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


51
Gambar 2.33. Mobil mixer dan concrete pump

Gambar 2.34. Hasil pengecoran beton plat

Gambar 2.35. Slump Test

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


52
Gambar 2.36. Kubus benda uji

Gambar 2.37. Penanaman pipa dan stek besi kolom praktis


11. Memperhatikan time schedule agar dapat memantau waktu pekerjaan agar
dapat mengontrol pekerja sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
12. Mengawasi pemeliharaan beton yang telah selesai di cor yang dimulai di
keesokan harinya dengan cara menyiram hasil pengecoran tersebut setiap pagi
dan sore untuk mengurangi penguapan atau keretakan beton akibat cuaca yang
sangat panas.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


53
Gambar 2.38. Pemeliharaan beton dengan disiram air
e) Kesulitan yang ditemui saat melakukan pengawasan
Pekerjaan balok dan plat yang dikerjakan hampir bersamaan ini penulis
menemukan beberapa masalah yaitu logistik bahan bambu sebagai stager untuk
menyangga bekisting yang terlambat dan yang datang hanya bambu bekas dari
proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor sebelumnya menyebabkan tukang
terpaksa menyambung beberapa bambu-bambu bekas tersebut agar tinggi bambu
sesuai dengan yang diperlukan. Keterlambatan pekerjaan pun terjadi karena
beberapa tukang tidak bekerja dengan efektif dan hanya bekerja menyambung
bambu bekas yang ada.
f) Solusi
Beberapa masalah atau kesulitan tersebut seharusnya tidak terjadi jika pelaksana
atau kontraktor lebih sigap dan segera memesan bambu yang diperlukan sebagai
stager sehingga tukang dapat bekerja lebih efektif dan tidak terjadi keterlambatan
pekerjaan lebih lama lagi. Selain itu jika bahan besi juga dipesan lebih cepat
tukang yang tidak mendapat pekerjaan dapat melakukan pekerjaan pembesian
kolom lantai 2 sehingga tidak akan banyak waktu yang terbuang.

2.5.Pekerjaan Kolom Lantai 2


Pada pekerjaan kolom lantai 2 ini kolom yang dikerjakan yaitu kolom C1, C3, C4, C5 dengan
jumlah 34 buah. Pekerjaan kolom diawali dengan pembesian, bekisting dan pengecoran.
Pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan kolom lantai 1 5 pekerja di tiap kolom.
g) Cara mengawasi pekerjaan tersebut:
1. melihat gambar rencana atau shop drawing mengecek beberapa acuan
pekerjaan seperti:
- ukuran kolom C1 C3 C4 C5 30cmx30cm
- tinggi masing-masing kolom 3.5m
- pembesian masing-masing kolom dengan memperhatikan jarak tulangan,
jarak sengkang, ukuran besi dan jenis besi yang digunakan
- mengecek penempatan masing-masing kolom diatas plat

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


54
Gambar 2.39. Denah penempatan kolom lantai 2

Kolom C1 KolomC3

Kolom C4 Kolom C5

Gambar 2.40. Detail kolom lantai 2

2. Dengan mengetahui ukuran dari masing-masing kolom dan denah


penempatannya, selanjutnya mengawasi pekerjaan pembesian kolom.
Pembesian kolom sebelumnya telah dirakit oleh tukang besi dan langsung
dipasang setelah beton plat dan balok mulai mengeras. Sebelum memasang bei
kolom lantai 2 para pekerja memasang bekisting sepatu kolom sesuai ukuran
kolom menggunakan usuk 4/6, kemudian besi kolom lantai 2 dipasang dan
diikat di stek besi kolom lantai 1, dan kemudian di cor setinggi bekisting
tersebut. Alat-alat yang digunakan seperti tang, bar cutter, piser dan bahan

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


55
yang digunakan untuk tulangan pokok yaitu besi D16 sedangkan untuk
sengkang digunakan besi 8, untuk mengikat antara tulangan pokok dan
sengkang digunakan kawat.Jumlah pekerja untuk menyelesaikan pembesian
ditiap kolom kurang lebih 3 orang. Hal-hal yang di awasi yaitu kesesuaian:
- Diameter besi yang digunakan
- Jenis besi (ulir atau polos)
- Jumlah tulangan untuk C1 C3 10 buah, C4 C5 8 buah
- Jarak sengkang untuk kolom C1 C3 C4 C5 yaitu tumpuan 10cm dan
lapangan 15cm
- Kekuatan ikatan antara tulangan dengan sengkang dan stek besi kolom
lantai 1
- Pemasangan beton decking sebelum di cor

Gambar 2.41. Pemasangan besi kolom C3

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


56
Gambar 2.42. Pengikatan besi kolom C3 dengan besi kolom lantai 1

3. Jika pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dilanjutkan dengan mengawasi


pekerjaan bekisting kolom yang harus dibuat dari papan 2/20 atau plywood 9
mm sehingga tidak memungkinkan terjadi kebocoran air semen dan hanya
diperbolehkan dipergunakan satu kali pakai. Selain papan, usuk 4/6 juga
digunakan untuk menyangga papan dan paku untuk menguatkan pemasangan
bekisting. Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan bekisting yaitu palu,
unting-unting, gergaji, meteran dan pensil. Karena ukuran dari kolom diatas
tidak berbeda jadi bekisting yang dibuat tidak sejumlah kolom yang ada
namun hanya beberapa saja dan akan digunakan lagi untuk kolom selanjutnya
yang memiliki ukuran sama. Hal-hal yang diawasi antara lain:
- Ukuran pemotongan papan sesuai ukuran dan tinggi kolom
- Kekuatan pemasangan bekisting serta penyangga yang dipasang
- Ketegakan pemasangan dengan menggunakan unting-unting
- Kebersihan dan kerapian dari cetakan sebelum atau setelah digunakan

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


57
Gambar 2.43. Pemasangan bekisting kolom lantai 2

4. Setelah mengawasi pemasangan bekisting, selanjutnya mengawasi pekerjaan


beton. Pada pekerjaan beton ini harus digunakan Portland Cement Type I SII
setara semen Gresik, dan untuk agregatnya seperti pasir dan kerikil harus
bebas dari tanah dan tidak terlalu banyak terdapat pori. Pada pengecoran
kolom lantai 2 ini menggunakan site mix dan campuran beton dibawa keatas
menggunakan katrol. Hal-hal yang diawasi dalam pekerjaan beton yaitu:
- Sebelum pengecoran wajib dibuat mix desain dengan mutu K175 dan
dicetak dalam bentuk kubus ukuran 15cm x 15cm x 15cm
- Dan setelah pengujian di UPT Balai Peralatan dan Pengujian campuran
yang digunakan sesuai mix desain yaitu 1:2:3
- Pengecekan kekentalan campuran dengan slump test
- Sesuai RKS prosedur pengecoran menggunakan ready mix
- Pemadatan dengan alat penggetar (vibrator) atau dengan rojokan kayu

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


58
Gambar 2.44. Pengecoran kolom lantai 1

5. Memperhatikan time schedule untuk memantau waktu yang digunakan agar


dapat mengontrol pekerja dan tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.
b) Kesulitan yang ditemui saat melakukan pengawasan
Tidak terdapat banyak kesulitan saat melakukan pengawasan untuk pekerjaan
kolom ini hanya saja kontraktor harus lembur untuk dalam melaksanakan
pengecoran karena waktu yang terbatas dan pengecoran yang harusnya
menggunakan ready mix tapi diganti site mix. Dan hasil dari pengecoran kolom
juga kurang baik karena menggunakan papan bekisting bekas kolom lantai 1.

Gambar 2.45. Pengecoran kolom lantai 2 yang kurang baik

c) Solusi
Pada pekerjaan kolom ini kontraktor atau pelaksana harus lebih memperhatikan
time schedule dan mengerahkan seluruh pekerja pada proses pengecoran agar
tidak terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat selesai tepat waktu. Dan
seharusnya kontraktor tidak menggunakan papan bekas karena sesuai RKS papan
bekisting hanya dapat digunakan sekali.

2.6. Pekerjaan yang dilakukan selama magang industri

Magang industri I merupakan program yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa
semester 5 ditiap program studi di jurusan Teknk Sipil. Penulis juga mengikuti kegiatan
magang industri ini selama 10 minggu di PT. Mahardika Karya Utama dengan mengawasi
salah satu proyek yang dilaksanakan di Desa Bedulu Kabupaten Gianyar. Proyek yang
Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal
59
diawasi selama magang industri yaitu proyek pembangunan PLUT Bagi KUMKM.Selama
mengawasi proyekpenulis juga mengerjakan beberapa hal yang ditugaskan oleh pelaksana
proyek.

1. Membantu pelaksana menghitung beberapa volume pekerjaan struktur


2. Membantu pelaksana mengantarkan hasil kubus beton yang diuji di UPT. Balai
Pengujian dan Peralatan, Ubung.
3. Setelah pengujian 1minggu kemudian kembali lagi ke UTP. Balai Pengujian dan
Peralatan, Ubung, untuk mengambil hasil pengujian yang akan digunakan sebagai
takaran pengecoran di proyek.

Berikut ini adalah beberapa hasil perhitungan volume beton pekerjaan struktur :

Volume beton balok B1: Panjang x lebar x tinggi

: 56 m x 0.3 m x 0.55 m = 9.24 m3

Volume beton balok B2 : Panjang x lebar x tinggi

: 80 m x 0.25 m x 0.45 m = 9 m3

Volume beton balok B3 : Panjang x lebar x tinggi

: 101.5 m x 0.4 m x 0.25 m = 10.15 m3

Volume beton balok B4 : Panjang x lebar x tinggi

: 8.75 m x 0.4 m x 0.2 m = 6.46 m3

Volume beton plat lantai: Panjang x lebar x tinggi

: (19.5m x 17m x 0.12m) + (8m x 3m x 0.12m) + (6.5m x 2.5m x 0.12m) = 44.61 m3

Volume total pengecoran : 79.46 m3

Namun pada saat pengecoran di lapangan hanya membutuhkan 78 m3

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


60
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Setelah melakukan magang industri pada proyek pembangunan Pusat Layanan Usaha
Terpadudari Dinas Koperasi yang berlokasi dibarat Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu
Kabupaten Gianyarselama 10 minggu, dapat disimpulkan bahwa :

1. Teori yang didapat selama proses perkuliaan dan praktek di kampus sangat
bermanfaat selama melakukan magang industri.
2. Belajar beradaptasi dan cara bersosialisai yang baik dengan berbagai bidang keahlian
yang penulis temui selama proses magang industri dilakukan.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


61
3. Koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam sebuah proyek harus berjalan
dengan baik sehingga tidak saling menghambat dalam melaksanakan pekerjaan.
4. Proyek ini merupakan proyek pemerintah jadi setiap perubahan yang akan dilakukan
harus melalui persetujuan pemilik proyek (Dinas Koperasi Gianyar) dengan
pertimbangan dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.
5. Kenyataan dilapangan terkadang berbeda apa yang sudah ditentukan digambar,
misalnya ketinggian galian pondasi, pembesian pondasi setempat, dan beberapa item
pekerjaan lain.
6. Beberapa hasil pekerjaan yang dilakukan hasilnya kurang baik terjadi keterlambatan
pekerjaan karena beberapa faktor seperti kurangnya pengawasan dari pelaksana,
permasalahan logistik dan pekerja yang banyak libur.
7. Sesuai dengan teori yang didapatkan di kampus dalam suatu proyek harus
menerapkan K3, namun pada proyek tempat magang ini K3 tidak diperhatikan.

3.2. Saran

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek banyak juga ditemui hambatan-hambatan yang


terjadi diluar dugaan sehingga mengakibatkan adanya keterlambatan pekerjaan. Untuk itu
pada kesempatan ini, kiranya penulis dapat memberikan saran-saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan :
1. Dari kontraktor atau mandor yang ditugaskan untuk memantau proyek seharusnya ada
penambahan tenaga kerja untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan yang terlalu jauh.
2. Peralatan kerja seperti vibrator, pemadat tanah dalam pelaksanaan proyek perlu
ditingkatkan, baik dalam segi jumlah maupun kemampuan alat agar tidak
menghambat pelaksanaan pekerjaan karena vibrator salah satu penentu keberhasilan
pengecoran dan alat pemadat tanah yang baik dapat membuat pekerjaan pemadatan
selesai lebih cepat.
3. Pelaksana proyek diharapkan lebih sigap untuk melakukan pemesanan bahan seperti
bambu, usuk dan bata agar pekerja dapat bekerja lebih cepat dan tidak terjadi
keterlambatan.
4. Pada saat pekerjaan pembesian harus diperhatikan lebih teliti, harus terjalin
komunikasi antara pelaksana dengan mandor dan pekerjanya agar tidak sering terjadi
kesalahan.
5. Pengawasan dari mandor dan pelaksana juga harus ditingkatkan agar pekerja dapat
bekerja lebih serius dan cepat.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


62
6. Selalu memberikan pengarahan kepada setiap pekerja sebelum memulai bekerja,
terutama mengenai pentingnya K3 dalam proyek.

Laporan Magang Industri I Pembangunan Gedung Puskesmas 1 Abiansemal


63

Anda mungkin juga menyukai