Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGASILAN


Analysis Of Factors Affecting Compliance In Individual Taxpayers Pay Income Tax
(Study of KPP Pratama Malang Utaras Individual Tax Payers)

Debby Farihun Najib


Program Studi Akuntansi Universitas Brawijaya
Jalan Veteran 15 Malang

Dosen Pembimbing:
M. Khoiru Rusydi, M.Ak., Ak., BKP.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pemahaman terhadap
self assessment, pelayanan informasi perpajakan dan pelaksanaan sanksi perpajakan terhadap
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam membayar pajak penghasilan. Variabel
Independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, pemahaman terhadap self
assessment, pelayanan informasi perpajakan dan pelaksanaan sanksi perpajakan sedangkan
variabel dependen adalah kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Data penelitian ini diambil
dari data primer melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 100 buah kepada Wajib
Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara dan kuisioner yang
diolah sebanyak 89 buah. Sampel dalam penelitian diambil secara convenience sampling.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dalam menganalisis variabel-variabelnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman self assessment dan pelayanan informasi
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, sedangkan
tingkat pendidikan dan pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.

Kata Kunci: Tingkat Pendidikan, Pemahaman terhadap Self Assessment, Pelayanan Informasi
Perpajakan, Pelaksanaan Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi

Abstract
This study aimed to determine the effect of educational level, the understanding of the self-
assessment, taxation of information services and the implementation of tax penalties on the
level of individual taxpayer compliance in paying income tax. Independent variables in this
study is the level of education, understanding of self-assessment, taxation of information
services and the implementation of tax penalties while the dependent variable is the
individual taxpayer compliance. The data of this study were taken from primary data through
questionnaires. Questionnaires distributed to as many as 100 pieces of individual taxpayer in
the Tax Office Primary North Malang and questionnaires were processed as many as 89
pieces. The samples were taken by convenience sampling. This study used logistic regression
analysis to analyze the variables. The results showed that the understanding of self-
assessment and taxation of information services do not affect the individual taxpayer
compliance, while the level of education and the implementation of tax penalties affect the
individual taxpayer compliance.

Keywords: education level, understanding the self assessment, tax information services,
implementation of sanctions taxation, individual taxpayer compliance
PENDAHULUAN peraturan perundang-undangan perpajakan.
Nampak jelas disini bahwa dalam self assessment
Pembiayaan belanja negara yang semakin system wajib pajak lebih dipandang sebagai subjek
lama semakin bertambah besar memerlukan bukan sebagai objek pajak. Asri dan Vinola (2009)
penerimaan negara yang berasal dari dalam negeri mengemukakan sebagai konsekuensi dari tax
tanpa harus bergantung pada bantuan dan pinjaman reform Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
dari luar negeri. Hal ini berarti bahwa semua berkewajiban untuk melakukan pelayanan,
pembelanjaan negara harus dibiayai dari pengawasan, pembinaan, dan penerapan sanksi
pendapatan negara, yaitu penerimaan dari pajak pajak.
dan penerimaan bukan pajak (Said dikutip Santi, Salah satu alasan diberlakukannya reformasi
2011). sistem self assessment adalah meningkatnya
Penerimaan bukan pajak merupakan kepatuhan membayar pajak (Tarjo dan
penerimaan yang berasal dari pemanfaatan sumber Kusumawati, 2006). Hal tersebut dikarenakan
daya alam (migas), pelayanan oleh pemerintah, sistem assessment menuntut adanya peran serta
pengelolaan kekayaan negara dan lain-lain, yang aktif dari masyarakat dalam pemenuhan kewajiban
sifatnya tidak stabil. Oleh karena itu, saat ini perpajakannya. Namun, pada kenyataan-nya belum
negara banyak menggantungkan sumber semua potensi pajak yang ada dapat terpenuhi.
pembiayaan belanja yang berasal dari pajak Sebab masih banyak yang belum memiliki
(Muliari dan Setiawan, 2009). Pajak merupakan kesadaran akan pentingnya pemenuhan kewajiban
sumber penerimaan negara yang pasti dan per-pajakan baik bagi negara maupun bagi mereka
mencerminkan kegotongroyongan masyarakat sendiri sebagai warga negara yang baik.
dalam membiayai negara. Berdasarkan data Ditjen Pajak, rasio kepatuhan
Menurut Departemen Keuangan wajib pajak dalam penyampaian Surat
(www.fiskal.depkeu.go.id), besarnya peran pajak Pemberitahuan Tahunan (SPT) hingga Juni 2012
dalam membiayai pembangunan juga tercermin hanya mencapai 45,5 persen atau 10 juta. Jumlah
dari sumber penerimaan Anggaran Pendapatan dan SPT diterima mencapai 10.016.082 dari total wajib
Belanja Negara (APBN) tahun 2013 yang 77,9% pajak terdaftar yang wajib menyampaikan SPT
dari total penerimaan negara bersumber dari Tahunan PPh sebesar 22 juta. Sedangkan pada
penerimaan pajak. Mengingat pentingnya peranan tahun 2011 rasio kepatuhan wajib pajak sebesar
pajak, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat 9.332.626 atau sebesar 52,74 persen dengan
Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya jumlah wajib pajak terdaftar 17.694.317 (Harian
untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Salah Bisnis Indonesia, 30 Juli 2012).
satu upaya yang dilakukan adalah melalui Salah satu jenis pajak yang berpengaruh
reformasi peraturan perundang-undangan di bidang besar dalam meningkatkan ekonomi nasional
perpajakan dengan diberlakukannya self adalah pajak penghasilan. Pajak penghasilan
assessment system dalam pemungutan pajak sejak merupakan jenis pajak subjektif yang kewajiban
tahun fiskal 1984. pajaknya melekat pada subjek pajak yang
Pada awal tahun 1984, sejak dimulainya tax bersangkutan, artinya kewajiban pajak tersebut
reform sistem perpajakan di Indonesia berubah tidak dapat dilimpahkan kepada subjek lain. Maka
dari official assessment system menjadi self dari itu kesadaran dan kepatuhan subjek pajak
assessment system. Dalam official assessment sangat diperlukan. Pajak penghasilan dikenakan
system tanggung jawab pemungutan terletak pada subjek pajak yang berkaitan dengan
sepenuhnya pada penguasa pemerintah, sedangkan penghasilan yang diterimanya atau diperolehnya
dalam self assessment system wajib pajak diberi dalam satu tahun pajak.
kepercayaan penuh untuk menghitung, Menurut Supriyati dan Hidayati (2008)
memperhitungkan, membayar/menyetor dan penerapan self assessment system tidak terlepas
melaporkan besarnya pajak terutang, sesuai dengan dari karakteristik wajib pajak, adapun karakteristik
jangka waktu yang telah ditentukan dalam wajib pajak terkait dengan penerapan self
assessment system dapat dilihat dari tingkat berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pendidikan, jenis penghasilan, tingkat penghasilan pajak.
dan alam/masa kerja. Dilihat dari tingkat Santi (2011) melakukan penelitian dengan
pendidikan rendah cenderung akan mempunyai kepatuhan WPOP sebagai variabel terikat.
sifat dalam bentuk perlawanan pasif karena wajib Variabel bebas yang digunakan adalah kesadaran
pajak tidak tahu tentang untuk apa, bagaimana, perpajakan, sikap rasional, lingkungan, sanksi
kapan, dan kepada siapa pajak harus dibayarkan. denda dan sikap fiskus. Hasil dari penelitian
Sebaliknya, wajib pajak yang mempunyai tersebut adalah ada pengaruh signifikan dari
pendidikan cukup tinggi cenderung mempunyai kesadaran perpajakan, sikap rasional, lingkungan,
sikap dalam bentuk perlawanan aktif. sanksi denda dan sikap fiskus terhadap kepatuhan
Dalam mendukung pelaksanaan self WPOP baik secara parsial maupun simultan.
assessment system, pelayanan informasi Arum (2012) juga melakukan penelitian
perpajakan diharapkan dapat mempermudah wajib yang hampir sama dengan penelitian Santi. Yang
pajak dalam memperoleh kejelasan informasi membedakannya adalah Santi melakukan
perpajakan, sanksi perpajakan pada dasarnya penelitian terhadap kepatuhan WPOP yang
dimaksudkan agar masyarakat patuh dan mau melakukan usaha dan pekerjaan bebas. Variabel
melunasi kewajibannya untuk melunasi utang bebas yang digunakan adalah kesadaran wajib
pajaknya dengan baik dan benar. Usaha untuk pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak. Hasil
meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak dari penelitian tersebut adalah ada pengaruh
mempunyai banyak kendala antara lain tingkat signifikan dari kesadaran wajib pajak, pelayanan
kesadaran wajib pajak yang masih rendah sehingga fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan WPOP
wajib pajak telah berusaha untuk memperkecil yang melakukan usaha dan pekerjaan bebas.
kewajiban perpajakannya dari yang semestinya.
Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat
secara umum juga dapat mempengaruhi kepatuhan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban PENGEMBANGAN HIPOTESIS
perpajakannya. Tingkat pendidikan masyarakat
yang semakin tinggi akan menyebabkan Kondisi perpajakan yang menuntut
masyarakat semakin mudah memahami ketentuan keikutsertaan aktif wajib pajak dalam
dan peraturan perundang-undangan di bidang menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan
perpajakan yang berlaku. Tingkat pendidikan yang kepatuhan wajib pajak yang tinggi, yaitu
rendah juga akan tercermin dari masih banyaknya kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban
Wajib Pajak terutama orang pribadi yang perpajakan yang sesuai dengan kebenarannya.
mempunyai pekerjaan bebas yang tidak melakukan Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara
pembukuan atau yang masih melakukan sukarela (voluntary of complience) merupakan
pembukuan ganda untuk kepentingan pajak. tulangpunggung dari self assesment system,
Tingkat pendidikan yang rendah juga akan dimana wajib pajak bertanggung jawab
berpeluang Wajib Pajak enggan melaksanakan menetapkan sendiri kewajiban perpajakan
kewajiban perpajakannya karena kurangnya kemudian secara akurat dan tepat waktu dalam
pemahaman mereka terhadap sistem perpajakan membayardan melaporkan pajaknya. Menurut
yang diterapkan. Safri Nurmantu yang dikutip oleh Siti Kurnia
Penelitian mengenai kepatuhan pajak sudah Rahayu (2010:138), kepatuhan perpajakan dapat
sering dilakukan. Penelitian Ikhsan (2007) tentang didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib
kajian faktor-faktor yang mempengaruhi Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan
kepatuhan wajib pajak menyimpulkan bahwa melaksanakan hak perpajakannya.
secara simultan faktor kejelasan Undang-Undang
dan peraturan perpajakan, filsafat negara dan
tingkat pendidikan wajib pajak secara statistik
Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap memberi hak kepada Wajib Pajak untuk
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam menentukan sendiri pajak yang terutang sesuai
Membayar Pajak Penghasilan dengan peraturan perpajakan dan atas dasar
Menurut Fallan (1999:141) dalam Siti fungsi penghitungan Wajib Pajak berkewajiban
Kurnia Rahayu (2010), pentingnya aspek untuk membayar pajak sebesar pajak yang
pengetahuan perpajakan bagi wajib pajak sangat terutang ke Bank Persepsi atau Kantor Pos. Fungsi
mempengaruhi sikap wajib Pajak terhadap system terakhir dari wajib pajak adalah melaporkan
perpajakan yang adil. Dengan kualitas pembayaran dan berapa besar pajak yang telah
pengetahuan yang semakin baik akan memberikan dibayar ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).
sikap memenuhi kewajiban dengan benar melalui Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis
adanya system perpajakan suatu Negara yang yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
dianggap adil. Dengan meningkatnya pengetahuan H0.2: Pemahaman terhadap self assessment
perpajakan masyarakat melalui pendidikan berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib
perpajakan baik formal maupun nonformal akan Pajak Orang Pribadi dalam membayar pajak
berdampak positif terhadap pemahaman dan penghasilan
kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak.
Ikhsan Budi R (2007) menyatakan bahwa Pengaruh Pelayanan Informasi Perpajakan
secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
wajib pajak, maka semakin mudah pula bagi Pribadi dalam Membayar Pajak Penghasilan
mereka untuk memahami peraturan perpajakan. Pelayanan pajak (tax service) bertujuan
Wajib pajak yang sudah memahami peraturan untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan
perpajakan, termasuk memahami sanksi kepastian bagi Wajib Pajak didalam pemenuhan
administrasi dan pidana fiskal, diharapkan dapat kewajiban dan haknya di dalam bidang perpajakan.
memenuhi kewajiban pajaknya. Apabila wajib Strategi pelayanan di terapkan untuk membentuk
pajak mampu untuk memahami peraturan persepsi masyarakat yang positif tentang pajak
perpajakan dengan baik, maka mereka akan dalam sistem self assesment yang berorientasi
memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak kepada kepuasan Wajib Pajak (taxpayers
secara teratur. satisfaction). Melalui kepuasan Wajib Pajak atas
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis pelayanan yang diperolehnya dapat mendorongnya
yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: untuk membayar pajak sesuai ketentuan sehingga
H0.1: Tingkat pendidikan Wajib Pajak berpengaruh menurunkan tingkat penghindaran pajak (Zain,
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang 2004). Dari kondisi tersebut dimungkinkan adanya
Pribadi dalam membayar pajak penghasilan timbal balik dai Wajib Pajak berupa kepatuhan
dalam membayar pajak penghasilan yang
Pengaruh Pemahaman Terhadap Self dimilikinya
Assessment pada Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis
Orang Pribadi dalam Membayar Pajak yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Penghasilan H0.3: Pelayanan informasi perpajakan
Self assessment system merupakan suatu berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib
pemungutan pajak yang memberi wewenang Pajak Orang Pribadi dalam membayar pajak
kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri penghasilan
besarnya pajak terutang. Wajib Pajak diberi
tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan Pengaruh Pelaksanaan Sanksi Perpajakan
pajak sebagai pencerminan kewajiban di bidang Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
perpajakan. Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk Pribadi dalam Membayar Pajak Penghasilan
menghitung, membayar dan melaporkan sendiri Sistem pemungutan pajak yang berdasarkan
pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan atas self assessment system, Wajib Pajak diberikan
perpajakan yang berlaku. Fungsi penghitungan kepercayaan penuh untuk menghitung menyetor
dan melapor sendiri jumlah pajak yang terutang Angka 5 : Jika Sangat Setuju (SS)
sesuai dengan peraturan perundang-undangan Angka 4 : Jika Setuju (S)
perpajakan. Akan tetapi walaupun telah diberikan Angka 3 : Jika Ragu-Ragu / Netral (N)
kepercayaan, ternyata masih ada Wajib Pajak yang Angka 2 : Jika Tidak Setuju (TS)
tidak memenuhi kewajiban perpajakannya. Atas Angka 1 : Jika Sangat Tidak Setuju (STS)
kepercayaan yang diberikan kepada Wajib Pajak, Sedangkan pengukuran variabel dependen
maka diperlukan tindakan untuk meningkatkan mengenai kepatuhan wajib pajak dalam penelitian
kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan ini menggunakan metode dummy, yaitu
kewajiban perpajakannya. Tindakan tersebut salah menggunakan kriteria sebagai berikut:
satunya adalah melalui pemberian sanksi kepada a) Jika KWP (Kepatuhan Wajib Pajak) < 3, maka
wajib pajak yang tidak patuh. Sehingga Wajib diberi skor = 0
Pajak yang tidak patuh dan yang kepatuhannya b) Jika KWP (Kepatuhan Wajib Pajak) = 3, maka
tergolong rendah, diharapkan dengan diberikannya diberi skor = 1
sanksi, tingkat kepatuhannya akan menjadi lebih c) Jika KWP (Kepatuhan Wajib Pajak) > 3, maka
baik. Berdasarkan uraian tersebut dapat diberi skor = 1
disimpulkan bahwa penerapan sanksi perpajakan
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan Penentuan Sampel
kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib
kewajiban perpajakannya. Pajak Orang Pribadi efektif yang terdaftar di KPP
Fraternesi (2001) dalam Agus (2006) Pratama Malang Utara per Maret 2013. Dari data
menyatakan bahwa WP akan mematuhi KPP Pratama Malang Utara, tercatat 61.644
pembayaran pajak bila memandang sanksi denda Wajib Pajak Orang Pribadi efektif. Penentuan
akan lebih banyak merugikannya. Semakin banyak ukuran sampel dengan menggunakan rumus
sisa tunggakan pajak yang harus dibayar WP, Slovin (Umar, 2005 dalam Singgih dan Bawono,
maka akan semakin berat bagi WP untuk 2010) sebagai berikut:
melunasinya. Walaupun WP tidak mendapatkan
penghargaan atas kepatuhannya dalam
melaksanakan kewajiban perpajakan, WP akan
dikenakan banyak hukuman apabila alfa atau 61.644
n=
sengaja tidak melaksanakan kewajiban 1 + 61.644(0,10)
perpajakannya.
Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis n = 99,84
yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
H0.4 : Pelaksanaan sanksi perpajakan berpengaruh Keterangan:
positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak Orang n = ukuran sampel
Pribadi dalam membayar pajak penghasilan N = ukuran populasi
e = error atau tingkat kesalahan yang ditetapkan,
namun masih dapat ditolerir. Tingkat
METODE PENELITIAN kesalahan yang ditetapkan sebesar 10%.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
Variabel Penelitian menggunakan convenience sampling yang artinya
Variabel independen mengenai pemahaman pengambilan sampling secara bebas tanpa
terhadap self assessment, pelayanan informasi menentukan status, atau keadaan dari responden
perpajakan, dan pelaksanaan sanksi perpajakan sehingga menjadikan peneliti nyaman dan mudah
diukur dengan menggunakan skala Likert. Dalam dalam mengambil sampel (Sekaran, 2009:136).
penelitian ini instrumen diukur dengan skala 5
point di setiap pertanyaannya untuk penentuan
sikap responden, yaitu:
Metode Analisis Deskripsi Variabel
Pengujian hipotesis dilakukan dengan Tabel 2
menggunakan regresi logistik sebagai berikut: Statistik Deskriptif
Ln (P/1 P) = b0 + b1PSA + b2PIP + b3PSP + N Min Max Sum Mean Std. Deviation
b4TP Total_PSA 89 15 53 3732 41.93 4.882
Keterangan: Total_PIP 89 13 45 3065 34.44 5.125
Ln = Log natural Total_PSP 89 13 33 2211 24.84 3.411
P = probabilitas kepatuhan wajib pajak TP 89 1 5 325 3.65 .862
PSA = pemahaman terhadap self assessment Total_KWP 89 2 5 421 4.73 .649
PIP = pelayanan informasi perpajakan
Valid N (listwise) 89
PSP = pelaksanaan sanksi perpajakan
TP = tingkat pendidikan
Dari tabel 2 diatas diketahui bahwa untuk
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN variabel pemahaman terhadap self assessment
diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) sebesar
Berdasarkan hasil perhitungan dengan 41,93 yang apabila dibagi dengan 11 butir
rumus Slovin (Umar, 2005 dalam Singgih dan pertanyaan yang ada pada kuisioner, diperoleh
Bawono, 2010), diperoleh ukuran sampel tingkat rata-rata jawaban responden pada skala 3
sebanyak 100 kuesioner. Jumlah kuisioner yang (dalam jawaban kuisioner berarti netral). Hasil
disebarkan kepada responden sebanyak 100 analisis deskriptif tentang variabel pelayanan
kuisioner dan yang kembali sebanyak 100 informasi perpajakan diperoleh skor jawaban rata-
kuisioner. Maka dari itu, didapatkan nilai tingkat rata (mean) sebesar 34,44 yang apabila dibagi
pengembalian kuisioner (respon rate) dalam dengan 9 butir pertanyaan yang ada pada
penelitian ini adalah 100%. Akan tetapi, setelah kuisioner, diperoleh tingkat rata-rata jawaban
dilakukan pemeriksaan ternyata terdapat 11 responden pada skala 3 (dalam jawaban kuisioner
kuisioner yang tidak dapat digunakan karena berarti netral). Hasil analisis deskriptif tentang
responden tidak memiliki NPWP sehingga variabel pelaksanaan sanksi perpajakan diperoleh
didapatkan sejumlah kuisioner yang dapat diolah skor jawaban rata-rata (mean) sebesar 24,84 yang
sebagai sampel dalam penelitian ini adalah apabila dibagi dengan 7 butir pertanyaan yang ada
sebanyak 89 kuisioner. Dengan demikian, pada kuisioner, diperoleh tingkat rata-rata jawaban
didapatkan nilai tingkat pengembalian yang responden pada skala 3 (dalam jawaban kuisioner
digunakan (usable respon rate) sebesar 89%. berarti netral).
Jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuisioner Data tingkat pendidikan diperoleh
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: berdasarkan tingkat pendidikan dari wajib pajak di
KPP Malang Utara. Berdasarkan hasil perhitungan
Tabel 1 statistik deskriptif diperoleh skor jawaban dengan
Deskripsi Objek Penelitian rata-rata sebesar 3,57, dalam penelitian dapat
Kuesioner yang disebar 100 dikategorikan bahwa rata-rata jawaban responden
Kuesioner yang kembali 100 berada pada skala 4 (dalam jawaban kuisioner
Dikurangi: tingkat pendidikan berarti sarjana).
Kuesioner yang digugurkan (11) Hasil dari statistik deskriptif tentang
Sampel akhir pengamatan 89 kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam
Sumber: Data primer, diolah membayar pajak penghasilan diperoleh nilai rata-
rata adalah 4,73 apabila dibagi dengan 5 butir
pertanyaan pada kuisioner, maka diperoleh nilai
0,946 yang artinya responden penelitian
mempunyai tingkat kepatuhan wajib pajak yang hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
baik. mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok
Pengujian Hipotesis dengan data observasinya.
Analisis pertama yang dilakukan adalah Tabel 4
menilai overall fit model terhadap data. Hipotesis Hosmer and Lemeshow Test
model fit adalah:
Step Chi-square df Sig.
H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Ha = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan 1 .889 8 .999
data. Sumber: Data primer yang diolah, 2013
Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (- Berdasarkan tabel 4 diatas hasil pengujian
2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai - dengan menggunakan analisis Hosmer and
2LL pada akhir (Block Number = 1). Adanya Lemesshows Goodness of Fit Test, pengujian atas
penurunan nilai -2LL awal (initial -22 funcion) kelayakan model regresi menunjukkan nilai Chi-
dengan nilai -2LL pada langkah berikutnya square sebesar 0.889 dengan signifikansi ()
menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit sebesar 0.999. Berdasarkan hasil analisis SPSS
dengan data. Hasil dari pengujian overall model fit tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model
ini ditunjukkan pada analisis tabel dibawah ini. regresi mampu memprediksi nilai observasinya
Tabel 3 atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
Menilai Keseluruhan Model cocok dengan data observasinya. Hal ini
No -2 Log Likelihood Nilai dikarenakan nilai signifikansi (p) lebih besar (>)
1 Awal (Block Number = 0) 26.238 dari 0,05.
2 Akhir (Block Number = 1) 14.322 Besarnya koefisien determinasi pada model
Sumber: Data primer yang diolah, 2013 regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke
R Square. Nilai Nagelkerke R Square dapat
Berdasarkan Tabel 3 di atas, nilai -2LL awal diiterpretasikan seperti nilai R square pada regresi
adalah sebesar 26.238. Setelah dimasukkan berganda (Ghozali, 2009:219).
keempat variabel independen maka nilai -2LL Tabel 5
akhir mengalami penurunan menjadi 14.322, Koefisien Determinasi
penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan -2 Log Cox & Snell R Nagelkerke R
bahwa H0 tidak dapat ditolak yang berarti bahwa Step likelihood Square Square
model regresi telah memiliki kesesuaian dengan 1 14.322
a
.125 .491
data.
Kelayakan model regresi dinilai dengan Sumber: Data primer yang diolah, 2013
menggunakan Hosmer and Lemesshows
Goodness of Fit Test. Model ini digunakan untuk Hasil output pengolahan data dari SPSS 17.0
menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok yang dapat dilihat pada tabel 4.9, menunjukkan
atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,491. Nilai
model dengan data sehingga dapat dikatakan fit) tersebut dapat diartikan bahwa variabilitas variabel
(Ghozali, 2009:268). Jika nilai Hosmer and dependen yang dapat dijelaskan dalam penelitian
Lemesshows Goodness of Fit Test sama dengan ini adalah sebesar 49% sedangkan 51% lainnya
atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak dijelaskan oleh variabel-variabel di luar model
berarti ada perbedaan signifikan antara model penelitian.
dengan nilai observasinya sehingga Goodness Fit Model regresi logistik yang dibentuk dengan
Model tidak baik karena tidak memprediksi nilai menggunakan SPSS 17.0 dengan tingkat
observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemesshows signifikansi 0,05 disajikan pada tabel berikut ini:
Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka
Tabel 6
Hasil Uji Regresi Logistik
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
a
Step 1 Total_X1 1.910 .954 4.005 1 .045 6.751

Total_X2 .029 .183 .025 1 .875 1.029

Total_X3 -.354 .237 2.234 1 .135 .702

Total_X4 .419 .204 4.212 1 .040 1.520

Constant -.677 7.292 .009 1 .926 .508

Pembahasan Hasil Penelitian terhadap kesadaran dan kepatuhan wajib


pajak dalam membayar pajak. Dengan
Tingkat Pendidikan semakin tingginya tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil pengujian Wajib Pajak, makin mudah pula bagi
hipotesis, dapat disimpulkan bahwa mereka dalam memahami peraturan
variabel tingkat pendidikan berpengaruh perpajakan. Hal ini dibuktikan dengan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak adanya pengaruh signifikan dan positif
orang pribadi dalam membayar pajak tingkat pendidikan wajib pajak terhadap
penghasilan. Hal ini dibuktikan dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar
hasil pengujian analisis regresi logistik pajak. Menurut Fikriningrum (2012),
yang menunjukkan bahwa variabel tingkat adanya pemahaman tentang perpajakan
pendidikan memiliki nilai koefisien diharapkan dapat mendorong kesadaran
positif sebesar 1,910 dan nilai -value wajib pajak untuk mau membayar pajak
sebesar 4,5% yang lebih kecil dari nilai terutangnya. Semakin tinggi Pengetahuan
= 5%. Sehingga dapat diartikan bahwa dan pemahaman tentang peraturan
semakin tinggi tingkat pendidikan wajib perpajakan maka semakin tinggi pula
pajak maka semakin tinggi pula kemauan wajib pajak dalam membayar
kepatuhan wajib pajak orang pribadi pajak.
dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya dalam hal ini adalah pajak Pemahaman Self Assessment
penghasilan. Dengan semakin tinggi Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
tingkat pendidikan Wajib Pajak maka dapat disimpulkan bahwa variabel
diharapkan pemahaman Wajib Pajak atas pemahaman self assessment tidak
undang-undang perpajakan yang berlaku berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
juga semakin baik. pajak orang pribadi dalam membayar
Hasil penelitian ini sejalan dengan pajak penghasilan. Hasil penelitian ini
penelitian sebelumnya yang dilakukan konsisten dengan penelitian sebelumnya
oleh Cholifah (2012) yang menunjukkan yang dilakukan oleh Cholifah (2012) yang
bahwa terdapat pengaruh antara tingkat menunjukkan bahwa tidak terdapat
pendidikan dengan kepatuhan wajib pajak pengaruh secara signifikan antara
orang pribadi dalam membayar pajak pemahaman self assessment dengan
penghasilan. Menurut Ikhsan Budi R kepatuhan wajib pajak orang pribadi
(2007), tingkat pendidikan wajib pajak dalam membayar pajak penghasilan. Dari
merupakan faktor yang berpengaruh hasil pengujian regresi logistik
menunjukkan bahwa variabel pemahaman kepatuhan wajib pajak orang pribadi
self assessment memiliki nilai koefisien dalam membayar pajak penghasilan.
positif yaitu sebesar 0,029 dan nilai - Menurut penelitian Muhammad
value sebesar 87,5% yang lebih besar dari Syafiqurrahman dan Sri Suranta (2006),
nilai : 5%. Sehingga dapat diartikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
bahwa pemahaman wajib pajak atas self wajib pajak terhadap kepatuhan
assessment masih belum terlaksana pembayaran pajak restoran di Surakarta
dengan baik. menunjukkan bahwa variabel pelayanan
Dari hasil pengamatan peneliti tidak berpengaruh secara signifikan
masih banyak wajib pajak yang belum terhadap kepatuhan wajib pajak
mampu untuk mengisi SPTnya sendiri dikarenakan kurangnya penyuluhan yang
sehingga petugas pajak berusaha keras dilakukan. Sri Rustiyaningsih (2011)
membantu wajib pajak dalam mengisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan
SPT tersebut. Namun kesadaran wajib yang baik kepada wajib pajak akan dapat
pajak dalam melaporkan SPTnya sebelum meningkatkan kepatuhan wajib pajak
masa jatuh tempo sudah cukup baik dalam memenuhi kewajiban
karena wajib pajak sebagian besar perpajakannya, dan begitu juga
melaporkan SPTnya tepat waktu dan yang sebaliknya. Untuk itu dalam hal
mendapat surat teguran dari petugas pajak peningkatan kualitas pelayanan kepada
sangat sedikit. Selain itu dengan adanya wajib pajak sangat diperlukan untuk
Tax Center yang ada di kota Malang, para meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
wajib orang pribadi yang karena Media pelayanan informasi
kesibukan pekerjaannya lebih memilih perpajakan DJP melalui website sudah
menyerahkan urusan perpajakannya cukup baik dengan menampilkan berbagai
kepada Tax Center dalam hal menghitung, informasi dan peraturan perpajakan yang
mengisi SPT serta melaporkan SPTnya ke berlaku yang ditujukan kepada wajib
KPP. Harapan yang perlu dilakukan pajak secara luas. Akan tetapi media
fiskus pajak adalah perlu meningkatkan tersebut masih belum sepenuhnya efektif
intensitas dalam mengadakan untuk wajib pajak orang pribadi karena
sosialisasi/penyuluhan dan pelatihan adanya keterbatasan SDM dan fasilitas
terpadu yang lebih luas mengenai yang dimiliki oleh wajib pajak orang
pelaksanaan self assessment system agar pribadi untuk mengakses informasi-
masyarakat menjadi lebih sadar dan patuh informasi tersebut. Petugas pajak perlu
dalam melaksanakan kewajiban melakukan strategi khusus untuk
perpajakannya. mengatasi permasalahan tersebut yang
pada akhirnya dapat meningkatkan
Pelayanan Informasi Perpajakan kepatuhan wajib pajak orang pribadi
Berdasarkan hasil pengujian dengan mengetahui informasi-informasi
hipotesis, dapat disimpulkan bahwa perpajakan yang berlaku saat ini.
variabel pelayanan informasi perpajakan
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Pelaksanaan Sanksi Perpajakan
wajib pajak orang pribadi dalam Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,
membayar pajak penghasilan. Hasil dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian ini konsisten dengan penelitian pelaksanaan sanksi perpajakan
sebelumnya yang dilakukan oleh Cholifah berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
(2012) yang menunjukkan bahwa tidak pajak orang pribadi dalam membayar
terdapat pengaruh secara signifikan antara pajak penghasilan. Hasil penelitian ini
pelayanan informasi perpajakan dengan tidak sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Cholifah Pajak memahami peraturan perpajakan
(2012) yang menunjukkan bahwa tidak yang dapat mendorong kemauan Wajib
terdapat pengaruh secara signifikan antara Pajak untuk membayar pajak. Selain itu
pelaksanaan sanksi perpajakan dengan sanksi denda yang dipandang akan lebih
kepatuhan wajib pajak orang pribadi merugikan, Wajib Pajak Orang Pribadi
dalam membayar pajak penghasilan. akan lebih patuh membayar kewajiban
Fraternesi (2001) dalam Agus perpajakannya
(2006) menyatakan bahwa WP akan Sedangkan variabel pemahaman self
mematuhi pembayaran pajak bila assessment dan pelayanan informasi
memandang sanksi denda akan lebih perpajakan tidak berpengaruh terhadap
banyak merugikannya. Semakin banyak kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
sisa tunggakan pajak yang harus dibayar dalam membayar pajak penghasilan. Hal
WP, maka akan semakin berat bagi WP ini dikarenakan kurangnya
untuk melunasinya. Walaupun WP tidak penyuluhan/sosialisasi secara luas
mendapatkan penghargaan atas mengenai self assessment system dan
kepatuhannya dalam melaksanakan kesibukan Wajib Pajak yang mendorong
kewajiban perpajakan, WP akan Wajib Pajak untuk menyerahkan urusan
dikenakan banyak hukuman apabila alfa perpajakannya kepada tax center yang ada
atau sengaja tidak melaksanakan serta belum efektifnya pelayanan
kewajiban perpajakannya. Oleh sebab itu informasi perpajakan melaui media
tidaklah mengherankan apabila di dalam website oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
penelitian ini ditemukan semakin positif yang menyebabkan Wajib Pajak Orang
tingkat pelaksanaan sanksi perpajakan Pribadi tidak mengetahui peraturan
maka semakin meningkat pula kepatuhan perpajakan terbaru yang berlaku.
wajib pajak orang pribadi dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Saran
Temuan ini mendukung hasil penelitian Berdasarkan kesimpulan dan
Agus (2006), Santi (2012), dan Arum keterbatasan penelitian dari penelitian ini,
(2012) menunjukkan bahwa pelaksanaan maka beberapa saran yang dapat
sanksi perpajakan berpengaruh positif disampaikan adalah:
signifikan terhadap kepatuhan wajib 1. Bagi Aparatur Pajak (fiskus)
pajak. Aparatur pajak diharapkan
menerapkan strategi khusus untuk
PENUTUP Wajib Pajak Orang Pribadi dalam hal
penyuluhan/sosialisasi mengenai self
Kesimpulan assessment system dan informasi
Hasil penelitian ini menunjukkan perpajakan dengan melakukan
bahwa variabel tingkat pendidikan dan pelatihan terpadu secara rutin dengan
pelaksanaan sanksi perpajakan wilayah yang lebih luas. Serta
berpengaruh positif terhadap kepatuhan melakukan pengawasan yang lebih
Wajib Pajak Orang Pribadi. Hal ini berarti terhadap peraturan perpajakan terkait
semakin tinggi tingkat pendidikan Wajib sanksi denda yang berlaku. Dengan
Pajak Orang Pribadi dan pelaksanaan mempertimbangkan jumlah sanksi
sanksi perpajakan, maka semakin tinggi yang diberlakukan untuk
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi meningkatkan kesadaran Wajib Pajak
untuk membayar pajak penghasilan. dalam melaksanakan kewajiban
Dengan semakin tinggi tingkat pendidikan perpajakannya.
Wajib Pajak, maka semakin mudah Wajib
2. Bagi Wajib Pajak Anonim,
Wajib pajak diharapkan dapat http://www.fiskal.depkeu.go.id/20
meningkatkan pemahaman dan 10/ diakses pada 31 Mei 2013.
pengetahuannya mengenai Cholifah, Muftiana. 2012. Analisis
perpajakan baik dalam hal self Faktor-Faktor Yang Mempenga-
assessment system, informasi ruhi Kepatuhan Wajib Pajak
perpajakan dan sanksi denda yang Orang Pribadi Dalam Membayar
berlaku. Dengan meningkatnya Pajak Penghasilan (Studi Kasus
pemahaman dan pengetahuan Pada Wajib Pajak Orang Pribadi
mengenai perpajakan, maka dapat Yang Terdaftar Di KPP Pratama
mempermudah Wajib Pajak dalam Surakarta). Jurnal Skripsi Jurusan
memenuhi kewajiban perpajakannya Akuntansi Fakultas Ekonomi
sehingga akan dapat meningkatkan Universitas Muhammadiyah
penerimaan pajak. Surakarta.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Fikriningrum, Winda Kurnia. 2012.
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk Analisis Faktor-Faktor Yang
melakukan metode wawancara untuk Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
mengurangi respon bias dari jawaban Pajak Orang Pribadi Dalam
responden dan melakukan penelitian Memenuhi Kewajiban Membayar
lanjutan dengan menggunakan Pajak. Skripsi. Semarang:
populasi yang lebih luas dalam Fakultas Ekonomika dan Bisnis
meneliti faktor-faktor yang Universitas Diponegoro.
mempengaruhi kepatuhan wajib Jatmiko, Agus Nugroho. 2006. Pengaruh
pajak. Selain itu, diharapkan pula Sikap Wajib Pajak pada Pelaksa-
menggunakan variabel-variabel naan Sanksi Denda, Pelayanan
pendukung lainnya yang dapat Fiskus, dan Kesadaran Perpajak-
memungkinan untuk berpengaruh an Terhadap Kepatuhan Wajib
terhadap kepatuhan wajib pajak. Pajak. Tesis. Semarang: Program
Studi Magister Akuntansi
Universitas Diponegoro.
DAFTAR PUSTAKA Kusumawati, Tarjo dan Indra. 2006.
Analisis Perilaku Wajib Pajak
, 2012. Tingkat Kepatuhan Wajib Orang Pribadi Terhadap Pelaksa-
Pajak Rendah. naan Self Assessment System:
http://www.ortax.org/ortax/?mod= Suatu Studi Di Bangkalan. JAAI
berita&page=show&id=12450&q Vol. 10 No. 1, Juni: 2006.
=&hlm=6. diakses pada tanggal 11 Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-Faktor
September 2012. yang Mempengaruhi Kepatuhan
Agusti, Asri Fika dan Vinola Herawaty. Wajib Pajak. Widya Warta No.02
2009. Pengaruh Tingkat Kepatu- Tahun XXXV / Juli 2011, ISSN
han Wajib Pajak Badan Terhadap 0854-1981.
Peningkatan Penerimaan Pajak Santi, Anisa Nirmala. 2011. Analisis
Yang Dimoderasi Oleh Pemerik- Pengaruh Kesadaran Perpajakan,
saan Pajak Pada KPP Pratama. Sikap Rasional, Lingkungan,
Makalah Simposium Nasional Sanksi Denda dan Sikap Fiskus
Akuntansi 12, Palembang. Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga
Bawono. 2010. Pengaruh Inde-
pendensi, Pengalaman, Due
Professional Care dan Akuntabili-
tas terhadap Kualitas Audit (Studi
pada Auditor di KAP Big Four
di Indonesia). Simposium
Nasional Akuntansi XIII
Purwokerto.
Supriyati, & Hidayati, Nur. 2008.
Pengaruh Pengetahuan Pajak dan
Persepsi Wajib Pajak Terhadap
Keptuhan Wajib Pajak. Surabaya:
STIE Perbanas.
Syafiqurrahman, Muhammad dan Sri
Suranta. 2006. Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Wajib
Pajak terhadap Kepatuhan Mem-
bayar Pajak Restoran di
Surakarta.
http://sirine.uns.ac.id/penelitian.ph
p?act=detail&idp=178

Anda mungkin juga menyukai