Anda di halaman 1dari 5

CHAPTER 4: INTERNAL CONTROL FUNDAMENTALS COSO FRAMEWORK

4.1. Importance of Effective Internal Control


Internal control merupakan konsep penting yang harus dimengerti oleh auditor
internal. Internal kontrol yang baik berarti adanya dokumentasi, keamanan, dan akurasi.
Internal control yang efektif menyebabkan perusahaan dapat mencapai misinya,
menghasilkan data yang akurat dan andal, mematuhi aturan dan kebijakan terkait,
menyediakan sumber daya dengan efisien dan ekonomis, serta melindungi assetnya.

4.2. Fundamentals of Internal Controls


Agar dapat mengevaluasi internal control, auditor internal harus memiliki pemahaman
dasar mengenai kontrol itu sendiri termasuk proses operasi internal control perusahaan.
Auditor internal kemudian menentukan apakah komponen-komponen sistem internal control
sudah terkoneksi dengan baik dan apakah sudah dioperasikan dengan benar.
Internal auditor juga bertugas untuk menjelaskan kondisi sistem kontrol yang ada
pada manajemen serta meyakinkan manajemen tentang perlunya kontrol tersebut. Sistem
kontrol dasar memiliki 4 elemen, yakni:

Detector/ sensor element, yakni alat deteksi atau sensor atas apa yang sedang terjadi.

perbandingan apa yang seharusnya


Selector/ standard element, yakni sebagai alat
terjadii dengan apa yang sebenarnya terjadi.

elemen yang mengontrol respon atas perbandingan dua


Controller element, yakni
elemen sebelumnya.


Communication network element, yakni elemen yang menyampaikan pesan antara
sensor konrol dengan organisasi yang sedang dikendalikan.

page 2
Berdasarkan elemen-elemen dalam sistem control tersebut, beberapa teknik
pengendalian dapat diambil, yakni preventive, detective, dan corrective. Preventive controls
disertakan dalam sistem untuk mencegah kesalahan terjadi. Misalnya, dengan pemisahan
jabatan dalam perusahaan. Detective controls ditujukan untuk menginformasikan masalah
yang muncul pada manajemen secara real-time. Corrective controls digunakan untuk
membenahi kesalahan yang sudah terjadi.
Ketiga kontrol tersebut kemudian dapat dioperasikan dalam tiga level pengendalian,
yakni:
o Steering contols. Level pengendalian ini mengidentifikasi kejadian-kejadian yang
mungkin muncul serta pengendalian yang tepat untuk mencapai tujuan yang lebih
luas.
o Yes-no controls. Pengendalian ini didesain untuk berfungsi secara otomatis untuk
melindungi dan menjamin tercapainya hasil yang diinginkan.
o Pos-action controls. Tindakan ini diambil untuk memperbaiki kesalahan yang sudah
ada.

4.3. Internal Controls Standards: Background Developments


Setelah mengetahui pentingnya internal control, perlu dibahas lebih lanjut, seperti
apakah definisi atau standar internal control yang baik? Pembahasannya sebagai berikut.
a. Definisi Awal Sistem Internal Control
Definisi awal internal control dikembangkan oleh the American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) dan digunakan pula oleh the Securities and Exchange

page 3
Commission (SEC). Internal control diartikan sebagai rencana dan metode terpadu
yang digunakan untuk melindungi asset, memeriksa ketepatan dan keandalan sata-
data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional, serta meningkatkan kepatuhan
akan kebijakan manajemen.
b. Foreign Corrupt Practices Act of 1977
Skandal Enron dan perusahaan lain menyebabkan munculnya Sarbanes-Oxley Act
(SOA). Berdasarkan undang-undang tersebut, SEC mengatur bahwa internal control
diharuskan bagi perusahaan, yakni dengan cara:
o Membuat pembukuan, catatan, dan akun yang detail, akurat, dan andal.
o Menjaga sistem pengendalian akuntansi internal
o Membatasi akses terhadap aset sesuai dengan autorisasi manajemen
o Menjamin kesesuaian antara catatan aset dengan kondisi fisik aset dan mengambil
tindakan yang sesuai atas perbedaan yang muncul
c. FCPA Aftermath
FCPA menitikberatkan pada perlunya internal control yang efektif bagi seluruh
perusahaan, khususnya yang berbasis di Amerika Serikat. Meskipun tidak ada definisi
internal control yang konsisten saat itu, aturan yang ada tetap mentikberatkan
perlunya internal control.

4.4. Efforts Leading to the Treadway Commission


Sampai era 1970, definisi internal control yang jelas dan konsisten masih belum
tercapai. Masing-masing pihak memiliki definisi masing-masing. Saat itu, tanggungjawab
auditor hanya terbatas pada kewajaran laporan keuangan, tanpa perlu menguji kecukupan
internal control perusahaan. Berikut adalah undang-undang maupun organisasi yang terlibat
aktif/ berperan dalam pekembangan internal control selanjutnya.
1. AICPA and CICA Commissions on Auditor Responbilities
2. SEC 1979 Internal Control Reporting Proposal
3. Minahan Committee and Financial Executives Research Foundation
4. Earlier AICPA Standards: SAS No. 55
5. Treadway Committee Report

4.5. COSO Internal Control Framework


COSO mendefinisikan internal control sebagai suatu proses yang dipenaruhi oleh
dewan direksi, manajemen, dan personil lainnya, yang didesain untuk memberikan

page 4
keyakninan memadai terkait pencapaian tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan atas hukum
(peraturan).

a. COSO Internal Control Elements: The Control Environment


COSO menitikberatkan pada manajemen risiko dalam perusahaan. Control
environment dipengaruhi oleh nilai-nilai integritas dan etis; komitmen; sikap dewan
direksi dan komite audit; filosofi dan gaya operasi manajemen; struktur organisasi;
serta pembagian tanggungjawab dan wewenang .
b. COSO Internal Control Elements: Risk Assesment
Risk Assesment dapat ditempuh dalam 3 langkah, yakni:
1) Estimasi signifikansi resiko
2) Estimasi probabilitas terjadinya resiko tersebut
3) Pertimbangkan bagaimana resiko tersebut harus dikelola
Resiko dapat berupa resiko organisasional yang berasal dari faktor eksternal maupun
internal, serta resiko specific activity.
c. COSO Internal Control Elements: Control Activities
Control activities dapat berupa review dari manajemen puncak, kontrol fisik, review
indikator-indikator kinerja, pemisahan tugas, dan sebagainya. Sistem informasi juga
menjadi komponen krusial yang harus dikendalikan.
d. COSO Internal Control Elements: Communications and Information
COSO menekankan perlunya sistem informasi yang memadai untuk mendukung
kebutuhan perusahaan.
e. COSO Internal Control Elements: Monitoring

page 5
Moniroting diperlukan karena prosedur kontrol dan sistem-sistem lain berubah seiring
dengan berjalannya waktu.

4.6. Understanding, Using, and Documenting COSO Internal Control


Langkah selanjutnya yang harus ditempuh oleh auditor intrnal adalah menggunakan
konsep COSO untuk memahami dan mendokumentasikan internal control. Pemahaman yang
baik atas internal control memampukan auditor untuk menganalisis proses bisnis yang relevan
dalam sistem internal control.

Anda mungkin juga menyukai