Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN


(Studi kasus: Pelabuhan Tanjung Priok)

Oleh:
1. Made Widya Jayantari 1404105065
2. Ni Komang Yunik Mahardikayanti 1404105066
3. Putu Ayu Ratih Yustinaputri 1404105075

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
berkat karunia-Nyalah, dapat menyelesaikan tugas Teknik Pantai dan Pelabuhan
ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Mata Kuliah Teknik Pantai dan Pelabuhan dan untuk memenuhi
persyaratan dalam mengikuti perkuliahan Teknik Pantai dan Pelabuhan. Dan di
samping itu juga untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dalam menerapkan
pemahaman terhadap Teknik Pantai dan Pelabuhan.
Telah disadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih jauh dari kata
sempurna. Karena itu permohonan maaf disampaikan apabila terdapat kesalahan
di dalam laporan ini. Harapannya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua kedepannya.

Bukit Jimbaran, Oktober 2016

Penulis

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3

1.1 Sejarah Perkembangan Pelabuhan...........................................................3

1.2 Pengertian Pelabuhan..............................................................................6

1.3 Klasifikasi Pelabuhan..............................................................................7

1.4 Peranan Transportasi Laut.......................................................................7

1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan...............8

1.6 Pengusahaan Pelabuhan.........................................................................13

1.7 Bentuk-bentuk Pengaturan....................................................................13

1.8 Pembiayaan............................................................................................16

BAB II CAKUPAN PERENCANAAN, PERANCANGAN DAN


PELAKSANAAN PELABUHAN........................................................18

2.1 Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai.18

2.2 Perencanaan dan Perancangan...............................................................19

2.3 Cakupan Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Pantai.19

2.4 Kondisi Fisik Lapangan dan Pengumpulan Data..................................21

2.5 Bangunan Pengaman Pantai..................................................................23

2.6 Reklamasi..............................................................................................30

BAB III PENUTUP.............................................................................................32

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Perkembangan Pelabuhan


Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan salah satu pelabuhan tertua yang ada di
Indonesia. Pelabuhan Sunda Kelapa sejatinya sudah ada sejak abad ke-5 dan
merupakan pelabuhan yang berada dibawah kepemilikan Kerajaan Tarumanegara.
Namun pada abad ke-12 berpindah tangan menjadi milik Kerajaan Sunda. Sejak
Kerajaan Sunda berhasil menguasai pelabuhan ini,Pelabuhan Sunda Kelapa berhasil
berkembang menjadi salah satu pelabuhan penting yang ada di pulau Jawa, mengingat
lokasinya yang cukup strategis.
Selain pedagang-pedagang dari berbagai daerah di Nusantara yang melakukan
kegiatan perdagangan di pelabuhan ini, tak jarang pedagang-pedagang asing dari luar
negeri seperti Tiongkok, Arab, India, Inggris dan Portugis. Bangsa Portugis bahkan
membangun relasi dengan Kerajaan Sunda hingga diizinkan membuat kantor dagang
di sekitar pelabuhan.
Kesultanan Demak yang melihat hubungan Portugis dengan Kerajaan Sunda
sebagai sebuah ancaman, kemudian merencanakan penyerangan atas Sunda Kelapa.
Pada 22 Juni 1527, pasukan gabungan Kesultanan Demak-Cirebon dibawah pimpinan
Fatahillah menyerang dan berhasil menguasai Sunda Kelapa dan merubah nama
Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Peristiwa ini kemudian diingat sebagai ulang tahun
Kota Jakarta.
Setelah Demak berkuasa, Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman tiba
pertama kali di Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1596 dengan tujuan utama
mencari rempah-rempah,mengingat pada saat itu rempah-rempah merupakan
komoditas utama di Belanda karena berbagai khasiatnya seperti obat, penghangat
badan dan bahan wangi-wangian.
Pada tahun 1610 Belanda membuat perjanjian dengan Pangeran Jayawikarta
atau Wijayakarta penguasa Jayakarta dan membuat suatu perjanjian. Dalam perjanjian
itu, disebutkan bahwa Belanda diijinkan membuat gudang dan pos dagang di timur
muara sungai Ciliwung.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 3


Setelah perjanjian disetujui, Belanda pun mendapat keuntungan yang besar
akibat perdagangan rempah-rempah yang mereka lakukan di negeri asal mereka.
Melihat keuntungan yang pesat, Belanda akhirnya memutuskan untuk melakukan
ekspansi di Jayakarta dan kemudian menggant nama Jayakarta menjadi Batavia. Di
bawah kekuasaan Belanda, Pelabuhan Sunda Kelapa kemudian direnovasi. Semula
Pelabuhan Sunda Kelapa yang tadinya hanya memiliki kanal sepanjang 810 m,
diperbesar hingga menjadi 1,825 m.
Bertahun-tahun kemudian, Pelabuhan Sunda Kelapa mulai sepi akibat terjadinya
pendangkalan air di daerah sekitar pelabuhan sehingga menyulitkan kapal dari tengah
laut yang hendak berlabuh. Adanya lumpur yang mengendap di muara Ciliwung
merupakan problem bagi kapal-kapal untuk berlabuh di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Lumpur makin menumpuk ketika terjadi gempa bumi 1699. Saat Terusan Suez dibuka
dan hubungan laut makin ramai, Sunda Kelapa sudah tidak lagi dapat menampung
kapal-kapal uap yang bobotnya jauh lebih besar untuk bersandar. Melihat pelabuhan
ini menyia-nyiakan potensi yang diberikan oleh Terusan Suez, Belanda kemudian
mencari tempat baru untuk mengembangkan pelabuhan baru. Perhatian Belanda untuk
mengembangkan pelabuhan pun jatuh kepada kawasan Tanjung Priok. Dipilihlah
Tanjung Priok untuk dikembangkan yang lokasinya 9 km dari Sunda Kelapa.
Pelabuhan Tanjung Priok dibangun pada pertengahan 1630-an. Secara singkat sejarah
perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilihat di bawah ini:
Periode 1960-1963
Pengelolaan pelabuhan umum ini dilakukan oleh Perusahaan Negara (PN)
Pelabuhan I s/d VII berdasarkan Undang- Undang Nomor. 19 PRP tahun 1960.
Periode 1964 1969
Aspek kormesil dari pengelolaan pelabuhan tetap dilakukan oleh PN
Pelabuhan, tetapi kegiatan dikoordinasikan oleh lembaga pemerintahan yang
disebut Port Authority.
Periode 1969 1983
Pengelolaan pelabuhan umum dilakukan oleh Badan Pengusahaan Pelabuhan
(BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1969. PN Pelabuhan
dibubarkan dan lembaga pemerintah Port Authority diganti menjadi BPP.

Periode 1983 1992


Pada tahun 1983, BPP diubah menjadi Perusahaan Umum ( PERUM ).
Pelabuhan yang hanya mengelola pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 4


oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral Perhubungan Laut sebagaimana
diatur dalam Peraturan Pemerintah No 11 tahun 1983. PERUM Pelabuhan dibagi
menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 15 tahun 1983.

Gambar 1.1 Pelabuhan Tanjung Priok Sekitar Tahun 1940an


Sumber: http://www.maritimeworld.web.id/2014

Periode 1992 2012


Perubahan status PERUM Pelabuhan II menjadi PT. Pelabuhan Indonesia II (
Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 57 tanggal 19 Oktober 1991 yang
dikukuhkan dengan Akta Notaris Imas Fatimah, Sarjana Hukum di Jakarta pada
tanggal 1 Desember 1992. Peningkatan status perusahaan dari PERUM Pelabuhan
II menjadi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) merupakan suatu kepercayaan dari
pemerintah, didasarkan pada pertimbangan keberhasilan manajemen dalam
meningkatkan pengelolaan pelabuhan-pelabuhan yang diusahakan selama ini.
Periode 2012 Sekarang
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Pelindo II meluncurkan identitas
korporasi baru berupa logo IPC. Identitas korporasi baru ini mengukuhkan
semangat baru PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dalam bertransformasi menjadi
IPC, perusahaan penyedia layanan kepelabuhanan di Indonesia yang lebih efisien
dan modern dalam berbagai aspek operasinya guna mencapai tujuan menjadi
operator pelabuhan kelas dunia. Semangat transformasi tersebut diterapkan ke
dalam seluruh aktivitas perusahaan, baik pada aspek strategis manajemen,
operasional maupun peningkatan sumber daya manusia yang secara komprehensif,

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 5


gesit dan fleksibel dengan berpegang pada prinsip memajukan perdagangan,
memajukan Indonesia. Energizing Trade, Energizing Indonesia.

Gambar 1.2 Lokasi Pelabuhan Tanjung Priok


Sumber: https://www.scribd.com/doc/200696470

1.2 Pengertian Pelabuhan


Pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang tertutup dan juga terlindung dari
alam (angin topan, badai) sehingga kapal-kapal berlabuh dengan aman nyaman dan
lancar untuk bongkar muat barang penumpang, pengisian bahan bakar, perbaikan
kapal dan sebagainya.(Budiartha, 2015). Selain pengertian pelabuhan yang sudah
dijelaskan diatas ada pula beberapa pengertian pelabuhan anatara lain sebagai berikut:
1. Pelabuhan merupakan suatu wilayah yang terdiri atas daratan, perairan dengan
batas tertentu sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemerintah dan
kegiatan ekonomi yang digunakan sebagai tempat untuk bersandar kapal,
berlabuhnya kapal, naik atau turunnya penumpang dan bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda. (PP Nomor
69 Tahun 2001).
2. Pelabuhan adalah tempat berlabuh dan/atau tempat bertambahnya kapal laut
serta kendaraan lainnya, menaikan dan menurunkan penumpang, bongkar muat

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 6


barang dan hewan serta merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan ekonomi.
(PP Nomor 11 Tahun 1983).
3. Pelabuhan atau port merupakan tempat atau daerah perairan yang terlindungi
terhadap gelombang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas terminal laut yan
meliputi dermaga yang merupakan tempat kapal untuk bertambat melakukan
bongkar muat barang, gudang laut (transito) dan tempat penyimpanan barang-
barang dan dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama selama menunggu
pengiriman ke daerah tujuan. (Triatmojo,1996)

1.3 Klasifikasi Pelabuhan


Pelabuhan dapat diklasifikasikan dari berbagai bidang, misalnya dari segi
konstruksinya, segi perdagangan, dari jenis muatan yang di bongkar dan dimuat atau
dari macam pungutan jasanya. Berdasarkan konstruksinya, Pelabuhan Tanjung Priok
temasuk ke dalam pelabuhan buatan, pelabuhan buatan adalah pelabuhan yang
mempunyai fasilitas bangunan pemecah gelombang untuk melindungi pelabuhan atau
kolam pelabuhan dari pengaruh gelombang.

1.4 Peranan Transportasi Laut


Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya adalah
perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persinggahan rute
perdagangan dunia. Peranan transportasi laut bagi Indonesia yang merupakan negara
kepulauan yang memiliki 17.508 pulau, sejak dahulu kala sangat penting artinya.
Sebagai negara kepulauan, peran pelabuhan sangat vital dalam perekonomian
Indonesia. Kehadiran pelabuhan yang memadai berperan besar dalam menunjang
mobilitas barang dan masyarakat di negeri ini. Pelabuhan menjadi sarana paling
penting untuk menghubungkan antar pulau maupun antar negara. Pelabuhan
merupakan salah satu rantai perdagangan yang sangat penting dari seluruh proses
perdagangan, baik itu perdagangan antar pulau maupun internasional. Sebagai titik
temu antara transportasi darat dan laut, peranan pelabuhan menjadi sangat vital dalam
mendorong pertumbuhan perekonomian, terutama daerah hinterlandnya menjadi
tempat perpindahan barang dan manusia dalam jumlah banyak. Sebagai bagian dari
sistem transportasi, pelabuhan memegang peranan penting dalam perekonomian.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 7


Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan internasional yang
menjadi pintu gelombang ekspor dan impor bahan baku dan hasil industri. Pelabuhan
Tanjung Priok melayani 60-70 unit kerja kapal perharinya. Pola perdagangan yang
dilakukan dengan perantara Tanjung Priok mengalami perkembangan nilai dari hanya
pelabuhan ekspor impor hingga berkembang menjadi transhipment. Lalu lintas barang
ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 65%, sedangkan untuk barang
transhipment antar pulau mencapai 35% (PT Pelindo II (P) cabang Pelabuhan Tanjung
Priok, telah mencapai 70%. Arus peti kemas yang masuk dan keluar pelabuhan rata-
rata mencapai 50.000 kontainer perharinya (JPNN,2013).
Nilai ekspor produk perikanan pada daerah Jawa Barat mengalami pertumbuhan
sebesar 29%, sedangkan jika dilihat dari volume produknya, nilainya mengalami
pertumbuhan sebesar 33,5%. Pada Tahun 2010 volume ekspor produk perikanan di
Jawa Barat sebesar 18.362 ton, dan sebesar 24.000 ton pada tahun 2011. Negara
tujuan ekspor yaitu Jepang, Korea, Cina, Amerika Serikat (AS) hingga ke Belgia
(PRLM,2012).
Melihat peningkatan nilai ekspor impor, hal ini tidak luput dari peranan
keberadaan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan pengumpan yang mengirim
barang hasil industri dan menerima bahan baku yang digunakan dalam industri.

1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pelabuhan


Perkembangan pelabuhan disebabkan oleh pertumbuhan kapal atau barang yang
yang keluar masuk melalui pelabuhan tersebut. Pertumbuhan kapal atau barang yang
keluar masuk pelabuhan salah satunya di pengaruhi oleh peningkatan jumlah
penduduk dan keperluan akan bahan mentah atau barang yang lintas perairan.
Hal-hal di atas juga mempengaruhi perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok.
Berikut akan dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Pelabuhan Tanjung Priok dengan lebih jelas.
1.5.1 Perdagangan
Pertumbuhan penduduk yang pesat menyebabkan kebutuhan akan
barang-barang pun meningkat. Keterbatasan barang-barang tertentu di suatu
daerah mengharuskan masyarakat yang memerlukan harus mengimpor barang
dari daerah lain. Proses ekspor impor tentunya tidak bisa berjalan dengan

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 8


lancar tanpa adanya penunjang-penunjang transportasi sebagai sarana
pendistribusian barang-barang antar daerah.
Begitu pula yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan
Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan besar yang memfasilitasi
pendistribusian barang-barang ke seluruh Indonesia. Indonesia bagian Timur
lebih sulit memperoleh barang-barang yang dengan mudah didapatkan di
Indonesia bagian Barat maupun Indonesia bagian Tengah. Maka dari itu,
Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan yang memfasilitasi
pengiriman barang-barang ke daerah-daerah di seluruh Indonesia, khususnya
barang-barang yang diperdagangkan. Kebutuhan sandang, pangan dan papan
bisa didapatkan dengan lebih mudah setelah pelabuhan-pelabuhan mengalami
perkembangan, sehingga proses perdagangan bisa dilakukan dengan lebih
global dan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.

1.5.2 Pertumbuhan Industri


Ribuan pulau yang menjadi wilayah Indonesia memiliki karakteristik
daerah yang belum tentu sama tiap daerahnya. Karakteristik daerah yang
berbeda membuat tiap daerah memiliki bahan mentah dan produk industri
yang berbeda-beda pula. Tetapi, masyarakat di tiap daerah memiliki kebutuhan
yang tidak bisa hanya dicukupi oleh sumber daya di daerah tersebut.
Hasil-hasil industri di Indonesia, akan memiliki harga pasar yang
berbeda di tiap-tiap daerah. Hal ini dikarenakan biaya transportasi atau biaya
pengiriman ke tiap daerah berbeda-beda. Selisih harga pasar di tiap daerah
kadang sangat jauh jika dibandingkan dengan harga asli produk yang dijual.
Besar kecilnya penambahan biaya transportasi tergantung pada tingkat
mobilitas atau kemudahan dalam pengiriman produk itu sendiri.
Dengan adanya pelabuhan, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok, harga-
harga barang yang dikirim dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga
perbedaan harga barang antar daerah tidak begitu jauh. Pelabuhan Tanjung
Priok memudahkan mobilitas barang yang menggunakan jasa transportasi laut,
sehingga dengan begitu diharapkan sedikit demi sedikit akan terjadi
pemerataan harga pasar, khususnya di wilayah Indonesia.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 9


1.5.3 Pertumbuhan Industri Minyak
Indonesia yang merupakan negara pengekspor sekaligus pengimpor
minyak dunia. Hampir tidak ada komoditi yang tidak terpengaruh seandainya
ketersediaan minyak terganggu. Bergantungnya komoditi pada ketersediaan
minyak tentunya mengharuskan Negara Indonesia melakukan kiat-kiat untuk
memperlancar pasokan minyak ke daerah-daerah.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memperlaancar pasokan
minyak ke daerah-daerah di Indonesia adalah dengan mengembangkan sarana
dan prasarana transportasi laut, khususnya pelabuhan yang bisa dan mampu
memfasilitasi pengiriman minyak ke seluruh wilayah Indonesia.
Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan salah satu pelabuhan besar
di Indonesia, diharapkan mampu meningkatkan fasilitas dan kinerjanya guna
menunjang kelancaran pengiriman atau pendistribusian minyak ke seluru
wilayah Indonesia. Peningkatan fasilitas dapat berupa peningkatan bangunan-
bangunan fisik berupa dermaga, gudang, alur pelayaran, dan kolam pelabuhan,
sehingga akan menarik minat masyarakat secara luas untuk menggunaka
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai prasarana pendistribusian barang dengan
transportasi laut.

1.5.4 Perkembangan Pelabuhan-pelabuhan Khusus


Pelabuhan khusus adalah salah satu pelabuhan yang dibangun dengan
fasilitas-fasilitas khusus untuk menangani bongkar muat barang yang khusus
diperuntukkan untuk itu agar bongkar muat barang lebih efisien.( Budiartha,
2015). Dikarenakan barang-barang yang diangkut tidak bisa ditangani tanpa
menggunakan alat-alat khusus, maka muncullah gagasan untuk membangun
pelabuhan-pelabuhan khusus yang bisa menangani pengiriman barang atau
produk tertentu.
Dengan diperlukannya fasilitas-fasilitas khusus tentunya akan
mendorng pertumbuhan dan perkembangan pembangunan pelabuhan khusus,
yangmana perkembangan pelabuhan khusus juga akan berdampak untuk
perkembangan pelabuhan secara umum. Tentunya jika ditangani dengan cara

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 10


dan fasilitas yang tepat, proses pengiriman maupun bongkar muat dapat berjalan
lebih cepat sehingga mobilitas barang pun dapat meningkat.

1.5.5 Modernisasi Pelabuhan


Niat Pelindo II untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai
pelabuhan kelas dunia yang memberikan jasa terbaik bagi konsumen atau
pelanggannya tidak akan tercapai tanpa adanya modernisasi. Oleh karenanya,
manajemen Pelindo II melakukan modernisasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung
Priok. Dari infrastruktur, sistem kerja hingga sumber daya manusia
dimodernisasi.
Dalam bidang infrastruktur, manajemen Pelindo membangun Control
Tower sebagai "Pusat Perencanaan dan Pengendalian Operasi Kapal dan
Bongkar Muat". Dengan adanya Control Tower ini, kinerja bongkar muat crane
hendak diperbaiki. Bila pada awalnya daya bongkar muat per crane rata-rata 20-
23 box per jam, kini telah naik menjadi 27 hingga 30 box per crane per jam.
Melalui Control Tower semua pelayanan telah terintegrasi mulai dari
perencanaan sampai terealisasi barang keluar dari pelabuhan. Control Tower
membuat pelayanan lebih cepat, tepat dan akurat sehingga dapat memuaskan
para pengguna jasa.
Selain itu. Manajemen juga menata ulang kondisi fisik dermaga dan
fasilitasnya. Antara lain meninggikan leveling dermaga terminal I, II dan III.
Dan itu berarti alat-alat yang ada di upgrade juga. Sehingga bisa memindahkan
container yang ditumpuk hingga 7 tier. Akses jalan menuju Lini I juga
ditinggikan agar memperlancar arus kendaraan keluar dan masuk ke terminal.
Diharapkan dengan adanya modernisasi dan pembenahan yang
dilakukan, kinerja Tanjung Priok bisa lebih baik dan mobilitas barang serta
ketepatan waktu dalam pengerjaan atau bongkar muat bisa ditingkatkan.

1.5.6 Perkembangan Armada Dunia

1.5.7 Kemajuan dalam Perancangan Konstruksi Pelabuhan

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 11


Kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan tentunya
mendorong perkembangan pelabuhan. Adanya penemuan atau inovasi dalam
konstruksi pelabuhan menjadikan perancangan konstruksi pelabuhan mendapat
perhatian. Hal hal yang berkonstribusi bagi kemajuan dalam perancangan
pelabuhan di antaranya :
a. Perkembangan dalam bidang mekanika tanah menyebabkan
pengembangan dalam perancangan pondasi dan struktur-struktur
yang berhubungan dengan tanah.
b. Penemuan alat-alat pengukur angin, arus dan gelombang juga
menjadi faktor pendorong perkembangan perencanaan konstruksi
pelabuhan.
c. Ditemukannya bangunan pemecah gelombang menjadikan
konstruksi pelabuhan lebih tahan terhadap gaya-gaya yang
ditimbulkan oleh hantaman gelombang air laut.
d. Beton pratekan yang digunakan sebagai tiang pancang, kolom
maupun balok ternyata lebih cepat dan aman jika digunakan dalam
konstruksi bangunan di atas air.
e. Banyaknya sistem dan jenis fender yang dikembangkan untuk
melindungi dermaga dan kapal-kapal sewaktu merapat menjadi
salah satu faktor yang mendorong perencanaan konstruksi
pelabuhan.
f. Penemuan perlindungan korosi bagi baja maupun beton
memungkinkan perencanaan konstruksi pelabuhan menjadi lebih
ekonomis.
g. Kemajuan dalam bidang industri konstruksi, misalnya pekerjaan
beton di lapangan. Adanya penambahan bahan-bahan tertentu
dengan tujuan penyusutan serta penggunaan vibrator untuk hampir
semua pekerjaan beton. Didukung dengan peralatan-peralatan yang
lebih efisien menjadikan perencanaan kontruksi pelabuhan
berkembang.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 12


1.6 Pengusahaan Pelabuhan
1.7 Bentuk-bentuk Pengaturan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pelabuhan, ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu mengenai fungsi pelabuhan. Di mana fungsi utama dari
pelabuhan, yaitu :
a. Sebagai fungsi lalu lintas, yaitu pelabuhan merupakan titik atau node dalam
lalu lintas yang menghubungkan moda air dengan berbagai moda darat.
b. Sebagai fungsi transportasi, pelabuhan merupakan tempat untuk bongkar
muat sekaligus transfer barang.
Selain fungsi utama, pelabuhan juga memiliki fungsi sekunder, di antaranya :
a. Sebagai kegiatan industri, yaitu di pelabuhan terjadi kegiatan transfer
barang, perbaikan maupun pembuatan kapal. Dengan adanya pelabuhan,
maka industri di daerah-daerah sekitar pelabuhan akan berkembang.
b. Sebagai jasa komersial dan finansial, di mana bank termasuk di dalamnya.
c. Sebagai fungsi lalu lintas, ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebuah
pelabuhan untuk agar fungsi lalu lintasnya dapat dipenuhi. Kondisi-kondisi
yang harus dipenuhi, yaitu pintu depan (front door), yaitu jalan masuk dari
laut dapat diakses dengan mudah dan aman, serta tersedianya ruang yang
memadai bagai kapal berlabuh atau bermanuver. Yang kedua adalah pintu
belakang (back door), meliputi daerah-daerah di belakang pelabuhan, jalan,
kereta api, perairan darat maupun sungai, pipa dan lain-lain tergantung moda
transportasi yang digunakan. Dan yang terakhir adalah pelayanan dan
kapasitas pelabuhan yang memadai, termasuk penanganan dan penyimpanan
di pelabuhan itu sendiri.
Setelah mengetahui fungsi utama dan sekunder dari pelabuhan, kita juga perlu
mengetahui pengaturan mengenai konstruksi bangunan laut dan pantai. Di mana
pengaturan mengenai konstruksi bangunan laut dan pantai dituang dalam Kriteria
Hierarki Pelabuhan berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 53
Tahun 2002.

Tabel 1.1 Kriteria Hierarki Pelabuhan berdasarkan Keputusan Menteri


Perhubungan Nomor KM.53 Tahun 2002

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 13


TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 14
1.8 Pembiayaan
Otonomi pelabuhan akan menghasilkan dana, yangmana dana yang dihasilkan
dapat digunakan untuk konstruksi pelabuhan baru atau modernisasi pelabuhan yang
sudah ada. Pembiayaan yang tidak bisa disediakan secara keseluruhan oleh
pemerintah menyebabkan pembiayaan dimungkinkan dari swasta atau sponsor dengan
sistem sewa. Kontrak penyewaan pelabuhan biasanya dengan jangka waktu minimal
20 tahun.
Terdapat 3 bentuk organisasi pelabuhan publik, yaitu :
a. Layanan Pelabuhan, yaitu kondisi di mana semua layanan termasuk
penanganan kargo dan penyimpanan disediakan oleh otoritas pelabuhan.
Kondisi ini dulunya dilakukan oleh pemerintah dan masih bisa ditemukan di
negara-negara berkembang. Layanan pelabuhan memungkinkan jika kondisi
hinterlandnya alami tanpa adanya kompetisi dengan pelabuhan lain.
b. Pelabuhan Sistem Sewa, yaitu otoritas pelabuhan sebagai pemilik tanah
menyerahkan kepada swasta masalah penanganan kargo dan penyimpanan.
Otoritas pelabuhan bertanggungjawab masalah infrastruktur, keamanan laut
beserta aksesnya, dan pemeliharaan alur pelabuhan.
c. Peralatan Pelabuhan, yaitu otoritas pelabuhan bertanggungjawab dalam
menyediakan peralatan penanganan utama kapal, biasanya peralatan ringan
seperti crane serbaguna, sedangkan penanganan kargo diserahkan pada
pihak swasta.
Selain yang sudah disebutkan, ada juga pelabuhan yang sepenuhnya swasta.
Pelabuhan ini sepenuhnya dibangun dan dioperasikan oleh pihak swasta, tapi fungsi
wajib seperti keselamatan navigasi, perlindungan lingkungan dan kebiasaan tetap
menjadi tanggung jawab pemerintah.
Untuk mengembangkan suatu pelabuhan, diperlukan biaya yang tidak sedikit.
Pendanaan untuk ekspansi pelabuhan salah satunya bisa diperoleh dari investasi.
Untuk menarik investor dalam menanamkan modal, tentunya kita harus bisa
menawarkan kelebihan-kelebihan pelabuhan untuk menarik minat masyarakat luas.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan agar pelabuhan tidak kalah saing, yaitu :
a. Ketersediaan lahan untuk terminal, juga biaya per m2

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 15


b. Tarif pelabuhan dan iuran
c. Kualitas pelabuhan, termasuk di dalamnya efisiensi, keandalan, fleksibilitas
dan penanganan biaya
d. Kualitas koneksi dengan daerah pedalaman
e. Pemenuhan persyaratan lingkungan
f. Bea cukai
g. Perhatian akan keselamatan nautical

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 16


BAB II
CAKUPAN PERENCANAAN, PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN
PELABUHAN

2.1 Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai

Gambar 2.1 Cakupan perencanaan dan perancangan bangunan laut dan pantai
(Sumber: Budiartha, 2015)

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 17


2.2 Perencanaan dan Perancangan
Perencanaan atau yang lebih dikenal dengan planning adalah suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta
menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan adanya
suatu perencanaan, kegiatan yang ingin dicapai menjadi lebih terstruktur dalam
pencapaiannya. Jika suatu kegiatan tidak membutuhkan perencanaan yang matang
sebelumnya, tentu kegiatan tersebut tidak akan mencapai hasil yang maksimal.
Masyarakat yang hidup di zaman modern seperti sekarang ini telah mengetahui
kegunaan adanya kegiatan perencanaan dalam kehidupan mereka, contohnya dari
bidang dunia ketekniksipilan. Dapat dilihat jika seorang sarjana teknik sipil ingin
melakukan suatu pekerjaan dalam proyeknya tentu orang tersebut harus memiliki
perencanaan yang matang. Karena jika tidak, akan berdampak pada efisiensi waktu
dan biaya yang ada.
Perancangan adalah penggambaran dan tindakan lanjut dari sebuah perencanaan.
Perancangan dapat berupa pembuatan sketsa, gambar, flowchart atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dari
kedua definisi diatas, dapat dijelaskan mengenai perbedaan antara perencanaan
dengan perancangan. Umumnya perencanaan hanya masih sebatas gagasan atau ide
dan perancangan adalah tindak lanjutnya. Perencanaan dan perancangan sangat
berkaitan erat dan memiliki tujuan yang hampir sama yaitu melancarkan kegiatan
yang akan dilakukan oleh manusia itu sendiri.

2.3 Cakupan Perencanaan dan Perancangan Konstruksi Bangunan Pantai


Perencanaan pelabuhan merupakan kegiatan yang multi-disiplin. Perencanaan
ini melibatkan keahlian di bidang ekonomi transportasi, ekspedisi, maritim,
keselamatan dan logistik. Selain itu juga pengetahuan tentang gelombang dan arus,
sedimen transport dan morfologi pantai, pengerukan dan reklamasi, desain pemecah
gelombang dan dermaga juga sangat diperhatikan dalam perencanaan konstruksi
bangunan pantai.
Kebanyakan perencana pelabuhan adalah sarjana teknik sipil, namun tidak
menutup kemungkinan dari golongan lainnya yang telah mengikuti pelatihan teknik
hidrolik dan memiliki pengalaman. Siapapun yang terlibat sebagai perencana harus
memiliki dua kualitas penting selain keahlian diatas, seperti:

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 18


a. Pemahaman dasar dari disiplin lain yang terlibat
b. Kreatifitas
Dalam perencanaan dan perancangan konstruksi bangunan laut dan pantai ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Material
Material adalah bahan yang digunakan untuk membuat sesuatu. Salah satu
unsur terpenting dalam sebuah konstruksi bangunan adalah material yang
digunakan. Bahan atau material dengan kualitas tinggi tentunya akan menjadikan
bangunan tersebut mempunyai kualitas yang tinggi pula, baik dari sisi daya tahan,
kekuatan dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan apabila suatu konstruksi
bangunan tidak memilih menggunakan material dengan kualitas yang baik, hal
tersebut akan sangat berdampak pada ketahanan suatu bangunan tersebut, hal-hal
yang buruk dapat terjadi menimpa bangunan tersebut.
2. Proses Fisik dan Pedoman Perancangan
Sebelum masuk ke dalam perencanaan dan perancangan pelabuhan perlu
dipahami terlebih dahulu bagaimana pedoman dalam perancangan suatu konstruksi
bangunan laut dan pantai. Pedoman tersebut nantinya sangat berfungsi untuk
melaksanakan kegiatan perancangan tersebut.
Untuk dapat mengetahui proses fisik yang terjadi dan melaksanakan pedoman
perancangan dari suatu konstruksi bangunan laut dan pantai harus memperoleh
informasi sebagai berikut;
a. Besarnya angin yang bertiup dan arah datangnya angin ke pantai
b. Keadaan gelombang (tinggi gelombang, arah gelombang, periode
gelombang)
c. Pemanfaatan Pantai
d. Kualitas air
e. Arus yang terjadi apakah sejajar pantai atau tegak lurus pantai
f. Pasang surut air laut untuk menentukan tinggi konstruksi
g. Laju kerusakan pantai pada daerah tertentu dengan persyaratan : amat
sangat berat > 10 m/ tahun sangat berat 5 10 m/tahun berat 2 5
m/tahun sedang 2 5 m/tahun ringan < 0,5 m/tahun
h. Kontur tanah dasar perairan : datar, landai dan terjal
i. Daerahnya apakah daerah lintasan Gempa
j. Sosial budaya masyarakat sekitarnya.
k. Kekuatan tanah disekitar lokasi rencana proyek.

2.4 Kondisi Fisik Lapangan dan Pengumpulan Data


Sebelum melakukan proses perencanaan dan perancangan konstruksi bangunan
laut dan pantai, hal yang pertama kali dilakuan adalah melakukan survey. Kondisi

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 19


fisik lapangan dan pengumpulan data memiliki hubungan erat dengan proses fisik dan
pedoman perancangan di materi sebelumnya. Kondisi fisik lapangan harus
diperhatikan sebelum melaksanakan perencanaan konstruksi bangunan laut dan
pantai. Contohnya lokasi bangunan laut dan pantai (pelabuhan) fasilitas yang dimiliki
pelabuhan tersebut, dan lain-lan. Sedangakan pengumpulan data sangat berfungsi
untuk proses analisis sebelum perancangan tersebut dibuat.
Pelabuhan Tanjung Priok saat ini adalah area perairan seluas sekitar 424 ha
( termasuk area pelabuhan dan breakwater) dan 640 ha area daratan Layout dari
konfigurasi alur, kolam dan breakwater yang terdapat di pelabuhan Tanjung Priok
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Breakwater Pelabuhan Tanjung Priok


L (m)
No. Breakwater

1 Nusantara BW-I 591


2 Nusantara BW-II 659
3 BW-Barat 1.750
4 BW-I Timur 1.479
5 BW-II Timur 228
6 BW-III Tmur 934
7 BW-IV Timur 98
8 BW-V Timur 1.548
9 Bogasari BW-Barat 713
10 Bogasari BW-Timur 1.507
Total 9.507
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II

L W Luas D
Alur Lokas
(m) (m) (ha) (-m LWS)
Channel-I DKP-sebelah i Utara 3.840 100 38.400 10.0-14.0

Channel-II kolam pelabuhan


Sebelah Utara kolam pelabuhan I 1.700 100 17.000 14.0
Channel-III Akses masuk/ke luar pelabuhan 1.463 125 18.288 14.0
Channel-IV Terminal BBM/Pertamina 990 50 4.950 12.0
Channel-V Kali Japat (Ancol Timur) 1.700 75 12.750 4.0
Tot 9.693 91.388

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 20


Tabel 2. Alur Pelabuhan Tanjung Priok
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II

Tabel 3. Kolam Pelabuhan Tanjung Priok


L W Luas D
Kolam
(m) (m) (ha) (-m LWS)

Nusantara-I 1.700 105 17.850 4.0-6.0


Nusantara-II 1.020 55 5.610 4.0
Pelabuhan-I 1.080 170 18.360 4.0-10.0
Pelabuhan-II 1.020 142 14.484 4.0-12.0
Pelabuhan-III 1.040 185 19.240 10.0-11.5
Koja Utara 265 150 3.975 14.0
TPK Koja 450 150 6.750 14.0
Total 86.269
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II

Tabel 4. Tambatan ( Dermaga) Pelabuhan Tanjung Priok


No Tambatan/Dermaga L (m)
1 Pelindo II 8.664
2 JICT 2.150
3 TPK Koja 650
4 Khusus 738
Total 12.202
Sumber: PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II

2.5 Bangunan Pengaman Pantai


Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai. Selain
proses alami, seperti angin dan gelombang, aktivitas manusia menjadi penyebab
terjadinya erosi pantai seperti, pembukaan lahan baru dengan menebang hutan
mangrove untuk kepentingan pemukiman dan pembangunan infrastruktur. Salah satu
metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur pelindung pantai, di
mana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada lokasi
tertentu. Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan
karena serangan gelombang dan arus. Bangunan-bangunan pantai yang digunakan
untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus di
antaranya :
2.5.1 Groin

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 21


Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok,
relatif tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu,
baja, beton (pipa beton), dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran arus
pantai sehingga pasir terperangkap pada upcurrent side, sedangkan pada
downcurrent side terjadi erosi, karena pergerakan arus pantai yang berlanjut .

Gambar 2.2 Skema Groin


Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

Penggunaan Groin dengan menggunakan satu buah groin tidaklah


efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak
tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu
signifikan.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 22


Gambar 2.3 Pengaruh Groin di Pantai
Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

Selain tipe lurus seperti yang ada pada gambar ada juga groin tipe L
dan tipe T, yang kesemuanya dibangun berdasarkan kebutuhan.

2.5.2 Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi
muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran,
pengendapan di muara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan
tersebut, jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen sepanjang
pantai juga sangat berpengaruh terhedap pembentukan endapan tersebut. Pasir
yang melintas di depan muara gelombang pecah. Dengan jetty panjang transport
sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi
gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk ke muara sungai.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 23


Gambar 2.4 Jetty
Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

Selain untuk melindungi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan


untuk mencegah pendangkalan di muara dalam kaitannya dengan pengendalian
banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan
gelombang yang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh
endapan pasir, karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk
di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang masuk ke muara dan
kemudian diendapkan. Endapan yang sangat besar dapat menyebabkan
tersumbatnya muara sungai. Penutupan muara sungai dapat menyebabkan
terjadinya banjir di daerah sebelah hulu muara. Pada musim penghujan air banjir
dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit muara sungai terbuka
kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan kembali tersebut biasanya
disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang sama dengan arah
transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut,
mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat
digunakan salah satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang,
jetty pendek. Jetty panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah.
Tipe ini efektif untuk menghalangi masuknya sedimen ke muara, tetapi biaya
konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk penaggulangan
banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis. Kecuali apabila daerah
yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty sedang, di mana
ujungnya berada antara muka air surut dan lokasi gelombang pecah, dapat
menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 24


memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung
bangunan berada pada permukaan air surut. Fungsi utama bangunan ini adalah
menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur
yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal musim
penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah
terbuka.

Gambar 2.5 Tampak Atas Laut dengan Jetty Pendek


Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satu sisi tebing muara yang tidak
menjorok ke laut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan
dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu mencegah
berbeloknya muara sungai dengan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi
endapan.

2.5.3 Breakwater
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai
ke pantai, sehingga terjadi endapan di belakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 25


Gambar 2.6 Breakwater
Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan


menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas
pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan,
sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum
kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih
rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan
dengan pelabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi.
Pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak
tertentu dari garis pantai, sehingga tergantung pada panjang pantai yang
dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah
gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah
gelombang yang dipisahkan oleh celah.

2.5.4 Seawall
Seawall hampir serupa dengan revetment (stuktur pelindung pantai
yang dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu
dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung.
Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 26


pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya
dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau
pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi
gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan
menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya.

Gambar 2.7 Seawall


Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

2.5.5 Artificial Headland


Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang
ujung pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang
memungkinkan proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian depan
yang tersisa. Hal ini secara signifikan lebih murah daripada melindungi seluruh
bagian depan dan dapat memberikan perlindungan sementara atau jangka
panjang dengan aktif dari berbagai macam resiko. Tanjung sementara dapat
dibentuk dari gabions atau kantong pasir, namun umurnya biasanya tidaklah
panjang antara 1 sampai 5 tahun

Gambar 2.8 Artificial Headland


Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 27


Tanjung buatan berfungsi menstabilkan daerah pesisir pantai,
membentuk garis pantai semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok
sehingga energi gelombang akan hilang pada daerah shoreline dan akhirnya
membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat berkembang. Stabilitas
akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. Struktur pendek dengan
celah panjang akan memberikan perlindungan lokal tetapi tidak mungkin
mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika erosi berlangsung
terus-menerus tanjung mungkin perlu diperpanjang atau dipindahkan untuk
mencegah kegagalan struktural, meskipun tanjung buatan akan terus
memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat pantai.

2.5.6 Beach Nourishment


Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk
memindahkan sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga
menjaga pantai tetap stabil. Stabilitasi pantai dapat dilakukan dengan
penambahan suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi terjadi
secara terus menerus , maka suplai pasir harus dilakukan secara berkala dengan
laju sama dengan kehilangan pasir. Untuk pantai yang cukup panjang maka
penambahan pasir dengan cara pembelian kurang efektif sehingga digunakan
alternatif pasir diambil dari hasil sedimentasi sisi lain dari pantai.

Gambar 2.9 Skema Beach Nourishment


Sumber: https://syahrin88.wordpress.com/

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 28


2.5.7 Terumbu Buatan
Sebagai langkah awal, dilakukan dengan menempatkan material natural
berukuran kecil sebagai upaya untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan.
Di Indonesia, terumbu buatan mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh
masyarakat luas sejak tahun 1980-an, pada saat di mana Pemda DKI Jakarta
menyelenggarakan program bebas becak, dengan merazia seluruh becak yang
beroperasi di ibukota dan kemudian mengalami kesulitan dalam
penampungannya, sehingga pada akhirnya bangkai becak tersebut dibuang ke
laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan
bahan telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas
habitat ikan dan biota laut lainnya.

2.6 Reklamasi

Dalam rangka pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok ada beberapa langkah


yang telah pemerintah lakukan. Salah satunya dengan mereklamasi Pulau N dan Pulau
K untuk menunjang perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Reklamasi Pulau N atau
New Priok Port diperuntukkan sebagai terminal dari Pelabuhan Tanjung Priok
yangmana hal ini sudah berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan KM No. 59/2007 yang
salah satu referensinya dikeluarkan oleh Gubernur DKI yang saat itu Pak Sutiyoso
pada tahun 2006.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 29


Khusus bagi reklamasi pelabuhan, izin reklamasinya diberikan oleh Menteri
Perhubungan mengacu Peraturan Pemerintah (PP) No. 5/2010 tentang Kenavigasian,
yangmana Hak Penggunaan Lahan (HPL) pelabuhan reklamasi bukan atas nama
pemprov, tetapi Otoritas Pelabuhan. Khusus bagi New Priok Port, Kementrian
Lingkungan Hidup sudah mengeluarkan izin Amdal pada tahun 2012.
Sampai saat ini tahapan reklamasi masih berjalan. proyek New Priok Tahap 1A
kini sudah rampung. Pada Februari 2016, Pelindo II masih terus mengerjakan
pengerukan untuk tahap selanjutnya yakni tahap 1B dan 1C.
Selain Pulau N, Pulau K juga masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Tanjung
Priok yang tengah menunggu pengesahan. Reklamasi Pulau K tercantum sebagai
bagian pengembangan pelabuhan terbesar di Pulau Jawa. Kawasan Ancol Timur atau
Pulau K akan dikembangkan menjadi terminal khusus kapal pesiar (cruise), kapal
negara dan kapal tamu negara serta pengembangan pariwisata, juga dilengkapi dengan
fasilitas penunjang dan rekreasi terpadu.
Dalam reklamasi ini, PT Pelindo II bekerjasama dengan pola Kerja Sama
Operasi (KSO), di mana PT Pelindo II akan mendapat 25% (125 ha) dari hasil
reklamasi itu, sedangkan mitra KSO mendapat 375 ha melalui sistem BOT (built
operation transfer). Setelah 30 tahun, lahan tersebut akan menjadi milik Pelindo II.
Pada 2004, proyek reklamasi Ancol Timur seluas 500 ha akan dikembangkan
oleh Pelindo II melihat kebutuhan lahan di Pelabuhan Tanjung Priok sangat mendesak
terutama untuk pembangunan terminal multipurpose sesuai dengan master plan jangka
panjang milik perusahaan.
Saat itu, sudah ada sekitar 20 ha yang direklamasi dan akan dipercepat hingga
menjadi 40 ha. Dari total 500 ha tersebut, Pelindo II akan membangun terminal
terpadu dan dilengkapi pula dengan terminal curah kering serta terminal roll on roll
off (Ro-ro).
Proyek reklamasi itu berupa pekerjaan pengurukan dari bibir pantai Ancol
Timur 1 hingga 2 kilometer ke arah Laut Jawa. Proyek reklamasi sudah pernah
dilakukan pada 1997, tetapi hanya mencapai enam atau delapan kilometer akibat
krisis ekonomi.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 30


BAB III
PENUTUP

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di BAB I dan BAB II, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
3.1 Pendangkalan Pelabuhan Sunda Kelapa disaat Terusan Suez dibuka dan
hubungan laut makin ramai, mendorong Belanda untuk mengembangkan
pelabuhan di kawasan Tanjung Priok pada pertengahan 1630-an.
3.2 Pelabuhan adalah suatu daerah perairan yang tertutup dan juga terlindung dari
alam (angin topan, badai) sehingga kapal-kapal berlabuh dengan aman nyaman
dan lancar untuk bongkar muat barang penumpang, pengisian bahan bakar,
perbaikan kapal dan sebagainya.(Budiartha, 2015).
3.3 Berdasarkan konstruksinya, Pelabuhan Tanjung Priok temasuk ke dalam
pelabuhan buatan, pelabuhan buatan adalah pelabuhan yang mempunyai
fasilitas bangunan pemecah gelombang untuk melindungi pelabuhan atau
kolam pelabuhan dari pengaruh gelombang.
3.4 Perkembangan pelabuhan dipengaruhi oleh perdagangan, pertumbuhan
industri, pertumbuhan industri minyak, modernisasi pelabuhan, perkembangan
armada dunia, dan kemajuan dalam perancangan konstruksi pelabuhan.
3.5 Pengaturan mengenai konstruksi bangunan laut dan pantai dituang dalam
Kriteria Hierarki Pelabuhan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor KM. 53 Tahun 2002.
3.6 Pembiayaan dari pelabuhan dipengaruhi oleh otonomi pelabuhan itu sendiri,
jika dana dari pemerintah tidak mencukupi, maka akan diadakan kerjasama
dengan swasta dengan sistem sewa.
3.7 Perencanaan pelabuhan merupakan kegiatan yang multi-disiplin. Perencanaan
ini melibatkan keahlian di bidang ekonomi transportasi, ekspedisi, maritim,
keselamatan dan logistik. Selain itu juga pengetahuan tentang gelombang dan
arus, sedimen transport dan morfologi pantai, pengerukan dan reklamasi,
desain pemecah gelombang dan dermaga juga sangat diperhatikan dalam
perencanaan konstruksi bangunan pantai.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 31


3.8 Bangunan pengaman pantai meliputi groin, jetty, breakwater, seawall, artificial
headland, beach nourishment dan terumbu buatan.
3.9 Pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta melakukan reklamasi Pulau N
dan Pulau K untuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok.

TEKNIK PANTAI DAN PELABUHAN | 2016 32


DAFTAR PUSTAKA

Raka Mandi, Budiartha Nyoman. 2015. Pelabuhan Perencanaan dan Perancangan


Konstruksi Bangunan Laut dan Pantai. Denpasar: Arti Foundation
http://jamesthoengsal.blogspot.co.id/p/breakwater.html, diakses tanggal 21
Oktober 2016
http://marintecindonesia.com/proyek-new-priok-port-jalan-terus/, diakses tanggal
22 Oktober 2016
http://mediaindonesia.com/news/read/20588/modernisasi-kunci-sukses-pelabuhan-
tanjung-priok/2015-11-22, diakses tanggal 22 Oktober 2016
http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/07/sejarah-pelabuhan-sunda-kelapa,
diakses tanggal 23 Oktober 2016
https://syahrin88.wordpress.com/2010/09/09/bangunan-pelindung-pantai/, diakses
tanggal 22 Oktober 2016
https://www.scribd.com/doc/200696470/PERANAN-PELABUHAN-TANJUNG-
PRIOK-TERHADAP-EKSPOR-IMPOR-PRODUK-PERIKANAN-DI-JAWA-
BARAT, diakses tanggal 21 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai