Anda di halaman 1dari 12

BAB I

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Proklamasi Indonesia
Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota
Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat
tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai",
berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau
disebut juga Dokuritu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan
keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus
1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan
Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat


sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur
laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan
bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 14
Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang
telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap
memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang
diberikan sebagai hadiah Jepang.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat,
Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah
Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi
kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja
PPKI. Meskipun demikian jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 24 agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Muhammad Hatta dan
Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno
segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di
Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus
menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu
nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir
tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang
telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang
Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak
memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah
badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan
hadiah dari Jepang.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji
akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir,
Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC.
Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda
mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak
menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi
pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat
itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka
menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian
Jepang.
Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk
memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi
kantor tersebut kosong. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke
kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara
(Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka
dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia
belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo.
Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus
keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala
sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari
kemudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh
Indonesia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan.
Rapat PPKI pada 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno
dan Hatta tidak muncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa
Rengasdengklok.

Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana yang
konon kabarnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim
gelar Datuk Tan Malaka --yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan
kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco
Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa
Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta,
ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh
Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah
menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad
Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf
Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka
menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad
Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu - buru
memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang
kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang kompleks
pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10
malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya
(sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat
PPKI diterima oleh para tokoh Indonesia.

2. Latar Belakang Proklamasi Malaysia


Malaysia adalah sebuah Negara federasi yang terdiri dari tiga belas Negara
bagian dan tiga Negara persekutuan yang termasuk kedalam kawasan Asia
Tenggara, dengan luas wilayahnya 329.847 km2. Dan ibukotanya adalah kuala
lumpur, sedangkan putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan.
Jumlahpenduduk Negara Malaysia ini lebih dari 27 juta jiwa.

Negara ini dipisahkan kedalam dua kawasan yaitu Malaysia Barat dan
Malaysia Timur oleh kepulauan Natuna, wilayah Indonesia di laut China Selatan.
Dan Negara Malaysia ini berbatasan langsung dengan Thailand, Indonesia,
Singapura, Brunai, dan Filiphina. Negara ini terletak di dekat Khatulistiwa dan
beriklim Tropika. Kepala Negara Malaysia adalah yang di Pertuan Agung dan
pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.

Model sistem pemerintahan Negara Malaysia ini mirip dengan sisitem


Parlementer Westminster. Malaysia sebagai Negara persekutuan tidak pernah ada
sampai pada tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan oleh Britania
Raya pada akhir abad ke-18, dan separoh Barat Malaysia modern terdiri dari
beberapa kerajaan yang terpisah-pisah.

Kumpulan dari wilayah jajahan itu dikenal dengan Malaya Britania hingga
pembubarannya pada tahun 1949, ketika kumpulan itu di susun kembali sebagai
Uni Malaysia. Karena semakin meluasnya pertentangan, kumpulan itu lagi-lagi
disusun kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih
kemerdekaan pada tahun 31 Agustus 1957.

Pada tahan 16 September 1963 sesuai dengan Resolusi Majelis Umum PBB
1514 dalam proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak, Borneo Utara atau yang
sekarang lebih dikenal sebagai Sabah berubah menjadi negara bagian dari federasi
bentukan baru yang bernama Malaysia. Termasuk dengan Federasi Malaya dan
pada 9 Agustus 1965 Singapura kemudian dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi
negara merdeka yang bernama Republik Singapura saat tahun-tahun awal
pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan dari Filipina dan konflik
militer dari Indonesia. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara mengalami ledakan
ekonomi dan menjalani perkembangan yang cepat di penghujung abad ke-20.

Pertumbuhan yang cepat pada dasawarsa 1980-an dan 1990-an, rata-rata 8%


dari tahun 1991 hingga 1997, telah mengubah Malaysia menjadi Negara industri
baru Karena Malaysia adalah salah satu dari tiga negara yang menguasai Selat
Malaka, perdagangan internasional berperan penting di dalam ekonominya. Pada
suatu ketika, Malaysia pernah menjadi penghasil timah, karet dan minyak kelapa
sawit di dunia. Industri manufaktur memiliki pengaruh besar bagi ekonomi negara
ini.

Malaysia juga dipandang sebagai salah satu dari 18 negara


berkeanekaragaman hayati terbesar di dunia. Suku melayu menjadi bagian terbesar
dari populasi Malaysia. Terdapat pula komunitas Tionghoa-Malaysia dan India-
Malaysia yang cukup besar. Bahasa Melayu dan Islam masing-masing menjadi
bahasa dan agama resmi Negara Malaysia ini. Dan Malaysia adalah anggota perintis
ASEAN dan turut serta di berbagai organisasi internasional, seperti PBB Sebagai
bekas jajahan Inggris, Malaysia juga menjadi anggota Negara-negara
Persemakmuran.
Sejarah Berdirinya Negara Malaysia
Sebenarnya sejarah Malaysia ada keterkaitan juga dengan sejarah Indonesia,
malaysia berdiri dengan kerajaan induk yang tertuanya Malaka, sedangkan pendiri
Malaka adalah seorang pangeran dari Sumatera Sriwijaya. Semenanjung Malaysia
berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara, karena
berkembangnya perdagangan antara China dan India dan negara lainnya melalui Selat
Malaka. Awal abad ke-15, kesultanan Malaka didirikan oleh dinasti yang dimulai
oleh pangeran dari Palembang.

Dengan Malaka sebagai ibukota Kesulatanan ini mengontrol wilayah yang


sekarang ini Semenanjung Malaysia. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari satu
abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Kepulauan Melayu.
Malaka sebagai pelabuhan perdagangan penting yang terletak hampir di tengah-
tengah rute perdagangan China dan India.

Portugal membuat Malaka menjadi koloni pada tahun 1511 dengan kekuatan
militer dan mengakhiri Kesultanan Malaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke
Kampar di Sumatra dan meninggal di sana. Salah satu anaknya pergi ke bagian utara
Semenanjung Malaysia dan mendirikan Kesultanan Perak dan anak lainnya pergi ke
selatan semenanjung dan membuat ibu kotanya di sana. Kerajaan ini merupakan
kelanjutan dari Kesultanan Malaka tua, tapi sekarang dikenal dengan nama
Kesultanan Johor yang masih ada sampai sekarang. Setelah jatuhnya Malaka, tiga
negara berebut untuk mengambil kontrol Selat Malaka diantaranya yaitu: Portugis (di
Malaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh. Dan peperangan berakhir pada
1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor) mengambil alih Malaka.
Dan Inggris mengambil alih Malaka pada 1824, ketika sebuah perjanjian
ditandatangani oleh Belanda.
Kronologi Perjuangan Kemerdekaan Malaysia
Malaya pernah dijajah oleh penjajah barat selama 346 tahun, Sejarah Berdirinya
Negara Malaysia. Sepanjang masa tersebut rakyat negeri tersebut telah
melancarkan berbagai bentuk perjuangan terutamanya melancarkan perang ke atas
kekuasaan penjajah barat. Kenyataan menunjukkan bahwa perjuangan-perjuangan
ini disirami dengan darah dan jiwa raga pejuang-pejuang mengikut zaman masing-
masing.

1511 1641 Perang menentang Portugis


1782 1784 Perang menentang Belanda
1786 1928 Perang kaum tani menentang British
1941 1945 Perjuangan bersenjata revolusioner menentang Jepang
1946 1948 Perjuangan berpelembagaan menentang British
1948 1957 Perjuangan bersenjata revolusioner menetang British
1951 UMNO menukar semboyan hidup Melayu kepada Merdeka
1957 Penjajah British terpaksa mengiktiraf kemerdekaan persekutuan Tanah Melayu
1957 1989 perjuangan bersenjata revolusioner menuntut kerajaan BN / perikatan
menamatkan perang warisan penjajah, menuntut kemerdekaan diisi dengan corak rakyat
dan mempertahankan diri
1959 2012 Rakyat semua kaum berbagai golongan bersama parti-parti pembangkang dan
lain-lain kekuatan yang patriotic-demokratik berjuang secara berparlemen untuk
menjatuhkan rezim BN / perikatan bagi membangun kemerdekaan sejati mengikuti corak
rakyat. [3]

Faktanya
Kondisinya tak seperti yang kita bayangkan sebelumnya, sampai saat ini sedikit
orang saja yang tahu bahwa mereka (Malaysia) pernah dijajah oleh negara Inggris.
Siasat penjajahan Inggris saat tiba di Malaysia menjadi kunci dari segala kondisi
Malaysia saat ini. Inggris tidak secara langsung menjajah Malaysia seperti Belanda
menjajah Indonesia. Mereka lebih picik, mereka mengontrol para pemimpin daerah
(Sultan / Raja) Malaysia kemudian Raja-raja tersebut mengontrol rakyatnya seolah
mereka hanya menjalankan perintah sang Raja.

Hingga tiba saat para Pahlawan Bangsa Indonesia menginvasi daerah


Malaysia 10 tahun sebelum Malaysia merdeka (1937) membawa semangat
perjuangan untuk Merdeka (sejak sumpah pemuda 1928). Disanalah segelintir
bangsa Malaysia tersadar dan mulai melakukan perlawanan terhadap kolonialisme.
Banyak hal yang membuat kita patut bangga sebagai Warga Negara Indonesia,
selain semangat solidaritas 1 rumpun untuk merdeka, bendera yang digunakan
bangsa Malaysia saat memberontak saat itu adalah Sangsaka Merah Putih.

Tepatnya 20 Oktober 1947 bangsa Malaysia mendapatkan kemerdekaan dari


Inggris sejak 10 tahun perlawanan. Namun Inggris tidak berhenti sampai disana
saja, mereka membentuk partai pemerintah yang diberi nama UMNO, yang
merupakan pemerintahan boneka Inggris dan hingga saat ini masih mendomiansi
parlemen di Malaysia. Dominasi partai UMNO salah satunya menbutakan data
sejarah dan informasi pers lewat divisi kontrol informasi pemerintahan dan info
yang disebar ke rakyat malaysia selalu dibuat dalam 3 bentuk, bahasa Arab untuk
melayu, bahasa Cina dan bahasa Inggris dengan maksud tetap memecah 3 kubu ras
tersebut agar tidak bersatu menggulingkan pemerintahan UMNO. Jadi walaupun
sudah merdeka, malaysia masih dalam kontrol Inggris. Penjajahan berlanjut sampai
saat ini, dimana salah satu bentuk penjajahannya adalah dibutakannya bangsa
Malaysia dari sejarah.

2. Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Singapura

memainkan peranan yang kecil di dalam perkembangan sejarah Asia


Tenggara sampai Sir Stamford Rafflesmendirikan sebuah pelabuhan Inggris di situ.
Di bawah pemerintahan kolonial Inggris, Singapura telah berubah menjadi pelabuhan
yang amat strategis mengingat letaknya yang ada di tengah-tengah jalur perdagangan
di antara India dan Cina yang akhirnya menjadi antara pelabuhan yang terpenting di
dunia sampai hari ini. Semasa Perang Dunia II, Singapura telah diduduki oleh
tentara Jepang dari tahun 1942 hingga tahun 1945.
Selepas perang, penduduk setempat dibenarkan menjalankan pemerintahan sendiri
tetapi masih belum mencapai kemerdekaan. Seterusnya pada tahun 1963 Singapura
telah bergabung dengan Tanah Melayu bersama-sama
dengan Sabah dan Sarawakuntuk membentuk Malaysia. Tetapi Singapura
dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi sebuah republik pada 9 Agustus 1965.

Sejarah Silam
Pada masa silam sekitar abad ke 14, pulau Singapura merupakan sebagian dari
kerajaan Sriwijaya dan dikenal sebagai Temasek ("Kota Laut").
Dipercayai bahwa Singapura merupakan pusat pemerintahan kerajaan Melayu
sebelum ia diduduki oleh Sir Stamford Raffles. Ini berdasarkan tulisan Abdullah bin
Abdul Kadir Munsyi yang menyatakan ketika Singapura dibersihkan, bukit yang
terdapat di situ telah dikenali sebagai bukit larangan, dan terdapat banyak pohon buah
yang ditanam di situ. Ini menunjukkan terdapatnya pusat administrasi di situ.
Selain daripada itu, Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi turut menyatakan
ditemukannya sebuah batu bersurat yang mempunyai ukiran tulisan yang tidak
dikenali dan telah kabur. Prasasti Singapura itu menunjukkan Singapura telah
menjadi sebuah pusat administrasi sejak silam lama sebelum tibanya pihak Inggris.
Malangnya prasasti itu telah dimusnahkan tidak lama selepas tibanya Inggris oleh
seorang insinyur Inggris. Bagaimanapun, terdapat nota mengenai sebuah salinan
tulisan tersebut yang telah diantarkan ke London tetapi gagal ditafsirkan. Sekiranya
catatan salinan tulisan itu dapat dijumpai kembali, ia bisa memberikan perkiraan
kapan ia diukir melalui terjemahan ataupun sekiranya masih gagal diterjemahkan,
melalui jenis tulisan yang digunakan.

Pendirian Singapura Modern (1819)


Di antara abad ke-16 dan kurun ke-19, Kepulauan Melayu secara berangsur-
angsur menjadi milik penjajah dari Eropa. Permulaan penjajahan dari Barat bermula
saat Portugis tiba di Melaka pada tahun 1509. Manakala pada kurun ke-
17, Belandatelah menguasai kebanyakan pelabuhan utama di Kepulauan Melayu.
Pihak Belanda telah memonopoli semua perdagangan rempah-rempah yang pada
saat itu merupakan bahan perdagangan yang penting. Penjajah Eropa yang lain
termasuk Inggris, cuma mempunyai hak perdagangan yang kecil.

Thomas Stamford Raffles, Pendiri Singapura Modern.


Pada tahun 1818, Sir Stamford Raffles telah dilantik menjadi gubernur di
salah satu pelabuhan Inggris yaitu di Bengkulu, Sumatera. Raffles percaya bahwa
Inggris perlu mencari jalan untuk menjadi penguasa dominan di rantau ini. Salah satu
jalan ialah dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Melaka. Pelabuhan
Inggris yang sudah ada seperti Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Melaka sedangkan
Bengkulu menghadap Selat Sunda.
Pada tahun 1818, ia telah berhasil menyakinkan East Indies Company (EIC) untuk
mencari pelabuhan baru di rantau ini.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819. Dia menjumpai sebuah
perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh
seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan
politiknya tidak stabil. Pewaris SultanJohor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh
Belanda dan Bugis. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman
menjadi sultan hanya karena kakandanya, Tengku Hussein tidak ada semasa ayahnya
meninggal dunia. Menurut adat Melayu, calon sultan perlu berada di sisi sultan
sekiranya ingin dilantik menjadi sultan.
Tengku Hussein. Perjanjian ini menjadi sah pada 6 Februari 1819.

Perkembangan Awal (1819-1826)


Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama kemudian selepas menandatangani
perjanjian dengan Johor. William Farquhar mengetuai koloni baru Inggris ini dengan
bantuan sepasukan laskar Inggris.
Di balik masalah-masalah yang dihadapinya Singapura berkembang pesat
karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas. Pedagang-pedagang Arab, Tiong
Hoa dan India menjadikannya tempat persinggahan mereka.

Strait Settlements (1826-1867)


Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat
kerajaan Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya.
Pada mulanya kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia Timur Inggris bersimpati
dengan masalah ini tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi kepentingan
kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat Inggris bahwa
mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan Singapura.
Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan
ditandatanginya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 yang mana Kepulauan
Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang,
Melaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan di
sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826, Singapura bersama-
sama dengan Pulau Pinang dan Melaka tergolong di bawah satu pemerintahan
yaitu Negeri-Negeri Selat.

Zaman Pendudukan Jepang (1942-1945)


Pada 7 Desember 1941, Jepang menyerang Pearl Harbour. Salah satu tujuan
Jepang adalah untuk menguasai Asia Tenggara ialah karena faktor ekonomi.
Singapura yang merupakan pangkalan utama Militer Sekutu ialah sasaran utama
Jepang.
Di Singapura banyak yang beranggapan bahwa Jepang akan menyerangnya
terlebih dahulu sebelum menyerang Malaya. Pihak Inggris bersedia saat
menyediakan antara kontingen perang terbaiknya. Hal ini termasuk pengantaran
kapal perang HMS Prince of Wales dan kapal perang HMS Repulse. Mereka juga
mengantar beberapa kapal perang yang lain.
Pada 8 Desember 1941, tentara Jepang mendarat di Kota Bharu, Kelantan.
Selepas dua hari laskar-laskar Jepang mendarat, kapal Prince of Wales dan
kapal Repulsetenggelam akibat dimusnahkan oleh tentara Jepang. Tentara Jepang
terus maju ke seluruh Tanah Melayu menyebabkan tentara Inggris terpaksa mundur
ke selatan ke Singapura. Menjelang 31 Januari 1942, selepas 55 hari bermulanya
penyerangan tentara Jepang, tentara Jepang sudah berhasil menguasai
keseluruhan Tanah Melayu dan bersiap sedia untuk menyerang Singapura.
Selepas beberapa pertempuran, Letnan-Jenderal Arthur Ernest Percival dan
laskar-laskar Inggris menyerah kalah kepada Jeneral Yamashita
Tomoyuki pada Tahun Baru Imlekyaitu 15 Februari 1942. Lebih kurang 130.000
laskar India, Australia dan Inggris menjadi tahanan perang. Jatuhnya
Singapura merupakan penyerahan kalah terbesar British dalam sejarah.

Singapura kemudian dinamakan menjadi Syonan-to ( Shnan-t, "Cahaya


Selatan) dalam bahasa Jepang. Singapura diduduki oleh Jepang dari
tahun 1942 hingga tahun 1945.

Pemerintahan Sendiri (1955-1963)


Ketua Front Buruh, David Marshall, menjadi Ketua Menteri Singapura yang
pertama. Dia memerintah sebuah pemerintahan yang tidak stabil dan mengakibatkan
terjadinya peritiwa mogok besar-besaran. Pada bulan April 1956, dia
ke London untuk berbincang mengenai kemerdekaan Singapura tetapi tidak berhasil
karena pengaruh komunis di Singapura. Marshall terus menekan Inggris bahwa dia
akan meletakkan jabatan sekirannya Inggris tidak memberi kemerdekaan kepada
Singapura. Tetapi Inggris langsung tidak menghiraukan gugatan Marshall dan
akhirnya dia terpaksa melepaskan jabatannya. Ketua Menteri Singapura seterusnya
ialah Lim Yew Hock. Ia mengambil tindakan yang tegas terhadap ketua-ketua
kesatuan sekerja dan anggota-anggota pro-komunis.
Tindakan tegas Lim menyebabkan Inggris setuju untuk memberikan pemerintahan
sendiri kepada Singapura.

Membentuk Persekutuan Malaysia (1963-1965)


Pada 16 September 1963, Inggris setuju untuk
menyerahkan Singapura, Sabah, dan Sarawak untuk bergabung
dengan PersekutuanTanah Melayu supaya Federasi Malaysiadapat dibentuk. Selepas
menyertai Malaysia, partai politik utama Singapura yaitu People's Action
Party memenangi Pemilu Singapura. Tindakan PAP yang sering menyuarakan
ketidakpuasan mengenai keistimewaan kaum Bumiputera.
Banyak anggota United Malays National Organisation mendesak Pemerintah
Federasi supaya menangkap Lee Kuan Yew. Jadi pada 7 Agustus 1965, Tunku Abdul
Rahman Putra membuang Singapura dari Malaysia. Banyak rakyat Malaysia
mengganggap tindakan Tunku Abdul Rahman ini sebagai satu kerugian karena
menurut mereka banyak lagi cara lain untuk menjaga keamanan Singapura.
Pada masa inilah terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia. 3 marinir Indonesia,
yakni Harun Thohir, Usman Janatin, dan Gani bin Arup meledakkan MacDonnald
House di Singapura pada tahun 1965. Mereka melarikan diri, namun 2 orang di antara
mereka, yakni Harun dan Usman dapat ditangkap dan 3 tahun kemudian dihukum
gantung meskipun Indonesia sudah memintakan pengampunan, sebab pada
tahun 1968 itu Presiden Soekarno sudah jatuh dan digantikan Soeharto yang pada
saat itu didukung Negara Barat yang tidak perlu dikhawatirkan Lee Kuan Yew.

Republik Singapura (1965-sekarang


Selepas keluarnya dari Malaysia, Singapura mulai muncul sebagai kuasa
perdagangan dunia. Banyak fasilitas dan kemajuan dicapai semasa pemerintahan Lee
Kuan Yew[1].
Pada tahun 1990, Lee Kuan Yew mundur dari politik dan memberi kuasa
pemerintahan kepada Goh Chok Tong. Pada tahun 2004 pula, Goh Chok Tong
meletakkan jabatan sebagai Perdana Menteri dan memberi jalur kepada anak Lee
Kuan Yew yaitu Lee Hsien Loong untuk memerintah.

Anda mungkin juga menyukai