Anda di halaman 1dari 24

BAB II

KONSEP EKOLOGIS

II.1 Analisis Tapak


A. Arah Matahari

Faktor Positif (+) : Penyebaran sinar matahari merata, dikarenakan bentuk dari tarekot yang memanjang searah dengan arah perpindahan
matahari. Hal ini secara langsung menguntungkan bagi Tarekot dengan mendapatkan pencahayaan alami yang cukup merata pada area di
bagian atas.
Faktor Negatif (-) : Mengakibatkan saat sore sudah terlalu gelap untuk dapat melintas. Faktor pepohonan yang sangat tinggi, menutupi pancaran
cahaya sore.

4
B. Arah angin

Faktor Positif (+) : Arah angin menjadi tidak masalah pada area atas taman, hal ini dikarenakan terdapat banyaknya pohon yang membantu
menyebarkan angin secara merata ke berbagai arah.
Faktor Negatif (-) : Namun, di bagian koridor bawah akhirnya kurang mendapatkan angin, Karena angin sulit untuk mengarah dari kontur
tinggi ke rendah. Sehingga masih terdapat bagian yang sulit dijangkau oleh angin.

5
C. Utilitas air bersih, air kotor, dan drainase

1. Saluran air bersih

Sumber air bersih didapat dari saluran


PLN yang ada pada utara taman, air kemudian di
alirkan menuju meteran air yang ada di taman
sebelum masuk menuju GWT untuk taman. Dari
GWT taman kemudian dipompa menuju tandon
untuk mencukupi kebutuhan air pada taman dan
dipompa menuju GWT yang kemudian digunakan
untuk kebutuhan air kolam renang.

Utilitas air bersih pada taman rekreasi


kota sudah baik, karena aliran air bersih sudah
dibantu oleh topografi tapak yang menurun ke
arah sungai, sehingga membantu menyalurkan air
bersih, terlebih lagi dibantu oleh pompa.

6
2. Saluran air kotor

Utilitas air kotor terbagi menjadi 2, yaitu


pengolahan air kotor untuk pujasera yang
terdapat pada barat tapak dan pengolahan air
kotor pada kolam renang di barat tapak.
Pengolahan air kotor pada pujasera menggunakan
bak kontrol sebelum masuk septictank lalu sumur
resapan. Sedangkan untuk pengolahan air kotor
pada kolam renang langsung menuju septic tank
lalu sumur resapan

Utilitas air kotor juga sudah baik, karena


pengolahan sudah dibagi menjadi 2 zona agar
penanganan dan perawatannya dapat mudah.
Saluran uliltas air kotor juga mengikuti
kemiringan dari topografi tapak taman, sehigga
dapat mengalr dengan mudah.

7
3. Saluran drainase

Saluran drainase pada tapak taman


rekreasi kota ini berada pada sisi-sisi jalan
setapak, sehingga bersandingan langsung dengan
pedestrian way. Kemiringan saluran drainase juga
sudah mencukupi karena dibantu pula dengan
kemiringan dari topografi tapak.

Saluran drainase sudah baik dan sudah


mencukupi kebutuhan drainase saat hujan.
Saluran drainase hanya kurang penutup pada
bagian atas agar tidak langsung terbuka, sehingga
menciptakan keamanan bagi pengguna
pedestrian.

8
D. Utilitas listrik dan telepon

Utilitas Jaringan listrik dan telepon semuanya


menuju kepada kantor, sedangkan tidak ada yang
menuju ke arah taman kecuali ke kolam renang

Pertimbangan yang dapat diambil dari utilitas ini


adalah tidak ada lampu yang ada di taman
sehingga taman tidak bisa digunakan lewat
maghrib, serta tidak ada elemen lampu penghias.

E. Faktor estetika
Faktor estetika yang menjadi perhatian pada taman ini merupakan sebuah gerbang yang menjadi tanda pintu masuk kawasan taman. Selain itu
taman ini juga memiliki faktor estetika sendiri yaitu kawasannya yang berkontur sehingga view yang didapat akan lebih banyak.

9
II.2 Patch

Patch pada Tarekot ini dapat terbagi atas 3 zona, yaitu area entri dan parkir, area edukasi, dan area rekreasi. Area entri dan parkir mencakup entrance
sculpture berupa gapura, pos satpam, jalan dengan boulevard, serta parkir kendaraan dan area penjemputan bus. Area edukasi mencakup kendang budidaya
hewan dan rumah tanaman (green house). Sedangkan, area rekreasi mencakup area taman bermain, area kolam renang, dan area pujasera yang menjual
berbagai macam makanan dan minuman.

10
II.3 Nodes

Nodes merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas
yang lain. Pada Tarekot Malang, terdapat 2 jenis node. Node pertama terletak pada area entri, yaitu gapura entri dan patung yang berada di depan
boulevard. Kemudian, node yang kedua terletak pada area rekreasi, yaitu kolam renang yang seringkali terjadi aktivitas dan terbilang cukup ramai.

11
II.4 Network
Network dapat diartikan sebagai kumpulan dari koridor-koridor. Sehingga hubungan dari koridor itupun menjadi penting sebagai keutuhan sebuah
desain objek taman.
Faktor positif (+) : Di area atas (parkir, kandang, dan playground) sudah mempertimbangkan tingkat kelelahan pengunjung dengan adanya bermacam
atraksi tersebut sebagai interest pengunjung saat melintas. Sehingga pengunjung tidak bosan saat berjalan.

Faktor Negatif (-) : Hubungan antar koridor di bagian bawah dekat sungai (garis kuning) masih belum maksimal dikarenakan hanya berupa 1 jalur.
Maka dari itu butuh jalur pintas untuk pengunjung yang suatu waktu tidak sanggup meneruskan berjalan di pertengahan jalur tersebut. Hal ini akan
membantu mengurangi tingkat kelelahan pengunjung saat berjalan.

12
II.5 Boundaries
Boundaries ialah zona transisi antara dua elemen lanskap yang berbeda. Dapat juga diartikan sebagai pembatas dari area yang dimaksud. Terdapat 2
Boundaries yaitu STRAIGHT Boundary yang cenderung memiliki banyak pergerakan spesies di sepanjang tepiannya, dan CURVELINEAR Boundary yang
cenderung mempunyai pergerakan melintasi tepiannya. Pada tapak, 2 jenis dari boundaries terletak pada sisi-sisi berikut :

13
Faktor Positif (+) : Dengan adanya sungai, secara langsung menjadi pembatas pergerakan spesies antara sungai dan tapak. Sehingga sesuai dengan
fungsi dan batas tareot yang hanya sampai pada tepi sungai.
Faktor Negatif (-) : Boundaries antara tapak dan Satpol PP masih kurang jelas, tidak ada kejelasan batasan areanya. Hal ini menyebabkan adanya
perlintasan spesies secara tegak lurus, dan menjadikan antara satpol pp dengan tapak tidak ada batasan fisik.

II.6 Edges

Tepian pada tapak sangat terlihat jelas pada gambar


siteplan. Secara makro tepian pada bagian selatan yang
merupakan Sungai Berantas dan tepian pada bagian utara yang
merupakan bangunan perkantoran. Namun apabila diamati
lebih jauh, maka tepian yang ada pada sekitar taman rekreasi
kota adalah perkerasan pagar pada sisi barat, selatan dan timur
serta tepian pepohonan yang ada pada sisi utara tapak. Pada sisi
barat dan timur berupa pagar beton yang menjadi pembatas
antara taman rekreasi kota dengan lingkungan di sebelahnya.
Pada bagian Selatan berupa pagar-pagar besi warna-warni yang
menjad pembatas antara taman rekreasi kota dengan sunga
berantas. Sedangkan pada sisi utara berupa pembatas berupa
vegetasi besar yang disusun secara linier, namun pembatas pada
sisi utara ini masih belum terlihat jelas.

14
Pada gambar di samping kiri terlihat tepian dari
sisi bagian utara dari taman rekreasi kota, yaitu susunan
pohon yang cenderung linier. Tepian ini masih kurang
jelas karena pohon yang terdapat pada sisi bagian utara
merupakan pohon dengan tajuk lebar dan jaraknya yang
lumayan jauh, sehingga apabila dilihat dari sudut
pandang mata normal manusia, pepohonan yang ada
tidak terlihat sebagai tepian dari taman rekreasi kota
yang membatasinya dengan gedung pemerintahan.

Pada gambar di samping kanan terlihat tepian dari sisi


bagian selatan dari taman rekreasi kota yang berupa barisan dari
pagar-pagar besi yang warna-warni. Pagar pada sisi bagian selatan
taman rekreasi kota ini sebagai tepian yang sekaligus memisahkan
taman dengan sungai berantas. Pagar pembatas yang ada di sisi
selatan ini sudah terlihat jelas sebagai tepian dari sisi selatan
taman rekreasi kota ini. Namun karena perawatannya yang
kurang, maka tampilan dari pagar sendiri terkesan tidak terawat,
terlebih lagi tidak tersedianya penerangan yang memenuhi pada
malam hari.

15
II.7 Koridor
Dalam suatu zona kawasan terdapat sebuah penghubung antara satu zona ke zona lain, zona penghubung tersebut salah satunya adalah koridor.
Koridor pada taman ini berfungsi sebagai penghubung antar satu zona ke zona yang lain. Suasana koridor yang berada di Tarekot yaitu berupa jalan
setapak yang lebar nya 1.5 meter. Koridor ini menjadi jalan utama karena menghubungkan antara zona zona yang berada didalamnya

II.8 Spesies
Hewan yang ada di Tarekot ini dibagi menjadi dua jenis berdasarkan tempatnya, yaitu hewan yang terdapat dikandang/sangkar dan hewan yang
terletak di luar kandang.

16
A. Spesies hewan

17
B. Spesies tanaman

18
II.9 Konservasi

Penyeleksian habitat di dalam Tarekot ini perlu diperhatikan juga karena terdapat pembudidayaan tanaman serta adanya sangkar yang berisi hewan
(kelelawar, cendrawasih, landak, dan merak). Penyeleksian habitat ini dapat ditinjau juga dari segi:
Kontribusinya tanaman yang dibudidayakan dengan hewan-hewan yang ada. Pembudidayaan tanaman dibuat dengan cara membuat green
house dan hewan yang ada ditaruh di dalam sangkar.

19
Tanaman dan hewan tersebut ditaruh bukan sebagai hal (spesies) yang langka, melaikan hanya sebagai pelengkap fasilitas untuk Tarekot
Malang ini.

II.10 Penanggulangan Erosi


Tapak terletak di daerah tepian lereng sungai yang cukup miring. Tapak mempunyai maksimal kemiringan 80,5% dan rata-rata kemiringan 80,5%.
Dengan demikian pada lokasi tapak sangat memungkinkan terjadinya erosi. Berdasarkan lokasi tapak terdapat beberapa penyebab terjadinya erosi,
berikut merupakan beberapa penyebab erosi yaitu :
1. Kondisi Tanah
Kondisi yang dimaksud adalah tekstur dan struktur tanah, selain itu juga daya serap tanah terhadap air.

20
2. Topografi
Tanah yang berada di daerah lereng yang curam sangat peka terhadap erosi. Lereng yang panjang membuat air mengalir dengan deras
dalam jumlah yang banyak. Aliran air di lereng panjang tersebut akan mengikis dan mengangkut tanah ke daerah yang rendah. Sementara itu,
daerah dengan topografi yang landai lebih tahan terhadap erosi tanah, tetapi mengalami ancaman terjadinya genangan air.

3. Vegetasi
Vegetasi juga menjadi faktor penyebab terjadinya erosi. Yang disebut vegetasi adalah tanaman atau pepohonan yang menutupi tanah.
Pohon- pohon akan menghalangi air hujan sehingga tidak langsung jatuh menimpa tanah. Selain itu pohon di hutan juga dapat membantu
tanah menyerap air hujan dan mengurangi aliran air di permukaan tanah.

21
4. Iklim
Iklim ini berhubungan dengan intensitas hujan. Hujan mempunyai pengaruh besar pada proses terjadinya erosi tanah. Daerah dengan
intensitas hujan yang tinggi sangat rawan mengalamai erosi tanah. Sebaliknya, tanah yang berada di wilayah dengan intensitas hujan yang
rendah cukup aman dari bahaya erosi.

5. Air
Air menjadi bagian penting dari faktor penyebab erosi. Air yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah air sungai. Air sungai merupakan
aliran air yang bergerak dalam jumlah yang banyak. Aliran air tersebut akan mengangkat partikel- partikel tanah sehingga terbawa menuju
tempat dimana sungai itu bermuara. Jika aliran air sungai sangat kuat terutama saat sedang terjadi banjir

22
Penyebab erosi seperti yang dijelaskan diatas dapat ditanggulangi atau dicegah menggunakan beberapa cara, yaitu dengan pengolahan
kontur, konstruksi jalan dan air selokan, membuat dinding penahan tanah dan pencegahan secara biologis.

1. Pengolahan kontur
Dalam mengolah lahan yang memiliki kemiringan tertentu di perlukan perlakuan khusus yang berbeda dengan lahan yang memiliki
permukaan rata. Dengan proses perencanaan yang matang lahan berkontur dapat di manfaatkan sedemikian rupa hingga dapat
menghasilkan suatu proses perancangan bangunan yang khas dan memiliki karakter yang sesuai dengan lahan berkontur. Dengan
menerapkan proses perancangan pada lahan Berkontur adalah sebagai berikut :
Penggalian dan Pengurukan Tanah
Dampak Bangunan terhadap lapisan tanah humus.
Pemotongan tanah
Pengurukan Tanah
Pemadatan Tanah

Seperti dengan yang ada di Taman Rekreasi Kota Malang, pada daerah tepian sungai menggunakan sistem cut & fill sehingga taman
dapat berdiri kokoh di tepian sungai.

23
Penggunaan sistem cut and fill

2. Konstruksi jalan dan air selokan


Pada pedestrian jalan di Taman Rekreasi Kota Malang juga mengantisipasi terjadinya erosi dengan membuat saluran air selokan di sepanjang jalan
pedestrian sehingga air tidak menggenang dan mengakibatkan erosi.

24
Saluran air di tangga

25
3. Dinding penahan tanah

Dinding penahan tanah gaya berat di buat di tepian jalan yang berfungsi untuk menahan tanah di atasnya sehingga tidak terjadi longsor. Dinding penahan
tanah gaya berat yang digunakan adalah jenis dinding penahan batu kali.

Dinding penahan tanah gaya


berat batu kali

26
4. Pencegahan secara biologis

Pencegahan Erosi Lerengan Sederhana Dengan menggunakan cangkok yang mudah bertunas dan berakar tunjang sebagai pagar anyaman
tangkai dalam tanah.
Pencegahan Erosi Lerengan Dengan Menggunakan Bahan Tambahan. Penggunaan geotekstil, geotekstil ini di buat dari bahan polimer.
Penyebaran dan Pemilihan Jenis Vegetasi Tanaman Yang Baik Terhadap Erosi Tanah. Lereng gunung merupakan sebuah bidang tanah yang
memiliki kemiringan, dengan berbagai macam sudut kemiringannya. Oleh karena itu rawan terjadinya sebuah pergerakan tanah. Namun kajian
dari dinas pertanian dalam Pedoman Umum Budidaya Pertanian di Lahan Pegunungan, sangat dianjurkan menanam jenis tanaman berakar
dalam, yang dapat menembus lapisan kedap air, untuk mampu merembeskan air ke lapisan yang lebih dalam.

Penanaman tanaman dengan akar tunjang

27

Anda mungkin juga menyukai