Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Getaran sering dirasakan oleh manusia pada kehidupannya sehari-hari. Suatu
benda akan bergetar apabila terdapat sumber energi yang diteruskan sampai
kebenda yang bersangkutan. Getaran sangat terasa apabila kendaraan cukup berat
atau besar melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Selain getaran, suara
kendaraan darat, laut maupun udara juga dapat menggetarkan kaca-kaca jendela
rumah. Kerja mekanik kendaraan dari suatu mesin, akan mengakibatkan udara
disekitarnya juga bergetar (Widodo, 2001).

Getaran di darat pada infrastruktur jalan, dapat dirasakan pada jembatan-jembatan


yang disebabkan oleh kendaraan-kendaraan seperti truk tangki, truk box kecil,
truk tronton, truk trailer dan mobil penumpang. Pertumbuhan pembangunan dan
infrastruktur yang pesat mendorong mobilisasi manusia dan barang dari suatu
tempat ketempat lain meningkat. Kepadatan lalulintas dan beban kendaraan yang
melebihi kapasitas akan menimbulkan penurunan kualitas kemampuan dan proses
kerusakan fisik dari infrastruktur yang tidak dapat dihindari.

Tingkat kerusakan jembatan dapat dilihat dari getaran jembatan yang ditimbulkan
oleh beban lalu lintas. Semakin tinggi tingkat kerusakan jembatan maka semakin
besar getaran yang dihasilkan sehingga dapat mengganggu kinerja jembatan. Hal-
hal tersebut diatas dapat menyebabkan ketidakstabilan dinamik, retak fatik atau
penambahan deformasi plastis. Untuk mengawasi tingkat kenyamanan jembatan
dari hal-hal diatas, maka dapat dilakukan salah satunya adalah dengan evaluasi
tingkat kenyamanan jembatan. Dengan pengujian getaran pada struktur, getaran
yang dirasakan dapat diketahui tingkat kenyamanan dari pengguna yaitu pejalan
kaki.
1.2 Rumusan Masalah
Jembatan Krasak merupakan jembatan penghubung antara Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang Kecamatan Salam. Penelitian
akan dilakukan pada Jembatan Krasak II yaitu jembatan yang arus lalulintasnya
dari Provinsi D.I. Yogyakarta ke Kabupaten Magelang dimana jembatan ini terdiri
dari 2 jenis struktur. Sebelah selatan D.I. Yogyakarta merupakan struktur beton
prestressed dan di utara berstruktur rangka baja Transfield dari Australia.

Jembatan rangka baja Transfield dari Australia merupakan bangunan atas


jembatan yang disusun dari beberapa panel segitiga dan dirangkai satu persatu
dengan hubungan baut untuk menahan beban rencana jembatan yang sesuai
dengan peraturan beban yang berlaku pada saat pembuatan. Pembangunan
jembaran ini pada tahun 1991 dengan panjang bentang 102 meter. Dengan
bertambahnya umur jembatan, hal-hal yang dapat terjadi yaitu bertambah
besarnya lendutan pada struktur jembatan, peningkatan beban dan volume
lalulintas.

Getaran yang ditimbulkan oleh beban lalu lintas, dapat menimbulkan reaksi
manusia yang berbeda baik secara fisiologis maupun psikologis pengguna jalan
yaitu pejalan kaki. Dengan adanya respon manusia ini, perlu adanya kajian
mengenai reaksi manusia terhadap getaran berupa nilai frekuensi dan amplitude
(percepatan dan deformasi) yang dimaksud untuk mengetahui klasifikasi tingkat
ketidaknyamanannya. Getaran juga dapat menjadi salah satu indikator kesehatan
dalam mendeteksi kerusakan secara dini dari infrasturktur jembatan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. mengetahui nilai frekuensi alami jembatan rangka baja Transfield kali
Krasak II,
2. mengetahui tingkat kenyamanan jembatan pada pengujian percepatan
getaran grafik standar toleransi manusia dan pengujian responden,
3. mengevaluasi kesesuaian persepsi pada batas nilai deformasi skala penilaian
grafik standar toleransi manusia terhadap getaran

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan :


1. dapat memberikan rekomendasi dalam pemeliharaan jembatan selanjutnya,
2. dapat memberikan informasi terkait tingkat kenyamanan jembatan dan
respon manusia terhadap getaran jembatan untuk lebih diperhatikan guna
pembuatan pedoman atau standar baku getaran jembatan untuk pejalan kaki,
3. dapat memberikan gambaran tentang pengujian getaran dan pengujian
respon manusia terhadap volume lalulintas.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah dengan tujuan untuk


membatasi ruang lingkup permasalahan. Adapun batasan masalah yaitu :
1. jembatan rangka baja transfield dari australia yang diteliti adalah jembatan
krasak II bagian utara yang berada di perbatasan daerah istimewa
yogyakarta dan kabupaten magelang,
2. pengujian getaran hanya pada struktur atas jembatan dan getaran yang
terekam arah vertical,
3. pengujian dilakukan pada setengah bentang dan seperempat bentang serta
survai responden pada seperempat bentang di bentang yang sama,
4. beban yang digunakan untuk membangkitkan frekuensi jembatan adalah
beban lalu lintas harian,
5. kecepatan kendaraan bervariasi berdasarkan jenis kendaraan dan tidak
ditentukan,
6. respon manusia terhadap getaran yang dimaksud adalah responden yang
berada ditrotoar dalam keadaan diam, berdiri dan merasakan getaran
jembatan,
7. responden berjumlah 5 (lima) orang pria dan 5 (lima) orang wanita dengan
umur 25 - 35 tahun, tidak takut akan ketinggian dan mengetahui struktur dan
getaran jembatan
8. setiap responden diasumsikan memiliki kemampuan yang sama dalam
membedakan tingkatan getaran yang akan dipertannyakan,
9. pengujian dilakukan sore hari pada jam 16.00 s/d 18.00 wib,
10. frekuensi alami kendaraan tidak diperhitungkan.

1.6 Keaslian Penelitian

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, telah terdapat beberapa
penelitian berkaitan mengenai evaluasi jembatan antara lain :
1. Penelitian mengenai penilaian jembatan yang dilakukan oleh Mungkasa
(2008) dengan judul Penilaian Kondisi Jembatan dengan Metode New York
State Departement of Transportation (NYSDOT).

2. Darmasang (2009), Evaluasi dan Program Pemeliharaan Jembatan dengan


Metode Bridge Management system (BMS) studi kasus 5 jembatan nasional
di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu Jembatan Pelempit, Jembatan Brang
Beru, Jembatan Propok, Jembatan Perenang dan Jembatan Tarusa II.

3. Wijaya (2013), Evaluasi dan Program Pemeliharaan Jembatan dengan


Metode Bridge Management system (BMS) studi kasus 5 jembatan nasional
Provinsi D.I. Yogyakarta yaitu Jembatan Krasak Lama, Jembatan Gamping,
Jembatan Gajah Wong, Jembatan Winongo dan Jembatan Bedog.

Perbedaan penelitian ini dari penelitian-penelitian terdahulu adalah pada


penelitian ini, peneliti mengevaluasi tingkat kenyamanan jembatan melalui
pengujian getaran yang dilakukan menggunakan 2 metode yaitu menggunakan
alat sensor Accerelometer dengan program DEWE Soft X1 dan menggunakan
respon manusia terhadap getaran dengan responden pada jembatan rangka baja
Transfield Krasak II di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai