PENDAHULUAN
Tingkat kerusakan jembatan dapat dilihat dari getaran jembatan yang ditimbulkan
oleh beban lalu lintas. Semakin tinggi tingkat kerusakan jembatan maka semakin
besar getaran yang dihasilkan sehingga dapat mengganggu kinerja jembatan. Hal-
hal tersebut diatas dapat menyebabkan ketidakstabilan dinamik, retak fatik atau
penambahan deformasi plastis. Untuk mengawasi tingkat kenyamanan jembatan
dari hal-hal diatas, maka dapat dilakukan salah satunya adalah dengan evaluasi
tingkat kenyamanan jembatan. Dengan pengujian getaran pada struktur, getaran
yang dirasakan dapat diketahui tingkat kenyamanan dari pengguna yaitu pejalan
kaki.
1.2 Rumusan Masalah
Jembatan Krasak merupakan jembatan penghubung antara Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Magelang Kecamatan Salam. Penelitian
akan dilakukan pada Jembatan Krasak II yaitu jembatan yang arus lalulintasnya
dari Provinsi D.I. Yogyakarta ke Kabupaten Magelang dimana jembatan ini terdiri
dari 2 jenis struktur. Sebelah selatan D.I. Yogyakarta merupakan struktur beton
prestressed dan di utara berstruktur rangka baja Transfield dari Australia.
Getaran yang ditimbulkan oleh beban lalu lintas, dapat menimbulkan reaksi
manusia yang berbeda baik secara fisiologis maupun psikologis pengguna jalan
yaitu pejalan kaki. Dengan adanya respon manusia ini, perlu adanya kajian
mengenai reaksi manusia terhadap getaran berupa nilai frekuensi dan amplitude
(percepatan dan deformasi) yang dimaksud untuk mengetahui klasifikasi tingkat
ketidaknyamanannya. Getaran juga dapat menjadi salah satu indikator kesehatan
dalam mendeteksi kerusakan secara dini dari infrasturktur jembatan.
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh penulis, telah terdapat beberapa
penelitian berkaitan mengenai evaluasi jembatan antara lain :
1. Penelitian mengenai penilaian jembatan yang dilakukan oleh Mungkasa
(2008) dengan judul Penilaian Kondisi Jembatan dengan Metode New York
State Departement of Transportation (NYSDOT).