Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Walaupun telah banyak kemajuan dalam penatalaksanaannya, penyakit
jantungkoroner ( PJK ) sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yangcukup penting. Di Negara-negara maju dan beberapa Negara
berkembang sepertiIndonesia, PJK merupakan penyebab kematian utama. Di
Amerika Serikat didapatkan bahwa kurang lebih 50 % dari penderita PJK
mempunyai manifestasi awal AnginaPectoris Stabil ( APS ).

Jumlah pasti penderita angita pectoris ini sulit diketahui.Dilaporkan bahwa


insidens angina pectoris pertahun pada penderita diatas usia 30 tahunsebesar
213 penderita per 100.000 penduduk. Asosiasi jantung Amerika
memperkirakanada 6.200.000 penderita APS ini di Amerika serikat. Tapi data
ini nampaknya sangatkecil bila dibandingkan dengan laporan dari dua studi
besar dari Olmsted Country danFramingham, yang mendapatkan bahwa
kejadian infark miokard akut sebesar 3% sampai3.5% dari penderita APS
pertahun, atau kurang lebih 30 penderita APS untuk setiap penderita infark
miokard akut. Mengingat banyaknya penderita APS dan kerugian yang
ditimbulkannyaterutama secara ekonomi, diperlukan penatalaksanaan yang
lebih komprehensif. Tetapi APS terutama ditujukan untuk menghindarkan
terjadinya infark miokard akut dankematian sehingga meningkatkan harapan
hidup, serta mengurangi symptom dengan harapan meningkatnya kualitas
hidup.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui anatomi fisiologi jantung
2. Mengetahui fase kerja jantung
3. Mengetahui angina pectoris
4. Mengetahui jenis angina pectoris
5. Mengetahui penanda angina pectoris
6. Mengetahui tujuan terapi
7. Mengetahui terapi non-farmakologi beserta mekanisme
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anfisma Jantung


Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain,
apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya
terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi
utama jantung adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke
seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan
hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai
anatomi & fisiologi dengan baik dan benar.
Dalam topik anatomi & fisiologi jantung ini, saya akan menguraikan
dengan beberapa sub-topik di bawah ini :
1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
2. Lapisan Pembungkus Jantung
3. Lapisan Otot Jantung
4. Katup Jantung
5. Ruang Jantung
6. Arteri Koroner
7. Siklus Jantung

2.1.1 Ukuran,Posisi atau letak Jantung


Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa
referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran
kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5 (12cm)
dan lebar sekitar 3,5 (9cm). Jantung terletak di belakang tulang
sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan
bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian
bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari
midline sternum , 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum.

2.1.2 Lapisan Pembungkus Jantung

Bagi rekan-rekan kita yang bekerja di ruang kamar operasi bedah


jantung atau thorak saya yakin sudah terbiasa melihat keberadaan
jantung di mediastinum, begitu pula dengan lapisan pembungkus atau
pelindung jantungnya. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang
disebut lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi
menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu :

1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung


yang melindungi jantung ketika jantung mengalami
overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan
bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum
rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk
penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava,
aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan


fibrosa

3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan


dengan lapisan luar dari otot jantung atau epikardium.

2.2 Fase Kerja Jantung


1. Mid Diastole
Merupakan fase pengisian lambat ventrikel dimana atrium dan
ventrikel dalam keadaan istirahat. Darah mengalir secara pasif dari
atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler, pada saat ini katup
semilunaris tertutup dan terdengar sebagai bunyi jantung kedua.
2. Diastole Awal
Gelombang repolarisasi menyebar ke ventrikel sehingga ventrikel
menjadi relaksasi. Tekanan ventrikel turun melebihi tekanan atrium
sehingga katum AV membuka. Dengan terbukanya katup AV maka
ventrikel akan terisi dengan cepat, 70%-80% pengisian ventrikel terjadi
dalam fase ini.
3. Diastole Lanjut
Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium berhenti pada
nodus atrioventrikuler (nodus AV). Otot atrium berkontraksi memberikan
20%-30% pada isi ventrikel.
4. Sistole Awal
Depolarisasi menyebar dari sinus AV menuju miokardium
ventrikel. Ventrikel berkontraksi menyebabkan tekanan dalam ventrikel
lebih tinggi dari tekanan atrium sehingga menyebabkan katup
atrioventrikuler menutup yang terdengar sebagai bunyi jantung satu.
Dalam keadaan ini tekanan dalam aorta dan arteri pulmo tetap lebih besar,
sehingga katup semilunar tetap tertutup. Kontraksi ventrikel ini disebut
sebagai kontraksi isovolumetrik
5. Sistole Lanjut
Tekanan ventrikel meningkat melebihi tekanan pembuluh darah
sehingga menyebabkan katup semilunaris membuka. Setelah katup
semilunar terbuka, terjadi ejeksi isi ventrikel kedalam sirkulasi pulmoner
dan sistemik.

2.3 Angina Pectoris


Anginapectorismerupakangejalautamapenyakitiskemiajantung.Terjadi
bila kebutuhan oksigen miokardium kurang dari pengadaan oleh arteria
koroner.Nyerianginaberupanyerimendadakhebat,menekandidaerahsub
eksternal/pre kordinal menjalar ke bahu dan fleksor lengan kiri. Nyeri
umumnyadicetuskanolehaktifitasfisik,emosi,makan,danseringkaliterkait
dengandepresisegmenstelektrokardiogram.
Hal tersebut diakibatkan oleh aliran darah koroner berkurang, karena
penyempitanpembuluhdarahakibatspasmedan/atauprosesalterosklerosis.
Obatanginadibagimenjadi2kelompok.Pertamauntukmengatasiatau
mencegahseranganakut,dankelompokkeduauntukmencegah/mengurangi
jumlah serangan angina (pencegahan jangka panjang). Untuk
mengatasi/mencegahseranganakutanginapectoris,digunakanpreparatnitrat
organik kerja pendek, yakni nitrogliserin sublingual dan isosorbid dinitrat
sublingual.
Untuk pencegahan jangka panjang digunakan nitrat kerja panjang, beta
bloker.Nitratkerjapanjangseringkalimenimbulkantoleransiterhadapefek
terapi. Untuk angina dengan spasme koroner yang dominan, antagonis
kalsium merupakan obat terpilih, sedangkan betabloker merupakan
kontraindikasi.Untukanginaofeffort,betablokersamaefektifnyadengan
antagoniskalsium,pilihantergantungpadakondisipasien.

2.4 JenisAnginaPectoris
Penggolongan anti angina dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Angina Klasik/ Angina Stabil/ Exertional/ Exercise-induced.

Angina adalah tipe yang paling umum dari angina. Angina


Klasik terjadi karena adanya sumbatan anatomik berupa
aterosklerosis koroner sehingga aliran darah koroner tidak dapat
memenuhi kebutuhan jantung yang meningkat. Biasanya terjadi
pada keadaan stress atau berkerja, pada waktu olah raga atau emosi,
sangat serupa dengan keadaan yang ditimbulkan oleh iskemia
miokardial sementara.

Orang-orang dengan angina klasik atau angina stabil ini


mengembangkan gejala secara bertahap dari waktu ke waktu.
Gejala awalnya mungkin mulai setelah latihan berat atau naik
tangga atau menjalankan sulit atau bahkan ketika dalam ekstrem
stress mental. Gejala biasanya hanya berlangsung selama kurang
dari lima menit. Mereka dibebaskan dengan istirahat atau obat,
seperti nitroglycerin di bawah lidah.

Angina jenis ini biasanya tidak terbukti berakibat fatal tetapi


mungkin merupakan awal serangan jantung atau stroke dan mandat
perhatian medis.

2. Angina variant/ vasospastik/ Angina Prinzmetal.


Angina varian terjadi karena vasospasme pembuluh darah
yang timbul sewaktu beristirahat yang mengakibatkan
berkurangnya suplai oksigen pada jaringan jantung.

3. Angina Tidak Stabil.


Angina jenis ini biasanya berkembang pesat dan sering tidak
terduga. Orang-orang dengan stabil angina mungkin terus
mengembangkan angina tidak stabil. Gejala sakit dada mungkin
berlangsung selama sekitar 30 menit dan dapat bertahan bahkan
ketika pasien beristirahat. Glyceryl trinitrate mungkin tidak
membantu meringankan gejala.
Angina jenis ini adalah keadaan darurat sejak angina tak
terduga dan fungsi jantung dapat dengan cepat memburuk dan ini
dapat meningkatkan risiko stroke atau serangan jantung. Jenis
angina ini dirawat dengan obat-obatan dan teknik pembedahan.

2.5 Penanda Angina Pectoris


Dokterbiasanyadapatmendiagnosisanginapektorisberdasarkangejala
pasiendanfaktorfaktorpencetus.Namun,pengujiandiagnostilainnya
seringdiperlukanuntukmengkonfirmasiataumenyingkirkanangina,atau
untukmenentukantingkatkeparahanpenyakitjantungyangmendasari.
a. Elektrokardiogram(EKG)
Adalahtestyangmencatatimpulslistrikdarijantung.Grafikyang
dihasilkandariaktivitaslistrikdapatmenunjukanjikaototjantungtidak
berfungsidenganbaiksebagaiakibatdarikekuranganoksigen.
Elektrocardiogramjugabergunadalammenyelidikikemungkinan
abnormalitasjantung.
b. Stresstest
Bagibanyakorangdenganangina,hasielektrocardiogramsaat
istirahattidakakanmenunjukanadanyakelainan.Karenagejalaangina
terjadiselamastress(latihanfisik),fungsijantungmungkinperludi
evaluasidibawahtekananfisikdarilatihan.Tesstressdilakukanbersamaan
denganEKGsebelum,selama,setelahlatihanuntukmencarikelainan
terkaitstress(latihanfisik).Tekanandarahjugadiukurselamaujistress.
c. Angiogram
Angiogramyangpadadasarnyasinarxdariarterikoroner,telh
menjaditestdiagnostikyangpalingakuratuntumenunjukankeberadaan
danluasnyapenyakitkoroner.Dalamprosedurinidigunakantabung
fleksible(kateter)yangpanjangdantipisuntukmelakukanmanuver
kedalamarteriyangterletakdilenganataupangkalpaha,kateteriniakan
dilewatkanlebihlanjutmelaluiarterikesalahsatudariduaarterikoroner
utama.Sebuahpewarnadisuntikanpadawaktuituuntukmembantu sinar x
melihat jantungdanarterilebihjelas.Banyaksinarxsingkatdibuat
untukmenciptakansebuah film yang mungkin dapat menyebabkan
penurunan alirah darah ke otot jantung dan gejalaterkaitangina.

2.6 Obat Anti Angina

Obat anti angina adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati gejala angina pectoris. Pemberian anti angina bertujuan untuk :

1. Mengatasi atau mencegah serangan akut angina pectoris.


2. Pencegahan jangka panjang angina.
Untuk mencegah atau meringankan serangan akut angina
digunakan turunan nitrat (sublingual), sedang untuk pencegahan jangka
panjang digunakan turunan nitrat (oral dan setempat), -bloker dan
antagonis kalsium. Obat di atas dapat mengurangi kebutuhan oksigen
jantung dan meningkatkan pemasokan oksigen miokardial. Obat obat
anti angina :
1. Nitrat Organik (nitrovasodilator)

2. Beta Blocker

3. Antagonis Calcium
4. Antiplatelet

2.7 Mekanisme Kerja Anti Angina

Cara kerja Anti angina:


1. Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan
kerjanya. (penyekat reseptor beta)
2. Melebarkan pembuluh darah koroner memperlancar aliran darah
(vasodilator)
3. Kombinasi keduanya

NITRAT ORGANIK (NITROVASODILATOR)

Nitrat Organik (nitrovasodilator) memperlebar arteri jantung,


memperlancar pemasukan darah beserta oksigen, sehingga meringankan
beban jantung. Berkhasiat relaksasi otot pembuluh darah, bronkus, saluran
empedu, lambung dan usus serta saluran kemih. Obat pilihan utama adalah
nitrogliserin. Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh
darah, terdapat dalam bentuk short-acting dan long-acting.

Nitrat long-acting yang dikonsumsi secara rutin bisa segera


kehilangan kemampuannya untuk mengurangi gejala. Oleh karena itu
sebagian besar ahli menganjurkan selang waktu selama 8-12 jam bebas
obat untuk mempertahankan efektivitas jangka panjangnya. Nitrat long-
acting diminum sebanyak 1-4 kali/hari. Nitrat juga terdapat dalam bentuk
plester dan perekat kulit, dimana obat ini diserap melalui kulit selama
beberapa jam.

FARMAKODINAMIK

Khasiat farmakologi :

a. Dilatasi pembuluh darah dapat menyebabkan hipotensi


sinkop.

b. Relaksasi otot polos nitrat organik membentuk NO


menstimulasi guanilat siklase kadar siklik-GMP meningkat
relaksasi otot polos (vasodilatasi).

c. Menghilangkan nyeri dada bukan disebabkan vasodilatasi,


tetapi karena menurunya kerja jantung.

d. Pada dosis tinggi dan pemberian cepat venodilatasi dan


dilatasi arteriole perifer tekanan sistol dan diastol menurun ,
curah jantung menurun dan frekuensi jantung meningkat
(takikardi).

e. Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri karena semakin


banyak darah yang menggumpul di vena curah darah
jantung menurun.

f. Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah


sistemik penurunan aliran darah balik ke jantung.

g. Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua


otot polos : bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya
sekilas tidak digunakan di klinik.

FARMAKOKINETIK

a. Metabolisme nitrat organik terjadi di hati.

b. Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual.

c. Ekskresi sebagian besar lewat ginjal.

SEDIAAN DAN POSOLOGI


a. Untuk serangan, baik digunakan sediaan sublingual : isosorbid
dinitrat 30%: 2,5 10 mg dan nitrogliserin 38%: 0,15 0,6
mg.

b. Untuk pencegahan digunakan sediaan per oral: kadar puncak


60 90 menit, lama kerja 3 6 jam.

c. Parenteral (IV) baik digunakan untuk vasospasme koroner dan


angina pectoris tidak stabil, angina akut dan gagal jantung
kongestif.

d. Salep untuk profilaksis: puncak 60 menit, lama kerja 4 8 jam.

SEDIAAN

1. Nitrat kerja singkat (serangan akut)

Sediaan sublingual (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil


tetranitrat).

Amil nitrit inhalasi.

2. Nitrat kerja lama


Sediaan oral (nitrogliserin, isosorbit dinitrat, eritritil
tetranitrat, penta eritritol tetranitrat).
Nitrogliserin topikal (salep 2%, transdermal).
Nitrogliserin transmucosal/buccal.
Nitrogliserin infus intravena.

EFEK SAMPING

Efek samping yang ditimbulkan adalah sakit kepala, hipotensi, dan


meningkatnya daerah ischaemia.
INDIKASI

a. Angina pectoris

b. Gagal jantung kongestif

c. Infark jantung

NITROGLYCERIN

Nitroglycerin atau Glyceryl Trinitrate adalah sebuah


vasodilator yang mudah menguap, yang mengurangi angina
pectoris dengan cara merangsang guanylate cyclase dan
merendahkan kalsium sitosolik.

Nitroglycerin digunakan untuk pengobatan angina pectoris


dan hipertensi, untuk menghasilkan hipotensi yang terkontrol
selama pembedahan dan untuk mengobati gagal jantung.

Mekanisme kerja nitroglycerin, kandungan Nitrat dalam


Nitroglyceryn menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh
darah, merangsang guanylate cyclase dan merendahkan kalsium
sitosolik.

Nitroglycerin menghilangkan angina dengan mengurangi


permintaan otot jantung untuk oksigen. Nitroglycerin juga
menghilangkan spasme dari arteri-arteri koroner dan dapat
mendistribusikan lagi aliran darah arteri koroner ke area-area yang
paling memerlukan.

Sebuah tablet nitroglycerin yang diletakkan di bawah lidah


(sublingual) biasanya akan menghilangkan gejala angina dalam
waktu 1-3 menit, dan efeknya berlangsung selama 30 menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu membawa tablet
atau semprotan nitroglycerin setiap saat. Menelan sebuah tablet
sesaat sebelum melakukan kegiatan yang diketahui penderita dapat
memicu terjadinya angina, akan sangat membantu penderita.
Nitroglycerin tablet juga bisa diselipkan diantara gusi dan
pipi bagian dalam atau penderita bisa menghirup nitroglycerin yang
disemprotkan ke dalam mulut, tetapi yang banyak digunakan
adalah pemakaian nitroglycerin tablet sublingual.
ISOSORBID DINITRAT
Obat antiangina golongan nitrat ini langsung berkerja
merelaksasi otot polos pembuluh vena, tanpa bergantung pada
sistem persarafan miokardium. Dilatasi vena menyebabkan alir
balik vena berkurang sehingga mengurangi beban hulu jantung.
Dalam dosis terapi akan menurunkan tekanan sistolik,
diastolik dan tekanan darah arteri rata rata, terutama pada posisi
tegak. Obat ini dapat menyebabkan sakit kepala berdenyut, muka
merah, pusing, hipotensi postural (tekanan darah rendah), takikardi
(denyut nadi bertambah cepat).
Hati-hati penggunaan obat pada pasien dengan hepar atau
ginjal berat: hipotiroidisme (tiroid), manulnutrisi (diet yang tidak
baik), atau hipotermia (suhu tubuh kurang).

BETA BLOKER (-Bloker)

Obat pemblok -andregenik (-Bloker) dapat meningkatkan secara


terpulihkan -reseptor yang terdapat pada jantung, arteri dan arteriola otot
rangka, bronki, hati, ginjal, dan lain-lain jaringan.

Yang berhubungan dengan aktivitas terhadap jantung adalah


reseptor 1. Pemblokkan reseptor 1 dapat menurunkan kecepatan jantung,
kontraksi miokardial, keluaran jantung dan tekanan darah, sehingga
kebutuhan oksigen miokardial berkurang dan nyeri iskemik dapat
dihilangkan.

Obat ini mempengaruhi efek hormon epinephrine dan


norepinephrine pada jantung dan organ lainnya. Beta blocker mengurangi
denyut jantung pada saat istirahat. Selama melakukan aktivitas, beta-
blocker membatasi peningkatan denyut jantung sehingga mengurangi
kebutuhan akan oksigen.

-Bloker efektif untuk meringankan angina klasik, sedang terhadap


angina varian efeknya tidak teratur. Pada pengobatan jangka panjang, -
bloker dapat menurunkan kematian akibat serangan jantung akut. Beta
bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.

FARMAKODINAMIK

Beta bloker menghambat efek obat adrenergik, baik NE dan epi


endogen maupun obat adrenergik eksogen.

Beta bloker kardioselektif artinya mempunyai afinitas yang lebih


besar terhadap reseptor beta-1 daripada beta-2.

Propanolol, oksprenolol, alprenolol, asebutolol, metoprolol,


pindolol dan labetolol mempunyai efek MSA (membrane
stabilizing actvity) efek anastesik local.

Kardiovaskuler: mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas


miokard.

Menurunkan tekanan darah.

Antiaritmia : mengurangi denyut dan aktivitas focus ektopik


Menghambat efek vasodilatasi, efek tremor (melalui reseptor beta-
2).

Efek bronkospasme (hati hati pada penderita asma).

Menghambat glikogenolisis di hati.

Menghambat aktivasi enzim lipase.

Menghambat sekresi renin antihipertensi.

FARMAKOKINETIK

Beta bloker larut lemak (propanolol, alprenolol, oksprenolol,


labetalol dan metoprolol) diabsorbsi baik (90%).

Beta bloker larut air (sotolol, nadolol, atenolol) kurang baik


absorbsinya.

Berdasarkan keselektifan terhadap jantung, -bloker dibagi menjadi


dua kelompok, yaitu:

a. Selektif memblok reseptor 1 (kardioselektif), contoh:


asebutolol, atenolol, dan metoprolol tartrat.

b. Bekerja memblok reseptor 1 dan 2 (non kardioselektif),


contoh: alprenolol, karteolol, propanolol, nadolol, oksprenolol,
pindolol.

CONTOH OBAT BETA BLOCKER:

1. Propanolol : tab 10 dan 40 mg, kaps lepas lambat 160mg

2. Alprenolol : tab 50 mg

3. Oksprenolol : tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg


4. Metoprolol : tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg

5. Bisoprolol : tab 5 mg

6. Asebutolol : kap 200 mg dan tab 400 mg

7. Pindolol : tab 5 dan 10 mg

8. Nadolol : tab 40 dan 80 mg

9. Atenolol : tab 50 dan 100 mg

CALCIUM ANTAGONIS/ CALCIUM ENTRY BLOCKER/


CALCIUM CHANNEL BLOCKER

Zat ini memblok Calcium-channels di otot polos arterial dan


menimbulkan relaksasi dan vasodilatasi perifer (efek kronotrop negatif).
Obat ini mencegah pengkerutan pembuluh darah dan bisa mengatasi
kejang arteri koroner.
Antagonis kalsium selektif untuk pengobatan angina pectoris
karena stress dan angina varian. Beberapa diantaranya juga digunakan
untuk pengobatan aritmia jantung tertentu dan hipertensi. Beberapa
antagonis kalsium bisa memperlambat denyut jantung.
. Pada angina klasik, golngan ini dapat mengurangi kebutuhan
oksigen miokardial, meskipun demikian turunan nitrat dan -bloker tetap
merupakan obat pilihan pertama. Pada angina varian, obat golongan ini
dapat meringankan gejala dengan memperbesar pasokan oksigen
miokardial dan efeknya lebih baik dibanding -bloker.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama beta-blocker untuk
mencegah terjadinya episode takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).

FARMAKODINAMIK
a. Ion ca diperlukan untuk kontraksi otot polos dan jantung.

b. Ca antagonis menghambat masuknya Ca kedalam membran sel


(sarkolema) kontraksi menurun.

FARMAKOKINETIK

Nifedipin, verapamil dan diltiazem mudah larut dalam lemak


mudah diabsorbsi pada pemberian per oral dan sublingual.

MEKANISME ANTIANGINA

Antagonis kalsium membrane dapat menimbulkan efek oleh


interaksinya dengan reseptor khas. Kerja utamanya adalah
menghambat pemasukan ion kalsium luar sel, melalui saluran
membrane kalsium, ke dalam sel. Karena ion kalsium mempunyai
peran penting dalam memelhara fungsi jantung dan jaringan otot
polos vascular.
Pengurangan kadar kalsium dalam sel jantung dan sel otot
polos vascular koroner akan menyebabkan vasodilatasi jaringan
tersebut. Akibatnya terjadi penurunan kecepatan denyut jantung,
penurunan kontraksi mikardial dan melam-batnya konduksi
atrioventrikular.
Mekanisme kerja yang lain adalah menghalangi secara selektif
penyebab vasokonstrksi, dengan merangsang postsinaptik reseptor
2 dalam buluh vascular atau secara langsung menunjukkan
efeknya pada jaringan miokardial.
OBAT CALCIUM ANTAGONIS

Yang termasuk kedalam antagonis kalsium antara lain Verapamil,


Nifedipine dan Diltiazem.

DOSIS

Nifedipin (3x10-20mg),

Verapamil (3x80-120mg) dan

Diltiazem (3-4x60mg)

EFEK SAMPING

Efek samping yang ditimbulkan antara lain takikardia atau


brakikardia, sakit kepala, lesu, lelah, mual, pusing, hipotensi, kram
kaki, gangguan lambung, reaksi dermatologis dan konstipasi.

ANTIANGINA GOLONGAN ANTIPLATELET

Platelet adalah suatu faktor yang diperlukan untuk terjadinya


pembekuan darah bila terjadi perdarahan. Tetapi jika platelet terkumpul
pada ateroma di dinding arteri, maka pembentukan bekuan ini
(trombosis) bisa mempersempit atau menyumbat arteri sehingga terjadi
serangan jantung.
Aspirin terikat pada platelet dan mencegahnya membentuk gumpalan
dalam dinding pembuluh darah, jadi aspirin mengurangi resiko kematian
karena penyakit arteri koroner. Penderita yang alergi terhadap aspirin,
bisa menggunakan triklopidin. Obat yang termasuk dalam golongan ini
adalah aspirin
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Angina pectoris ialah keadaan di mana pasien merasa sakit dada yang

kuat akibat dari penyakit jantung ischemic yang didefinisikan sebagai

kekurangan pengaliran darah dan oksigen ke myocardium jantung.

2. Fase kerja jantung terdiri atas :

a. Mid Diastole

b. Diastole Awal

c. Diastole Lanjut

d. Sistole Awal

e. Sistole Lanjut

3. Angina pectoris terbagi menjadi angina klasik/ angina stabil/ exertional/

exercise-induced, angina variant/ vasospastik/ angina prinzmetal dan

angina tidak stabil.

d. Angina dapat didiagnostik dengan beberapa pemeriksaan penunjang


seperti Elektrokardiogram(EKG),stresstest,danangiogram.
e. Anti angina terdiriatasnitrat,betablocker,Caantagonis,dan
antipletelet,trombolitikdanantikoagulan.

B. Saran
Pembuatanmakalahinibanyakmemilikikekurangan,olehkarenanyakritik
dansaranyangmembangunsangatdiharapakandalamperbaikanmakalah
kedepannya.

DAFTARPUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai