Anda di halaman 1dari 22

NAMA : FADHILAH SYAFIRA PUTRI

KELAS : X MIA 2
PELAJARAN : OLAHRAGA
DAFTAR ISI

1. Pengertian Narkoba

2. Jenis-jenis Narkoba

3. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

4. Dampak yang Ditimbulkan

5. Cara Pencegahan

6. Dasar Hukum
1. Pengertian Narkoba

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia


yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan,
pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh
manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik,
intravena, dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah


psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioparasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.
Namun kini presepsi itu disalah gunakan akibat pemakaian yang
telah diluar batas dosis.

2. Jenis-jenis Narkoba

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan


Zat adiktif lainnya. Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba
adalah sebagai berikut:
a) Narkotika

Menurut Soerdjono Dirjosisworo mengatakan bahwa pengertian


narkotika adalah Zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu
bagi yang menggunakannya dengan memasukkan kedalam
tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya
khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut yang diketahui dan
ditemukan dalam dunia medis bertujuan dimanfaatkan bagi
pengobatan dan kepentingan manusia di bidang pembedahan,
menghilangkan rasa sakit dan lain-lain.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling


berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :
ganja, h3roin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki


daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki
daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

b) Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah


maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika
digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang


sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan dan
sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan
ekstasi.

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya


adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya


adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang
memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid )
dan diazepam.

c). Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat zat selain narkotika dan


psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada
pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan


dan menimbulkan ketagihan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair


dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat
memabukkan (Alifia, 2008). Demikianlah jenis-jenis narkoba,
untuk selanjutnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan
narkotika.
3. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba

Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi


dua faktor, yaitu :

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri


individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta
kurangya religiusitas. Kebanyakan penyalahgunaan narkotika
dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang
sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun
sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk
menyalahgunakan obat-obat terlarang ini. Anak atau remaja
dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk
menjadi penyalahguna narkoba.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu


atau lingkungan seperti keberadaan zat, kondisi keluarga,
lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat
seseorang kelak menjadi penyalahgunaan obat terlarang. Akan
tetapi makin banyak faktor-faktor diatas, semakin besar
kemungkinan seseorang menjadi penyalahgunaan narkoba. Hal
ini harus dipelajari Kasus demi kasus.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman


sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam
menyebabkan seseorang menyalahgunakan narkoba. Karena
faktor pergaulan, bisa saja seorang anak yang berasal dari
keluarga yang harmonis dan cukup kominikatif menjadi
penyalahgunaan narkoba.
4. Dampak yang Ditimbulkan

Penggunaan narkoba dapat menyebabkan efek negatif yang


akan menyebabkan gangguan mental dan perilaku, sehingga
mengakibatkan terganggunya sistem neuro-transmitter pada
susunan saraf pusat di otak. Gangguan pada sistem
neuro-transmitter akan mengakibatkan tergangunya fungsi
kognitif (alam pikiran), afektif (alam perasaan, mood, atau
emosi), psikomotor (perilaku), dan aspek sosial.

Berbagai upaya untuk mengatasi berkembangnya pecandu


narkoba telah dilakukan, namun terbentur pada lemahnya
hukum. Beberapa bukti lemahnya hukum terhadap narkoba
adalah sangat ringan hukuman bagi pengedar dan pecandu,
bahkan minuman beralkohol di atas 40 persen (minol 40 persen)
banyak diberi kemudahan oleh pemerintah. Sebagai
perbandingan, di Malaysia jika kedapatan pengedar atau
pecandu membawa dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut akan
dihukum mati.

Sebenarnya juga tidak sedikit para pengguna narkoba ingin


lepas dari dunia hitam ini. Akan tetapi usaha untuk seorang
pecandu lepas dari jeratan narkoba tidak semudah yang
dibayangkan.

5. Cara Pencegahan

1. Jangan pernah mencobanya, walaupun untuk iseng atau untuk


alasan lain, kecuali perintah dokter/alasan medis.

2. Kuatkan iman, mantapkan pribadi, pakailah rasio (pemikiran,


pertimbangan) lebih banyak dari pada emosi.

3. Jangan menghindar dari problem, tetapi hadapi dan atasi


persoalan sampai tuntas, bila tak mampu konsultasi pada ahli.

4. Pilihlah pergaulan yang aman jangan yang berbahaya.


5. Pilih kegiatan yang sehat, tak merugikan diri sendiri ataupun
orang lain, ikutilah klub olah raga, organisasi sosial. Lakukan
hobi bersama teman dan keluarga.

6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran


malam-malam. Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke,
piknik, makan bersama, masak bersama, beres-beres bersama
nonton bersama keluarga.

7. Selalu berusaha menjadi pribadi yang baik, bertindak positif,


bertanggungjawab, jadilah figure/sosok yang diteladani.

8. Berusahalah "saling mendengar", saling mengingatkan dan


saling memaafkan agar semakin mendewasakan pribadi
masing-masing.

9. Buatlah keluarga, rumah tangga, menjadi tempat yang paling


menyenangkan, paling menenangkan sehingga membuat "betah"
tinggal bersama "sahabat".

10. Selalu ingatkan, bahwa ancaman hukuman untuk penyalah


guna Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga
Pemasyarakatan.

11. Ingatkan bahwa Narkoba akan merusak kerja otak, susunan


syaraf pusat, merusak ginjal, lever dan sebagainya.

Lebih baik mencegah putra-putri kita terkena pengaruh Narkoba


daripada kita harus mengobatinya. Karena untuk proses
pengobatan dan penyembuhan tidaklah mudah dan
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

irin, Parasetamol dan Heroin.

6. Landasan Hukum Narkoba


UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 1997, TENTANG
NARKOTIKA

Pengedar Narkotika

Pasal 78 ayat 1 (a) dan 1 (b)

Menanam, memelihara, mempunyai dalam persediaan,


memiliki, menyimpan, atau menguasai narkotika golongan I
dalam bentuk tanaman atau bukan tanaman, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Pasal 80 ayat 1(a)

Memproduksi, mengolah, mengekstraksi, mengkonversi,


merakit, atau menyediakan narkotika golongan I, dipidana
dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
pidana penjara paling lama 20 tahun dan denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah).

Pasal 81 ayat 1 (a)

Membawa,mengirim,mengangkut,atau mentransito narkotika


golongan I dipidana dengan pidana penjara paling lamal 15
(lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.750.000.000,-
(tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Pasal 82 ayat 1 (a)

Mengimpor, mengekspor, menawarkan untuk dijual,


menyalurkan, menjual, membeli, menyerahkan, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli. atau menukar narkotika
golongan I, dipidana dengan pidana mati atau pidana seumur
hidup, atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
denda paling banyak Rp. 1,000.000.000,- (satu milyar rupiah).

Pasal 84 ayat 1 (a)

Memberikan narkotika golongan I untuk digunakan orang lain.


dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak Rp. 750.000.000, (tujuh ratus
lima puluh juta rupiah).

Pengguna Narkotika

Pasal 85 ayat 1 (a)

Menggunakan narkotika golongan I bagi dirinya


sendiri,dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun.

Pasal 86 ayat 1 (a)

Orang tua atau wali pencandu yang belum cukup umur, yang
sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana penjara
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah).

Pasal 88 ayat 1 (a)


Pecandu narkotika yang telah cukup umur dan dengan sengaja
tidak melaporkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam)
bulan atau denda paling banyak Rp 2.000.000,00 (dua juta
rupiah).

Pasal 88 ayat 2

Keluarga pecandu narkotika sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) yang dengan sengaja tidak melaporkan pecandu narkotika
tersebut dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga)
bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah).

Pasal 92

Barang siapa tanpa hak dan melawan hukum


menghalang-halangi atau mempersulit penyidikan, penuntutan,
atau pemeriksaan perkara tindak pidana nakotika di muka sidang
pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah).

2. UNDANG-UNDANG NO. 05 TAHUN 1997, TENTANG


PSIKOTROPIKA

Pengedar Psikotropika

Pasal 60 ayat 1 (a)


Memproduksi atau mengedarkan psikotropika dalam bentuk
obat yang tidak terdaftar pada department yang bertanggung
jawab dibidang kesehatan, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

Pasal 60 ayat 2

Menyalurkan psikotropika, dipidana penjara paling lama 5(lima)


tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah).

Pasal 60 ayat 3

Menerima penyaluran psikotropika, dipidana penjara paling


lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 6 ayat 4 dan 5

Menyerahkan dan menerima penyerahan psikotropika, dipidana


paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 62

Barang siapa tanpa hak memiliki, menyimpan dan membawa


psikotropika, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dengan pidana denda paling vbnayk Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 63
Melakukan pengangkutan psikotropika tanpa dilengkapi
dokumen pengangkutan, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dengan pidana denda paling banyak Rp.
60.000.000,- (enam puluh juta rupiah).

Pasal 64 ayat (a dan b)

Menghalang-halangi penderita syndrome ketergantungan untuk


mengalami pengobatan dan atau perawatan pada fasilitas
rehabilitasi atau menyelenggarakan fasilitas rehabilitasi tanpa
memiliki izin, dipidana denga penjara paling lama la (satu)
tahun denga pidana denda paling bvanyak Rp. 20.000.000,- (dua
puluh juta rupiah).

Pasal 65

Tidak melaporkan penyalahgunaaan dan atau pemilikan


psikotropika secara tidak sah, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1(satu) tahu dengan pidana denda paling banyak Rp.
20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).

3. UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009

Pengedar Narkoba dan Penyimpan Narkoba

Pasal 111
Menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai atau
menyediakan Narkoba Golongan I bentuk tanaman : Penjara
minimal 4 tahun, maksimal 12 tahun, denda minimal Rp
800.000.000,00/ maksimal Rp 8.000.000.000,00; Beratnya
melebihi 1 Kg atau 5 batang pohon :

Pidana penjara seumur hidup atau minimal 5 tahun / maksimal


20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pasal 112

Memiliki menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkoba


Golongan I bentuk tanaman : Penjara minimal 4 tahun,
maksimal 12 tahun, denda minimal Rp 800.000.000,00/
maksimal Rp 8.000.000.000,00; Beratnya melebihi 5 gram :

Pidana penjara seumur hidup atau minimal 5 tahun / maksimal


20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pasal 113

Memproduksi, mengimpor, mengekspor atau menyalurkan


Narkotika Gol I : Penjara minimal 5 tahun, maksimal 15 tahun,
denda minimal Rp 1.000.000.000,00/ maksimal Rp
10.000.000.000,00; Tanaman > 1 kg / 5 batang atau bukan
tanaman lebih 5 gram :
Pidana MATI, penjara seumur hidup atau minimal 5 tahun /
maksimal 20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pasal 114

Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika


Gol I :

Penjara minimal 5 tahun, maksimal 20 tahun, denda minimal Rp


1.000.000.000,00/ maksimal Rp 10.000.000.000,00;
Tanaman > 1 kg / 5 batang atau bukan tanaman lebih 5 gram :
Pidana MATI, penjara seumur hidup atau minimal 6 tahun /
maksimal 20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pasal 115

Mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Gol I :


Penjara minimal 4 tahun, maksimal 12 tahun, denda minimal Rp
800.000.000,00/ maksimal Rp 8.000.000.000,00; Tanaman > 1
kg / 5 batang atau bukan tanaman lebih 5 gram : Pidana penjara
seumur hidup atau minimal 5 tahun / maksimal 20 tahun, denda
maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pengguna Narkoba

Pasal 116
Menggunakan Narkotika Golongan I terhadap orang lain
memberikan Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain :
Penjara minimal 5 tahun, maksimal 15 tahun, denda minimal Rp
1.000.000.000,00/ maksimal Rp 10.000.000.000,00;
Mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen : Pidana
MATI penjara seumur hidup atau minimal 5 tahun / maksimal
20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3; Golongan
II : Pidana MATI seumur hidup atau penjara minimal 5 tahun /
maksimal 20 tahun, denda maksimal pada ayat (1) ditambah 1/3.

Pasal 127

Penyalahgunaan Narkotika bagi diri sendiri : Golongan I


maksimal 4 tahun; Golongan II maksimal 2 tahun; Golongan III
maksimal 1 tahun; Terbukti sebagai korban wajib

REHABILITASI

Pasal 128

Orang tua / wali pecandu belum cukup umur dan sengaja tidak
melapor : Kurungan maksimal 6 bulan / denda maksimal
1.000.000,00; Bila dilaporkan tidak dipidana; Pecandu yang
sedang menjalani Rehabilitasi medis 2 kali tidak dipidana.
Pasal 129 ( PREKURSOR)

Dipidana penjara minimal 4 tahun dan maksimal 20 tahun dan


denda maksimal Rp 5.000.0000.000,00 yang tanpa hak atau
melawan hukum :

v Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan


Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.
Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.

v Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,


menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan
Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.

v Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito


Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika.

Anda mungkin juga menyukai