Anda di halaman 1dari 3

Leukosit merupakan sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis bergranula

(polimorfonuklear) dan jaringan limpatik untuk jenis tak bergranula (mononuklear), berfungsi dalam sistem
pertahanan tubuh terhadap infeksi. ( Sutedjo, 2006)

Sel darah putih (leukosit) merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh,
mengendung inti dan mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme
terhadap zat-zat asingan. Leukosit berfungsi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat
terhadap setiap agen infeksi yang ada. Didalam darah manusia, normal didapati jumlah
leukosit rata-rata 6000-10000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut
leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia.
Fungsi primer sel darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Sel ini bekerja
dengan erat bersama protein respons imun, imunoglobulin dan komplemen Neutrofil,
eosinofil, basofil dan monosit yang merupakan fagosit; semua sel ini mengingesti dan
menghancurkan patogen dan debris sel. (Tarwoto 2007)

Peningkatan jumlah leukosit (Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang
akut misalnya pneumonia, meningitis, apendiksitis, tuberculosis, tonsillitis, miokard infark,
sirosis hepatis, luka bakar, kanker, leukimia, stress karena pembedahan maupun gangguan
emosi, anemia sel sabit, penyakit parasit, kolagen, dan anemia hemolitik. Peningkatan
leukosit juga bisa disebabkan karena obat-obatan (misalnya aspirin, kalium yodida, ampicilin,
dan lain sebagainya).
Penurunan jumlah leukosit ( Leukopenia) dapat terjadi pada penderita infeksi
tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, reumatoid artritis, dan penyakit hemopoetik(
anemia aplastik, pernisiosa). Leukopenia dapat juga disebabkan karena penggunaan obat
terutama sulfonamida, kemoterapi kanker, antibiotika( penicillin dan cefalosporin).
(Sutedjo, 2006)
Hitung leukosit menyatakan jumlah sel-sel leukosit per liter darah (SI Unit) atau per
mm3 darah. Untuk penerapan hitung leukosit ada 2 metode, yaitu manual dan elektronik. Cara
menghitung leukosit metode manual menggunakan pipet leukosit, kamar hitung dan
mikroskop sedangkan metode elektronik adalah cara semi automatik. Cara ini lebih unggul
karena tekniknya lebih mudah, waktu yang diperlukan lebih singkat dan kesalahannya lebih
kecil. Namun kelemahannya adalah harga alat mahal dan sulit memperoleh reagen.
Dalam menghitung leukosit dengan cara manual, darah diencerkan dalam pipet
leukosit kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam
volume tertentu dengan mengenakan faktor konversi jumlah leukosit per L darah dapat
diperhitungkan. (Gandasoebrata, 1967)
Kesalahan-kesalahan pada tindakan menghitung leukosit :
1. Jumlah darah yang diisap kedalam pipet tidak tepat, jika :
a. Bekerja terlalu lambat sehingga ada kebekuan darah
b. Tidak mencapai garis tanda 0,5
c. Memakai pipet basah
d. Mengeluarkan lagi sebagian darah yang telah dihisap karena melewati garis tanda 0,5
2. Pengenceran dalam pipet salah, jika:
a. Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol berisi larutan turk
b. Tidak menghisap larutan turk sampai tanda garis11
c. Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan turk
d. Terbuang sedikit cairan pada waktu mencabut karet penghisap dari pipet
3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk
4. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung
5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar hitung
6. Kamar hitung/kaca penutup kotor

Gandasoebrata, R. 1967. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat. Jakarta


Sutedjo, 2006. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Pemeriksaan Laboratorium Edisi Revisi.
Amara Books. Yogyakarta
Tarwoto, 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Hematologi.Tim Keperawatan dan
Kebidanan.

WAKTU PENDARAHAN
Pembuluh darah yang terpotong atau rusak, maka akan terjadi penyempitan bagian yang terluka. Hal ini terjadi karena
kontraksi miogenik otot polos sebagai suatu plasma lokal dan karena refleks simpatik yang merangsang serabut adrogenik yang
menginversi otot polos dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini membuat darah yang keluar dari pembuluh darah akan berkurang
(Frandson, 1992).
Pendarahan dapat berhenti sendiri misalnya dengan kontraksi vasa ditempat pendarahan yang terjadi beberapa menit
sampai beberapa jam. Apabila pembuluh darah mengalami dilatasi, darah tidak keluar lagi karena sudah dicegah oleh mekanisme
trombosit. Vasa kontraksi timbul melalui beberapa jalan kontraksilangsung otot pembuluh darah kemudian anoksia dan reflek lalu
adanya serotonis yang keluar dari trombosit yang menyebabkan vasa kontraksi (Schmid, 1997). Kisaran waktu pendarahan yang
normal untuk manusia adalah 15 hingga 120 detik (Guyton, 1983). Trombosit melekat pada endotel pada tepi-tepi pembuluh yang
rusak. Hal ini terjadi sampai elemenelemen pembuluh darah yang putus menyempit. Penjedalan darah sangat penting dalam
mekanisme penghentian darah (Guyton,1989).

DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Manusia dan Mekanismenya terhadap Penyakit. EGC Penerbit Buku kedokteran. Jakarta.

Schmid, K. and Friends. 1997. Animal Physiology: Adaptation and Environment. Cambridge University Press. USA.

PEMBEKUAN DARAH
Pembekuan darah disebut juga koagulasi darah. Faktor yang diperlukan dalam penggumpalan darah adalah garam kalsium
sel yang luka yang membebaskan trompokinase, trombin dari protombin dan fibrin yang terbentuk darifibrinogen. Mekanisme
pembekuan darah adalah sebagai berikut setelah trombosit meninggalkan pembuluh darah dan pecah, maka trombosit akan
mengeluarkantromboplastin. Bersama-sama dengan ion Ca tromboplastin mengaktifkanprotrombin menjadi trombin (Evelyn, 1989).
Trombin adalah enzim yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Fibrin inilah yang berfungsi menjaring sel-sel darah merah
menjadi gel atau menggumpal (Poedjiadi, 1994). Kisaran waktu terjadinya koagulasi darah adalah 15 detik sampai 2 menit dan
umumnya akan berakhir dalam waktu 5 menit. Gumpalan darah normal akan mengkerlit menjadi sekitar 40% dari volume semula dalam
waktu 24 jam (Frandson, 1992). Koagulasi dapat dicegah dengan penambahan kalium sitrat atau natrium sitrat yang menghilangkan
garam kalsium (Schmidt, 1997).

Daftar Pustaka

Evelyn, Pearce. 1989. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Schmid, K. and Friends. 1997. Animal Physiology Adaptation and Environment. Cambridge University Press. USA.

KADAR HAEMOGLOBIN DALAM DARAH


Molekul haemoglobin yang terdiri atas gabungan dari suatu protein globindan 4 haemo atau suatu gugus haeme yang
mengandung besi. Hemin adalah garam hidroklorida dari haeme (Poedjiadi, 1994). Jumlah haemoglobin dalam darah pada hewan
ternak normal kira-kira 100 gram tiap ml darah, jika jumlahhaemoglobin dalam darah berkurang disebut anemia.
Penyebab anemia adalah karena kekurangan zat besi (Evelyn, 1989).
Sedangkan kelebihan haemoglobin dari keadaan normal disebutpolicitaemia. Penyebabnya karena kelebihan olahraga,
orang yang tinggal di daerah tinggi. Policitaemia mengakibatkan naiknya viscositas darah, kadang sampai 5 kali lipat sampai
memberatkan kerja jantung. Pada darah mamalia haemoglobinbertanggung jawab terhadap semua proses pengangkutan oksigen
dalam darah dengan presentasi sel darah merah meningkat sekitar 20 ml oksigen per 100 ml darah (Poedjiadi, 1994).
Kandungan haemoglobin pada pria normal rata-rata dalam darah adalah 16 gram per dl, sedangkan pada wanita adalah 14
gram per dl (Guyton, 1983).Haemoglobin dapat juga berkaitan dengan karbondioksida membentukKarbonhaemoglobin, Sedangkan
kadar Hb dalam darah dapat ditentukan berdasarkan analisa kandungan besi atau kapasitas pengikatan oksigen dari suatu molekul.
Beberapa prosedur dapat dikembangkan berdasarkan pengamatan langsung warna darah dan pengawasan dengan standar buatan
(Frandson, 1992).

Daftar Pustaka

Evelyn, Pearce. 1989. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Gramedia. Jakarta.

Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Kedokteran. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


Diastole jantung terjadi persis sebelum dan selama pengisian bilik tersebut ini dapat terjadi pada kedua bilik kanan dan
kiri. Sistole atau kontraksi bilik jantung menunjukkan kontraksi bilik jantung dalam proses pengosongan parsial bilik tersebut. Sehingga
terjadi sistole atrial kanan atau kiri maupun sistole ventricularkanan atau kiri (Poedjiadi, 1994).
Tinggi tekanan darah arteri pada orang dewasa sehat dalam keadaan istirahat dalam posisi berbaring rata-rata adalah
120 mmHg untuk tekanan systoledan 70mmHg untuk tekanan diastole (ditulis 120/70 mmHg) (Guyton, 1983). Faktor yang
mempertahankan tekanan darah antara lain kekuatan memompa jantung, banyaknya darah yang beredar, viskositas (kekentalan)
darah, elastisitas pembuluh darah dan tahanan tepi (Evelyn, 1995). Kecepatan tekanan berkurang waktu tidur dan bertambah karena
emosi, kerja, demam, dan umur (Ganong, 1985).

Daftar Pustaka

Evelyn, C. Pearce. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia. Jakarta.

Ganong, William F. 1985. Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Guyton, Arthur C. 1983. Fisiologi Kedokteran 1-2. EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.

Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih. Rata-rata
3
jumlah leukosit dalam darah manusia normal adalah 5000-9000/mm , bila jumlahnya lebih dari
3 3
10.000/mm , keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000/mm disebut leukopenia.
(Effendi, Z., 2003)
Effendi Z. 2003. Peranan Leukosit sebagai Anti Inflamasi Alergik dalam Tubuh.
Fakultas Kedokteran : Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai