PKN
PKN
"Semua sepakat, satu dua hari ini harus segera selesai," kata Johnny
saat dihubungi Kompas.com, usai pertemuan.
Jokowi: Perpres
Pendidikan Karakter
Bentengi Anak dari
Budaya Luar
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengundang
puluhan ulama dari Jawa Tengah, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu
(13/9/2017). Salah satu yang disampaikan Jokowi adalah terkait
peraturan presiden (perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang penguatan
pendidikan karakter yang baru diteken beberapa waktu lalu.
Dalam perpres, tak ada lagi ketentuan soal sekolah hingga 8 jam.
Sekolah juga bisa memilih apakah akan menerapkan sekolah 5 hari
atau 6 hari dalam seminggu.
Tidak Gabung ke BPJS,
Izin RS Swasta Tak
Diterbitkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
memiliki cara untuk memaksa rumah sakit swasta untuk bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan menjadikan kerja sama
dengan BPJS Kesehatan sebagai salah satu syarat perpanjangan izin
rumah sakit swasta.
Upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong rumah sakit swasta bekerja
sama dengan BPJS tidak hanya sampai di situ.
Djarot juga akan mengeluarkan peraturan gubernur yang mewajibkan RS
swasta bekerja sama dengan BPJS.
"Norma ini yang merugikan para pihak, bukan hanya HTI tetapi juga siapa
saja yang dipandang secara subjektif. Cukup dengan adanya pernyataan
pikiran yang secara subjektif paham ini adalah bertentangan dengan
Pancasila dibubarkan. Kalau dibubarkan berarti ini meniadakan hak hidup
ormas," jelasnya dalam sidang uji matari Perppu Ormas di Gedung
Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (14/9).
"Karena panjang perjalanannya. Itu membutuhkan waktu [impor] dari Australia ke sini.
Kemudian digemukkan selama empat bulan, baru dipotong," ucapnya.
Ia pun membeberkan, untuk komoditas daging sapi, setidaknya ada tiga pekerjaan rumah
pemerintah hingga akhirnya kebutuhan daging sapi masyarakat dapat tertutupi semuanya.
"Pertama, persediaan turun. Kedua, harga turun dan stabil. Ketiga, serap seluruh produksi
dalam negeri. Tiga itu yang akan dilakukan," tutupnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan,
pemerintah akan membentuk perencanaan jangka menengah hingga panjang untuk sektor
pangan. Pasalnya, selama ini pemecahan masalah pangan masih berdampak singkat saja,
yakni semata-mata kekurangan pasokan lalu langsung mengimpor.
"Untuk pangan perencanaan kita masih jangka pendek. Kita harus membangun jangka
menengah," kata Darmin.
Disahkan Jokowi, UU Tax
Amnesty Mulai Berlaku
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 1 Juli 2016 lalu telah
mengesahkan Undang-Undang tentang Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty,
yang telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada Selasa (28/6) lalu,
sebagai Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan
Pajak. Kebijakan tersebut mulai berlaku hari ini, Senin (18/7/2016).
Dalam UU itu ditegaskan, bahwa Pengampunan Pajak adalah penghapusan
pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan
dan sanksi pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan
membayar Uang Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
Menurut PP ini, setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan Pengampunan Pajak,
yang diberikan melalui pengungkapan Harta yang dimilikinya dalam Surat
Pernyataan.
Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud, yaitu Wajib Pajak yang
sedang: a. dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan
lengkap oleh Kejaksaan; b. dalam proses peradilan; atau c. menjalani hukuman
pidana, atas Tindak Pidana di Bidang Perpajakan.
Pengampunan Pajak sebagaimana dimaksud meliputi pengampunan atas
kewajiban perpajakan sampai dengan akhir Tahun Pajak Terakhir, yang belum
atau belum sepenuhnya diselesaikan oleh Wajib Pajak, bunyi Pasal 3 ayat (4)
UU ini seperti dilansir laman Setkab.
Sementara tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau Harta yang berada di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dialihkan ke dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan diinvestasikan di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam jangka waktu paling singkat 3 (tiga) tahun terhitung
sejak dialihkan, adalah sebesar:
2% (dua persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan
pertama sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-Undang ini
mulai berlaku;3% (tiga persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan
pada bulan keempat terhitung sejak UndangUndang ini mulai berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016; dan5% (lima persen) untuk periode
penyampaian Surat Pernyataan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai
dengan tanggal 31 Maret 2017.
Adapun tarif Uang Tebusan atas Harta yang berada di luar wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan tidak dialihkan ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebesar:
4% (empat persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan
pertama sampai dengan akhir bulan ketiga terhitung sejak Undang-Undang ini
mulai berlaku; 6% (enam persen) untuk periode penyampaian Surat Pernyataan
pada bulan keempat terhitung sejak UndangUndang ini mulai berlaku sampai
dengan tanggal 31 Desember 2016; dan c. 10% (sepuluh persen) untuk periode
penyampaian Surat Pernyataan terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017 sampai
dengan tanggal 31 Maret 2017.
Tarif Uang Tebusan bagi Wajib Pajak yang peredaran usahanya sampai dengan
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) pada Tahun Pajak
Terakhir, menurut UU Nomor 11 Tahun 2016 ini, adalah sebesar: a. 0,5% (nol
koma lima persen) bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta sampai
dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dalam Surat Pernyataan;
atau b. 2% (dua persen) bagi Wajib Pajak yang mengungkapkan nilai Harta lebih
dari Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dalam Surat Pernyataan, untuk
periode penyampaian Surat Pernyataan pada bulan pertama sejak Undang-
Undang ini mulai berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret
Kemenpora Ajak OKP Kawal
Perpres Nomor 66 Tahun
2017
JAKARTA - Kementerian Pemudan dan Olahraga (Kemenpora) menggandeng
organisasi kepemudaan (OKP) di seluruh Indonesia untuk mengawal
pemberlakuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 66 Tahun 2017.
Untuk diketahui, pada 12 Juli 2017, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah
menandatangani Perpres Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis
Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Lebih detail Zainul menjelaskan, Menpora memiliki tiga fokus kebijakan yakni
pembangunan Kepemudaan Lintas Sektor, Indeks Pembangunan Pemuda, dan
penghargaan kepada Kab/kota Layak Pemuda.
"Tentu diskusi ini tidak final, perlu ada banyak diskusi bersama OKP, komunitas
pemuda dan tentu kementerian lembaga yang lain, sehingga mandat Perpres
benar-benar bisa terlaksana maksimal," pungkas Zainul dalam akhir
sambutannya.
Kegiatan FGD yang diinisiasi oleh unit Staf Khusus Bidang Kepemudaan, juga
dihadiri oleh pelaksana program kepemudaan Kemenpora. Di antaranya, Staf
Ahli Kerja Sama lembaga Kemenpora Adiyati Noerdin, Tim Ahli Kepemudaan
Diebel Effendi, Asisten Deputi seluruh Deputi Pemberdayaan dan
Pengembangan Pemuda, serta Biro Perencanaan Kemenpora RI.