SNNT
SNNT
SNNT
BAB I
PENDAHULUAN
Penderita struma nodosa biasanya tidak mengalami keluhan karena tidak ada
pada wanita dibanding pria. Pada wanita ditemukan 20-27 kasus dari 1.000
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Struma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya terjadi karena
folikel tumbuh semakin besar dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut
menjadi noduler. Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid
yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda
hipertiroidisme.
2.2 EMBRIOLOGI
garis tengah dasar pharynx, diantara tuberculum impar dan copula. Nantinya
dan ujung distalnya menjadi berlobus dua. Duktus ini merubah menjadi tali
tujuh, tiba pada posisi akhirnya di dekat larynx dan trachea. Sementara itu tali
lenyap. Tempat asal ductus tyroglossalis pada lidah menetap sebagai suatu
4
sumur yang disebut foramen caecum linquae. Kemudian, dua lobus pada
2.3 ANATOMI
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kiri dan kanan yang dihubungkan oleh
isthmus yang sempit. Setiap lobus berbentuk buah avokad, dengan puncaknya
merupakan organ yang sangat vascular, dibungkus oleh selubung yang berasal
dari lamina pretrachealis. Selubung ini melekatkan kelenjar ini ke larynx dan
trachea, juga sering didapatkan lobus piramidalis, yang menjalar ke atas dari
Lobus ini merupakan sisa jaringan embryonic thyroid yang ketinggalan pada
waktu migrasi jaringan ini ke bagian anterior di hipofaring. Bagian atas dari
5
lobus ini dikenal sebagai pole atas dari kelenjar tiroid, dan bagian bawah
disebut sebagai pole bawah. Suatu pita fibrosa atau muscular sering
Berat tiroid pada orang dewasa normal adalah 10-30 gram tergantung kepada
ukuran tubuh dan suplai Iodium. Lebar dan panjang dari isthmus sekitar 20
mm, dan ketebalannya 2-6 mm. Ukuran lobus lateral dari pole superior ke
inferior sekitar 4 cm. Lebarnya 15-20 mm, dan ketebalan 20-39 mm.
Kelenjar tiroid terletak antara fascia colli media dan fascia prevertebralis. Di
dalam ruangan yang sama terdapat trakea, esophagus, pembuluh darah besar,
dan saraf. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fascia pretrachealis dan
paratracheales.
6
Seluruh cincin tiroid dibungkus oleh suatu lapisan jaringan yang dinamakan
capsule. Seluruh arteri dan vena, plexus limphaticus dan kelenjar paratiroid
Aa. carotis superior dextra et sinistra, dan kedua aa. thyroidea inferior dextra
superior, sedangkan sistem limfatik yang penting menerima aliran limfe tiroid
terdiri dari pembuluh limfe superior yang menerima cairan limfe dari pinggir
atas isthmus, sebagian besar permukaan medial lobus lateral, dan permukaan
ventral dan dorsal bagian atas lobus lateral dan pembuluh limfe inferior yang
menerima cairan limfe dari sebagian besar isthmus dan bagian bawah lobus
lateral.
Pada pembedahan tiroid penting memperhatikan jalan arteri pada pool atas
kanan dan kiri, karena ligasi tinggi pada arteri tersebut dapat mencederai n.
suara menjadi parau yang bersifat sementara namun dapat pula permanen.
7
2.4 FISIOLOGI
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroid utama yaitu tiroksin (T4) yang
nonorganic yang diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormone
tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya menjadi 30-40 kali sehingga mempunyai
akan terikat dengan protein yaitu globulin pengikat tiroid (thyroid binding
TSH) memegang peranan penting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid.
TSH dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal
2.5 HISTOLOGI
kecil yang dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jaringan ikat. Folikel-
folikel tiroid dibatasi oleh epitel kubus dan lumennya terisi oleh koloid.
Kelenjar tiroid mengandung 2 tipe sel utama yaitu thyroid follicular cells dan
2.6 KLASIFIKASI
b. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar
tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang.
Kegagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar plasma yang
cukup dari hormon. Beberapa pasien hipotiroidisme mempunyai
kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar
tiroid akibat pembedahan/ablasi radioisotop atau akibat destruksi
oleh antibodi autoimun yang beredar dalam sirkulasi.
Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif
terhadap udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan
lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut rontok, mensturasi
berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan
bicara.
10
Gambar 1. Hipotiroidisme
c. Hipertiroidisme
Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat
didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.
Gambar 2. Hipertiroidisme
2.7.1 ETIOLOGI
beberapa bagian kelenjar tumbuh namun bagian yang lain rusak akibat
tiroiditis.
a. Defisiensi iodium
tyroid.
14
2.7.2 PATOFISIOLOGI
usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh
kelenjar tyroid..
menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel koloid. Senyawa
15
tyroid.
licin. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat
ada.
2.7.4 DIAGNOSIS
tanpa keluhan.
Keluhan yang ada ialah rasa berat di leher. Sewaktu menelan trakea
naik untuk menutup laring dan epiglotis sehingga terasa berat karena
tengkuk penderita sedang keempat jari yang lain dari arah lateral
Pada struma yang besar dan masuk retrosternal tidak dapat di raba
trakea dan pole bawah tiroid. Kelenjar tiroid yang normal teraba
sebagai bentukan yang lunak dan ikut bergerak pada waktu menelan.
besar, keganasan yang sudah menembus kapsul, tiroiditis dan sudah ada
Untuk memeriksa struma yang berasal dari satu lobus (misalnya lobus
tiroid tersebut.
Sternokleidomastoidea
karakteristik:
4. 20% nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multipel jarang yang
tiroid
5. Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurgai ganas
terutama yang tidak disertai nyeri. Atau nodul lama yang tiba-tiba
membesar progresif.
sign)
20
Capai/lelah +2 Eksoftalmus +2 -
BB -3
< 11 eutiroid
BB +3
11-18 normal
Fibrilasi atrium +3 > 19 hipertiroid
Jumlah
a. antibodi tiroglobulin
b. antibodi mikrosomal
secara klinis pun sudah bisa diduga, foto rontgen leher posisi AP dan
pembesaran tiroid.
adanya sistem transport pada membran sel tiroid yang menangkap iodida
dan anion lain. Iodida selain mengalami proses trapping juga ikut dalam
trapping. Uji tangkap tiroid ini berguna untuk menentukan fungsi dan
Uji tangkap tiroid tidak selalu sejalan dengan keadaan klinik dan kadar
hormon tiroid. Pemeriksaan dengan sidik tiroid sama dengan uji angkap
tiroid, yaitu dengan prinsip daerah dengan fungsi yang lebih aktif akan
aspiration biopsy FNAB) akurasinya 80%. Hal ini perlu diingat agar
saja.
1. Jinak (negatif)
Tiroid normal
Nodul koloid
Kista
Tiroiditis subakut
Tiroiditis Hashimoto
2. Curiga (indeterminate)
Neoplasma Hurthle
3. Ganas (positif)
keganasan atau bukan. Lesi tiroid atau sisa tiroid yang dilakukan VC
atau jinak serta mengetahui jenis kelainan histopatologis dari nodul tiroid
2.7.5 PENATALAKSANAAN
b. Pembedahan
c. Iodium radioaktif
d. Suntikan etanol
- Kosmetik.
dengan jaringan lunak leher yang luas sulit dilakukan eksisi yang
baik.
nodul tiroid tersebut suspek maligna atau suspek benigna. Bila nodul
1. Lesi jinak.
2. Karsinoma papilare.
AMES.
observasi.
3. Karsinoma folikulare.
4. Karsinoma medulare.
5. Karsinoma anaplastik.
Bila nodul tiroid secara klinis suspek benigna dilakukan tindakan FNAB
(Biopsi Jarum Halus). Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapat yaitu
27
Nodul Tiroid
Klinis
Inoperabel Operabel
FNAB
Risiko Risiko
Rendah Tinggi Membesar Mengecil
Tidak ada
Perubahan
Debulking
BAB III
KESIMPULAN
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai sehari-hari. Sangat penting
untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan cermat untuk
kadar hormon tiroid dalam tubuh. Begitu juga dengan tanda-tanda keganasan yang
menentukan diagnosis pasti dari jenis struma yang ada. Dengan menegakkan
diagnosis pasti maka kita dapat mnentukkan tatalaksana yang tepat bagi struma
yang dialami oleh pasien. Apakah memerlukan tindakan pembedahan, atau cukup
DAFTAR PUSTAKA