Anda di halaman 1dari 5

1

Kasus
Topik : GERD
Tanggal (kasus): 13 Sept 2016 Persenter: dr. Andri Changat
Tanggal (presentasi): 30 september 2016 Pendamping: dr. Agus Asari
Tempat Presentasi : IGD RSUD Sultan Imanuddin
Obyektif Presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi :

Tujuan: mendiagnosis dan memberikan penanganan pada pasien gerd

Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos


Data pasien: Nama: Tn S Nomor Registrasi: 157580
Nama klinik: Telp: - Terdaftar sejak: 14 July 2016
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / gambaran klinis : Perempuan, 61 tahun, sesak
2. Riwayat pengobatan : -
3. Riwayat kesehatan/penyakit : Riwayat DM, HT tidak terkontrol
4. Riwayat keluarga : -
2

5. Lain-lain : Diagnosis dilakukan berdasarkan aloanamnesis, dan klinis pasien


Daftar pustaka
1. Richter JE, Friedenberg FK. Gastroesophageal reflux disease. In: Feldman M, Friedman LS, Brandt LJ, eds. Sleisenger & Fordtran's
Gastrointestinal and Liver Disease. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2010:chap 43
2. Fauci S. Anthony, Longo L. Dan. Harrisons Gastroenterology and Hepatology. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc.; 2010;
p.117-9
3. Giannini EG, Zentilin P, Dulbecco P, Vigneri S, Scarlata P, Savarino V. Management strategy for patients with gastroesophageal reflux
disease: a comparison between empirical treatment with esomeprazole and endoscopy-oriented treatment. Am J Gastroenterol. Feb
2008;103(2):267-75
4. Katz PO. Medical therapy for gastroesophageal reflux disease in 2007. Rev Gastroenterol Disord. Fall 2007;7(4):193-203
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis gerd
2. Terapi pasien gerd
3. Mekanisme terjadinya gerd

1. Subjektif : Wanita 61 tahun MRS dengan sesak, Sesak muncul sejak semalam disertai nyeri ulu hati. Mual Muntah >10x, batuk, ada
terasa asam naik ke mulut, mulut pahit, nyeri dada menjalar ke lengan kiri disangkal
Riw HT (+), Riw DM (+) tidak terkontrol
2. Objektif : Keadaan umum : tampak sakit sedang; kesadaran : kompos mentis; kesan gizi : obessitas; vital sign : tekanan darah: 140/90 mmHg
nadi : 90 x/menit; RR : 22x/menit; suhu : 36,6 C; Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pernafasan simetris (+),
3

retraksi (-), Sn Vesikuler (+/+) Rh (-/-), Wh (-/-), S1 S2 reguler, bising (-), gallop (-), bising usus (+), nyeri tekan (+) epigastrium,
hepatosplenomegali (-), petekie (-), akral hangat (+), oedem (-/-)CRT <2 detik.
3. Assesment :
Definisi
Suatu kondisi dimana isi lambung (makanan atau asam lambung) mengalir balik dari gaster ke esophagus. GERD adalah salah satu penyakit
gastrointestinal yang paling banyak terjadi
Patofisiologi
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan terjadinya GERD. Esofagitis dapat terjadi sebagai akibat refluks esofageal apabila : 1). Terjadi
kontak dalam waktu yang cukup lama antara bahan refluksat dengan mukosa esofagus, 2). Terjadi penurunan resistensi jaringan mukosa
esofagus. Esofagus dan gaster dipisahkan oleh suatu zona tekanan tinggi (high pressure zone) yang dihasilkan oleh kontraksi l ower
esophageal sphincter (LES). Pada individu normal, pemisah ini akan dipertahankan kecuali pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik dari
gaster ke esofagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES tidak ada atau sangat rendah (<3 mmHg). Refluks gastroesofageal pada pasien
GERD terjadi melalui 3 mekanisme : 1) Refleks spontan pada saat relaksasi LES tidak adekuat, 2). Aliran retrograd yang mendahului
kembalinya tonus LES setelah menelan, 3). Meningkatnya tekanan intraabdomen. Dengan demikian dapat diterangkan bahwa patogenesis
terjadinya GERD menyangkut keseimbangan antara faktor defensif dari esofagus (pemisah anti refluks, bersihan asam dari lumen esofagus,
ketahanan epitel esofagus) dan faktor ofensif dari bahan refluksat. Faktor-faktor lain yang turut berperan dalam timbulnya gejala GERD
adalah kelainan di lambung yang meningkatkan terjadinya refluks fisiologis, antara lain dilatasi lambung atau obstruksi gastric outlet dan
delayed gastric emptying.
Gejala klinis
Gejala tipikal atau klasik dari GERD seperti heart burn, regurgitasi/muntah, sendawa. Gejala Atipikal adalah gejala yang menyerupai penyakit
lain seperti asma nonalergi, nyeri dada, batuk, faringitis. Gejala Alarm adalah gejala yang timbul akibat penyakit yang sudah berkelanjutan
4

dan berlangsung terus menerus sebagai bentuk penyakit yang sudah berkomplikasi seperti disfagia, penurunan berat badan yang tak bias
dijelaskan, tersedak)
Penatalaksanaan
Phase 1
Mengubah gaya hidup dan anjuran terapi dengan antasida dan atau OTC antagonis reseptor H2 atau PPI
Phase 2
Intervensi farmakologi dengan obat penekan dosis tinggi
Phase 3
Terapi intervensional (pembedahan antirefluks atau terapi endoluminal)

4. Planning Inj Pantoprazole 1amp/12 jam


O2 2-4 l/menit PO: Metformin 3x500mg
Infus RL 20 tpm
Inj Ondancetron 1amp/8 jam
5

Pangkalanbun, 30 September 2016

Peserta Pembimbing Pendamping

dr. Andri Changat dr. Agus Asari dr. Agus Asari

Anda mungkin juga menyukai