Akuntansi - RMK
Akuntansi - RMK
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
1. Posting
Posting dalam dunia akuntansi adalah suatu proses mengelompokkan nama-nama
akun yang sesuai ilmu akuntansi.
Metode mengerjakan Jurnal dan Posting
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat jurnal dan posting. Cara
berikut adalah salah satu teknik yang hanya dapat dilakukan dengan dukungan sistem
komputer yang terintegrasi.
Posting dilakukan langsung dari file transaksi ke rekening-rekening buku
pembantu dan lansung diprint-out ke buku besar. Bukti transaksi terlebih dahulu
diproses/dientri ke sistem komputer sebelum diserahkan ke bagian akuntansi.
Sistem komputer dapat menggantikan sebagian besar pekerjaan akuntansi
sehingga personal hanya meng-entri/mencatat data transaksi sekaligus mengasilkan
bukti transaksi. Selanjutnya jurnal,lLaporan, posting ke buku besar, dan buku
pembantu sampai pembuatan neraca, neraca saldo, laba rugi, perubahan modal serta
analisanya dikerjakan oleh komputer.
Proses pencatatan data jurnal pada sistem akuntansi komputer juga bervariasi
tergantung pada prosedur dan metode yang diterapkan oleh pembuat program aplikasi
tersebut. Banyak program aplikasi accounting siap pakai diperjual belikan seperti
program aplikasi akuntansi komputer yang dikenal secara luas di dunia akuntansi
adalah Dac Easy Accounting, MYOB, MAS dll, namun banyak perusahaan tidak
dapat menggunakan program aplikasi tersebut karena beberapa hal, antara lain
masalah standarisasi, tingkat kebutuhan perusahaan terhadap informasi yang berbeda
dll. Dac Easy Accounting menggunakan standarisasi negara pembuatnya (Amerika).
MAS adalah product local namun apa yang terdapat dalam aplikasi banyak tidak tidak
dapat mengaplikasikannya karena berbagai alasan. Untuk itu banyak perusahaan
membuat program aplikasi sendiri sesuai dengan system akuntansi yang diterapkan di
perusahaannya.
Dengan program ini tugas operator hanya mencatat transaksi yang terintegrasi
dengan subs sistem lain, selanjutnya komputer akan mengolahnya sampai kesasaran
akhir laporan keuangan yaitu neraca, laporan rugi laba dan laporan perubahan modal
serta analisanya.
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
Jurnal Penyesuaian
Setelah disusun neraca saldo, suatu perusahaan dagang perlu membuat jurnal penyesuaian.
Mengapa harus disesuaikan? Hal ini dikarenakan neraca saldo belum memberikan informasi
mengenai saldo yang sebenarnya dan belum lengkap untuk semua akun.
Dalam akuntansi, jurnal penyesuaian adalah jurnal yang biasanya dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk mengalokasikan pendapatan dan pengeluaran untuk periode di mana mereka
benar-benar terjadi. Prinsip pengakuan pendapatan adalah dasar dari pembuatan jurnal
penyesuaian yang berkaitan dengan pendapatan diterima di muka dan masih harus dibayar
berdasarkan akuntansi berbasis akrual.Jurnal penyesuaian perlu dibuat agar akun akun yang
ada mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, beban, dan pendapatan serta modal yang
sebenarnya. Jurnal penyesuaian terdiri atas dua bentuk seperti di bawah ini.
Dalam sebuah perusahaan dagang, jurnal penyesuaian yang biasanya dilakukan adalah:
Untuk lebih jelasnya akan disajikan contoh dengan mengacu pada siklus akuntansi
perusahaan dagang PT Angkasa Raya. Perhatikan contoh jurnal penyesuaian pada PT
Angkasa Raya berikut ini.
2. Jurnal Penyesuaian untuk Aktiva Tetap Pembebanan beban yang disebabkan oleh
pemakaian aktiva tetap dicerminkan dalam penyusutan. Pada akhir periode akuntansi
pembebanan beban penyusutan yang belum dicatat, akan mengakibatkan nilai akun aktiva
tetap tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
3. Jurnal Penyesuaian untuk Beban Gaji Upah dan gaji yang telah menjadi hak pegawai
tetapi belum saatnya dibayar merupakan utang bagi perusahaan. Utang serta beban
tersebut yang belum dicatat, sehingga perlu dibuatkan ayat jurnal penyesuaian.
4. Jurnal Penyesuaian untuk Persediaan barang dagang adalah stok barang yang masih
ada yang belum terjual. Persediaan barang dagang dalam akuntansi dibedakan menjadi
persediaan barang dagang awal dan persediaan barang dagang akhir. Pencatatan jurnal
penyesuaian untuk persediaan pada perusahaan dagang tergantung pada sistem akuntansi
persediaan yang digunakan. Berikut ini dua sistem akuntansi persediaan.
Sistem Persediaan Periodik (Phisik) Menggunakan sistem periodik, jurnal
penyesuaiannya dilakukan secara berkala biasanya pada akhir periode akuntansi. Ada
dua pendekatan untuk mencatat jurnal penyesuaian barang dagang dengan sistem
periodik yaitu: pendekatan ikhtisar laba-rugi dan pendekatan harga pokok penjualan.
Sistem Persediaan Perpetual Jika menggunakan sistem persediaan perpetual maka
jurnal penyesuaian dilakukan pada saat barang dagangan dibeli atau dijual. Pada
materi ini kita menggunakan sistem persediaan periodik dengan pendekatan ikhtisar
laba-rugi dan pendekatan harga pokok penjualan.
Bentuk jurnal penyesuaiannya sebagai berikut.
1. Jurnal Penyesuaian dengan Pendekatan Ikhtisar Laba-Rugi Apabila jurnal
penyesuaiannya menggunakan pendekatan ikhtisar labarugi maka hanya
menyesuaikan persediaan barang dagang pada awal dan akhir periode.
Persediaan barang dagang awal Setiap akhir periode akuntansi, persediaan barang
dagang awal disesuaikan dengan cara mendebit akun Ikhtisar Laba-Rugi dan
mengkredit akun Persediaan Barang Dagang. Penyesuaian persediaan barang
dagang awal dimaksudkan untuk memindahkan akun persediaan barang dagang
awal dari akun riil menjadi akun Laba-Rugi dan juga untuk me-nol-kan akun
Persediaan Barang Dagang awal. Saldo awal persediaan barang dagang harus
dinolkan karena Persediaan Barang Dagang awal dianggap sudah terjual dan telah
menjadi bagian dari harga pokok penjualan.
Persediaan barang dagang akhir Penyesuaian persediaan barang dagang akhir pada
akhir periode akuntansi dilakukan dengan mendebit akun Persediaan Barang
Dagang dan mengkredit akun Ikhtisar Laba-Rugi. Maksudnya adalah
memindahkan akun persediaan barang dagang akhir dari akun riil menjadi akun
Laba-Rugi dan mengurangi harga pokok barang yang dijual. Selain itu juga untuk
menampilkan persediaan barang dagang akhir di neraca karena barang tersebut
masih ada.
Contoh :
Sebuah mobil seharga Rp 90.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya adalah 10 tahun,
apabila disusutkan menggunakan metode garis lurus maka beban depresiasinya per tahun
adalah:
Contoh :
Suatu perusahaan belum membayar gaji karyawan sebesar Rp 500.000;
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel menerima pembayaran dari tamu hotel sebesar
Rp 750.000 untuk 5 hari. Hotel menggunakan pendekatan pendapatan.
5. Piutang Pendapatan
Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel belum menerima pembayaran sewa kamar
sebesar Rp 500.000; karena pembayaran baru dilakukan pada saat check out.
Ilustrasi pencatatan:
Tanggal 15 Mei 2008 dibeli perlengkapan kantor seharga Rp2.500.000,00 secara
tunai. Pada akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008, perlengkapan yang
masih tersisa sebesar Rp750.000,00.
Jika dicatat sebagai harta (aktiva), ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:
JP : Perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 ( D )
Kas Rp 2.500.000,00 ( K )
Jika dicatat sebagai beban, ayat jurnal pada tanggal 15 Mei 2008 adalah:
JP : Beban perlengkapan kantor Rp 2.500.000,00 ( D )
Kas Rp 2.500.000,00 ( K )
NIM : A31114035
Jurusan : Akuntansi
Perusahaan Dagang
3. Perusahaan Dagang
Ada beberapa transaksi yang terjadi hanya di perusahaan dagang. Transaksi transaksi ini
merupakan ciri ciri dari perusahaan dagang. Beberapa transaksi transaksi yang hanya terjadi di
perusahaan dagang yaitu :
-Membeli barang dagang secara kredit.
-Membeli barang dagang secara tunai.
-Mengembalikan barang dagang.
-Menerima potongan pembelian.
-Membayar atau menerima penghitungan biaya angkut pembelian.
-Menjual barang dagang secara kredit.
-Menjual barang dagang secara tunai.
-Menerima kembali barang dagang yang telah dijual.
-Memberi potongan penjualan
2/10, n/30. jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu sepuluh hari atau kurang
akan mendapat potongan 2%, dan pembayaran neto faktur paling lambat
30 hari
Syarat 2/10, 1/15, jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari atau kurang akan
n/30 mendapat potongan 2%. Tetapi jika pembayaran dilakukan setelah lewat
batas 10 hari sampai 15 hari, akan mendapat potongan 1%. Pembayaran
neto faktur paling lambat 30 hari.
n/60 pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 60 hari setelah tanggal
transaksi jual beli.
EOM harga neto faktur harus dibayar pada akhir bulan atau pada bulan di mana
transaksi penjualan itu terjadi.
Dari contoh penghitungan di atas, tampak jelas perbedaan perolehan laba bersih antara
perusahaan dagang dan jasa. Dalam perusahaan dagang, untuk mendapatkan laba, penjualan
barang harus dikurangi dengan HPP yang dihasilkan pada saat penjualan. Kemudian kurangi
lagi dengan beban operasional seperti beban gaji, listrik, dsb sehingga terbentuk laba bersih.
Perlu diketahui juga bahwa akuntansi perusahaan dagang harus memilih satu dari dua
metode persediaan yang berlaku yakni metode perpetual dan metode periodik. Adapun
contoh transaksi dan jurnal yang terbentuk dalam akuntansi perusahaan dagang menggunakan
software akuntansi secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut:
Jurnal Penjualan:
[D] Piutang Usaha
[K] Utang PPN
[K] Penjualan Produk 1
Jurnal Penyesuaian:
[D] Biaya 1
[K] Persediaan 1
Sedangkan pada nomor referensi 00000014, jurnal yang terbentuk hanya 1 dan
langsung mengakui pendapatan pada posisi kredit.
Nama : Yobelia Habel
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
JURNAL KHUSUS
Jurnal khusus adalah buku harga yang dirancang untuk mencatat transaksi tertentu secara khusus.
Misalnya transaksi penerimaan tunai dicatat pada satu buku harian, pembelian kredit dicatat pada
suatu buku harian dan seterusnya. Sehingga kapan saja informasi diperlukan, Jurnal Khusus dapat
memberikan informasi secara cepat dan tepat. Jenis-jenis jurnal khusus yang dapat dipergunakan
antara lain :
1. JURNAL PEMBELIAN
Jurnal pembelian dipergunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pembelian secara kredit.
Pemakaian jurnal ini bertujuan untuk menyederhanakan pencatatan dalam jurnal dan
memudahkan posting ( pembukuan ) kedalam rekening-rekening buku besar. Pencatatan dalam
jurnal pembelian dilakukan secara harian atas semua transaksi pembelian kredit, sesuai dengan
tanggal terjadinya transaksi, sedangkan posting kedalam rekening-rekening buku besar dilakukan
secara komulatif pada akhir bulan. Perusahaan dapat menyediakan jurnal pembelian untuk
mencatat pembelian barang dagangan secara kredit saja, dapat pula menyediakan jurnal
pembelian untuk mencatat semua pembelian keredit baik untuk barang dagangan maupun yang
lain-lain. Jika jurnal pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang dagangan
secara kredit dapat berbentuk sebagai berikut:
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Keterangan;
Jika jurnal pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian secara kredit, baik untuk barang
dagangan maupun lain-lain,maka disediakan kolom untuk rekening-rekening yang sering berulang
terjadi, sedangkan untuk rekening yang jarang terjadi disediakan kolom serba-serbi, sehingga
bentuknya dapat sebagai berikut:
Jurnal Pembelian Halaman
Tanggal No. Keterangan Syarat Ref Debet Kredit
Faktur Pemba-
yaran Pembe- Perleng Serba Serbi Utang
lian kapan Dagang
Keterangan :
Jika terjadi pembelian barang yang kolomnya sudah tersedia maka pencatatannya dilakukan sebagai
berikut :
- Mencatat tanggal kejadian, nomor faktur dan syarat pembayaran pada kolom yang tersedia.
- Mencatat nama dan alamat kreditur pada kolom keterangan.
- Mencatat jumlah rupiah pada sisi debet di kolom rekening yang sesuai dan pada sisi kredit pada
kolom utang dagang.
Jika terjadi pembelian barang secara kredit sedangkan kolomnya tidak tersedia secara khusus, maka
nama rekening dan jumlahnya dicatat pada kolom serba-serbi, dan selanjutnya jumlahnya dicatat pula
pada sisi kolom utang dagang.
Contoh :
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan maret 1991 mencatat transaksi-transaksi berikut, yang
berhubungan dengan pembelian secara kredit :
2 Maret Dibeli barang dagang dari pt. Agung dengan harga Rp. 750.000,00 syarat pembayaran
2/10, n/30.
9 Maret Dibeli secara kredit dari toko merapi, perlengkapan toko seharga Rp. 125.000,00.
12 Maret Dibeli dari PD. Rinjani barang dagang seharga Rp. 1.500.000,00 syarat pembayaran
2/10, n/60.
15 Maret Dibeli barang dagang dari toko Muria dengan syarat pembayaran 1/10, n/30 seharga
Rp. 900.000,00.
18 Maret dibeli secara kredit dari toko Bromo perlengkapan toko seharga Rp. 250.000,00.
25 Maret Dibeli peralatan untuk kantor dengan harga Rp. 750.000,00.
Jika jurnal pembelian berfungsi untuk mencatat pembelian barang dagang secara kredit saja, maka
transaksi-transaksi diatas dicatat sebagai berikut :
Jurnal Pembelian Halaman : 05
Maret 2 12 PT. Agung PD. Rinjani 2/10, n/30 2/10, n/60 Rp. 750.000,00 Rp.
15 Toko muria 1/10, n/30 1.500.000,00
Rp. 900.000,00
Rp. 3.150.000,00
Jika jurnal pembelian dipakai untuk mencatat pembelian secara kredit, baik untuk barang dagang
maupun lain-lain, maka pencatatannyasebagai berikut :
Jurnal Pembelian Halaman : 05
Penjelasan:
Transaksi yang kolomnya sudah tersedia, pencatatannya dilakukan sebagai berikut:
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Keterangan:
Contoh:
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan Maret 1991 mencatat transaksi-transaksi penjualan barang
dagang secara kredit sebagai berikut:
5 Maret Dijual kepada toko Sumba barang dagang dengan harga Rp. 650.000,00 syarat
pembayaran 2/10, n/30 No. Faktur 021.
8 Maret Faktur No. 013 dikirimkan kepada toko Melati atas penjualan barang seharga Rp.
800.000,00 syarat pembayaran 1/10,n/60.
21 Maret Dijual kepada toko Sawu barang dagang dengan harga Rp. 1.200.000,00 syarat
pembayaran 3/10, n/30 No. Faktur 014.
28 Maret Dijual kepada toko Mawar barang dagang seharga Rp. 600.000,00 syarat pembayaran
2/10, n/30. No. Faktur 015.
Pencatatannya dalam jurnal penjualan:
Maret - 5 8 012 013 Toko Samba Toko 2/10, n/30 1/10, Rp. 650.000,00 Rp.
- 21 014 Melati n/60 800.000,00
- 28 015 Toko Sawu 3/10, n/30 Rp.1.200.000,00
Toko Mawar 2/10, n/30 Rp. 600.000,00
Rp.3.250.000,00
Penjelasan:
Transaksi yang kolom rekeningnya sudah tersedia, dicatat tanggal kejadianya pada kolom tanggal ,
nama dibetur atau keterangan lain pada kolom keterangan, sedangkan jumlahnya dicatat di sisi debit
pada kolom kas, dan sisi kredit pada kolom yang sesuai.
Transaksi yang kolom rekeningnya tidak tersedia, jumlahnya dicatat pada kolom kas disisi debet dan
nama rekening serta jumlahnya dicatat pada kolom serba-serbi.
Kolom kas untuk mencatat uang yang diterima, sedangkan kolom potongan penjualan untuk mencatat
jumlah potongan yang diberikan karena pelunasan piutang dalam masa potongan.
Setiap transaksi paling sedikit dicatat dalm dua kolom, yaitu satu kali di sisi debet dan satu lagi disisi
kredit.
Contoh:
Perusahaan dagang Nurani dalam bulan Maret 1991 mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan
dengan penerimaan kas sebagai berikut:
6 Maret Dijual tunai kepada toko Toba barang dagang dengan harga Rp. 475.000,00.
8 Maret Diterima dari toko Mawar sebesar Rp. 350.000,00.
14 Maret Diterima dari toko Sumba pelunasan faktur tanggal 5 Maret sebesar Rp. 625.000,00
dengan potongan tunai 2%.
16 Maret Dijual barang dagang secara tunai kepada toko Tondano seharga Rp. 250.000,00.
19 Maret Diterima dari toko Melati pelunasan faktur tanggal 8 Maret 1991 sebesar Rp. 800.000,00
.
21 Maret Diterima uang sewa sebagian ruangan sebesar Rp. 250.000,00.
22 Maret Diterima dari toko Sawu Rp. 625.000,00 sebagai pelunasan utangnya.
26 Maret Dipinjam uang dari BNI 1946 uang sebesar Rp. 2.000.000,00.
Pencatatan dalam jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:
Jumlah Penerimaan Kas
Halaman : 05
Re Rekening Jumlah
f
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas
keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan
menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.
Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi
serta kegiatan keuangan.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu
aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka
bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok pinjaman
merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.
1. Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh
dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi
bersih.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
- penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
- penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
- pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
- pembayaran kas kepada karyawan;
- penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim,
anuitas dan manfaat asuransi lainnya;
- pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat
diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;
- penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan
perdagangan.
Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari
metode berikut ini:
a. metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran
kas bruto diungkapkan; atau
b. metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang
berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan .
2. Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas
tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
- pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain,
termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
- penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva
jangka panjang lain;
- perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain.
- uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang
dilakukan oleh lembaga keuangan) .
- pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts dan
swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or
trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode
langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan
yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
a. dari catatan akuntansi perusahaan; atau
b. dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi
untuk:
c. perubahan persediaan, piutang usaha, dan hutang usaha selama periode berjalan;
d. pos bukan kas lainnya; dan
e. pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasidan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi bersih dari pengaruh:
1. perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan;
2. pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian valuta
asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam
laba/rugi konsolidasi; dan
3. semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Sebagai alternatif,
berdasarkan arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung) dengan
menyajikan pendapatan dan beban yang diungkapkan dalam laporan laba rugi serta perubahan dalam
persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode.
3. Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna
untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
- penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya
- pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan
- penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman lainnya o pelunasan
pinjaman
- pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang
berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).
Metode Pelaporan
a. Metode langsung (Direct method): dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas bruto di ungkapkan.
Dengan metode langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh:
b. Metode tidak langsung (Indirect method): dengan metode ini perubahan aset bersih disesuaikan
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal) atau akrual dari
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan dan ungsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
perubahan aset bersih dari pengaruh:
Perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama periode berjalan.
Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian
valuta asing yang belum direalisasi.
Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Nama : Yobelia Habel
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
Arus Kas
A. Metode Lansung
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang
kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas
berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional
dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih
lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode
tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang
dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta
lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan
contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
Metode Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
858.000
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi 93.000
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi
penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk
berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut
jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
Sementara jika kita lihat contoh di bawah ini arus kas dari kegiatan operasional tidak dirinci menurut
sumber dan jenis penggunaannya, melainkan net income dikoreksi sehingga net income tersebut
berubah menjadi net cashflows dari operasi.
B. Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi
bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa
lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi
atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan
laporan laba rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh :
1. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan.
2. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian,
valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak
minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.
3. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Metode Tidak Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode langsung dengan metode
tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran
kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.
4. Penyajian Laporan Arus Kas
A. Klasifikasi Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi,
dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan
adalah :
1. Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam
penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta
pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta
membayar beban.
2. Kegiatan investasi umumnya melibatkan aktiva jangka panjang dan mencangkup (a)
pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta pelepasan investasi dan
aktiva produktif jangka panjang.
3. Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta
mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta (b)
perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas, dan
pengembalian dari investasinya.
Nama : Yobelia Habel
Nim : A31114035
Jurusan : Akuntansi
Perusahaan Manufaktur
1. Pengertian Perusahaan Manufaktur Proses
Perusahaan manufaktur proses adalah perusahaan yang memiliki kegiatan pokok membeli bahan
baku dan mengolahnya menjadi barang jadi untuk dijual dengan harga tinggi, dan menggunakan
metode harga pokok proses untuk menentukan harga pokok produk. Ciri-ciri perusahaan
manufaktur proses antara lain kegiatan produksi dilakukan terus menerus dan spesifikasi produk
yang dihasilkan sama antara satu dan lainnya (standar). Pengertian Metode Harga Pokok Proses
adalah cara penentuan harga pokok produk dimana total biaya produksi dibebankan kepada proses
produksi selama periode yang bersangkutan dan dibagikan sama rata kepada produk yang
dihasilkan dalam periode tersebut. Contoh: Perusahaan industri elektronika, Industri peralatan
kantor, Industri mebel dan furniture, Industri peralatan rumah tangga (houseware), Industri
pakaian jadi (garment), Industri kertas, Industri sepatu dan sandal, Industri lampu pijar, Industri
permen (candies).
I AKTIVA
i AKITVA LANCAR 1,328,093,834.69 1,348,131,964.16
Kas Utama 258,152,300.00 219,429,455.00
Kas Bank BRI 425,245,303.14 467,773,004.45
Kas Bank BNI 358,664,231.55 394,530,654.71
Piutang Dagang 264,578,500.00 242,800,000.00
Perlengkapan ATK 21,453,500.00 23,598,850.00
v AKTIVA LAINNYA - -
Investasi Pada Pihak Ketiga - -
BEBAN USAHA
BEBAN KANTOR 110,331,500.00 187,169,550.00
Beban Gaji Karyawan 89,500,000.00 89,500,000.00
Beban Listrik 7,831,000.00 8,614,100.00
Beban Telpon & Internet 9,550,000.00 85,950,000.00
Beban Air 3,450,500.00 3,105,450.00
-
BEBAN GUDANG & PEMASARAN 250,186,000.00 252,854,600.00
Beban Gaji Karyawan 158,500,000.00 158,500,000.00
Beban Transportasi 16,475,000.00 18,122,500.00
Beban Iklan 4,540,000.00 4,994,000.00
Beban Perlengkapan 5,321,000.00 5,853,100.00
Beban Bungan Bank 65,000,000.00 65,000,000.00
Beban Lain-lain 350,000.00 385,000.00
PENDAPATAN LAINNYA
Bunga Bank BRI 4,017,408.37 5,219,223.78
Bunga Bank BNI 3,387,683.30 4,401,085.42
7,405,091.67 9,620,309.20
Laba Bersih Sebelum Pajak 191,340,183.34 324,883,636.70
BIAYA LAINNYA
Pajak Pertambahan Nilai 52,425,000.00 74,430,463.80
Pajak Penghasilan 17,475,000.00 24,810,154.60
69,900,000.00 99,240,618.40
Laba Bersih
121,440,183.34 225,643,018.30
Perusahaan
CV. Akuntansi ID Konveksi
Laporan Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 2012
BIAYA PRODUKSI
iv 228,030,733.33
PABRIK 239,432,270.00
Biaya Listrik 52,531,150.00
55,157,707.50
Biaya Air 9,645,250.00
10,127,512.50
Biaya
Penyusutan 150,554,333.33
158,082,050.00
Peralatan
Biaya
15,300,000.00
Pemeliharaan 16,065,000.00
JUMLAH BIAYA PRODUKSI ( I + ii + iii
864,810,908.33 1,075,088,072.50
+ iv )
BARANG DALAM
v
PROSES
Barang Dalam
24,344,500.00
Proses Awal 25,152,500.00
Jumlah Biaya
864,810,908.33 1,075,088,072.50
Produksi
889,155,408.33 1,100,240,572.50
Barang Dalam
25,152,500.00
Proses Akhir 37,728,750.00
Barang Jadi
864,002,908.33 1,062,511,822.50
Setelah Proses
vi BARANG JADI
Persediaan
983,540,000.00 1,404,331,000.00
Barang Jadi Awal
Barang Jadi
864,002,908.33 1,062,511,822.50
Setelah Proses
Total Persediaan
1,847,542,908.33 2,466,842,822.50
Barang Jadi
Persediaan
1,404,331,000.00 1,895,630,300.00
Barang Jadi Akhir
Harga Pokok Produksi 443,211,908.33
571,212,522.50