Anda di halaman 1dari 14

GENERATOR SINKRON

KELOMPOK 2

Nama Kelompok : 1. Dwi Nihayatus Sholihah


2. Eko Danu Prabowo
3. Hadi Pramono
4. Harmoko Setiawan
5. Irmas Zuraedha

Kelas: KE - 2C

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Generator (Alternator) merupakan jenis mesin listrik yang memiliki fungsi untuk
mengubah energy mekanik menjadi energi listrik. Generator sinkron terdiri dari generator tiga
phasa atau generator sinkron AC satu phasa

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian generator sinkron!
2. Jelaskan konstruksi utama generator sinkron!
3. Bagaimana prinsip kerja generator sinkron!
4. Jelaskan karakteristik generator pada beban nol!
5. Jelaskan karakteristik generator pada berbeban!
6. Jelaskan karakteristik generator pada hubung singkat!
7. Jelaskan rangkaian parallel pada generator?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
mengetahui dan memahami konstruksi, prinsip kerja, karakteristik dan rangkaian paralel dari
generator sinkron sebagai salah satu materi dalam mata kuliah Mesin Listrik.

D. Manfaat
Manfaatnya adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan mengenai pengaruh besar
tahanan rotor motor induksi terhadap torsi dan efisiensinya dan memberikan kesempatan bagi
mahasiswa lain untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana prinsip kerjanya dan kelebihan juga
kekurangan dari motor induksi tersebut dalam mata kuliah Mesin Listrik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Generator Sinkron
Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yang digunakan untuk
mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat berupa generator sinkron
tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

2.2 Konstruksi Generator Sinkron


Kontruksi mesin sinkron baik untuk generator maupun untuk motor terdiri dari :
1. Stator adalah bagian yang diam dan berbentuk silinder.
2. Rotor adalah bagian yang berputar juga berbentuk silinder.
3. Celah udara adalah ruangan antara stator dan rotor.
Kontruksi mesin sinkron ini seperti yang diperlihatkan pada gambar 1-1

Gambar. Kontruksi Mesin Sinkron.

1.Kontruksi Stator.
Kotruksi stator seperti yang diperlihatkan pada gambar 1-1, terdiri dari :
1. Kerangka terbuat dari besi tuang untuk menyangga inti jangkar.
2. Inti jangkar terbuat dari besi lunak (baja silikon).
3. Alur (slot) untuk meletakan belitan (kumparan).
4. Belitan jangkar terbuat dari tembaga yang diletakan pada alur (slot).

Gambar. Kerangka dan Inti Stator Mesin Sinkron.

2.Kontruksi Rotor.
Kontruksi rotor terdiri dari dua jenis :
1. Jenis kutub menonjol (salient pole) untuk generator kecepatan rendah dan menengah.
Kutub menonjol terdiri dati inti kutub dan sepatu kutub. Belitan medan dililitkan pada
badan kutub, pada sepatu kutub juga dipasang belitan peredam (damper winding).
Belitan kutub terbuat dari tembaga, sedangkan badan kutub dan sepatu kutub terbuat dari
besi lunak.
2. Jenis kutub silinder untuk generator dengan kecepatan tinggi terdiri dari alur-alur
sebagai tempat kumparan medan. Alur-alur tersebut terbagi atas pasangan-pasangan kutub.
Kedua macam kutub tersebut seperti yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini :

Gambar. (a) Rotor jenis kutub menonjol (b) Rotor jenis kutub silinder

2.3 Prinsip Kerja Generator Sinkron

Gambar 3.1. Percobaan Motor


Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi elektromegnetik. Setelah rotor
diputarkan oleh penggerak mula (prime over) dengan demikian kutub-kutub yang ada pada
rotor akan berputar. Jika kumparan kutub disuplai oleh tegangan searah maka pada
permukaan kutub akan timbul medan magnit (garis-garis gaya magnit) yang berputar
kecepatannya sama dengan putaran kutub.
Berdasarkan Hukum Faraday apabila lilitan penghantar atau konduktor diputar
memotong garis-garis gaya magnit yang diam atau lilitan yang diam dipotong oleh garis-
garis gaya magnit yang berputar maka pada penghantar tersebut timbul EMF (Electro
Motive Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi.
Ggl yang dibangkitkan pada penghantar jangkar adalah tegangan bolak-balik,
perhatikan gambar 3.1. Arus yang mengalir pada penghantar jangkar karena beban tersebut
akan membangkitkan medan yang berlawanan atau mengurangi medan utama sehingga
tegangan terminal turun, hal ini disebut reaksi jangkar.

Gambar 3.1 GGL yang dibangkitkan

Dalam menentukan arah arus dan tegangan (Ggl atau EMF) yang timbul pada
penghantar pada setiap detik berlaku Hukum tangan kanan Fleming perhatikan gambar 3.2
berikut :
Gambar 3.2 Kaidah Tangan Kanan Flemming

Dimana :
1. Jempol menyatakan arah gerak F atau perputaran penghantar.
2. Jari telunjuk menyatakan arah medan magnit dari kutub utara ke kutub selatan.
3. Jari tengah menyatakan arah arus dan tegangan.

Ketiga arah tersebut saling tegak lurus seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas.
Garis-garis gaya magnit yang berputar tersebut akan memotong kumparan jangkar yang ada
pada stator sehingga pada kumparan jangkar tersebut timbul ggl (gaya gerak listrik) atau
emf (electro motive force) atau tegangan induksi. Frekuensi tegangan induksi tersebut akan
mengikuti persamaan sebagai berikut :
.
= (Hz)
120
Keterangan :

p = banyaknya kutub
n = kecepatan putar (rpm)

Oleh karenanya frekuensi dari tegangan induksi tersebut di Indonesia sudah tertentu
ialah 50 (Hz) dan jumlah kutub selalu genap maka putaran rotor, putaran kutub, putaran
pengerak mula sudah tertentu pula.
Besarnya tegangan induksi yang dibangkitkan pada kumparan jangkar yang ada pada
stator akan mengikuti persamaan sebagai berikut :

E = 4.444kT (Volt/phasa)

2.4 Generator Sinkron Beban Nol


Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan (IF),
maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk hubungannya
diperlihatkan pada persamaan berikut.

Ea = c.n. (1.2)
yang mana:
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
= fluks yang dihasilkan oleh IF

Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya tidak
terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF). Apabila arus
medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang terlihat pada kurva
sebagai berikut.

gambar 1.4 Karakteristik tanpa beban generator sinkron


1.5 Generator Sinkron Berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan disebut
reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan reaktansi
fluks bocor (Xa ) dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs) . Persamaan tegangan pada generator
adalah:

Ea = V + I.Ra + j I.Xs (1.3)


Xs = Xm + Xa (1.4)

yang mana:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron

Karakteristik pembebanan dan diagram vektor dari alternator berbeban induktif (faktor kerja
terbelakang) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.5 Karakteristik alternator berbeban induktif

2.6 Generator Sinkron Hubung Singkat


Untuk melakukan test ini terminal alternator dihubung singkat dengan Amperemeter
diletakkan diantara dua penghantar yang dihubung singkat tersebut. Arus medan dinaikkan
secara bertahap sampai diperoleh arus jangkar maksimum.
Gambar. Generator Sinkron Hubung Singkat

Gambar. Kurva Karakteristik Hubung Singkat dan Tanpa Beban

2.7 Rangkaian Paralel Generator Sinkron


Untuk melayani beban yang berkembang, maka diperlukan tambahan sumber daya listrik.
Agar sumber daya listrik yang yang baru (alternator baru) bisa digunakan bersama, maka
dilakukan penggabungan alternator dengan cara mempararelkan dua atau lebih alternator pada
sistem tenaga dengan maksud memperbesar kapasitas daya yang dibangkitkan pada sistem.
Selain untuk tujuan di atas, kerja pararel juga sering dibutuhkan untuk menjaga kontinuitas
pelayanan apabila ada mesin (alternator) yang harus dihentikan, misalnya untuk istirahat atau
reparasi, maka alternator lain masih bisa bekerja untuk mensuplai beban yang lain. Untuk
maksud mempararelkan ini, ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Harga sesaat ggl kedua alternator harus sama dalam kebesarannya, dan bertentangan dalam
arah, atau harga sesaat ggl alternator harus sama dalam kebesarannya dan bertentangan dalam
arah dengan harga efektif tegangan jalajala.
2. Frekuensi kedua alternator atau frekuensi alternator dengan jala harus sama
3. Fasa kedua alternator harus sama
4. Urutan fasa kedua alternator harus sama

Bila sebuah generator G akan diparaelkan dengan jala-jala, maka mula-mula G diputar
oleh penggerak mula mendekati putaran sinkronnya, lalu penguatan IF diatur hingga tegangan
terminal generator tersebut sama denga jala-jala. Untuk mendekati frekuensi dan urutan fasa
kedua tegangan (generator dan jala-jala) digunakan alat pendeteksi yang dapat berupa lampu
sinkronoskop hubungan terang. Benar tidaknya hubungan pararel tadi, dapat dilihat dari lampu
tersebut. Bentuk hubungan operasi paralel generator sinkron dengan lampu sinkronoskop
diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.10 Operasi paralel generator sinkron

Jika rangkaian untuk pararel itu benar (urutan fasa sama) maka lampu L1, L2 dan L3
akan hidup-mati dengan frekuensi fL - fG cycle. Sehingga apabila ke tiga lampu sedang tidak
bekedip berarti fL = fG atau frekuensi tegangan generator dan jala-jala sudah sama. Untuk
mengetahui bahwa fasa kedua tegangan (generator dan jala-jala) sama dapat dilihat dari lampu
L1, L2, dan L3. Frekuensi tegangan generator diatur oleh penggerak mula, sedang besar
tegangan diatur oleh penguatan medan. Jika rangkaian untuk mempararelkan itu salah (urutan
fasa tidak sama) maka lampu L1, L2 dan L3 akan hidup-mati bergantian dengan frekuensi (fL +
fG ) cycle. Dalam hal ini dua buah fasa (sebarang) pada terminal generator harus kita
pertukarkan.
Jika urutan fasa kedua sistem tegangan sama, maka lampu L1, L2, dan L3 akan hidup-
mati bergantian dengan frekuensi fL - fG cycle. Saat mempararelkan adalah pada keadaan L1
mati sedangkan L2 dan L3 menyala sama terang, dan keadaan ini berlangsung agak lama (yang
berarti fL dan fG sudah sangat dekat atau benar-benar sama). Dalam keadaan ini, posisi semua
fasa sistem tegangan jala-jala berimpit dengan semua fasa sistem tegangan generator.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Generator Sinkron ialah mesin listrik yang memiliki fungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Generator ini disebut
sinkron karena memiliki kecepatan dan frekuensi konstan di bawah kondisi Steady state.
Konstruksi generator terdiri dari stator, rotor, alur dan belitan jangkar. Generator sinkron dapat
dirangkai paralel untuk menaikkan daya yang dibangkitkan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.blogteknisi.com/2015/08/konstruksi-generator-sinkron-alternator.html
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/prinsip-kerja-generator-sinkron.html
http://faizalnizbah.blogspot.co.id/2013/08/konstruksi-prinsip-kerja-dan-
kecepatan.html
https://anggadewangga.wordpress.com/2011/03/28/generator-sinkron/
Juhari, 2013: Generator semester 3. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai