Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metode Pengujian


2.1.1. Uji Pembanding Ganda (Dual Standards)
Uji pembanding ganda atau disebut juga dual standards merupakan metode uji
pembedaan yang menggunakan dua contoh baku. Bentuk pengujian pcmbanding ganda
menyerupai uji duo-trio. Jika pada uji duo-trio digunakan satu contoh baku sebagai
pembanding maka pada uji pembanding ganda digunakan dua contoh baku sebagai
pembanding yaitu baku A dan B (Soekarto, 1985).
Pada pengujian ini mula-mula panelis diberikan dua contoh pembanding yang
disuguhkan bersamaan sebelum contoh-contoh yang akan diuji diberikan. Panelis diwajibkan
mengenali dan mengingat sifat-sifat sensorik kedua contoh pembanding yang diujikan.
Misalnya jika bau tengik yang diujikan maka panelis harus sudah betul-betul mengenali dan
hafal bau tengik itu. Setelah semua panelis mengetahui betul bau tengik pada contoh
pembanding, barulah dua contoh yang diujikan disuguhkan secara acak (Soekarto, 1985).
Kemudian panelis diminta untuk menilai sampel yang diuji, sampel mana yang sama
dengan A dan sampel mana yang tidak sama dengan A (sama dengan sampel B). Karena
jumlah contoh yang dinilai ada dua, maka probabilitasnya adalah atau 50% (Kartika, 1988).
Uji pembanding ganda terutama digunakan untuk menguji warna dan aroma komoditi.
Uji ini baik untuk membedakan bau-bauan atau sifat bau komoditi. Uji ini dapat ditujukan
untuk penentuan golongan contoh apakah termasuk mutu A atau mutu B, sesuai dengan
penggolongan yang ada. Artinya apabila tidak sama dengan contoh baku yang ada, misalnya
mutu A maka contoh tersebut akan termasuk mutu B.
Layout dari pengujian Pembanding Ganda adalah sebagai berikut :

A B ? ?

Gambar 1. Layout Pengujian Pembanding Ganda


2.1.2. Uji Pembanding Jamak (Multiple Standards)
Uji pembandingan jamak (multiple standards) adalah suatu uji pembedaan yang
prinsipnya hampir sama dengan uji pasangan. Perbedaannya pada uji pasangan hanya
terdapat dua sampel yang disajikan, tetapi pada uji perbandingan jamak terdapat tiga atau
lebih sampel yang disajikan secara bersamaan. Contoh-contoh pembanding tersebut biasanya
mempunyai kesamaan sifat atau hanya berbeda kecil dalam tingkat. Sehingga contoh tidak
homogen, misalnya contoh-contoh baku tersebut berbeda dalam tingkat bau atau ketajaman
warna. Dapat pula contoh-contoh baku itu berdekatan sifat baunya sehingga semua contoh
baku dapat dikelompokkan sebagai satu kelompok atau satu famili. Contoh-contoh
pembanding tidak perlu dikenal sebelumnya karena tidak disuguhkan terlebih dahulu. Contoh
pembanding dan contoh yang diuji disajikan bersamaan secara acak. Uji pembanding jamak
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan pada sampel uji dari pembanding yang banyak
(Soekarto, 1985).
Pada uji ini mula-mula semua sampel standar dan sampel yang diuji disajikan berkode,
bersama-sama. Panelis diminta untuk menilai atau memilih sampel yang paling berbeda.
Penyajian sampel secara acak. Apabila sampel yang diuji ternyata dinilai panelis merupakan
sampel yang paling berbeda diantara sampel yang disajikan berarti sampel yang diuji tersebut
tidak dapat dikategorikan sekelompok dengan standar (Kartika, 1988).
Uji pembanding jamak tidak cocok untuk uji cicip karena terlalu banyak contoh yang
disajikan sekaligus, tetapi baik untuk uji bau dan uji penglihatan atau warna (Soekarto, 1985).
Layout dari pengujian Pembanding Jamak adalah sebagai berikut :

A3 A6

A4 B A1

A2 A5

Gambar 2. Layout Uji Pembanding Jamak

Anda mungkin juga menyukai