Anda di halaman 1dari 5

LEMBARAN KERJA MAHASISWA

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS

IDENTITAS KELOMPOK
Nama Nur Bayti
BP 1741012262
Kelompok B
Pertemuan ke 3
Hari/Tanggal Jumat / 15 September 2017
Pokok Bahasan PHBS I
Sub pokok bahasan Tidak merokok

A. KASUS
Salah satu PHBS adalah tidak merokok
Instruksi:
a. Apa dampak jika tidak melakukan perilaku ini
b. Jelaskan perilaku ini dengan menggunakan teori Green
c. apa kaitan perilaku ini dalam bidang farmasi?

B. KEYWORD
1. Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons orang tersebut
tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi seorang
untuk merokok dan dapat diamati secara langsung.
2. Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok
maupun menggunakan pipa.
3. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap
dan/atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu dan bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies
lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa
bahan tambahan. Rokok biasanya berbentuk silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah (PerMen No. 109 tahun 2012).
4. Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa
mengakibatkan bahaya bagi kesehatan sendir maupun lingkungan luar. Sedangkan
rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari hisapan perokok atau asap utama pada
rokok yang dihisap.
5. Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak merokok. Asap
rokok lebih berbahaya terhadap perokok pasif daripada perokok aktif.
6. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah Semua perilaku yang dilakukan atas
kesadaran sendiri untuk menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat untuk menjaga,
melindungi dan meningkatkan kesehatan.

C. DAMPAK JIKA TIDAK MELAKUKAN PHBS TIDAK MEROKOK


Menurut The Tobacco Atlas 3Rd edition, 2009 terkait presentase penduduk dunia yang
mengkonsumsi tembakau didapatkan sebanyak 57% pada penduduk Asia dan Australia, 14
% pada penduduk Eropa Timur dan pecahan Uni Soviet , 12% penduduk amerika.
Sementara itu ASEAN merupakan kawasan dengan 10% dari seluruh perokok dunia dan
20% penyebab kematian global akibat tembakau. Presentase perokok pada penduduk di
negara ASEAN tersebar di Indonesia mencapai 46.16 %.
Promosi kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat tidak merokok sangat
penting dilakukan untuk salah satu langkah menurunkan tingginya angka perokok aktif di
Indonesia, dan secara tidak langsung akan menurunkan perokok pasif di Indonesia. Apabila
PHBS tidak merokok tidak dilakukan maka akan semakin tinggi angka penyakit-penyakit
kronis yang disebabkan oleh bahaya rokok.
Adapun bahaya merokok menurut bagi kesehatan tubuh menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015 adalah :
a. Penyakit paru-paru. Efek dari perokok yang paling pertama merusak organ tubuh akibat
asap rokok adalah paru-paru. Asap rokok tersebut terhirup dan masuk ke dalam paru-
paru sehingga menyebabkan paru-paru mengalami radang, bronchitis, pneumonia.
Belum lagi bahaya dari zat nikotin yang menyebabkan kerusakan sel-sel dalam organ
paru-paru yang bisa berakibat fatal yaitu kanker paru-paru. Bahaya merokok bagi
kesehatan ini tentu sangat beresiko dan bisa menyebabkan kematian. Maka sebaiknya
sebelum hal itu terjadi lebih baik berhenti merokok dari sekarang juga. Bukankan lebih
baik mencegah daripada mengobati? Dengan demikian sebelum terjadi penyakit bahaya
tersebut sebaiknya cegah dengan berhenti merokok.
b. Penyakit impotensi dan organ reproduksi. Efek bahaya merokok bagi kesehatan lainnya
adalah bisa mengakibatkan impotensi, kasus seperti ini sudah banyak dialami oleh para
perokok. Sebab kandungan bahan kimia yang sifatnya beracun tersebut bisa mengurangi
produksi sperma pada pria. Bukan hanya itu saja, pada pria juga bisa terjadi kanker di
bagian testis. Oleh sebab itu, sebelum hal itu terjadi maka kurangi secara perlahan
konsumsi rokok Anda. Terutama untuk usia remaja karena efek bahaya merokok bagi
kesehatan remaja yang bisa menyebabkan resiko tidak memiliki keturunan. Sedangkan
pada wanita yang merokok, efek dari rokok juga bisa mengurangi tingkat kesuburan
wanita.
c. Penyakit lambung. Hal yang terlihat sepele ketika menghisap rokok adalah aktifitas otot
di bawah kerongkongan semakin meningkat. Otot sekitar saluran pernafasan bagian
bawah akan lemah secara perlahan sehingga proses pencernaan menjadi terhambat.
Bahaya merokok bagi kesehatan juga bisa dirasakan sampai ke lambung, karena asap
rokok yang masuk ke sistem pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam
lambung. Jika hal ini dibiarkan terus menerus maka bukan tidak mungkin akan menjadi
penyakit yang lebih kronis seperti tukak lambung yang lebih sulit diobati. Tentu jika
Anda sudah mengetahui resiko ini kesadaran untuk berhenti merokok bisa semakin
tinggi.
d. Resiko stroke. Pada perokok aktif bisa saja menderita serangan stroke, karena efek
samping rokok bisa menyebabkan melemahnya pembuluh darah. Ketika pelemahan
tersebut terjadi dan kerja pembuluh darah terhambat bisa menyebabkan serangan radang
di otak. Hal itulah yang bisa beresiko terjadi stroke meskipun orang tersebut tidak ada
latar belakang darah tinggi atau penyakit penyebab stroke lainnya. Penyebab stroke
tersebut bersumber dari kandungan kimia berbahaya seperti nikotin, tar, karbon
monoksida dan gas oksidan yang terkandung dalam rokok. Sehingga bahaya merokok
bagi kesehatan terkena stroke hampir 505 terjadi pada seorang perokok aktif.

Selain penyakit diatas, ada beberapa penyakit lain yang dapat disebabkan oleh rokok,
diantaranya adalah :
a) Osteoporosis. Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut
oksigen darah perokok sebesar 15 %, mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga lebih
mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih lama untuk penyembuhan.
b) Jantung koroner. Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di
Indonesia. Sekitar 40% kematian disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah, dimana 2.5
juta adalah penyakit jantung koroner. Resiko kematian akibat penyakit jantung koroner
berkurang hingga 50% pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat
penggumpalan (trombosit) dan pengapuran dinding pembuluh darah (aterosklerosis),
merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. Penyakit pembuluh darah perifer
(PPDP) yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan
sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, biasanya akan berakhir dengan
amputasi.
c) Penyakit mulut. Penyakit mulut yang disebabkan oleh rokok antara lain kanker mulut,
kanker leher, penyakit gigi, penyakit pada gigi dan nafas.
d) Gangguan Janin. Merokok berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan janin
dalam kandungan dan kehamilan, termasuk infertilitas (kemandulan), keguguran,
kematian janin, bayi lahir berberat badan rendah, dan sindrom kematian mendadak bayi.
Resiko penyakit-penyakit diatas akan semakin meningkat jika PHBS tidak merokok
dilakukan. Oleh karena itu sangat penting memberikan penjelasan betapa berbahayanya
rokok terhadap kesehatan. Karena peringatan yang tertera pada bungkus rokok saja tidak
cukup untuk membuka wawasan masyarakat, serta menimbulkan kesadaran bahwa rokok
sangat merusak kesehatan diri sendiri keluarga dan orang-orang disekitarnya.

D. PERILAKU TIDAK MEROKOK MENURUT TEORI GREEN


1. Faktor Presdisposisi
Faktor predisposisi yaitu factor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang. Contoh faktor presdisposisi PHBS tidak merokok adalah
Diadakannya sebuah promosi kesehatan, untuk memberi pengetahuan kepada
masyarakat tentang bahaya rokok bagi kesehatan, sehingga diharapkan dengan
pengetahuan ini, masyarakat akan berhenti merokok
2. Faktor Pemungkin
Faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang
menfasilitasi perilaku atau tindakan, antara lain: prasarana, sarana, ketersediaan SDM.
Contohnya tersedianya fasilitas dipuskesmas tentang konsultasi terkait bahaya rokok,
adanya tenaga kesehatan yang aktif untuk mempromosikan bahaya rokok bagi
kesehatan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama memberantas rokok.
3. Faktor penguat
Faktor penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan, sikap tokoh masyarakat,
dukungan suami, dukungan keluarga, tokoh adat, dsb. Contohnya sebagai tenaga
kesehatan dan apoteker yang paham tentang bahaya rokok, maka harus memberikan
contoh untuk tidak merokok, dan memberi contoh perilaku hidup sehat kepada
masyarakat.
E. KAITAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN FARMASI
Perilaku merokok juga erat kaitannya dengan farmasi. Terutama seorang farmasis
perlu memberikan edukasi kepada pasien bahwa selain rokok dapat membahayakan
kesehatan, rokok juga dapat mengganggu proses pengobatan pasien. Contoh sederhananya
adalah ada obat-obat tertentu yang dapat berinteraksi dengan rokok, sehingga pasien yang
merokok dapat mengganggu proses pengobatannya.
Sebagai seorang Apoteker, sangat perlu menanyakan kepada pasien apakah pasien
merokok atau tidak, karena ini sangat penting diketahui untuk menghindari interaksi zat-zat
yang terkandung dalam rokok dengan obat-obat tertentu yang dapat berinteraksi.

F. REFERENSI
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) Indonesia tahun 2013. Jakarta;
2013.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Inilah empat bahaya merokok bagi
kesehatan. Artikel KeMenKes RI, diakses tanggal 14 september 2017.

Anda mungkin juga menyukai