2. Tujuan khusus:
1. Manajerial: Meningkatkan efisiensi pelayanan dalam
menatalaksana kasus penyakit pernapasan melalui penetapan
standar, cara pengobatan yang efektif dan kompetensi petugas
kesehatan.
2. Mutu pelayanan: Meningkatkan mutu penatalaksanaan kasus
gangguan pernapasan dalam sistem pelayanan kesehatan melalui
peningkatkan penemuan kasus, perbaikan sistem rujukan,
peningkatan mutu diagnosis dan standarisasi penatalaksanaan.
3. Epidemiologi: Mengurangi beban kesakitan dan kematian
penyakit pernapasan melalui penurunan kesakitan-kematian dan
penularan TB, pencegahan komplikasi infeksi bakterial saluran
pernapasan dan kematian pneumonia, serta pengurangan jumlah
serangan asma dan eksaserbasi PPOK.
Referensi Modul Pelatihan PAL (Practiccal Approach To Lung Health) Tahun 2013
Prosedur 1. Pendekatan terpadu terhadap pasien, bukan pada penyakitnya.
2. Tatalaksana terpadu.
3. Menghindari hilangnya peluang menemukan kasus (misoportunistik).
4. Pengelompokkan penyakit berdasarkan gejala dan diagnosis sesuai
prosedur program terkait.
5. Pendekatan fungsional.
6. Menstandarisasi penatalaksanaan, obat-obatan, peralatan, rujukan,
sistim informasi, penyuluhan/edukasi dan pencegahan.
7. PAL bukan program baru namun pendekatan terpadu dari program
yang sudah ada.
8. Orientasi Peningkatan mutu layanan.
Dokumen terkait 1. Buku Panduan PAL
2. Surat tugas/SK Tim PAL
3. Daftar hadir
4. Pencatatan dan pelaporan
Gejala Gangguan
Pernapasan
Pengobatan Non-medikamentosa:
Tirah baring (bedrest).
Banyak minum.
Etika batuk (sesuai Universal Infection Precaution).
Kunjungan ulang 2-3 hari.
Jika berat dirujuk ke RS.
Catatan :
1. Bila suspek Flu Burung rujuk ke RS rujukan Flu
Burung dan beri satu dosis oseltamivir jika tersedia.
2. Bila pasien dengan HIV (+), pikirkan
Pneumocystis Carinii Pneumonia (PCP) dan tambahkan terapi dengan
Kotrimoksasol untuk PCP Ringan sampai Sedang: 2 x 960 mg selama 21
hari dilanjutkan 1 x 960 mg selama 6 bulan.
Pengertian GINA membagi tatalaksana serangan asma menjadi dua, yaitu tatalaksana di
rumah dan di rumah sakit. Tatalaksana di rumah dilakukan oleh pasien (atau
orang tuanya) sendiri di rumah. Hal ini dapat dilakukan oleh pasien yang
sebelumnya telah menjalani terapi dengan teratur dan mempunyai
pendidikan yang cukup. Pada panduan pengobatan di rumah, disebutkan
bahwa terapi awal adalah inhalasi -agonis kerja pendek sebanyak < 3x
dalam satu jam. Kemudian, pasien atau keluarga diminta melakukan
penilaian respon untuk menentukan derajat serangan sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut sesuai derajatnya.
Tujuan Mencapai Asma terkontrol, sehingga pasien Asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. tentang Penatalaksanaan Astma di
Puskesmas
Referensi Modul Pelatihan PAL (Practiccal Approach To Lung Health) Tahun 2013
Prosedur a. Tatalaksana Astma Akut:
1) Ukur arus puncak ekspirasi (APE) dengan peak flow meter, kemudian
hitung frekwensi pernapasan, hitung denyut nadi, ukur saturasi oksigen
dengan pulseoksimeter.Tentukan klasifikasi berat serangan.
2) Bila saturasi 90-95% berikan oksigen dengan kanula hidung 1-2
ltr/mnt. Bila <90% berikan oksigen 4-6 ltr/mnt atau dengan sungkup
hidung, sehingga saturasi oksigen >95%.
3) Beri Bronkodilator Salbutamol inhalasi 1,5 mg/Kg BB atau injeksi
adrenalin 0,1-0,2 ml subkutan atau inhalasi Salbutamol dan Ipratropium
Bromide setiap 20 menit selama 1 jam.
4) Bila serangan berat atau pasien telah memakai obat steroid sehari-hari
beri kortikosteroid sistemik (berikan prednisone 1 tablet atau bila tidak
bisa minum, suntikkan deksametason 1-2 ampul Intra Vena).
Tatalaksana awal
Nebulisasi -agonis 3x, selang 20 menit
Catatan
1. Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi
cukup 1x langsung dengan -agonis + antikolinergik
Serangan akut asma (eksaserbasi) ditandai dengan perburukan gejala asma yang tiba-tiba (akut) seperti
sesak napas,napas berbunyi mengi, pernapasan bertambah cepat ; serta dapat disertai gejala lainnya
sebagai petanda serangan akut yang berat (tidak dapat berbicara karena sesak napas, tidak dapat
berbaring tetapi posisi tubuh duduk membungkuk bersandar pada kedua tangan, kebiruan/sianosis dan
pasien gelisah).
Penatalaksanaannya :
-Oksigen kanula hidung 3-4 l/menit ,jika mungkin pasang oksimetri , capai
saturasi 90% dws dan 95% anak, sebagai parameter oksigenisasi
Algoritma PPOK
Stabil