Oleh
i
PENGARUH PROSES PENGERINGAN DAN IMOBILISASI
TERHADAP AKTIVITAS DAN KESTABILAN ENZIM
BROMELAIN DARI BUAH NENAS (Ananas comosus (L) Merr)
Oleh
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada
Jurusan Teknologi Pertanian
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui
1. Tim Pembimbing
Mengetahui
Prof. Dr. Ir. H. Mulyati M. Tahir, MS Prof. Dr. Ir. Elly Ishak, M.Sc
Nip. 19570923 198312 2 001 NIP : 19430717 196903 2 001
RINGKASAN
Kata Kunci : Enzim Bromelain, Oven Vakum, Freeze Dryer, Imobilisasi dan
Karagenan.
iv
Meilty Christy Ishak (G61108260). The Result Of Drying Process and
Imobilitation Of Bromelain Enzyms Activity and Stability From Pinapple
(Ananas Comosus (L) Merr) (Supervised by Februadi Bastian and Amran
Laga).
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
Februadi Bastian, STP., M.Si selaku Pembimbing I, dan Prof. DR. Ir.
kasih kepada Prof. DR. Ir. Hj. Mulyati M. Tahir, MS, dan DR. Ir. Jumriah
ibu Prof. Dr. Ir. Elly Ishak, M.Sc untuk waktu luangnya dalam penyelesaian
vi
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari pada kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan lebih
lanjut skripsi ini. Selanjutnya Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Hari Irianto Ishak dan Sutjiwati Mondo,
hentinya. Tak lupa juga untuk kakak dan adik ku tersayang, Delfita
irianto Ishak, S.pd, dan Daniel Irianto Ishak, untuk semua doa dan
motivasinya.
Ilma, Andi Marina Reski, Reskyani Hasan K., untuk semua semangat,
ceria, motivasi, duka, dan hari-hari berharga yang kita lewati, tawa
viii
6. KMJ TP UH, terima kasih untuk kaderisasi yang sudah engkau berikan
8. Dan kepada pihak-pihak yang telah membantu Penulis dalam hal apapun
ix
RIWAYAT HIDUP PENULIS
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Penelitian Tahap I ................................................................... 30
IV.1.1 Isolasi Enzim Bromelain Kasar ..................................... 30
IV.1.2 Uji Aktivitas Enzim Bromelain Kasar Terhadap Kedua
Jenis Pengeringan yang Berbeda ................................ 34
IV.2 PenelitianTahap II ................................................................... 36
IV.2.1 Imobilisasi Enzim Bromelain dengan Karagenan
sebagai Matriks Polimer .............................................. 36
IV.2.2 Uji Aktivitas Enzim Imobil Terhadap Konsentrasi
Karagenan yang Berbeda ........................................... 38
IV.2.3 Uji Kestabilan Enzim Imobil Terhadap Konsentrasi
Karagenan yang Berbeda ........................................... 40
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan ............................................................................. 46
V.2 Saran ....................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 47
xii
DAFTAR TABEL
NO Judul Halaman
1. Kandungan Enzim Bromelain pada Tiap Bagian Buah Nenas......... 4
2. Kandungan Gizi Buah Nenas .......................................................... 6
3. Rendemen Enzim Bromelain Kasar dari Buah Nenas dengan
Perlakuan Pengeringan Menggunakan Oven Vakum dan Freeze
Dryer ................................................................................................ 33
4. Hasil Uji Aktivitas Enzim Bromelain Kasar dengan Perlakuan
Pengeringan Menggunakan Oven Vakum dan Freeze Dryer .......... 36
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
15. Perhitungan Substrat Terhidrolisis Uji Kestabilan Enzim
Bromelain Hasil Imobilisasi Enzim dengan Konsentrasi
Karagenan 3.75%, 4.375%, dan 5% .............................................. 59
16. Perhitungan Aktivitas Enzim Bromelain Hasil Imobilisasi pada Uji
Kestabilan dengan Konsentrasi Karagenan 3.75%, 4.375%, dan
5% ................................................................................................. 65
xvi
1
I. PENDAHULUAN
buah yang gemar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah ini termasuk
dalam golongan buah yang bersifat mudah rusak dan busuk, sehingga tidak
tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Buah nenas banyak
dalam pembuatan sari buah, jem, jelly, serta proses lainnya. Selain manfaat
molekul yang lebih kecil atau asam amino. Enzim bromelain memiliki sifat
protein lainnya, seperti enzim rennin (renat), papain, dan fisin. Penggunaan
batang tanaman nenas, maupun bongkol atau bagian tengah buah nenas
biasanya kurang efisien jika digunakan hanya satu kali saja. Hal ini
atau aktivitas molekul enzim ditahan dalam suatu tempat tertentu dalam
suatu rongga reaksi kimia yang dikatalisisnya. Teknik imobilisasi enzim ini
dapat dilakukan dengan menahan secara fisik dalam suatu rongga bahan
pendukung atau dengan cara gabungan dari kedua cara tersebut. Salah satu
karagenan sebagai matriks polimer. Oleh karena itu, perlu diketahui lebih
pengeringan dengan dua cara yaitu penggunaan freeze drying dan oven
vakum pada proses isolasi enzim bromelain. Serta pengujian aktivitas enzim
pengering yang berbeda. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana aktvitas
enzim dari dua jenis metode pengeringan (freeze drying dan pengeringan
Enzim ini terdapat pada tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang tanaman
enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang
penelitian Muniarti (2006) buah nenas yang masih hijau atau belum matang
yang sudah matang. Penelitian yang lain menunjukkan buah yang matang
yang masih hijau. Kandungan enzim bromelain ini pun berbeda-beda pada
tiap bagian buah nenas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
cukup banyak. Umumnya limbah nenas berupa batang, daun, kulit, dan
sebagai pakan ternak. Menurut Raina (2011), buah nenas mengandung gizi
cukup tinggi dan lengkap, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan
Keaktifan bromelain pada kasein dari buah yang muda lebih tinggi bila
dibanding buah yang tua. Bromelain aktif pada substrat yang sama seperti
penyembuhan. Buah nenas kaya akan enzim bromelain yang berguna untuk
daging. Selain kegunaan di atas, nenas mengandung citric dan malic acid
yang memberi rasa manis dan asam pada buahnya. Asam ini membuat
nenas menjadi bahan makanan yang digunakan secara luas untuk membuat
merupakan sumber vitamin B1, tembaga, serat makanan dan vitamin B6. Di
antara berbagai macam manfaat dari vitamin B1, vitamin ini memiliki
oksigen yang lebih besar ke sel-sel darah. Selain itu, vitamin B1 dikenal
Bromelain adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang
nenas dan banyak digunakan dalam proses chilled proofing bir seperti halnya
enzim papain. Pada umumnya bir yang tidak mengalami chilled proofing akan
yang larut, sehingga bila bir didinginkan tidak lagi menjadi keruh. Seperti
7
molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelin ini berbentuk serbuk
larut sebagian dalam: Aseton, Eter, dan CHCl3, stabil pada pH: 3,0 5,5.
dapat memperoleh enzim dengan aktivitas tinggi. Enzim ini dapat dipakai
diendapkan dari sari nenas yang berasal dari batang buah masak atau yang
dengan aseton. Endapan yang diperoleh, dicuci dengan aseton dan eter,
alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan alkohol menarik
aseton secara bertahap pada sari nenas. Endapan yang berbentuk pada
tahap berikutnya biasanya menghasilkan fraksi enzim yang lebih baik. Fraksi
selama 25 menit. Endapan yang diperoleh dicuci dengan aseton dan dietil
eter lalu dikeringkan dengan oven vakum. Sisa aseton dapat diperoleh
termasuk sifat gugus R1 dan R2, konfigurasi asam amino, ukuran molekul
substrat dan sifat gugus X dan Y. Faktor utama yang membedakan enzim
peptida dengan mudah hanya jika R1 merupakan dari tirosil, fenilalanin atau
enzim, maka dibuat variasi suhu, pH, serta lama inkubasi terhadap aktivitas
larutan asam trikloroasetat 30%. Panaskan lagi pada suhu yang sama
sebesar 107,80 U/ml pada kondisi pH 7,5, suhu 550C dengan lama
temperatur yang lebih tinggi dapat merusak struktur enzim sehingga fungsi
diperoleh pada suhu 650C sebesar 27,83 U/mg protein. Hasil ini
60
47.7 48.76
50
42.609
37.27
Aktivitas Spesifik
(U/mg protein)
40
31.59
27.83
30
20
10
0
35 40 45 50 55 60 65 70
Suhu (0C)
bromelain yang diperoleh. Hal ini terlihat pada Gambar 2 yang menunjukkan
bahwa kondisi optimum enzim bromelain diperoleh pada suhu 50 0C. Aktivitas
mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena sifat dasar enzim adalah
enzim terhadap lingkungan panas adalah adanya gugus non kovalen pada
Gaya ini dicerminkan oleh adanya ikatan hidrogen, gaya elektrostatis dan
40 36.68
34.52
35 31.45
29.93
27.71
30 26.46
Aktivitas Spesifik
(U/mg protein)
25
20
15
10
5
0
5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5
pH
diperoleh. Hal ini terlihat pada Gambar 3 yang menunjukkan bahwa kondisi
terjadi karena adanya pengaruh oleh konsentrasi ion H, atau dengan kata
bromelain. Dalam pH yang tepat, perubahan ionisasi gugus ionik enzim pada
sisi aktif akibatnya konformasi enzim lebih efektif dalam mengikat dan
40 36.19
35 30.83
30 26.87
25.64
Aktivitas Spesifik
(U/mg protein)
25 21.08
20 16.61
15
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Waktu Inkubasi (menit)
inkubasi selama 30 menit sebesar 16,61 U/mg protein. Profil aktivitas enzim
bromealin yang diperoleh. Hal ini terlihat pada Gambar 4 yang menunjukkan
karena tirosin yang terbentuk mengalami oksidasi. Tirosin pada kasein yang
enzim bromelain terhadap suhu, pH, dan waktu inkubasi yaitu, pada
suhu 50 0C, pH 7,5 dan waktu inkubasi selama 15 menit. Aktivitas spesifik
II.4 Imobilisasi
karena enzim hanya dapat digunakan untuk satu kali reaksi dan enzim
tersebut sulit dipisahkan dari produk dan substrat. Agar enzim tersebut dapat
dipakai berulang dan dapat dipisahkan maka dapat digunakan suatu metode
(a) Adsorpsi pada kaca, manik-manik alginat atau matriks: Enzim melekat
pada bagian luar dari suatu bahan inert. Secara umum, metode ini
bukan merupakan reaksi kimia , situs aktif dari enzim immobilisasi dapat
enzim.
(b) Jebakan: Enzim terjebak dalam larut manik-manik atau mikrosfer, seperti
kimia. Metode ini adalah metode yang paling efektif dari dua teknik
tidak menutupi situs aktif enzim , aktivitas enzim hanya dipengaruhi oleh
II.5 Karagenan
crispus dan mendominasi pada Euchema cottonii). Karagenan jenis ini akan
terputus pada larutan asam, namun setelah gel terbentuk, kargenan ini akan
dipengaruhi oleh bentuk garam dari gugus ester sulfatnya. Jenis sodium
umumnya lebih mudah larut, sementara jenis potasium lebih sukar larut. Hal
ini menyebabkan kappa karagenan dalam bentuk garam potasium lebih sulit
larut dalam air dingin dan diperlukan air panas untuk mengubahnya menjadi
larutan, sedangkan dalam bentuk garam sodium lebih mudah larut. Kappa
karagenan membentuk gel yang kuat dan tidak jernih namun gel tersebut
akan jernih dengan penambahan gula. Karagenan larut dalam air panas di
o
atas 60 C dan stabil dalam keadaan gel, sedangkan pada air dingin
karagenan akan larut dengan penambahan garam natrium namun tidak larut
II.6 Kasein
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang berasal dari
kata caesus yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai
stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai
dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu
yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam
17
lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam pembuatan kertas sebagai
bahan perekat dan pengikat pigmen pada permukaan kertas cetak seni atau
tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-zat
dinamakan juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya
sulfur (S) yang terdapat pada metionin (0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein
adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni,
kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa
yang khas. Selanjutnya Buda dkk. (1980) menjelaskan, bahwa kasein dapat
diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein
kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula
protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein (Anonim, 2011c).
18
analitik, pisau, blender, kain saring, wadah, gelas kimia, gelas ukur,
sentrifuge, oven vacum, freeze dryer, cawan petri, pipet volume, bulp, pipet
mikro 1000 g, tip, tabung reaksi, rak tabung, hot plate, thermometer, vortex,
buah dan bongkol nenas masak, alkohol 80%, air bersih, buffer fosfat pH 7,5,
tirosin, aquades, TCA 30%, kalium karbonat, Pb Asetat, NaOH 0,5 M, reagen
yaitu menggunakan alat freeze drying dan oven vakum. Prosedur penelitian
(1) Buah nenas dikupas, dipotong kecil, diblender, diperas, dan disaring hingga
(3) Disimpan selama 24 jam dalam refrigerator pada suhu 10 oC, agar enzim
mengendap
dilarutkan dalam buffer fosfat pH 7,0 dan disimpan pada suhu 4 oC. Untuk
lebih jelas tahapan isolasi enzim bromelain kasar dapat dilihat secara
Nenas
dengan mengambil hasil uji aktivitas enzim bromelain terbaik untuk dilakukan
mengetahui pada pemakaian berapa enzim hasil imobilisasi ini tidak dapat
digunakan lagi.
(1) Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 0,5 gram enzim bromelain kasar
berbentuk mikrokapsul.
22
(4) Untuk menambah kekerasan gel direndam dalam larutan KCl 0,3 M
(5) Selanjutnya gel disaring dan dicuci dengan aquadest. Untuk lebih jelas
Gambar 6.
Uji aktivitas ini dilakukan pada penelitian tahap I dan tahap II. Uji
aktivitas pada tahap I dilakukan setelah isolasi enzim bromelain kasar. Uji
terhadap kondisi optimum aktivitas enzim pada suhu 500C, pH 7,5, dan
aktivitas enzim pada suhu 500C, pH 7,5, dan waktu inkubasi selama 15 menit
dengan jumlah enzim dan karagenan yang berbeda-beda. Serta uji aktivitas
Prosedur uji aktivitas pada tahap I dan II, untuk pengujian stabilitas enzim
Larutan 1: Larutan 2:
enzim Karagenan ; 3.75%,
bromelain 4.375%, 5%
kasar 0.5 g
Larutan 1 dan 2
dicampur hingga
homogen
Dimasukkan ke dalam
spoit agar terbentuk
mikrokapsul
Direndam dalam
larutan KCl 0,3 M
dingin selama 30
menit pada suhu 4oC
Enzim bromelain
imobilisasi
10 mg/ml
(2) Direaksikan dengan 0,5 g enzim dan 2 ml larutan buffer fosfat pH 7,5
(3) Dilakukan inkubasi pada suhu 50 0C, pH 7,5, dan waktu inkubasi
selama 15 menit
(5) Dipanaskan lagi pada suhu yang sama selama 30 menit dengan suhu
40oC
gelombang 578 nm
melalui pemanasan
(9) Unit aktivitas dinyatakan dalam 1 mikro mol tirosin yang dihasilkan per
standar tirosin. Untuk lebih jelas tahapan uji aktivitas enzim bromelain
imobil ini sama seperti pengujian aktivitas enzim bromelain bebas pada uji
sebagai berikut:
25
1 ml larutan
Dipanaskan selama 30 menit
asam TCA 30%
Protein yang
terkoagulasi
Filtrat
(3) Dilakukan inkubasi pada suhu 50 0C, pH 7,5, dan waktu inkubasi
trikloroasetat 30%
578 nm
menggunakan metode yang sama dengan uji aktivitas enzim bromelain hasil
imobilisasi sebelumnya. Hanya saja pada uji aktivitas ini dilakukan secara
6 ml buffer
Diinkubasi pada suhu 50 fosfat
0C, pH 7,5, dan waktu
inkubasi
selama 15 menit
Protein yang
terkoagulasi
Penyaringan
Filtrat
Diukur absorbansinya
pada panjang gelombang
587 nm
Gambar 8. Uji Aktivitas Enzim Imobil dan Uji Kestabilan Enzim Bromelain
Hasil Imobilisasi.
28
nenas yang digunakan selama penelitian ini berlangsung. Uji tekstur buah
buah nenas dipotong kecil-kecil, buah nenas diletakkan pada alat Texture
kedalaman tekstur selama waktu tertentu. Pengambilan hasil uji tekstur yaitu
ulangan.
Sidik Ragam 1 faktor, jika hasil yang diperoleh berbeda nyata dilanjutkan
menghidrolisis ikatan peptida menjadi ikatan yang lebih kecil atau asam
nenas (Ananas comosus (L) Merr), untuk mendapatkan enzim bromelain dari
Sari buah nenas didapatkan dari daging dan bongkol buah nenas
perbandingan sari buah nenas : alkohol, 1:4. Penambahan sari buah nenas
aseton. Hal ini sesuai dengan Suhartono (1989), bahwa bromelin dapat
diendapkan dari sari buah nenas yang berasal dari batang buah nenas yang
pengendapan sari buah nenas dengan alkohol. Enzim kasar hasil ekstraksi
atau cawan datar. Pengeringan dengan alat ini dilakukan selama 2 jam
dengan suhu 40oC dan tekanan -76 cmHg. Kelebihan penggunaan alat
pengering ini adalah pengaturan waktu, suhu dan tekanan yang sesuai
Anonim (2009a), bahwa suhu optimum enzim bromelin adalah 50C 80C.
Suhu optimum enzim merupakan suhu dimana enzim menjadi aktif dan
kemudian rusak jika melewati batas suhu tersebut. Waktu pengeringan yang
tekanan hampa udara dalam ruang oven yang menyebabkan enzim cepat
a b
prinsip pengeringan yang berbeda dengan oven vakum. Pada oven vakum
freeze dryer, karena suhu pengeringan yang digunakan tidak akan merusak
satu kekurangan alat ini. Kondisi tekanan vakum dalam ruang alat ini tidak
sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk menarik keluar air yang
alat pengering jenis ini adalah penggunaan daya yang cukup besar
beku. Hal ini sesuai dengan prinsip kerja freeze dryer yang mengubah zat
33
diperlukan freezer yang akan menjaga sampel tetap dalam kondisi beku,
Perbedaan kedua alat pengering ini tidak hanya dilihat dari efektifitas
dengan menggunakan alat pengering yang berbeda, yaitu oven vakum dan
dihasilkan dari kedua jenis pengeringan ini juga berbeda. Enzim bromelain
kasar yang dikeringkan dengan oven vakum memiliki warna yang umumnya
masih kuning cerah seperti buah nenas. Kenampakan enzim bromelain dari
berwarna putih atau pucat (Gambar 9). Penyebab mengapa enzim bromelain
yang lebih pucat dibanding dengan yang menggunakan oven vakum adalah
34
dari ekstrak nenas yang akan dikeringkan, termasuk air yang terikat secara
fisik juga ikut tertarik. Berbeda dengan oven vakum yang menguapkan
komponen, jadi hanya air bebas yang mempunyai peluang besar untuk
menguap dibanding air yang terikat secara fisik dan kimia. Selain itu, panas
reaksi Maillard atau reaksi antara asam amino dan gula pereduksi.
pengeringan yang berbeda, oven vakum dan freeze dryer, selanjutnya diuji
fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air susu. Kasein ini tersusun
bromelain 0,5 gram dan 2 ml buffer posfat pH 7,5 ke dalam kasein 0,5 ml
aktivitas perombakannya.
35
Bahmid Alim (2011) bahwa kondisi inkubasi optimum dari enzim bromelain
dengan 92,915 g/ml sebagai substrat terhidolisis (Tabel 4). Enzim Hasil uji
dengan freeze dryer (Lampiran 2). Sehingga untuk tahap selanjutnya, yaitu
dengan melekatkan enzim pada bagian luar dari suatu bahan inert. Secara
umum, metode ini adalah paling lambat di antara dua metode lainnya.
Karena adsorpsi bukan merupakan reaksi kimia , situs aktif dari enzim
zat ini tidak larut dan tidak menghalangi kedatangan substrat, dan keluarnya
melalui reaksi kimia . Metode ini adalah metode yang paling efektif dari dua
teknik lainnya. Sebagai reaksi kimia harus dipastikan bahwa situs pengikatan
rumput laut Euchema cottonii. Karagenan bersifat inert atau tidak ikut
pembuatan larutan satu dan dua. Larutan satu merupakan 0,5 gram enzim
terbentuk (Gambar 10g). Hal ini sesuai dengan Anonim (2011f) bahwa,
karagenan membentuk gel yang kuat pada larutan yang mengandung garam
kalium. Gel dicuci dengan aquades dan disimpan untuk analisa berikutnya.
38
a b c d
e f g h
Gambar 10. Proses Imobilisasi Enzim Bromelain dengan Menggunakan
Karagenan Sebagai Matriks Polimer (a) Enzim Bromelain
Ditambahkan NaCl 0,85% (b) Karagenan Ditambahkan NaCl
0,85% (c) Karagenan Dipanaskan Hingga Mencapai 80 oC (d)
Karagenan Telah Homogen (e) Enzim Bromalain dan
Karagenan (f) Enzim Bromalain dan Karagenan yang Telah
Dihomogenkan (g) Enzim Imobil Dimasukan Dalam KCl 0,3 M
(h) Enzim Imobil
bromelain kasar yang merupakan hasil imobilisasi ditimbang 6,86 gram dan
Langkah selanjutnya larutan ini diinkubasi pada suhu, pH, dan waktu yang
sama seperti pada uji aktivitas enzim bromelain kasar, yaitu pada suhu 50 oC,
dalam kondisi seperti pH atau suhu. Hal ini akan mempermudah pemakaian
karagenan 4,375% dan 5%, yaitu 0,593 mol/g enzim dengan jumlah
yaitu 0,333 mol/g enzim, dengan 59,176 g/ml sebagai substrat terhirolisis.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar jumlah karagenan yang
dalam hal ini adalah karagenan, yang menghalangi masuk dan keluarnya
40
substrat dan produk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anonim (2009b)
0.700
0.593
Aktivitas Enzim (mol/g)
0.600 0.527
0.500
0.400 0.333
0.300
0.200
0.100
0.000
3,75 4,375 5
Konsentrasi Karagenan (%)
Uji kestabilan ini dilakukan sama dengan uji aktivitas namun uji ini dilakukan
berulang kali hingga enzim imobilisasi tidak dapat digunakan lagi. Hasil uji
0.700
0.200
0.100
0.000
I II
Pemakaian Ulang Enzim Imobil
yaitu 0,318 mol/g enzim. Selain aktivitas enzim yang menurun pemakaian
enzim imobil ini tidak dapat dilanjutkan lagi, ditandai juga dengan susahnya
pemisahan antara enzim imobil dengan endapan dan filtrat (Gambar 13a).
Hal ini disebabkan kekuatan gel yang tidak terlalu kuat karena konsentrasi
a b c
Gambar 13. Enzim Imobil dengan Konsentrasi Karagenan 3,75%(a),
4,375%(b), dan 5%(c) Setelah Uji Kestabilan
empat (Gambar 13b). Aktivitas enzim imobil dengan konsentrasi 4,375% ini
dan 0,59 mol/g enzim pada penggunaan keempat, dengan jumlah substrat
karagenan 4,375% ini sama dengan enzim imobil pertama, namun pada
enzim ini enzim dan filtrat tidak dapat dipisahkan pada pemakaian keempat,
1.2
Aktivitas Enzim (mol/gram)
1 0.996
0.8 0.83
0.6 0.59
0.527
0.4
0.2
0
I II III IV
Pemakaian Ulang Enzim Imobil
sebanyak 141,875 g/ml. Aktivitas enzim menurun sampai enzim tidak bisa
1.6
1.4 1.4
Aktivitas Enzim (mol/gram)
1.2
0.8 0.799
0.715
0.6
0.46
0.4
0.333
0.2
0
I II III IV V
Pemakaian Ulang Enzim Imobil
terhadap faktor suhu dan pH yang ada. Sehingga kestabilan enzim imobil
atau tidak ikut larut dalam reaksi akan berperan sebagai inhibitor. Inhibitor
memudahkan substrat dan produk keluar masuk. Hal ini sesuai dengan
keluarnya produk.
karagenan yang berbeda adalah sangat berbeda nyata (Lampiran 6). Uji
karagenan 3,75% dapat digunakan sampai dua kali pemakaian, empat kali
imobil dengan konsetrasi 5%, yaitu 1,4 mol/g enzim. Aktivitas enzim
konsentrasi karagenan 3,75%, yaitu 0,318 mol/g enzim (Lampiran 7). Uji
V.1 Kesimpulan
(0,266 mol/g) dan freeze dryer (0,256 mol/g) tidak berbeda nyata
terendah pada 3,75% dengan pemakaian ulang dua kali, dan kestabilan
pemakaian keempat.
V.2 Saran
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh enzim bromelain dari buah nenas
DAFTAR PUSTAKA
Bahmid, 2011. Isolasi dan Pemanfaatan Enzim Bromelain dari Buah Nenas
(Ananas Comosus (L) Merr) Untuk Pembuatan Keju Lunak.
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Kumaunang dan Kamu, 2011. Aktivitas Enzim Bromelin dari Ekstrak Kulit
Nenas (Anenas comosus). Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2,
Oktober 2011.
LAMPIRAN
50
LAMPIRAN
0.2
0.1
0
0 50 100 150 200 250
-0.1
Konsnetrasi Tirosin (g/ml)
y = 0.0024x 0.014
R2 = 0.9923
Rumus :
1 Volume Larutan
Aktivitas Enzim = Substrat Terhidrolisis x x
BM Enzim Berat Enzim
Dimana :
BM Enzim = 181.19 g/mol
Volume Larutan = 2.5 ml
Berat Enzim = 0.5 g
1 2.5
Aktivitas Enzim = 99.1667 x x
181.19 0.5
247.91675
Aktivitas Enzim =
90.595
1 2.5
Aktivitas Enzim = 93.75 x x
181.19 0.5
234.375
Aktivitas Enzim =
90.595
y = 0.0024x 0.014
R2 = 0.9923
57
Rumus :
1 Volume Larutan
Aktivitas Enzim = Substrat Terhidrolisis x x
BM Enzim Berat Enzim
Dimana :
BM Enzim = 181.19 g/mol
Volume Larutan = 7 ml
Berat Enzim = 6.86 g
y = 0.0024x 0.014
R2 = 0.9923
Ulangan 1
y = 0.237 nm
y = 0.0024x 0.014
0.237 = 0.0024x 0.014
x = 0.251 / 0.0024
x = 104.583 g/ml
Ulangan 2
y = 0.240 nm
y = 0.0024x 0.014
0.240 = 0.0024x 0.014
x = 0.254 / 0.0024
x = 105.83 g/m
Substrat Terhidrolisis Enzim Bromelain Hasil Imobilisasi dengan
Konsentrasi Karagenan 3.75% Kestabilan II
Ulangan 1
y = 0.122 nm
y = 0.0024x 0.014
0.122 = 0.0024x 0.014
x = 0.136 / 0.0024
x = 56.667 g/ml
Ulangan 2
y = 0.121 nm
y = 0.0024x 0.014
0.121 = 0.0024x 0.014
x = 0.135 / 0.0024
x = 56.25 g/ml
y = 0.212 nm
y = 0.0024x 0.014
0.212 = 0.0024x 0.014
x = 0.226 / 0.0024
x = 94.167 g/ml
Ulangan 2
y = 0.209 nm
y = 0.0024x 0.014
0.209 = 0.0024x 0.014
x = 0.223 / 0.0024
x = 92.917 g/ml
y = 0.0024x 0.014
0.345 = 0.0024x 0.014
x = 0.359 / 0.0024
x = 149.583 g/ml
Ulangan 2
y = 0.335 nm
y = 0.0024x 0.014
0.335 = 0.0024x 0.014
x = 0.349 / 0.0024
x = 145.417 g/ml
x = 0.591 / 0.0024
x = 246.25 g/ml
Ulangan 2
y = 0.585 nm
y = 0.0024x 0.014
0.585 = 0.0024x 0.014
x = 0.599 / 0.0024
x = 249.583 g/ml
x = 89.167 g/ml
Ulangan 2
y = 0.187 nm
y = 0.0024x 0.014
0.187 = 0.0024x 0.014
x = 0.201 / 0.0024
x = 83.75 g/ml
Rumus :
1 Volume Larutan
Aktivitas Enzim = Substrat Terhidrolisis x x
BM Enzim Berat Enzim
Dimana :
BM Enzim = 181.19 g/mol
Volume Larutan = 7 ml
Berat Enzim = 6.86 g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 104.583 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 104.583 x x
181.19 6.86
732.081
Aktivitas Enzim =
1242.9634
67
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 104.583 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 104.583 x x
181.19 6.86
732.081
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.589 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 56.667 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 56.667 x x
181.19 6.86
396.669
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.319 mol/g
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 56.25 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 56.25 x x
181.19 6.86
393.75
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.316 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 94.167 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 94.167 x x
181.19 6.86
659.169
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.530 mol/g
68
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 92.917 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 92.917 x x
181.19 6.86
650.419
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.523 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 178.333 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 178.333 x x
181.19 6.86
1248.331
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 1.004 mol/g
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 172.5 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 172.5 x x
181.19 6.86
1228.5
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.988 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 149.583 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 149.583 x x
181.19 6.86
1047.081
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.842 mol/g
69
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 145.417 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 145.417 x x
181.19 6.86
1017.919
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.818 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 100.833 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 100.833 x x
181.19 6.86
705.831
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.567 mol/g
Ulangan 2
Substrat Terhidrolisis = 108.75 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 108.75 x x
181.19 6.86
761.25
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.612 mol/g
Ulangan 1
Substrat Terhidrolisis = 59.167 g/ml
1 7
Aktivitas Enzim = 59.167 x x
181.19 6.86
414.469
Aktivitas Enzim =
1242.9634
Aktivitas Enzim = 0.333 mol/g
Ulangan 2
70
1 7
Aktivitas Enzim = 249.583 x x
181.19 6.86
1747.081
Aktivitas Enzim =
1242.9634
1 7
Aktivitas Enzim = 83.75 x x
181.19 6.86
586.25
Aktivitas Enzim =
1242.9634