Anda di halaman 1dari 16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang

dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya

yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada

setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari

berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang

luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa si

anak. Pula terdapat hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan

kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis.

B. Saran

WHO, Uniceff dan juga Department Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun

2004. Telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan. Para ibu

yang mempunyai bayi baru lahir agar segera memberikan ASI Eksklusif kepada bay

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)

futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007

Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 07:20 PM

library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang

MempengaruhiPemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009.


06:11 PM. damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI

bagi Bayi

Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009

08:09 PM

http://ayurai.wordpress.com/2009/06/17/asi-menurut-stadium-laktasi/ Ayurai,

2009. ASI Menurut Stadium Laktasi. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:55

WIB.

http://babies.sutterhealth.org/breastfeeding/bf_production.html Breast

Milk Production Diunduh 23 September 2009, pukul 12:44 WIB.

http://www.everything.com/article.aspx?requested_url=breastmilk-compositio

n Breastmilk Composition. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:53 WIB.

http://www.medela.com/ISBD/breastfeeding/knowhow/composition.php Breastmilk

Composition. Diunduh 23 September 2009, pukul 12:40 WIB.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

(hlm: 18-21).

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda. (hlm: 43).

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 26-33).

www.lusa.web.id Lusa, 2009. Gizi Seimbang Bagi Bayi. Diunduh 24

September 2009, pukul 10:55 WIB.

KOMPAS.com - Ibu yang bekerja, atau yang memiliki ASI berlebih biasanya akan

menyimpan ASI untuk persediaan. Namun, sebenarnya, ASI bisa disimpan berapa

lama? Bagaimana penyimpanan ASI yang benar? Bagaimana menyiapkan ASI setelah

penyimpanan? Berikut adalah informasi mengenai ASI yang disimpan dari Buku

Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan karangan dr Suririnah.


Dalam buku ini diterangkan, bahwa ASI bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Paling lama ASI dapat disimpan tak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku, jika

disimpan lebih lama dari 6 bulan, komposisi yang terkandung dalam ASI bila terurai.

Menurut dr Suririnah, cara penyimpanan ASI dan batas waktu penyimpanan yang

baik adalah sebagai berikut:

* Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan dalam

suhu ruangan, tak perlu disimpan di lemari pendingin.

* Disimpan dalam termos yang diberi es batu bisa bertahan hingga 24 jam.

* Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan di dalam lemari pendingin

(di bawah 5 derajat Celsius, bukan dibuat dalam keadaan beku).

* Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di bagian atas lemari

pendingin (freezer), dibekukan pada suhu di bawah -18 derajat Celsius. Dengan

penyimpanan khusus ini dapat dibekukan untuk 6 bulan. Ini biasanya dilakukan pada

kasus ketika ibu akan pergi dalam jangka waktu tertentu, sehingga perlu

mengumpulkan sejumlah ASI sebelumnya.

Membekukan ASI akan merusak beberapa antibodi dalam susu, dan sebaiknya

sedapat mungkin menggunakan ASI segar.

Setelah disimpan, saat akan diberikan kepada anak pun perlu penanganan khusus,

yakni:

* Ambil ASI yang disimpan berdasarkan waktu pemerahan ASI (yang pertama

diperah harus diberikan lebih dulu). Catatlah waktu dan tanggal pemerahan di wadah
penyimpanan ASI tersebut.

* Untuk ASI yang disimpan di lemari pendingin cukup dihangatkan dengan cara

meletakkan botol di wadah berisi air hangat selama 15 menit, sambil dikocok secara

perlahan.

* Untuk ASI beku, keluarkan botol susu yang berisi ASI beku. Setengah jam sebelum

waktu menyusui, rendamlah di dalam wadah berisi air hangat. Atau pindahkan ASI

beku ke lemari pendingin bagian bawah semalam sebelumnya. Saat akan digunakan

esok hari, susu akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dicairkan dapat

tahan 24 jam dalam lemari pendingin. Ingat, jangan membekukan kembali ASI yang

sudah dipindah ke lemari pendingin tersebut.

* Jangan memanaskan di atas kompor dan microwave karena akan merusak

kandungan vitamin dalam ASI.

* Buanglah ASI yang tersisa setelah diberikan pada bayi, jangan menyimpan kembali

ke lemari pendingin atau dipanaskan.

* Berikan ASI dengan menggunakan sendok kecil sesuap demi sesuap.

Editor : NF

Air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling baik dan tepat untuk

pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi bayi (Soetjiningsih, 1997). Menurut

waktu pengeluarannya, ASI pada masa laktasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu

kolostrum, Air Susu Peralihan dan Air Susu Matur:

ASI Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari

pertama sampai hari keempat (Purwanti, 2004). Cairan sifatnya kental dan berwarna

kekuningan karena mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru lahir

(Bobak, 2000). Kolostrum berwarna kuning keemasan disebabkan oleh tingginya

komposisi lemak dan sel-sel hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus

bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir

segera bersih dan siap menerima ASI (Bobak, 2000). Hal ini menyebabkan bayi yang

mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feces berwarna hitam.

Kandungan tertinggi dalam Kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi bayi

ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein dalam Kolostrum lebih

tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam susu matur. Jenis protein

globulin membuat konsistensi Kolostrum menjadi pekat ataupun padat sehingga bayi

lebih lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.

Kandungan hidrat arang dalam kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini

disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan tidak terlalu

banyak memerlukan kalori. Total kalori dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml

kolostrum. Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih

tinggi dibanding susu matur. Vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum

lebih banyak mengandung kolestrol dan lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih

mengolah kolestrol. Kolestrol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang

mencerna kolestrol. Karena adanya tripsin inhibitor, hidrolisis protein di dalam usus

bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapt

melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk akan terhambat sehingga tidak
menimbulkan alergi. Kekebalan bayi bertambah dengan volume kolostrum yang

meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus menerus. Hal ini yang

mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan

ke payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusui.

ASI Peralihan

ASI peralihan diproduksi pada hari keempat sampai hari kesepuluh. Komposisi ASI

Peralihan memiliki protein makin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin

tinggi, dan jumlah volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan

terhadap aktvitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi terhadap

lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu.

Keluhan nyeri pada payudara sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu

ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.

ASI Matur

Air susu matur disekresi dari hari kesepuluh sampai seterusnya. Air Susu Matur

merupakan nutrisi yang terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai

berumur 6 bulan. Air Susu Matur merupakan cairan yang berwarna

kekuning-kuningan yang diakibatkan warna garam dan kalsium caseinat, riboflavin

dan karoten. Air Susu Matur ini mengandung antibodi, enzim, hormon dan

memiliki sifat biokimia yang khas yaitu kapasitas buffer yang rendah dan adanya

faktor bifidus

Daftar Pustaka
Bobak, Irene M. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Edisi 1 Jilid 2,

Bandung: IAPK Padjajaran.

Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.

Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC.

VISKOSITAS

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan

antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang

mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya

bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.

Viskositas pada zat cair disebabkan oleh adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik menarik

antara molekul sejenis (Sarojo, 2009).

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,

fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu.

Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang

permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli.

Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat

cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha

ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika

dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas

tersebut ( Rosiana, 2005).

Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada

zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama

dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan

yang menempel pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan
zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier

sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer

apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat (Sudarjo, 2008).

Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak

dipengaruhi oleh tekanan. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan

viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan

molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga

gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun

dengan kenaikan temperatur. Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.

Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada

minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan

turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin

cepat. Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol

cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran

lambat sehingga viskositas juga tinggi. Viskositas akan naik jika ikatan rangkap

semakin banyak (Rao, 2003).


ASI

E. Pembahasan

Air Susu Ibu (ASI) adalah minuman alamiah utama untuk semua bayi cukup

bulan yang diperuntukan selama usia bulan-bulan pertama kehidupan bayi (Nelson,

2000). ASI dianggap sebagai nutrisi terbaik bagi neonatus dan infant. ASI selalu

mudah tersedia pada suhu yang sesuai diinginkan bayi dan tidak memerlukan

banyak waktu untuk persiapannya. Substansi ASI segar dan bebas dari kontaminasi

bakteri yang berbahaya sehingga mengurangi peluang gangguan pencernaan.

Berbagai kandungan dari susu ibu dapat memfasilitasi transisi

kehidupan bayi dari in utero menjadi ex utero. Cairan dinamis ini menyediakan

berbagai substansi bioaktif yang diperlukan bagi perkembangan bayi selama

periode kritis pertumbuhan otak, sistem imunitas dan saluran pencernaan. Selama

masa laktasi kelenjar air susu berkembang hingga mencapai kapasitasnya untuk

memproduksi ASI melalui berbagai tahapan perkembangan.

Komposisi ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 (kolostrum)

berbeda dengan ASI yang diproduksi hari ke-4 sampai hari ke-7/10 (ASI transisi)

dan ASI selanjutnya ( ASI matur). Komposisi tersebut sesuai dengan kebutuhan

bayi pada keadaan masing-masing.

ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain zat putih telur,

lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzim, dan

zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu
dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi yang paling lengkap untuk pertumbuhan

bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia.

Pemberian ASI sangat dianjurkan bagi bayi karena memberikan

keuntungan yang sangat besar. Bayi yang diberikan ASI (setidaknya selama 6

bulan) memiliki penurunan resiko terhadap berbagai penyakit akut maupun kronis,

termasuk infeksi saluran pencernaan (diare), infeksi saluran nafas bawah (flu),

infeksi saluran kencing, infeksi telinga (otitis media), dan reaksi alergi (seperti

dermatitis atopi dan asma). ASI berisi antibodi bakteri dan virus termasuk kadar

antibodi IgA sekretori dan makrofag dalam kolostrum yang relatif tinggi hingga

mampu mencegah mikroorganisme.

Selain itu, anak yang diberikan ASI secara penuh selama 6 bulan atau

lebih memiliki kecenderungan untuk memperoleh perkembangan mental yang

lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa efek dari ASI kemungkinan melindungi anak atau remaja dari

kelebihan berat badan. ASI dari ibu yang dietnya cukup imbang dan bergizi akan

memasok nutrisi yang sangat diperlukan bayi.

Menyusui dengan ASI sangat bermanfaat bagi psikologis ibu maupun bayi

dan memberikan pengalaman yang memuaskan bagi keduanya. Ibu yang secara

pribadi terlibat dalam pengasuhan bayinya akan memperbesar perasaan berbahagia

dan prestasi sebagai ibu yang baik. Bayi diberikan kedekatan hubungan fisik

dengan ibu yang baik dan menyenangkan. Menyusui memberikan tambahan

kesempatan untuk berkontak rasa yang erat antara ibu dan bayinya.

Secara rinci dapat dijelaskan beberapa keuntungan pemberian ASI

dilihat dari beberapa aspek.

1. Aspek Gizi.
a. Manfaat Kolostrum

1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

2) Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit

namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu

kolostrum harus diberikan pada bayi.

3) Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

4) Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan.

a. Komposisi ASI

1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai,

juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang

terdapat dalam ASI tersebut.

2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna

untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki

perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio

Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI

dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak


yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah

diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan

Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

4) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

a) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam

ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan

penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang

menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya

gangguan pada retina mata.

b) Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)

adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated

fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang

optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi

untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping

itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari

substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari

Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik

a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas

kontaminasi.

b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI

kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat


melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran

pencernaan.

c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan

komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

d. Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap

bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300

kali lebih banyak daripada susu sapi.

e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama

lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu:

Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut

Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan

Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan

payudara ibu.

f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung

nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri

ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat

pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

a. Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu

mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.

Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi
akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada

akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

b. Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan

perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi

tersebut.

c. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih

sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit

(skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi

merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang

sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

a. Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat

dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat

meningkatkan kecerdasan bayi.

b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang

diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6

point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia

8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan

bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk

makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan

menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan

peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,

sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum

dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Selain beberapa aspek di atas, masih ada beberapa manfaat ASI yang lain,

di antaranya yaitu :

1. Mengurangi kejadian karies dentis

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi

disbanding yang mendapat ASI, karena kebiasaaan menyusui dengan botol dan dot

terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu

formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

2. Mengurangi kejadian maloklusi

Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah

yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot

3. Manfaat ASI untuk keluarga


ASI tidak perlu dibeli sehingga ekonomis dan praktis karena dapat diberikan dimana

saja dan kapan saja.

4. Manfaat ASI untuk Negara

Pemberian ASI dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi

subsidi untuk rumah sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula dan

meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

Diposkan oleh Hannie di 16.33

Anda mungkin juga menyukai