Pengaruh Pemberian Minyak Atsiri Serai Wangi untuk
menghambat Pertumbuhan Jamur Colletotrichum capsici pada Cabai (Capsicum annum)
Disusun oleh :
Wina Supriani 10614012
Gina Aulia 10614028
Luh Wayan Ari Sawitri 10614030
Dosen Pembimbing:
Agus Dana Permana
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2017 BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Cabai rawit (Capsicum annum) merupakan komoditas utama yang
harga jualnya sangat dipengaruhi oleh jumlah produksi. Berdasarkan data statistik, produksi cabai setiap tahunnya mengalami penurunan yakni pada tahun 2015 terjadi penurunan produksi 2.76 % dari tahun sebelumnya (KementerianPertanian,2015). Sedangkan permintaan pasar akan cabai mengalami peningkatan yang menyebabkan harga jual terus meningkat.. Tahun 2017 harga cabai mencapai Rp 130.000,00 di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu penyebab menurunnya produksi cabai rawit adalah kegagalan panen yang diakibatkan serangan penyakit antraknosa. Penyakit atraknosa disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici yang menyebabkan adanya bercak coklat/hitam pada buah cabai, sehingga pembusukan berlangsung sangat cepat. (Duriant,et.al.2007) Penyebaran penyakit ini diperparah oleh faktor cuaca, dimana ketika musim hujan penyebaran jamur ini akan berlangsung dengan sangat cepat sehingga perlu dicari suatu metode untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Serai wangi (Cymbopogon citratus) merupakan tanaman yang mampu menghasilkan minyak atsiri. Minyak atsiri yang dihasilkan mengandung suatu zat yang dapat dimanfaatkan sebagai antifungi.(Nugraheni,et.al.2014) Oleh karena itu, untuk mengetahui efek dari senyawa tersebut maka dilakukan penelitian. Harapannya senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri ini dapat digunakan oleh petani untuk menhambat pertumbuhan jamur yang menyerang cabai. 1.2 Rumusan Masalah. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini diantaranya. 1. Apakah kandungan senyawa yang terdapat pada minyak atsiri serai wangi? 2. Bagaimana pengaruh pemberian minyak atsiri serai wangi serai wangi (Cymbopogon citratus) terhadap pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum capsici? 1.3 Tujuan 1. Menentukan kemampuan minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon citratus) dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum capsici yang menyerang cabai rawit (Capsicum annum). 2. Menentukan konsentrasi yang efektif dari pemberian minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon citratus) untuk menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici yag menyerang cabai rawit (Capsicum annum). 1.4 Hipotesis 1. Minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon citratus) mampu menghambat pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum capsici yang menyerang cabai rawit (Capsicum annum) secara invitro dan invivo 2. Konsentrasi efektif pemberian minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon citratus) untuk menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici yag menyerang cabai rawit (Capsicum annum) adalah 1500 ppm. BAB
METODOLOGI
1.1 Pembuatan Medium PDA
Kentang sebagi bahan utama dari medium PDA dipotong-potong berbentuk dadu. Kemudian direbus selama 2 jam. Setelah 2 jam rebusan kentang diangkat kemudian ditiriskan 1.2 Isolasi jamur C. capsici Isolat jamur Colletotrichum capsici merupakan jamur yang berasal dari cabai yang mengalami penyakit antraknosa. Cabai dipotong dipotong 0,5 cm permukaan yang sakit dan 0,5 cm permukaan cabai sehat. Cabai yang telah dipotong kemudian disterilkan menggunakan NaOCl 2%, alkohol 70% dan aquades steril masing-masing selama 1 menit. Irisan buah diinokulasikan pada cawan petri yang telah berisi media PDA, kemudian dipurifikasi dan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. 1.3 Minyak atsiri serai wangi. Minyak atsiri serai wangi di dapatkan dengan 1.4 Pembuatan larutan stock. 1.5 Uji Senyawa dengan GC-MS 1.6 Pengujian minyak atsiri serai wangi terhadap gejala penyakit antraknosa pada Cabai Parameter pengamatan Penghambatan pertumbuhan koloni Colletotrichum capsici Daya hambat minyak atsiri serai wangi terhadap pertumbuhan koloni Colletotrichum capsici dihitung dengan cara mengukur diameter zona hambat pada medium PDA menggunakan penggaris kemudian dihitung dengan persamaan:
P=
Keterangan: P = Persentase penghambatan = Diameter Colletotrichum capsici kontrol = Diameter Colletotrichum capsici setiap perlakuan
Biomassa miselium Colletotrichum capsici
Biomassa miselium diukur dengan cara menimbang cawan petri berisi medium PDA sebelum diinokulasi miselium Colletotrichum capsici (0 ) dan massa cawan petri berisi medium PDA setelah diinokulasi miselium Colletotrichum capsici ( ). Untuk menghitung massa miselium dapat menggunakan persamaan: m = 0 Keterangan: m = Biomassa miselium 0 = Massa cawan petri dan medium PDA tanpa inokulum = Massa cawan petri, medium PDA, dan inokulum