Anda di halaman 1dari 85

1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STRATA 1
MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DI BEI

DRAFT SKRIPSI

OLEH

TOGU F. MUNTHE
050502181
MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Allah yang Maha

Kuasa atas kasih dan anugerahNya yang diberikan bagi penulis sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Arus Kas Bebas, Penjaminan Aktiva Tetap dan Tingkat Pertumbuhan

Terhadap Kebijakan Dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen Fakultas

Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu

Penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun

untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi berbagai pihak.

Pada penulisan Skripsi ini hingga sampai selesai, penulis telah mendapat

banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen

Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
3

4. Bapak Dr. Muslich Lufti, Drs, MBA, selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis.

5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si dan Bapak Syafrizal, SE, M.Si selaku Dosen

Penguji yang memberikan dukungan dan saran dalam memperbaiki

Skripsi.

6. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara untuk segala bantuan juga jasa-jasanya selama masa perkulihaan.

7. Orang tua penulis, Bapak P. Munthe dan Mama S. Manullang (Alm) untuk

segala doa dan kasih sayangnya, serta Abang-abang dan adek saya yang

selalu mendukung penulis.

8. Sahabat penulis Martin, Alfa, Patar, dan semua teman-teman stambuk

2005 khususnya Octav, Krisman, Leo,Yoseph Stefani, Elvi, Eny, Tina,

Denari, Irma, Triyanti, Pestaria, Cory, Putri, Nila, Asrani, Elmo, yang

banyak memberikan bantuan bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih dan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa

memberikan kasih dan berkatNya kepada berbagai pihak yang membantu.

Medan, April 2009


Penulis

Togu F. Munthe

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
4

ABSTRAK

Togu F. Munthe (2009). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Arus Kas


Bebas, Penjaminan Aktiva Tetap, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, RoA
dan RoE Terhadap Kebijakan Dividen, dibawah bimbingan oleh Dr. Muslich
Lufti, Drs, MBA., Ketua Departemen Manajemen; Prof. Dr. Ritha F.
Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Penguji I; Drs. Syahyunan, M.Si. Dosen
Penguji II; Syafrizal, SE, M.Si.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen dengan variabel kepemilikan manajerial, arus
kas bebas, penjaminan aktiva tetap dan pertumbuhan perusahan. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan terbuka yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling dengan menggunakan 32
perusahaan. Jenis data yang dipakai merupakan data sekunder yang berupa data
laporan keuangan perusahaan yang menajadi sampel selama tahun 2005-2007
dalam bentuk data tahunan,
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen adalah metode analisis deskriptif dan statistik.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji secara parsial (uji-t) dan
uji serempak (uji-F), dengan tingkat signifikan ( ) 5%. Penganalisaan data
menggunakan Sofware pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 For Windows.
Hasil uji secara parsial (uji-t) yang dilakukan adalah bahwa dari seluruh
variabel independen yaitu kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan
aktiva teta, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE, hanya variabel
kepemilikan manajerial, pertumbuhan, RoA dan RoE yang berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan deviden. Hasil simultan (uji-F) menunjukkan bahwa semua
variabel independen (kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva
tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Kata Kunci : Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Arus Kas Bebas,


Penjaminan Aktiva Tetap, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan,
RoA dan RoE.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
5

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

ABSTRAK................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL .................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN .................. ...................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah........................................................................ 6
C. Kerangka Konseptual ..................................................................... 6
D. Hipotesis ........................................................................................ 8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 8
1. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
F. Metodologi Penelitian .................................................................... 9
1. Batasan Operasional ................................................................. 9
2. Definisi Operasional ................................................................. 9
3. Populasi dan Sampel ................................................................. 13
4. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 16
5. Jenis Data ................................................................................. 16
6. Teknik Pegumpulan Data.......................................................... 16
7. Metode Analisis Data ............................................................... 16

BAB II URAIAN TEORITIS .................................................................. 22


A. Penelitian Terdahulu....................................................................... 22
B. Teori Keagenan .............................................................................. 24
C. Kepemilikan Manajerial ................................................................. 26
D. Arus Kas Bebas .............................................................................. 28
E. Penjaminan Aktiva Teta ................................................................. 29
F. Pertumbuhan .................................................................................. 30
G. Ukuran Perusahaan ......................................................................... 30
H. Return On Assets (ROA) ................................................................. 31
I. Return On Equity............................................................................ 31
J. Teori-Teori Kebijakan Deviden ...................................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................... 43


A. Sejarah Bursa Efek Indonesia .......................................................... 43
B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia ............................................... 46
C. Profil Perusahaan ............................................................................. 48

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 50


A. Analisis Deskriptif........................................................................... 50
B. Analisis Statistik .............................................................................. 54
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 54
a. Uji Normalitas ...................................................................... 54
b. Uji Heteroskedastisitas.......................................................... 56
c. Uji Multikolinearitas ............................................................. 56
d. Uji Autokorelasi ................................................................... 57
2. Regresi Linear Berganda .......................................................... 58
3. Koefisien Determinasi .............................................................. 61
4. Pengujian Hipotesis .................................................................. 61
a. Uji-F ..................................................................................... 61
b. Uji-t ...................................................................................... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 74


A. Kesimpulan ..................................................................................... 74
C. Saran ............................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... viii

LAMPIRAN ............................................................................................. x

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
7

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1.1 Proses Pemilihan Sampel............................................................ 14


Tabel 1.2 Nama- Nama Sampel Perusahaan ............................................... 15
Tabel 3.1 Profil Perusahaan........................................................................ 48
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif...................................................................... 50
Tabel 4.2 Uji Normalitas ............................................................................ 55
Tabel 4.3 Uji Glejser .................................................................................. 56
Tabel 4.4 Uji Multikolineritas .................................................................... 56
Tabel 4.5 Kriteria Autokorelasi .................................................................. 57
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ......................................................................... 58
Tabel 4.7 Hasil Estimasi Regresi ................................................................ 58
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi ................................................................ 61
Tabel 4.9 Hasil Uji-F ................................................................................. 62
Tabel 4.10Hasil Uji-t ................................................................................. 65

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
8

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian ............................................. 7
Gambar 4.1 Histogram Dependen Variabel ................................................ 54
Gambar 4.2 Normal P-Plot ......................................................................... 55

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
9

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

(shareholder ) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan

dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal,

demikian jika dilihat berdasarkan sudut pandang manajemen keuangan. Tujuan ini

sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai

perusahaan. Dalam mencapai tujuan tersebut, banyak shareholder yang

menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada para professional yang

bertanggungjawab mengelola perusahaan, yang disebut manajer. Para manajer

yang diangkat oleh shareholder diharapkan akan bertindak atas nama shareholder

tersebut, yakni memaksimumkan nilai perusahaan sehingga kemakmuran

shareholder akan dapat tercapai.

Kebijakan pembayaran deviden mempunyai dampak yang sangat penting

bagi investor maupun bagi perusahaan yang membayarkan dividen. Pada

umumnya para investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya

dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain. Dilain

pihak, perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan sekaligus mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan memberikan kesejahteraan bagi pemegang saham.

Penetapan pembagian deviden menjadi masalah menarik karena akan memenuhi

harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut jangan sampai menghambat

pertumbuhan apalagi mengancam kelangsungan hidup perusahaan.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
10

Besar kecilnya deviden yang akan dibayarkan oleh perusahaan tergantung

pada kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan

manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen

untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden

yang ditetapkan oleh perusahaan.

Kebijakan dividen terkait juga dengan hubungan antara manajer dengan

para pemegang saham. Kepentingan dari pemegang saham dan manajer bisa

berbeda dan mungkin bias menimbulkan suatu konflik, misalnya manajer

menghendaki pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan

dana yang besar untuk mendanai investasinya sedangkan pemegang saham

menghendaki pembagian dividen yang besar. Perilaku manajer dalam situasi

konflik kepentingan inilah yang menarik untuk diteliti.

Keputusan dan aktivitas manajer yang memiliki saham perusahaan tentu

akan berbeda dengan manajer yang murni sebagai manajer. Manajer yang

memiliki saham perusahaan berarti manajer tersebut sekaigus adalah pemegang

saham. Manajer yang memiliki saham perusahaan tentunya akan menselaraskan

kepentingannnya dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara

manajer yang tidak memiliki saham perusahaan, ada kemungkinan hanya

mementingkan kepentingannya sendiri.

Para manajer dalam menjalankan operasi perusahaan, seringkali

tindakannya bukan memaksimumkan kemakmuran shareholder , melaikan justru

tergoda untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri. Kondisi ini akan

mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara external shareholder

dengan manajeri. Konflik yang disebabkan oleh pemisahan antara kepemilikan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
11

dan fungsi pengelolaan dalam teori keuangan disebut konflik keagenan atau

agency conflict; masalah keagenan bertolak dari tiga sumber utama (Keown:

2000).

Sumber konflik pertama adalah kecenderungan pihak manajemen untuk

mengkonsumir lebih banyak sumber daya perusahaan. Para manajer top biasanya

meminta dan syarat-syarat. Para manajer seringkali terdorong untuk memperbesar

ukuran perusahaan melampaui batas yang ditetapkan para pemilik saham.

Sumber konflik kedua adalah fakta bahwa para manajer serigkali tidak

menguasai sejumlah saham sehingga rasa memilikinya terbatas. Ini mendorong

mereka untuk terlalu berani menghadapi risiko. Mereka tidak ragu-ragu

memanfaatkan laba untuk menutup berbagai biaya dalam mengejar suatu proyek

investasi. Dengan sistem gaji baku dan kepemilikan (saham) yang amat terbatas,

mereka takkan bersedia mengarahkan energi dan perhatian untuk memelihara

perusahaan secermat mungkin seperti yang biasa dilakukan seorang pemilik

perusahaan.

Sumber yang ketiga, merupakan kebalikan dari yang kedua, para manajer

cenderung menempuh jalan aman. Artinya, mereka terlalu mengkhawatirkan. Ini

mengakibatkan lenyapnya peluang investasi yang sebenarnya menguntungkan.

Meskipun kemungkinan rugi dari suatu proyek investasi bisa diversifikasikan

melalui pasar modal, diversifikasi akan sulit dilakukan bila itu langsung

menyangkut jumlah gaji dan reputasi mereka sendiri. Terlepasnya peluang

investasi yang meskipun riskan tapi sebenarnya menguntungkan, karena manajer

lebih mengutamakan keamanan karir mereka sendiri, merupakan biaya tersendiri

yang harus ditanggung para pemegang saham.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
12

Konflik keagenan yang terjadi dalam perusahaan pada hubungan antara :

(1)pemegang saham dan manajer, (2) manajer dan kreditor, (3) manajer,

pemegang saham dan kreditor (Sartono: 2001). Sedangkan biaya yang timbul atau

dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi konflik keagenan disebut biaya

keagenan. Konflik keagenan juga muncul karena perusahaan menghasilkan arus

kas bebas (free cash flow) yang sangat besar. Yang dimaksud dengan arus kas

bebas adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena

tidak tersedia kesempatan investasi yang profitable (Sartono : 2001). Semakin

kecil arus kas bebas menunjukkan semakin kecil laba perusahaan digunakan untuk

membiayai aktiva perusahaan. Hatta (2002), Suherly dan Sofyan (2004),

menemukan bahwa terdapat pengaruh arus kas bebas terhadap kebijakan deviden.

Peningkatan kepemilikan manajerial (insider ownership) dapat digunakan

sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan (Keown: 2000, Van Horne:

2005). Perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan

kedudukan manajer dengan pemgang saham sehingga bertindak sesuai dengan

keinginan pemegang saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan,

manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab

meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Perusahaan dengan kepemilikan

manajerial yang jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih

baik daripada perusahaan dengan kepemilikan manajerial kecil. Kepemilikan

manajerial yang besar merupakan sinyal yang baik bagi pemegang saham. Sartono

(2001), Hatta (2002), Taswan (2003) serta Endang dan Minaya (2003), dalam

hasil penelitiannya menemukan bahwa ada pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap kebijakan dividen.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
13

Penggunaan hutang diharapkan juga dapat mengurangi konflik keagenan.

Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham

sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik.

Selain itu perusahaan sebagai kreditur menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan

pinjamannya. Besarnya aktiva tetap yang digunakan kreditur sebagai jaminan

disebut penjaminan aktiva tetap (collaterizable asset). Semakin besar penjaminan

aktiva tetap, semakin besar dana perusahaan yang diinvestasikan pada aktiva

tetap, sehingga semakin kecil deviden yang dibagikan. Endang dan Minaya

(2003), menemukan bahwa terdapat pengaruh penjaminan aktiva tetap terhadap

kebijakan dividen.

Keputusan pembagian dividen merupakan suatu masalah yang sering

dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk

memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk

diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna

meningkatkan pertumbuhan (growth) perusahaan. Hatta (2002), menemukan

adanya pengaruh pertumbuhan terhadap kebijakan dividen.

Ukuran perusahaan (firm size), yang mana perusahaan besar cenderung

membagi dividen yang besar dari pada perusahaan kecil. Logika ini dapat diterima

karena perusahaan yang memiliki aset besar lebih mudah memasuki pasar modal

sehingga untuk menjaga reputasi, mereka akan membagikan dividen dalam

jumlah besar. Variabel RoA (Return on Assets) sebagai proksi profitabilitas

digunakan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas yang digunakan oleh

perusahaan dalam menetapkan kebijakan dividen. Nuringsih (2005) menemukan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
14

terdapat pengaruh RoA terhadap kebijakan dividen. Variabel terakhir dari

penelitian ini adalah RoE (Return on Equity). Variabel RoE menunjukkan

kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi para

pemegang saham. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengambil judul:

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada

perusahaan yang terdaftar di BEI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,

maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah faktor Kepemilikan Manajerial , Arus Kas Bebas , Penjaminan

Aktiva Tetap, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan, RoA dan RoE mempunyai

pengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan di BEI?

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang

jumlahnya lebih besar mempunyai kinerja investasi yang lebih baik daripada

perusahaan dengan kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial yang besar

merupakan sinyal yang baik bagi pemegang saham.

Perusahaan yang mempunyai kinerja investasi yang baik cenderung

menahan pendapatan perusahaan sebagai laba yang ditahan daripada

membagikannya kepada pemilik saham dalam bentuk deviden. Arus kas bebas

diwakili oleh rasio arus kas bebas dibagi dengan total aktiva. Semakin besar

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
15

penjaminan aktiva tetap, semakin banyak dana yang digunakan untuk penjaminan,

sehingga akan menurunkan nilai deviden dan dapat merugikan para pemegang

saham. Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari peningkatan

profitabilitas perusahaan setiap tahunnya. Perusahaan yang memiliki ukuran besar

akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga perusahaan membayar dividen

yang besar. Pada RoA yang tinggi dibayarkan dividen rendah karena keuntungan

digunakan untuk meningkatkan laba ditahan. Makin tinggi RoE perusahaan

menunjukkan kemampuan dari modal sendiri untuk menhasilkan keuntungan,

semakin besar RoE semakin tinggi dividen yang dibayarkan. Adapun kerangka

pemikiran yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

KEPEMILIKAN
MANAJERIAL(X1)

ARUS KAS BEBAS


(X2)

PENJAMINAN
AKTIVA TETAP (X3)
KEBIJAKAN
DIVIDEN
PERTUMBUHAN (Y)
(X4)

UKURAN
PERUSAHAAN
(X5)

RoA (X6)

R0E (X7)

Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual Penelitian


Sumber : Sar tono (2001), Hatta (2002), Taswan (2003), Suher ly dan Sofyan (2004)
Endang dan Minaya (2003), ser ta Nuringsih (2005) diolah

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
16

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang

relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah

diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa:

Kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap,

pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE berpengaruh terhadap kebijakan

dividen pada perusahaan di BEI.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial,

arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA

dan RoE mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan di

BEI.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

a. Memberi masukan kepada investor mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi.

b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam

menetapkan kebijakan dividen.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
17

c. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen.

d. Bagi peneliti, ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk

menerapkan teori-teori dan literature yang diperoleh di bangku kuliah

kemudian memperdalam pengetahuan dan memperluas cakrawala berpikir

tentang saham.

F. Metodologi Penelitian

1. Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional penelitian penulis, yaitu:

a. Data Laporan Keuangan perusahaan di BEI untuk periode 2005 sampai

2007 serta harga saham.

b. Kebijakan dividen kas yang diteliti diukur dari jumlah dividen kas yang

dibayar perusahaan.

c. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu:

Kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap,

pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE .

2. Defenisi Operasional Variabel

a. Variabel Dependen (Kebijakan Dividen)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen, yaitu

keputusan manajer tentang berapa besar prosentase laba saat ini yang akan

digunakan untuk membayar deviden. Kebijakan dividen adalah keputusan

mengenai apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemegang saham

sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan

investasi dimasa yang akan datang.


Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
18

Kebijakan dividen diukur dengan perbandingan antara dividen yang

dibayarkan dengan laba bersih yang didapat dan biasanya disajikan dalam bentuk

prosentase dividend payout ratio (DPR). Kebijakan dividen ini dapat dihitung

dengan rumus (Sartono, 2001:292).

Kebijakan Dividen per Lembar Saham


Dividen = _______________________________
Laba Bersih per Lembar Saham

b. Variabel Independen

1). Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan manajerial adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan

yang terdiri dari direktur dan komisaris. Kepemilikan manajerial dapat dilihat dari

persentase saham yang dimiliki oleh direksi dan komisaris yang dibandingkan

dengan total saham perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan sebuah

variabel determinan yang penting dalam kebijakan dividen suatu perusahaan

(Taswan, 2003). Kepemilikan manajerial dihitung dengan rumus :

Jumlah saham oleh


Kepemilikan direksi dan komisaris
Manajerial =
Total saham

2). Arus Kas Bebas (X2)

Arus kas bebas adalah arus kas operasi dikurangi investasi yang

diwajibkan. Arus kas bebas diwakili oleh rasio arus kas bebas dibagi dengan total

aktiva. Sesuai teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai aliran arus kas

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
19

bebas, manajer perusahaan mendapat tekanan dari pemegang saham untuk

membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk mencegah pihak

manajemen menggunakan arus kas bebas untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan

tujuan perusahaan dan cenderung merugikan para pemegang saham. Oleh karena

itu, pihak manajemen membagikan arus kas bebas agar dapat menekan biaya

agensi atau agency cost.

Arus kas bebas diwakili oleh rasio arus kas bebas dibagi dengan total

aktiva. Semakin kecil rasio ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh

perusahaan cenderung digunakan untuk membayar deviden, sehingga laba yang

digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan semakin kecil. Arus kas bebas

dihitung dengan rumus (Hatta, 2002):

Arus Kas Arus Kas Operasi - Dividen


Bebas =
Total Aktiva

3). Penjaminan Aktiva Tetap (X3)

Penjaminan aktiva tetap adalah besarnya aktiva yang dijaminkan oleh

kreditur untuk menjamin pinjamannya. Semakin besar aktiva yang dijaminkan,

maka akan banyak dana yang digunakan untuk menjamin kelangsungan

pemakaian penjaminan aktiva tetap. Menurut teori keagenan, masalah keagenan

terjadi antara manajer dan pemegang saham. Penjaminan aktiva tetap merupakan

perbandingan antara rasio total aktiva tetap bersih dengan total aktiva. Penjaminan

aktiva tetap dihitung dengan rumus (Endang dan Minaya, 2003):

Penjaminan Total Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan


Aktiva Tetap = ________________________________________
Total Aktiva
Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
20

4). Tingkat Pertumbuhan (X4)

Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilihat dari profitabilitas

perusahaan yang meningkat setiap tahunnya. Semakin baik profitabilitas suatu

perusahaan maka tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dikatakan semakin

meningkat. Semakin besar peningkatan profitabilitas perusahaan, tingkat

pertumbuhan perusahaan dikatakan semakin meningkat. Tingkat pertumbuhan

perusahaan dihitung dengan rumus (Endang dan Minaya, 2003):

g = r x RoE

Keterangan :

g : Tingkat pertumbuhan perusahaan


r : Rasio penahanan laba (profitretention rate)
RoE : Tingkat pengembalian ekuitas
5). Ukuran Perusahaan (X5)
Ukuran perusahaan mencerminkan ukuran berdasarkan kapitalisasi

pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan mudah dapat masuk ke

pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk

pembiayaannya sementara perusahaan kecil yang masih baru akan mengalami

banyak kesulitan untuk masuk ke pasar modal dan kemampuannya untuk

meningkatkan modal adalah terbatas, dan untuk membiayai operasinya

perusahaan harus menahan laba lebih banyak. Perusahaan yang sudah mantap

akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil

atau yang masih baru (Nuringsih : 2005)

Ukuran perusahaan = Natural log Total Assets.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
21

6). RoA (Return on Assets)

Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan

pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja

manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.

Rasio ini dihitung dengan dengan rumus (Sartono, 2001:123).

Laba bersih setelah Pajak


RoA = 100%
Total Aktiva

7). RoE (Return on Equity)

Return on Equity (RoE) adalah rasio yang mengukur tingkat kembalian

perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Sartono,2001:124).

Laba bersih setelah pajak


RoE = 100%
Modal Sendiri

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan kumpulan elemen yang menjadi pengamatan

dalam suatu atau seluruh kumpulan elemen penelitian yang dapat digunakan

dalam membuat beberapa kesimpulan. Populasi penelitian adalah seluruh

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005-2007. Secara

sederhana sampel adalah bagian dari suatu populasi. Penarikan sampel yang

dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan pendekatan non probability

random sampling dengan metode purpose sampling. Purpose sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria atau perhitungan tertentu.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
22

Adapun kriteria (pertimbangan) penarikan sampel yang digunakan penulis

adalah :

a. Perusahaan yang tetap listing di Bursa Efek Indonesia selama periode

2005-2007.

b. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tiap akhir tahun, selama

periode 2005-2007.

c. Perusahaan mempunyai data kepemilikan manajerial, arus kas

bebas,penjaminan aktiva tetap dan pertumbuhan.

d. Perusahaan yang membayar dividen tunai secara berturut-turut selama

periode 2005-2007.

TABEL 1.1
Proses Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah Sampel

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI 384


2005-2007
2.Perusahaan yang tidak mempunyai (206)
data lengkap kepemilikan
manajerial,arus kas
bebas,penjaminan aktiva tetap,
pertumbuhan, ukuran perusahaan,
RoA dan RoE.
3.Perusahaan yang mempunyai data (146)
lengkap kepemilikan manajerial,arus
kas bebas,penjaminan aktiva tetap,
pertumbuhan, ukuran perusahaan,
RoA dan RoE. tetapi tidak membayar
dividen tunai tahun 2005-2007

Sampel Final 32

Sumber: www.idx.co.id (15 September 2008, diolah)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
23

Tabel 1.2
Nama- Nama Sampel Perusahaan
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 AKRA AKR Corporindo
2 AUTO Astra Otoparts
3 AALI Astra Argo Lestari
4 ASBI Asuransi Bintang
5 ASRM Asuransi Ramayana
6 BDMN Bank Danamon Indonesia
7 BLTA Berlian Laju Tanker
8 BCAP Bhakti Capital Indonesia
9 BHIT Bhakti Investama
10 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada
11 GJTL Gajah Tunggal
12 GEMA Gema Graha Sarana
13 GGRM Gudang Garam
14 HMSP HM Sampoerna
15 INDF Indofood Sukses Makmur
16 ISAT Indosat
17 KAEF Kimia Farma
18 LTLS Lautan Luas
19 LION Lion Metal Works
20 LMSH Lion Mesh Prima
21 TCID Mandom Indonesia
22 MYOR Mayora Indah
23 MTDL Metrodata Elecronics
24 PGAS Perusahaan Gas Negara
25 RALS Ramayana Lestari Sentosa
26 RIGS Rig Tenders Indonesia
27 SMDR Samudera Indonesia
28 SMSM Selamat Sampoerna
29 IKBI Sumi Indokabel
30 TSPC Tempo Scan Pasific
31 TRIM Trimegah Securities
32 YULE Yulie Sekurindo
Sumber: www.idx.co.id, (15 September 2008, diolah)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
24

4. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan situs www.idx.co.id dan

www.e-bursa.com.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak September 2008 sampai dengan Februari

2009.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

bersumber dari data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

data laporan keuangan perusahaan, antara lain neraca, laporan laba / rugi, laporan

arus kas, data kepemilikan manajerial, diperoleh dari hasil publikasi Bursa Efek

Indonesia tentang data emiten, media internet, jurnal-jurnal penelitian, buku-buku

referensi, majalah dan surat kabar lainnya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan

mengumpulkan data pendukung literature, jurnal, skripsi, dan buku-buku referensi

untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data

sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut :

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
25

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data

yang dikumpulkan dan digolongkan kemudian di analisis dan diinterpretasikan

secara obyektif.

b. Analisis Statistik

Pada tahap ini sebelum data-data tersebut dianalisis sebuah model regresi

berganda memenuhi asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik


Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda

sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.

b. Uji Heterokedastisitas

Salah satu asumsi penting model regresi linear klasik adalah

homoskedastisitas, atau penyebaran (scedasticity) sama (homo). Maksudnya

adalah tiap unsur disturbance i, tergantung (conditional) pada nilai yang dipilih

dari variabel yang menjelaskan, adalah suatu angka konstan yang sama dengan 2.

Uji ini digunakan untuk menguji apakah gangguan (disturbance) i yang muncul

dalam fungsi regresi populasi adalah homoskedastisitas atau sebaliknya. Apabila

gangguan (disturbance) yang muncul mempunyai varians yang tidak sama, maka

dapat dikatakan terdapat heteroskedastisitas.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
26

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model sebuah regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terdapat korelasi antar

variabel independen maka dapat dikatakan terdapat masalah multikolinearitas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen. Uji multikolinearitas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor

(VIF) dengan ketentuan:

1) Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius,

2) Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi-

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini

menggunakan Durbin Watson (DW) Test.

2. Metode Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari

kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap dan pertumbuhan

terhadap Kebijakan Deviden. Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka

peneliti menggunakan bantuan program Software SPSS 16.0 for window (Statistic

Product and Social Sciences). Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Yi = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +b5x5 + b6X6 +b7X7+ e


Keterangan :
Y = Kebijakan deviden ( deviden payout ratio)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
27

a = Konstanta

X1 = Kepemilikan manajerial

X2 = Arus kas bebas

X3 = Penjaminan aktiva tetap

X4 = Pertumbuhan

X5 = Ukuran Perusahaan

X6 = ROA

X7 = ROE

b1234567 = Koefisien regresi variabel

e = Error

3. Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya

persentase sumbangan kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva

tetap dan pertumbuhan terhadap variabel kebijakan dividen, dimana 0< R2 <1. hal

ini berarti bahwa nilai R2 yang semakin mendekati 1 merupakan indikator yang

menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen.

4. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan

digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Uji Signifikansi Simultan (Uji -F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat.Bentuk pengujiannya adalah:

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
28

Ho : b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya variabel kepemilikan manajerial, arus

kas bebas,penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA

dan RoE tidak berpengaruh terhadap variabel kebijakan dividen.

Ha : b1, b2, b3, b4, b5, b6 = 0, artinya variabel kepemilikan manajerial, arus

kas bebas,penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA

dan RoE berpengaruh terhadap variabel kebijakan dividen

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F hitung F tabel pada = 5 %

Ha diterima jika F hitung > F tabel pada = 5 %

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji -t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : I = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel kepemilikan manajerial, arus kas bebas,penjaminan aktiva

tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE terhadap variabel

kebijakan dividen.

Ha : I 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel dari variabel kepemilikan manajerial, arus kas bebas,penjaminan

aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE terhadap

variabel kebijakan dividen.

Pengujian menggunakan Uji-t dengan tingkat pengujian (level of test) pada = 5

% dan derajat kebebasan (n-k).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
29

Ho diterima jika t tabel t hitung t tabel

Ha diterima jika t hitung > t tabel dan t hitung < - t tabel

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
30

BAB II
URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan deviden telah

banyak dilakukan. Sartono (2001), meneliti tentang hubungan antara kepemilikan

manajerial, utang, dan kebijakan dividen: pengujian empirik teori keagenan

(agency theory). Penelitian menggunakan 232 perusahaan dengan periode tahun

1995-1998. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa :

1. Kebijakan dividen tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap

kepemilikan manajerial.

2. Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap utang.

3. Kepemilikan manajerial dan utang memiliki hubungan yang signifikan

terhadap kebijakan dividen.

Hatta (2002), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

deviden. Dengan menggunakan sampel 86 perusahaan manufaktur yang tercatat di

Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menemukan :

1. Terdapat hubungan antara rasio pembayaran dividen dengan fokus

perusahaan, total aset, kepemilikan manajerial, jumlah pemegang saham

biasa, arus kas bebas dan tingkat pertumbuhan.

2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah pemegang saham

biasa, arus kas bebas, dan tingkat pertumbuhan terhadap rasio pembayaran

dividen.

3. Terdapat hubungan yang positif antara besarnya perusahaan dengan rasio

pembayaran dividen.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
31

Taswan (2003), menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan

utang dan dividen terhadap nilai perusahaan serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya, dengan menggunakan 95 sampel perusahaan di Bursa Efek

Jakarta. Alat analisa yang digunakan adalah regresi, dengan evaluasi asumsi

structural equation modeling (SEM). Hasil penelitian menemukan bahwa :

1. Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap

kebijakan dividen.

2. Profitabilitas mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap hutang.

3. Tingkat pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan resiko perusahaan tidak

mempunyai hubungan yang signifikan.

Endang dan Minaya (2003), menganalisis pengaruh kepemilikan

manajerial, dispersion of ownership,, penjaminan aktiva tetap,arus kas bebas, dan

tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan deviden. Dengan sampel 12

perusahaan manufaktur periode 2000-2002. Hasil penelitian menemukan bahwa :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial dan

tingkat pertumbuhan terhadap kebijakan dividen,

2. Dispersion of ownership,arus kas bebas, dan penjaminan aktiva tetap tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel bebas dalam

penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan

dividen (dividend payout ratio).

Suherly dan Sofyan (2004), meneliti faktor-faktor penentu kebijakan

dividen, dengan sampel 85 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta

periode 1998-2001. Hasil penelitian menemukan :

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
32

1. Arus kas bebas dan total asset berpengaruh positif signifikan terhadap

kebijakan dividen.

2. Tingkat leverage, pertumbuhan, dan pemegang saham, tidak berpengaruh

signifikan terhadap kebijakan dividen.

Nuringsih (2005), menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial,

kebijakan hutang, RoA dan ukuran perusahaan terhdap kebijakan dividen, dengan

sampel 60 perusahaan sektor manufaktur tahun 1995-1996. hasil penelitian

menemukan:

1. Terdapat pengaruh positif antar kepemilikan manjerial dengan kebijakan

dividen.

2. Variabel hutang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

3. Variabel RoA berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.

B. Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih

orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas

nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan

yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan

yang sama untuk memaksimumkan utilitas, maka diyakini agen akan bertindak

dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal ( Keown : 2000).

Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan baik antara manajer

dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antar pemegang saham,

kreditur dan manajer disebabkan adanya hubungan keagenan atau agency

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
33

relationship. Pihak prinsipal dapat membatasi perbedaan kepentingannya dengan

memberikan tingkat insentif yang layak kepada agen dan harus bersedia

mengeluarkan biaya pengawasan atau monitoring cost untuk mencegah

penyimpangan (hazard) dari agen. Hal tersebut dinamakan dengan biaya

keagenan atau agency cost (Keown : 2000). Secara umum tidak mungkin bagi

prinsipal atau agen, pada tingkat biaya sebesar nol, dapat menjamin bahwa agen

akan membuat keputusan optimal dari sudut pandang prinsipal.

Pada suatu perusahaan, konflik kepentingan ini terjadi antara manajemen

dan pemegang saham atau stockholders. Konflik kepentingan tersebut dapat

timbul dari adanya kelebihan aliran kas atau excess cash flow. Kelebihan arus kas

cenderung akan diinvestasikan melebihi tingkat yang optimum dan sering

digunakan untuk konsumsi secara berlebihan yang tidak ada kaitannya dengan

kegiatan utama perusahaan atau excessive perquisites. Konflik tersebut juga dapat

disebabkan perbedaan antara pemegang saham yang lebih menyukai investasi

yang berisiko tinggi dengan harapan memperoleh return yang tinggi, sementara

manajemen lebih memilih investasi dengan resiko lebih rendah untuk melindungi

posisinya (Keown, 2000: 609)

Ada beberapa alternatif untuk mengurangi konflik kepentingan dan biaya

keagenan atau agency cost :

1. Meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen.

Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan

kepentingan pemegang saham.

2. Meningkatkan rasio deviden terhadap laba bersih atau dividend payout

ratio, dengan demikian akan memperkecil jumlah aliran kas bebas atau

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
34

free cash flow sehingga manajemen harus mencari sumber dana eksternal

untuk pembiayaan investasi. Pengertia arus kas bebas itu sendiri adalah

ketersediaan dana dalam jumlah yang melebihi kebutuhan untuk

pendanaan investasi yang menguntungkan. Apabila laba yang diperoleh

dibagi sebagai deviden, maka kebutuhan investasi harus dicari dari sumber

dana eksternal. Pembiayaan eksternal ini akan meningkatkan pengawasan

oleh pihak eksternal seperti pengawas pasar modal, banker investasi, atau

investment banker dan investor.

3. Meningkatkan pendanaan dengan utang. Peningkatan utang akan

menurunkan skala konflik antara pemegang saham dan manajemen.

Apabila perusahaan memerlukan kredit, maka harus siap untuk dievaluasi

dan dimonitor oleh pihak eksternal dan akan mengurangi konflik antara

manajemen dengan pemegang saham. Disamping itu, utang juga dapat

mengurangi kelebihan aliran kas atau excess cash flows yang ada dalam

perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen.

C. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham

perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang

saham perusahaan. Dalam laporan keuangan, keadaan ini ditunjukkan dengan

besarnya persentase kepemilikan saham perusahaan oleh manajer. Karena hal ini

merupakan informasi penting bagi pengguna laporan keuangan maka informasi ini

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
35

akan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Adanya kepemilikan

manajerial menjadi hal yang menarik jika dikaitkan dengan agency theory.

Dalam kerangka agency theory, hubungan antara manajer dan pemegang

saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Keown, 2000).

Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis demi kepentingan

principal. Manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal. Untuk

menajamin agar para manajer melakukan hal yang terbaik bagi para pemegang

saham secara maksimal, perusahaan harus menanggung biaya keagenan (Agency

Cost), yang dapat berupa :

1. Pengeluaran untuk memantau tindakan manajemen,

2. Pengeluaran untuk menata struktur organisasi sehingga kemungkinan

timbulnya perilaku manajer yang tidak dikehendaki semakin kecil,

3. Biaya kesempatan karena hilangnya kesempatan memperoleh laba sebagai

akibat dibatasinya kewenangan manajemen sehingga tidak dapat

mengambil keputusan secara tepat waktu, padahal seharusnya hal tersebut

dapat dilakukan jika pemilik manajer juga menjadi pemilik perusahaan

atau disebut juga kepemilikan manajerial (Insider ownership).

Begitu juga bila pemegang saham sekaligus pemegang kendali perusahaan

(manajemen), sepanjang manajer mengharapkan efek kesejahteraan yang lebih

pada keputusannya, maka semakin besar kepemilikan oleh insider akan semakin

menurunkan agency cost.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
36

D. Arus Kas Bebas

Nilai aktiva (atau keseluruhan perusahaan) ditentukan oleh arus kas yang

dihasilkan aktiva tersebut. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi

arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena

kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan. Arus

kas yang dihasilkan perusahaan dibagi ke dalam 3 kelompok utama

(Brigham,2001) yaitu:

1. Arus Kas dari Kegiatan Operasi

Arus kas perusahaan dari kegiatan operasi terdiri atas; (1) pengumpulan

kas berasal dari konsumen, (2) pembayaran kepada pemasok untuk pembelian

bahan baku,(3) arus kas keluar dari kegiatan operasi lainnya, seperti beban

pemasaran dan administrasi, serta pembayaran bunga dan (4) pembayaran tunai

untuk pajak.

2. Arus Kas dari Kegiatan Investasi

Arus kas dari penerimaan atau pembayaran investasi yang mencakup;

penerimaan dari pengeluaran saham baru, peningkatan pinjaman, pembayaran

kembali pokok pinjaman, pembayaran dividen saham biasa.

3. Arus Kas dari Kegiatan Pembiayaan

Arus kas dari kegiatan pembiyaan mencakup kas yang diperoleh selama

tahun berjalan dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang,

atau saham. Selain itu, karena pembayaran dividen atau kas yang digunakan untuk

membeli kembali saham atau obligasi menurunkan kas perusahaan, maka

transaksi semacam itu dimasukkan di sini.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
37

Konflik keagenan juga muncul karena perusahaan menghasilkan arus kas

bebas ( free cash flow) yang sangat besar. Yang dimaksud dengan arus kas bebas

adalah aliran kas bersih yang tidak dapat diinvestasikan kembali karena tidak

tersedia kesempatan investasi yang profitable (Sartono : 2001). Arus kas bebas

berasal dari arus kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan. Semakin kecil

arus kas bebas menunjukkan semakin kecil laba perusahaan digunakan untuk

membiayai aktiva perusahaan. Oleh sebab itu arus kas bebas memiliki hubungan

yang positif terhadap kebijakan dividen.

E. Penjaminan Aktiva Tetap

Penggunaan hutang diharapkan juga dapat mengurangi konflik keagenan.

Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham

sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban bunga secara periodik.

Selain itu perusahaan sebagai kreditur menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan

pinjamannya. Besarnya aktiva tetap yang digunakan kreditur sebagai jaminan

disebut collaterizable assets. Penjaminan aktiva tetap adalah aktiva dalam bentuk

properti, surat berharga, atau harta lain yang telah terikat sebagai jaminan untuk

mendukung penerbitan obligasi, surat utang, atau pinjaman. Semakin besar

collaterizable assets, semakin besar dana perusahaan yang diinvestasikan pada

aktiva tetap, sehingga semakin kecil deviden yang dibagikan (Endang dan

Minaya: 2003).

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
38

F. Pertumbuhan

Pertumbuhan perusahaan merupakan variable yang dipertimbangkan

dalam keputusan dividen. Keputusan pembagian dividen merupakan suatu

masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan. Manajemen sering mengalami

kesulitan untuk memutuskan apakah akan membagi dividennya atau akan

menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang

menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan (growth) perusahaan.

Perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang pesat akan membutuhkan

dana investasi yang lebih besar. Peluang-peluang pertumbuhan yang lebih besar

akan mengurangi pembayaran deviden, karena earning yang dihasilkan digunakan

untuk investasi guna meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu,

pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh kuat pada kebijakan penahanan laba,

atau dengan semakin besar pertumbuhan perusahaan, semakin kecil jumlah

dividen yang dibagikan kepada pemegang saham.

G. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan (Firm size) mencerminkan besar kecilnya perusahaan

berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan

mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari

luar untuk pembiayaannya sementara perusahaan kecil yang masih baru akan

mengalami banyak kesulitan untuk masuk ke pasar modal dan kemampuannya

untuk meningkatkan modal adalah terbatas, dan untuk membiayai operasinya

perusahaan harus menahan laba lebih banyak. Perusahaan yang sudah mantap

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
39

akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil

atau yang masih baru (Nuringsih :2005).

H. Return on Assets (RoA)

Return on Assets (RoA) yang sering disebut juga sebagai Return on

Investment (RoI) digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio

ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang lainnya. RoA

atau RoI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba bersih setelah pajak

terhadap total aktiva. Semakin besar RoA atau RoI menunjukkan kinerja yang

semakin baik, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Aktiva suatu

perusahaan didanai oleh pemegang saham dan kreditor, sehingga aktiva tersebut

akan menjadi modal kerja bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya.

Sedangkan hasil usaha perusahaan dinyatakan dalam bentuk laba bersih setelah

pajak (Sartono, 2001:123).

I. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (RoE) yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak

terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran modal pemilik,

laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semakin

tinggi RoE menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri

untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. RoE digunakan untuk mengukur

tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
40

keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan

(Sartono,2001:124).

G. Kebijakan Dividen

1. Pengertian

Sartono (2000), mendefinisikan kebijakan deviden sebagai: Keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham

sebagai deviden atau akan ditahan dalam retained earnings guna membiayai

investasi di masa datang.

Dari definisi diatas, dapat kita lihat bahwa kebijakan deviden dipengaruhi

dua kepentingan yang saling bertolak belakang, yaitu kepentingan pemegang

saham dengan dividennya, dan kepentingan perusahaan untuk melakukan

reinvestasi dengan menahan laba. Dari sisi pemegang saham, dividen merupakan

salah satu motivator untuk menanamkan dana di pasar modal. Pemegang saham

lebih memilih dividen yang berupa kas dibandingkan dengan capital gain.

Perilaku ini diakui oleh Gordon-Lintner sebagai the bird in the hand theory

bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara.

Selain itu pemegang saham juga dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dengan

menilai besarnya dividen yang dibagikan. Sedangkan dari sisi perusahaan,

kebijakan dividen sangat penting, karena jika perusahaan memilih untuk

membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan

perusahaan, dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal

financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang

diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
41

2. Kebijakan Pembagian Dividen

Menurut (Sutrisno, 2001: 304) ada beberapa bentuk dividen yang akan

dibagikan kepada pemegang saham antara lain:

1. Pembagian dividen secara tunai atau cash dividend. Pembagian dividen secara

tunai terdiri dari beberapa bentuk yaitu:

a. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil

Kebijakan pemberian yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara

tetap per lembarnya untuk jangka tertentu walaupun laba yang diperoleh

perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa

tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan

peningkatannya mantap dan stabil, maka dividen juga akan ditingkatkan

untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa tahun. Kebijakan

pemberian deviden yang stabil ini banyak dilakukan oleh perusahaan,

karena beberapa alasan, yaitu: (1) dapat meningkatkan harga saham, sebab

dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai risiko lebih

kecil, (2) dapat memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan

mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, (3) dapat menarik

investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan konsumsi, sebab

dividen selalu dibayarkan.

b. Kebijakan Dividen Meningkat

Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada

pemegang saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan

pertumbuhan yang stabil.

c. Kebijakan Dividen dengan Ratio yang Konstan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
42

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba

yang diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh

semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba

kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar yang digunakan sering

disebut dividend payout raio.

d. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler yang Rendah ditambah Ekstra

Kebijakan dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran

dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan

ekstra dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.

2. Pembagian Stock Deviden

Salah satu kebijakan yang bisa diambil oleh perusahaan adalah dengan

dengan memberikan dividen tidak dalam bentuk uang, tetapi dividen diberikan

dalam bentuk saham. Artinya pemegang saham akan diberi tambahan saham

sebagai pengganti cash dividen. Pemberian stock dividen tidak akan mengubah

besarnya jumlah modal sendiri, tetapi akan mengubah komposisi modal sendiri

perusahaan yang bersangkutan. Karena pada dasarnya pemberian stock dividen ini

akan mengurangi pos laba ditahan di neraca dan akan ditambahkan ke pos modal

saham.

3. Kebijakan Stock Split

Apabila harga pasar saham suatu perusahaan terlalu tinggi, mengakibatkan

banyak investor kurang berminat terhadap saham perusahaan. oleh karena itu

perusahaan bisa mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan jumlah lembar

saham melalui stock split yaitu pemecahan nilai nominal saham kedalam nilai

nominal yang lebih kecil. Dengan stock split ini jumlah lembar saham menjadi

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
43

lebih banyak, maka mengakibatkan harga saham turun. Oleh karena itu dengan

stock split harga saham menjadi lebih murah, sehingga harga pasar masih dalam

trading range tertentu.

4. Kebijakan Repurchase Stock

Repurcahse stock adalah pembelian kembali saham-saham perusahaan

yang dimiliki oleh pemegang saham atau investor.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan

dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain adalah (Sutrisno,

2001: 304) :

1. Posisi Solvabilitas Perusahaan

Perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang

menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan

laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur

modal perusahaan.

2. Posisi likuiditas Perusahaan

Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu

bila perusahaan membayarkan deviden berarti harus bisa menyediakan uang kas

yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi

perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout

rationya kecil, sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun

perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenerung memberikan

dividen lebih besar.

3. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
44

Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang,

yaitu hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus

segera dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang

tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar,

semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah

dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu dengan

jatuh temponya hutang, berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif

mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau meroll-over hutang,

dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan.

Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio.

4. Rencana Perluasan

Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya

pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan

oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat

perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk

membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut

bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri, yang berasal dari

pemilik, dan juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba

yang ditahan. Dengan demikian, semakin pesat perluasan yang dilakukan

perusahaan, semakin kecil dividend payoutnya.

5. Kesempatan Investasi

Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi,

semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
45

memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik,

maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.

6. Stabilitas Pendapatan

Perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan

kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang

pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu

menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang

pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk

berjaga-jaga.

7. Pengawasan Terhadap Perusahaan

Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap

perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri,

kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi

kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Jika dibelanjai dari

hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak

membagi dividennya agar pengendalian tetap berada ditangannya.

D. Teori-Teori Kebijakan Dividen

(Keown, 2000: 607) menyatakan ada beberapa teori yang mendasari kebijakan

dividen, antara lain:

1. Teori Ketidak Relevanan Dividen (Devidend Irrelevance Theory)

Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa

kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai

perusahaan maupun biaya modalnya. Penganjur utama teori ini adalah Merton

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
46

Miller dan Franco Modigliani (MM). Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu

perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba

serta resiko bisnisnya, dengan kata lain, nilai suatu perusahaan tergantung semata-

mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana

pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan (atau

pertumbuhan). Asumsi asumsi yang digunakan :

1. Tidak terdapat pajak pendapatan perseorangan atau perusahaan.

2. Tidak terdapat biaya emisi atas jual beli saham.

3. Tingkat leverage keuangan tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya

modal.

4. Para investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang

prospek (masa depan) perusahaan.

5. Distribusi pendapatan mempunyai pengaruh terhadap biaya ekuitas

perusahaan.

2. Teori Bird In the Hand

Kepercayaan bahwa kebijakan deviden perusahaan merupakan hal yang

tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa

pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda

besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Hal ini disebabkan karena

dividen lebih bisa diramalkan daripada pendapatan modal, manajemen dapat

mengontrol dividen, tapi tak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin

akan menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dari dividen.

Mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo

laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
47

akan terwujud sebagai dividen dimasa yang akan datang (it can fly away).

Pandangan yang mengatakan deviden lebih pasti dari pada perolehan modal,

disebut bird in the hand theory (teori burung ditangan).

3. Dividen Rendah Meningkatkan Nilai Saham

Pandangan ketiga adalah deviden yang rendah mempengaruhi harga

saham, sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini didasarkan pada

perbedaan perlakuan pajak antara pendapatan deviden dan perolehan modal.

Setiap investor harus membayar pajak pendapatan untuk memaksimumkan

pengembalian setelah pajak atas investasi, investor berusaha meminimumkan

tingkat pajak atas pendapatan, atau menunda pembayaran pajak jika

memungkinkan.

Saham yang memungkinkan penundaan pajak (deviden rendah perolehan

modal tinggi) mungkin akan dijual pada harga premi yang relatif sama terhadap

saham yang telah dikenakan pajak. Oleh karena itu, dividen yang rendah akan

membantu investor menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return

setelah pajak atas investasinya, sedangkan dividen yang tinggi akan meningkatkan

pembayaran pajak pendapatan investor, sehingga return setelah pajak yang

diperolehnya berkurang. Berdasarkan logika pemikiran tersebut, kebijakan

dividen rendah akan meningkatkan harga saham perusahaan.

4. Teori Dividen Residu

Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen dibayar

dari kapital yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan.

Jika perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung

mempengaruhi keputusan dividen, maka perusahaan harus menerbitkan jumlah

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
48

sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk

kegiatan investasi.

Perusahaan umumnya menetapkan empat langkah berikut ketika mengambil

keputusan atas rasio pembagian dividennya:

1. Menentukan anggaran barang modal yang optimal.

2. Menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk membiayai anggaran

tersebut.

3. Sedapat mungkin menggunakan laba yang ditahan untuk memenuhi

penyertaan modal (ekuitas) dan;

4. Membayar dividen hanya jika lebih banyak laba yang tersedia daripada

yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal optimal. Kata residual

mengandung arti sisa, dan kebijakan dividen residual menyiratkan

bahwa dividen sebaiknya dibayarkan jika ada laba yang tersisa.

Dasar dari kebijakan residual adalah investor lebih menginginkan

perusahaan menahan dan menginvestasikan kembali laba daripada

membagikannya dalam bentuk dividen apabila laba yang diinvestasikan kembali

tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian

laba yang dihasilkan sendiri oleh investor dari investasi lain dengan resiko yang

sebanding.

5. Teori dividen Isyarat (Devidend Signaling Theory)

Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan (Brigham, 2001: 13).

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
49

Devidend signaling theory merupakan suatu teori yang mendasari dugaan

bahwa pengumuman deviden tunai mempunyai kandungan informasi yang

mengakibatkan adanya reaksi harga saham. Teori ini menjelaskan bahwa

informasi tentang perubahan dividen yang dibayarkan digunakan oleh investor

sebagai signal tentang prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini

disebabkan adanya asymmetric information antara manajer dengan investor,

sehingga para investor menggunakan kebijakan dividen sebagai indikator tentang

prospek perusahaan. Peningkatan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai

signal yang menguntungkan, sehingga meimbulkan reaksi harga saham yang

positif. Sebaliknya penurunan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal

bahwa prospek perusahaan kurang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi

harga saham yang negatif (Scott, 2000: 409).

Manajer sebagai orang dalam yang mempunyai informasi yang lengkap

tentang arus kas perusahaan akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas

mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan yang

tepat untuk melakukannya. Kenaikan dividen yang dibayarkan dapat

menimbulkan isyarat yang jelas kepada pasar bahwa prospek perusahaan telah

mengalami kemajuan.

Suatu isyarat (signal) dapat bermanfaat bagi investor dan pengambil

keputusan apabila memenuhi empat hal, yaitu:

1. Manajemen harus selalu mempunyai dorongan yang tepat untuk

mengirimkan isyarat yang jujur, walaupun beritanya buruk.

2. Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses tidak mudah diterima oleh

pesaingnya yang kurang sukses.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
50

3. Isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan kejadian

yang dapat diamati. (misalnya deviden yang lebih tinggi saat ini akan

dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang).

4. Tidak menekan biaya pada pengiriman isyarat yang efektif.

Penggunaan dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang nyata

kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa yang akan datang

merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti. Hanya perusahaan-

perusahaan yang prospeknya baik dapat melakukan hal ini. Sedangkan

perusahaan-perusahaan yang kurang sukses tidak dapat melakukan hal yang sama

untuk meniru cara ini, karena tidak mempunyai arus yang cukup untuk

melakukannya. Dengan demikian pasar akan bereaksi terhadap perubahan dividen

yang dibayarkan, karena pasar yakin bahwa pemberi isyarat adalah perusahaan

yang sukses (Keown, 2000).

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
51

BAB III
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat

memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung

pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam

upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan

Pasar Modal Indonesia yang stabil.

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat sebagai berikut:

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
52

1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia

oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. Tahun 1914 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

3. Tahun 1925 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama

dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.

4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di

Semarang dan Surabaya ditutup.

5. Tahun 1942 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang

Dunia II

6. Tahun 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat

Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman

Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).

Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)

7. Tahun 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek

semakin tidak aktif.

8. Tahun 1956 1977 :Perdagangan di Bursa Efek vakum. 10 Agustus 1977 :

Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan

dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus

diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal

ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten

pertama.

9. Tahun 1977 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah

emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih

instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
53

10. Tahun 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES

87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan

Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.

11. Tahun 1988 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar

Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat

meningkat.

12. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan

organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES

88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan

beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.

14. Tanggal 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan

dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek

Surabaya.

15. Tanggal 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi

Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

16. Tanggal 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan

dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

17. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No. 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan

mulai Januari 1996.

18. Tahun 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek

Surabaya.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
54

19. Tahun 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

20. Tahun 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh

(remote trading).

21. Tahun 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek

Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Awalnya, Bursa Efek Jakarta yang mulai beroperasi sejak Agustus 1977

berjalan agak tersendat-sendat mengingat pada saat itu jumlah perusahaan yang go

public hanya bertambah dalam hitungan jam selama sepuluh tahun pertama. Minat

investor masih sangat terbatas, mengingat belum banyak yang memahami

berinvestasi di pasar modal. Hal ini dapat dimengerti mengingat kegiatan pasar

modal merupakan kegiatan yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Di

samping itu berinvestasi di pasar modal merupakan investasi yang mempunyai

resiko sehingga investor perlu berhati-hati sebelum menanamkan uangnya di pasar

modal. Keadaan demikian menyebabkan indeks harga saham hanya bergerak di

sekitar 60-100 dan nilai perdagangan setiap hari rata-rata tidak lebih dari Rp

50.000.000.

Kemudian pada tahun 1988 keadaan mulai berubah sejak pemerintah

meluncurkan berbagai deregulasi antara lain diperbolehkannya investor asing

berinvestasi di pasar modal, tidak adanya batasan fluktuasi harga saham di bursa

efek. Hal ini dapat dilihat dari indeks harga saham yang melejit menjadi 305 atau

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
55

meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan kurun waktu sepuluh tahun

pertama.

Nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp. 120.000.000 atau meningkat

lebih dari dua kali lipat. Kenaikan dramatis ini diikuti dengan meningkatnya

jumlah perusahaan go public pada tahun 1989 menjadi 56 atau meningkat lebih

dari dua kali lipat dibandingkan kurun waktu 10 tahun pertama. Perkembangan ini

berlanjut sehingga pada tahun 1993 Bursa Efek Jakarta mencapai pertumbuhan

yang sangat mengesankan 114,62 %. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan

nomor tiga yang tertinggi di bursa-bursa Asia yang hanya dapat disaingi oleh

Hongkong dan Philipina.

Tahun 1994 merupakan tahun tantangan bagi Bursa Efek Jakarta akibat

perkembangan faktor eksternal seperti keputusan yang dilakukan oleh Federal

Reserve Bank yang sepanjang tahun 1994 menaikkan suku bunga beberapa kali

yang secara keseluruhan mencapai 25 %.

Perubahan suku bunga ini mau tidak mau berpengaruh pada kinerja Bursa

Efek Jakarta. Hal ini dapat dilihat bahwa pada akhir tahun 1994 IHSG Bursa Efek

Jakarta menurun sebesar 20,23% yang dihitung dari IHSG tahun 1993.

Selanjutnya IHSG naik dari 469,64 pada akhir Desember 1994 menjadi 519,57

pada akhir Desember 1995. Perkembangan faktor eksternal ini tidak hanya terasa

pada Bursa Efek Jakarta tetapi juga mempengaruhi bursa lainnya di dunia.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
56

C. Profil Perusahaan

Tabel 3.1 berikut menunjukkan profil perusahaan secara ringkas. Tabel ini

akan memperlihatkan jenis bisnis yang dikelola, tahun berdiri, serta status hukum

dari masing-masing emiten yang menjadi sampel penelitian.

Tabel 3.1
Profil Perusahaan
No Kode Nama Emiten Berdiri Listing Bussiness Status
Astra Argo
1 AALI 03/10/1988 09/12/1997 Plantations PMDN
Lestari
Distributor of
AKR
2 AKRA 28/11/1994 03/01/1997 chemical PMA
Corporindo
products
3 AUTO Astra Otoparts 20/09/1991 15/06/1998 Automotive PMDN
Asuransi General
4 ASBI 17/03/1955 29/11/1989 PMDN
Bintang Insurance
Asuransi General
5 ASRM 06/08/1956 19/03/1990 PMDN
Ramayana Insurance
Bank Danamon
6 BDMN 1989 Banking PMDN
Indonesia
Berlian Laju Transportation
7 BLTA 12/03/1981 26/03/1990 PMDN
Tanker services
Broker Dealer
Bhakti Capital
8 BCAP 15/07/1999 08/06/2001 and PMDN
Indonesia
Underwriter
Holding
Bhakti company and
9 BHIT 02/11/1989 24/111997 PMDN
Investama investment
company
Citra Marga
Toll road
10 CMNP Nusaphala 15/10/1987 10/01/1995 PMDN
operator
Persada
11 GJTL Gajah Tunggal 10/07/1951 08/05/1990 Tire PMDN
Gema Graha
12 GEMA 12/08/2002 Trade PMDN
Sarana
Cigarette
13 GGRM Gudang Garam 12/05/1958 27/08/1990 PMDN
manufacturer
Cigarette
14 HMSP HM Sampoerna 20/07/1913 15/08/1990 PMDN
manufacturer
Indofood Sukses Producer of
15 INDF 14/08/1990 14/07/1994 PMA
Makmur instant noodles

International
16 ISAT Indosat 10/11/1967 19/10/1994 telecommunicat PMDN
ion services
Produce
17 KAEF Kimia Farma 23/01/1969 04/07/2001 BUMN
material
Distributor and
18 LTLS Lautan Luas 13/07/1951 21/07/1997 manufacturer PMDN
chemicals
Lion Metal Metal office
19 LION 16/08/1972 20/08/1993 PMDN
Works equipment

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
57

Lanjutan
Tabel 3.1
Profil Perusahaan
No Kode Nama Emiten Berdiri Listing Bussiness Status
Steel wires and
20 LMSH Lion Mesh Prima 14/12/1982 104/06/990 PMDN
welded wires
Cosmetics,
Mandom
21 TCID 05/11/1969 30/10/1993 perfume and PMA
Indonesia
plastic goods
Processed Food
22 MYOR Mayora Indah 17/02/1977 04/07/1981 PMDN
Manufacturer)
Distributor and
Metrodata manufacture of
23 MTDL 17/02/1983 09/04/1990 PMDN
Elecronics computer
product
Perusahaan Gas Utility of natural
24 PGAS 30/05/1996 15/12/2003 BUMN
Negara gas
Ramayana Department
25 RALS 14/12/1983 24/07/1996 PMDN
Lestari Sentosa store
Offshore
Rig Tenders 05/03/199
26 RIGS 12/06/1974 shipping PMA
Indonesia 0 services
Samudera Transportation
27 SMDR 13/11/1964 05/07/1999 PMDN
Indonesia services
Automotive
Selamat
28 SMSM 19/01/1976 09/09/1996 parts PMDN
Sampoerna
manufacturer
29 IKBI Sumi Indokabel 23/07/1981 21/01/1991 Cables PMA

Trimegah Equity Sales,


30 TRIM 02/05/1990 31/01/2000 PMDN
Securities Fixed Income,
Tempo Scan Manufacturer,
31 TSPC 20/05/1970 17/06/1994 PMDN
Pasific pharmaceutical
Broker Dealer,
32 YULE Yulie Sekurindo 08/08/1989 10/12/2004 PMDN
Underwriter
Sumber: www.e-bursa (20 Januari 2009)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
58

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang ada

dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan secara objektif.

Tabel 4.1
Rata-rata DPR, INSIDER, FCF,GROWTH, F. SIZE, RoA DAN RoE
Pada perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2005-2007
KODE RATA-RATA
PERUSAHAAN DPR INSIDER FCF COLLAS GROWTH F.SIZE RoA RoE
AALI 64,9 0,03 16,2 51 13 29 28 35,8
AKRA 31,4 0,31 5,13 50 9,1 28,6 5,63 13,2
ASBI 64,3 8,77 -4,6 26 2,3 26,9 -1,4 7,11
ASRM 41,5 54,4 6,12 4 10 26,1 6,79 17,5
AUTO 29,3 0,05 6,35 37 12 28,8 10,6 17,4
BDMN 52,5 0,03 -5,1 4,9 8,2 32 2,31 17,1
BLTA 17,2 0,06 6,1 70 26 30 8,84 31,2
BCAP 45,2 0,01 8,52 2,2 12 27,2 6,88 18,1
BHIT 18,8 4,28 2,55 48 8,1 29,6 22,7 9,2
CMNP 25,1 5,45 4,89 82 6,3 28,4 25,1 15
GJTL 13,3 0,08 4,04 35 7,8 29,7 24,1 8,82
GEMA 26,3 0,26 -2,3 32 9,5 26,3 11,1 12,7
GGRM 59,9 1,12 3,73 18 4,2 30,8 6,4 9,91
HMSP 45,1 2,02 9,18 17 29 30,2 23,7 53
IKBI 32,5 0,09 5,73 11 8 27,1 8,33 12,2
INDF 43,9 0,04 6,61 36 5,8 30,6 2,74 10
ISAT 49,6 0,02 14,8 34 5,5 31,2 4,53 11
KAEF 40,8 0,36 4,28 22 3,3 27,9 3,91 5,69
LTLS 25,6 3,63 -0,7 30 7 28,2 2,75 9,48
LION 26,1 0,15 6,94 0,6 11 26 11,4 14,3
LMSH 8,33 53,7 -0,5 -4,5 11 24,6 8,44 12,2
MYOR 30,7 0,11 5,7 12 6,7 28,1 5,55 9,28
MTDL 29,3 1,27 6,22 -6,4 5,9 27,4 12,6 8,15
PGAS 43,1 0,12 10,3 61 15 30,4 19 26,5
RALS 53,5 3,69 8,85 20 7,8 28,6 12,6 16,8

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
59

Lanjutan

Tabel 4.1
Rata-rata DPR, INSIDER, FCF,GROWTH, F. SIZE, RoA DAN RoE
Pada perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2005-2007
RATA-RATA
KODE
PERUSAHAAN DPR INSIDER FCF COLLAS GROWTH F.SIZE ROA ROE
SMDR 42,7 1,15 10,5 35 8,7 28,9 1,91 11,6
SMSM 51,8 7,72 15 -15 7,7 27,3 9,61 15,8
TCID 42,6 1,1 11,3 3,8 10 27,2 15,8 17,7
TRIM 44,1 3,35 7,43 0,1 11 27,6 8,48 20,3
TSPC 39,7 0,1 10,5 24 8,8 28,6 11,2 14,6
YULE 92,2 0,5 14,5 -1,7 0,3 24,8 3,65 4,2
Sumber : Hasil penelitian, 3 Maret 2009 (diolah)

Keterangan :

DPR = Kebijakan dividen

INSIDER = Kepemilikan manajerial

FCF = Arus kas bebas

GROWTH = Pertumbuhan

F. SIZE = Ukuran perusahaan

RoA = Return on Assets

RoE = Return on Equity

Tabel 4.1 menggambarkan nilai variabe kebijakan dividen, kepemilikan

manajerial, arus kas bebas, pertumbuhan, ukuran perusahaan, ROA dan ROE pada

masing-masing perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia pada periode

penelitian tahun 2005-2007.

Nilai rata-rata kebijakan dividen tertinggi dimiliki oleh PT. Yulie

Sekurindo, Tbk (YULE) yaitu sebesar 92,2%, artinya besarnya laba bersih yang

dibagikan kepada para pemegang saham sebesar 92,2%. Sedangkan nilai rata-rata

terendah dimiliki oleh PT. Gajah Tunggal, Tbk (GJTL) yaitu sebesar 13,3%,

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
60

artinya besarnya laba bersih perusahaan yang dibagikan dalam bentuk dividen

sebesar 13,3%.

Nilai rata-rata variabel kepemilikan manajerial tertinggi dimiliki oleh PT.

Asuransi Ramayana, Tbk (ARSM) yaitu sebesar 54,4%, artinya dari jumlah

keseluruhan saham perusahaan, 54,4% dimiliki oleh direksi dan manajer.

Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Bhakti Capital Indonesia, Tbk

(BCAP) yaitu sebesar 0,01%, artinya dari jumlah keseluruhan saham perusahaan,

0,01% dimiliki oleh direksi dan manajer.

Nilai rata- rata variabel arus kas bebas tertinggi dimiliki oleh PT. Astra

Argo Lestari, Tbk (AALI) yaitu sebesar 16,2%, artinya kas yang tidak

dimanfaatkan karena belum ada kesempatan investasi yang menguntungkan

sebesar 16,2%. Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Bank

Danamon, Tbk (BDMN)yaitu sebesar -5,1%, artinya arus kas bebas perusahaan

mengalami penurunan (negatif) karena kas dimanfaatkan penuh untuk investasi.

Nilai rata-rata variabel penjaminan aktiva tetap tertinggi dimiliki oleh PT.

Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk (CMNP), yaitu sebesar 82%, artinya

besarnya aktiva tetap yang digunakan sebagai jaminan atas hutang perusahaan

sebesar 82%. Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Selamat

Sampoerna, Tbk (SMSM) yaitu sebesar -15% artinya aktiva tetap yang digunakan

untuk penjaminan atas hutang adalah -15%.

Nilai rata-rata variabel pertumbuhan tertinggi dimiliki oleh PT. HM

Sampoerna, Tbk (HMSP) yaitu sebesar 29 %, artinya perusahaan mengalami

pertumbuhan dilihat dari segi laba ditahan dan tingkat pengembalian ekuitas

sebesar 29%. Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Yulie Skurindo,

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
61

Tbk (YULE) yaitu sebesar 0,3%, artinya perusahaan mengalami pertumbuhan

dilihat dari segi laba ditahan dan tingkat pengembalian ekuitas sebesar 0,3%.

Nilai rata-rata variabel ukuran perusahaan tertinggi dimiliki oleh PT. Bank

Danamon, Tbk (BDMN) yaitu sebesar 32, artinya ukuran perusahaan diihat dari

total aset yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 32. Sedangkan nilai rata-rata

terendah dimiliki oleh PT. Rigs Tenders Indonesia, Tbk (RIGS), yaitu sebesar

18,3, artinya ukuran perusahaan diihat dari total aset yang dimiliki oleh

perusahaan sebesar 18,3.

Nilai rata-rata variabel RoA tertinggi dimiliki oleh PT. Citra Marga

Nusaphala Persada, Tbk (CMNP) yaitu sebesar 25,1 %, artinya efektivitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva sebesar

25,1%. Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT Asuransi Bintang,

Tbk (ASBI) yaitu sebesar -1,4%, artinya efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva sebesar -1,4%.

Nilai rata-rata variabel RoE tertinggi dimiliki oleh PT. Astr Argo Lestari,

Tbk (AALI) yaitu sebesar 35,8%, artinya efisien perusahaan menggunakan modal

sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih sebesar 35,8%.

Sedangkan nilai rata-rata terendah dimiliki oleh PT. Yulie Sekurindo, Tbk

(YULE) yaitu sebesar 4,2%, artinya efisien perusahaan menggunakan modal

sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih sebesar 4,2%.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
62

B. Analisis Statistik

1. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan hasil yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),

maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang diantaranya harus memiliki

distribusi data normal, tidak terjadi masalah autokorelasi, multikolinearitas, dan

heterokedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan

kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng dan

dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan searah

mengikuti garis diagonal P-Plot.


Regression Standardized Residual
-2 -1 0 1 2 3 4
0 N = 96
Std. Dev. = 0.962
Mean = 3.89E-16

5
ycneuqerF

10

15

20

Dependent Variable: DPR

Histogram

Gambar 4.1 : Histogram


Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009 (diolah)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
63

Observed Cum Prob


0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
0.0

0.2

borP muC detcepxE


0.4

0.6

0.8

1.0

Dependent Variable: DPR

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 : Normal P-Plot


Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Tabel 4.2
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz
ed Residual
N 96
Normal Parameters a,b Mean ,0000000
Std. Deviation 13,72761599
Most Extreme Absolute ,088
Differences Positive ,088
Negative -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,864
Asymp. Sig. (2-tailed) ,445
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa diagram batang cenderung di

tengah dan berbentuk seperti lonceng, dan pada Gambar 4.2 terlihat titik-titik data

menyebar di sekitar garis diagonal dan penelitian ini memiliki distribusi data

normal atau mendekati normal. Untuk mendapatkan uji normalitas yang lebih

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
64

signifikan maka dalam penelitian ini juga menggunakan uji statistic non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, diperoleh nilai

Asymp.Sig (2-tailed) Unstandardized Residual sebesar 0,445 > 0,05 artinya data

berdistribusi normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk mendapatkan gejala

heterokedastisitas yang lebih signifikan. Dari Tabel 4.3 diperoleh nilai signifikan

variabel-variabel independen lebih besar dari taraf nyata 5%. Dengan demikian

dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heterokedastisitas atau persamaan regresi

tersebut memenuhi asumsi heterokedastisitas.

Tabel 4.3
Uji Glejser
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 26,153 11,278 2,319 ,023
INSIDER -,054 ,075 -,081 -,725 ,470 ,856 1,168
FCF -,032 ,098 -,035 -,331 ,741 ,938 1,066
COLLAS -,007 ,043 -,018 -,158 ,875 ,814 1,229
GROWTH -,271 ,192 -,232 -1,409 ,162 ,395 2,534
F.SIZE -,509 ,416 -,143 -1,224 ,224 ,790 1,267
RoA -,053 ,130 -,050 -,412 ,682 ,723 1,382
RoE ,136 ,148 ,162 ,916 ,362 ,344 2,906
a. Dependent Variable: ABSUT

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya

hubungan linear diantara variable bebas dalam model regresi. Tabel 4.4

menunjukkan tidak ada masalah multikolinearitas dimana hasil uji VIF (Variance

Inflation Factor) menunjukkan nilai kurang dari 10.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
65

Tabel 4.4
Uji multikolineritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 INSIDER ,856 1,168
FCF ,938 1,066
COLLAS ,814 1,229
GROWTH ,395 2,534
F.SIZE ,790 1,267
RoA ,723 1,382
RoE ,344 2,906
a. Dependent Variable: DPR

Sumber: Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi liniear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan penganggu

pada periode sebelumnya. Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan

metode Durbin Watson. Kriteria pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel

4.5.

Tabel 4.5
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < DW < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl DW du
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 dl < DW < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 du DW 4 dl
Tidak ada autokorelasi, positif Tidak ditolak du < DW < 4 dl
atau negatif
Sumber : Situmorang et al (2008 :86)

Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai

berikut:

N = Jumlah sampel = 2008

K = Jumlah variabel bebas = 7

Pada tingkat signifikansi diperoleh du = 1,59 dan dl = 1,78

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
66

Du<dw<4-dl = 1,59<1,625<2,22 (memenuhi kriteria)

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,771a ,595 ,563 14,26315 1,625
a. Predictors: (Constant), RoE, INSIDER, FCF, COLLAS, F.SIZE, RoA,
GROWTH
b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Pada tebel 4.6 menunjukkan bahwa Durbin Watson bernilai 1,625. Hal ini

dapa disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi penelitian

ini.

2. Regresi Linear Berganda

Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Yi = a +b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Tabel 4.7
Hasil Estimasi Regeresi
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 79,075 17,725 4,461 ,000
INSIDER -,274 ,118 -,171 -2,331 ,022
FCF ,302 ,154 ,137 1,964 ,053
COLLAS -,064 ,068 -,071 -,944 ,348
GROWTH -2,995 ,302 -1,071 -9,919 ,000
F.SIZE -1,116 ,654 -,130 -1,706 ,091
RoA -,689 ,204 -,270 -3,384 ,001
RoE 1,826 ,233 ,907 7,843 ,000
a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
67

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi berganda

sebagai berikut :

Y = 79,075 0,274INSIDER + 0,302FCF - 0,064COLLAS -

2,995GROWTH 1,116F.SIZE - 0,689RoA + 1,826RoE + e

Dimana :

Y = Kebijakan Dividen
INSIDER = Kepemilikan Manajerial
FCF = Arus Kas Bebas
COLLAS = Penjaminan Aktiva Tetap
GROWTH = Pertumbuhan
F. SIZE = Ukuran Perusahaan
RoA = Return on Assets
RoE = Return on Equity
Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Konstanta sebesar 79,075 menyatakan bahwa jika nilai kepemilikan

manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran

perusahaan, RoA dan RoE emiten adalah nol, maka kebijakan dividen yang

terjadi adalah sebesar 79,075.

b. Koefisien regresi kepemilikan manajerial (INSIDER) sebesar 0,274

menyatakan bahwa setiap penambahan 1%,- kepemilikan manajerial

(NSIDER) akan menurunkan kebijakan dividen (DPR) sebesar 0,247.

c. Koefisien regresi arus kas bebas (FCF) sebesar 0,302 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1%,- arus kas bebas(FCF) akan menaikkan kebijakan

dividen (DPR) sebesar 0,302.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
68

d. Koefisien regresi penjaminan aktiva tetap (COLLAS) sebesar 0,064

menyatakan bahwa setiap penambahan 1%,- penjaminan aktiva tetap

(COLLAS) akan menurunkan kebijakan dividen (DPR) sebesar 0,064.

e. Koefisien regresi pertumbuhan (GROWTH) sebesar 2,995 menyatakan

bahwa setiap penambahan 1%,- pertumbuhan (GROWTH) akan

menurunkan kebijakan dividen (DPR) sebesar 2,995.

f. Koefisien regresi ukuran perusahaan (F.SIZE) sebesar 1,116 menyatakan

bahwa setiap penambahan Rp.1,- ukuran perusahaan (F.SIZE) akan

menurunkan kebijakan dividen (DPR) sebesar 1,116.

g. Koefisien regresi return on assets (RoA) sebesar 0,869 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1%,- return on assets (RoA) akan menurunkan

kebijakan dividen (DPR) sebesar 0,869.

h. Koefisien regresi return on equity (RoE) sebesar 1,826 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1%,- return on equity (RoE) akan menaikkan kebijakan

dividen (DPR) sebesar 1,116.

Persamaan diatas akan digunakan untuk menjelaskan bagaimana variabel

bebas terhadap variabel terikat secara parsial (Uji-t) dan bagaimana pengaruh

variabel bebas terhadap terikat secara bersamaan (Uji-F) agar dapat menguji

hipotesis yang dikemukakan penulis.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
69

3. Koefisien Determinasi

Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Model Summaryb

Adjusted Std. Error of


Model R R Square R Square the Estimate
1 ,771a ,595 ,563 14,26315
a. Predictors: (Constant), RoE, INSIDER, FCF, COLLAS,
F.SIZE, RoA, GROWTH
b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai Adjusted R Square dalam penelitian ini

adalah 0,563, yang berarti 56,3 % variabel kebijakan dividen bisa dijelaskan oleh

variabel independen (kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva

tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE), sedangkan sisanya

(33,3%) kemungkinan dijelaskan adanya faktor-faktor lainnya, diluar model

seperti jumlah hutang, posisi kas, tingkat inflasi dan faktor-faktor lainnya.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t. Uji F

dilakukan untuk hipotesis penelitian dan menjawab perumusan masalah pertama.

Uji t dilakukan untuk menjawab perumusan masalah kedua.

a. Uji-F

Uji-F dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel

independen (kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktia tetap, dan

pertumbuhan) terhadap variabel dependen (kebijakan dividen).

Bentuk pengujiannya adalah :

H 0 : 1 = 0 , artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
70

Signifikan dari variabel independen (kepemilikan

manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap,

dan pertumbuhan) terhadap variabel dependen

(kebijakan dividen).

H 0 : 1 0 , artinya secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel independen (kepemilikan

manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap,

dan pertumbuhan) terhadap variabel dependen

(kebijakan dividen).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika Fhitung Ftabel pada = 5%

Ho diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5%

Tabel 4.9
Hasil Uji Secara Simultan (Uji-F)
ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 26317,984 7 3759,712 18,481 ,000a
Residual 17902,507 88 203,438
Total 44220,491 95
a. Predictors: (Constant), ROE, INSIDER, FCF, COLLAS, F.SIZE, ROA, GROWTH
b. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Pada tabel 4.9 diketahui nilai Fhitung 18,481, sedangkan nilai Ftabel 2,01

jadi Fhitung 18,481 > Ftabel 2,01 , artinya variabel-variabel independen yang diteliti

secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Hasil Uji F menunjukkan

bahwa nilai sig. F sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat signifikan ( ) 5%.

Karena sig. F < , maka disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
71

untuk mengestimasi variabel dependen (kebijakan dividen). Dalam hal ini, Uji F

dapat disebut sebagai Global Test yang bertujuan menguji kelayakan variabel

independen untuk dijadikan suatu model penelitian terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa secara secara

simultan menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen, yaitu variabel kepemilikan manajerial, arus kas bebas,

penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan, RoA dan RoE

berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini juga konsisten dengan

penelitian Sartono (2001), Hatta (2002), Taswan (2003), Suherly dan Sofyan

(2004), Endang dan Minaya (2003), serta Nuringsih (2005). Sebagaimana halnya

ini juga dinyatakan oleh agency theory bahwa kepemilikan manajerial, arus kas

bebas, penjaminan aktiva tetap dan pertumbuhan digunakan untuk mengatasi

konflik kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham dalam hal

penentuan besarnya dividen yang akan dibayarkan (Keown :2000). Kepemilikan

manajerial yang tinggi, jumlah arus kas bebas yang meningkat, penjaminan aktiva

tetap kecil dan pertumbuhan rendah akan berdampak pada naiknya dividen yang

akan dibayarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen

(Sutrisno,2001 :304). Faktor faktor tersebut antara lain :

1. Posisi solvabilitas perusahaan; apabila perusahaan dalam kondisi

solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak

membagikan laba.

2. Perencanaan pertumbuhan; semakin pesat pertumbuhan perusahaan,

semakin pesat pula perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
72

semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan

tersebut.

3. Kebutuhan dana untuk melunasi hutang; salah satu sumber dana

perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang. Hutang- hutang ini

selain harus dibayar, juga harus dijaminkan biasanya dengan aktiva

tetap perusahaan.

4. Kesempatan investasi mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi, semakin kecil arus kas

bebas (free cash flow) sehingga semakin kecil juga dividen yang

dibayarkan.

5. Pengawasan pemilik sebagai variabel penentu kebijakan pembayaran

deviden (ownership control).

b. Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen

(kepemilikan manajerial(INSIDER), arus kas bebas(FCF), penjaminan aktiva

tetap(COLLAS), pertumbuhan(GROWTH), ukuran perusahaan (F.SIZE), RoA, dan

RoE secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen (kebijakan dividen(DPR))

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel independen (kepemilikan manajerial (INSIDER),

arus kas bebas(FCF), penjaminan aktiva tetap(COLLAS),

pertumbuhan(GROWTH), ukuran perusahaan (F.SIZE), RoA

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
73

dan RoE terhadap variabel dependen (kebijakan

dividen(DPR)).

Ha : 1 = 0 , artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen (kepemilikan manajerial (INSIDER),

arus kas bebas(FCF), penjaminan aktiva tetap(COLLAS),

pertumbuhan(GROWTH), ukuran perusahaan (F.SIZE), RoA

dan RoE terhadap variabel dependen (kebijakan

dividen(DPR)).

Pengujian menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada

= 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df = (n-k), jika nilai sig. t >

0,05 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap

variabel dependen maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai sig. t <

0,05 artinya ada pengaruh yang signifikan variabel independen terhadap variabel

dependen, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Tabel 4.10
Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 79,075 17,725 4,461 ,000
INSIDER -,274 ,118 -,171 -2,331 ,022
FCF ,302 ,154 ,137 1,964 ,053
COLLAS -,064 ,068 -,071 -,944 ,348
GROWTH -2,995 ,302 -1,071 -9,919 ,000
F.SIZE -1,116 ,654 -,130 -1,706 ,091
ROA -,689 ,204 -,270 -3,384 ,001
ROE 1,826 ,233 ,907 7,843 ,000
a. Dependent Variable: DPR

Sumber : Hasil olahan SPSS 16, 4 Maret 2009

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
74

Berdasarkan Tabel 4.10 yang merupakan hasil olahan dari model SPSS,

maka dapat disimpulkan hasil signifikansi atau pengaruh variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen sebagai berikut :

1. Pengaruh kepemilikan manajerial (INSIDER) terhadap kebijakan

dividen(DPR)

Variabel kepemilikan manajerial memiliki thitung-2,331 sedangkan ttabel -

1,66 maka thitung -2,331< ttabel -1,66 dengan tingkat signifikan sebesar

0,022, lebih kecil dari () 5%, artinya Ho : b1 0, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen dan Ha diterima, ini

menunjukkan bahwa semakin besar kepemilikan manajerial, semakin kecil

kebijakan dividen dan sebaliknya semakin kecil kepemilikan manajerial,

semakin besar kebijakan dividen. Hal ini disebabkan karena semakin

banyak saham yang dimiliki oleh kepemilikan manajerial maka

manajemen cenderung menahan laba untuk pengembangan perusahaan.

Dengan tindakan ini perusahaan memiliki sumber dana internal yang

tinggi. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai

perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka nilai

kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat pula

(Keown : 2000). Hasil ini konsisten dengan penelitian Taswan (2003)

yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial signifikan terhadap

kebijakan dividen. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori dividen

isyarat (dividend signaling theory) yang menyatakan bahwa manajer

sebagai orang dalam yang mempunyai informasi yang lengkap tentang

arus kas perusahaan akan memilih untuk menciptakan isyarat yang jelas

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
75

mengenai masa depan perusahaan apabila mereka mempunyai dorongan

yang tepat untuk melakukannya. Manajer yang juga sekaligus pemilik

saham akan berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan kebijakan

dividen, karena selain untuk meningkatkan kekayaannya, para investor

juga menggunakan kebijakan dividen sebagai indikator tentang prospek

perusahaan. Peningkatan dividen yang dibayarkan dianggap sebagai signal

yang menguntungkan, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang

positif.

2. Pengaruh arus kas bebas (FCF) terhadap kebijakan dividen (DPR)

Variabel arus kas bebas memiliki thitung1,964 sedangkan ttabel 1,66 maka

thitung 1,964> ttabel 1,66 dengan tingkat signifikan sebesar 0,053 lebih besar

dari () 5%, artinya Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang

signifikan terhadap kebijakan dividen dan Ha ditolak. Namun demikian,

hasil penelitian menemukan bahwa penjaminan arus kas bebas memiliki

hubungan positif dengan kebijakan dividen, yang artinya semakin besar

arus kas bebas, semakin besar kebijakan dividen dan sebaliknya, semakin

kecil arus kas bebas, semakin kecil kebijakan dividen, karena semakin

besar arus kas bebas yang dimiliki perusahaan maka manajemen akan

mendapat tekanan yang besar dari para pemegang saham untuk

membagikan deviden. Arus kas bebas berasal dari hasil arus kas operasi

perusahaan yang tidak dapat digunakan karena tidak tersedia kesempatan

investasi yang menguntungkan, sehingga para pemegang saham lebih

tertarik untuk membagikannya dalam bentuk dividen (Keown : 2000).

Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Suherly dan Sofyan (2004)

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
76

yang menemukan bahwa arus kas bebas signifikan terhadap kebijakan

dividen. Arus kas bebas yang besar akan mengakibatkan tingginya dividen

yang dibayarkan. Hasil ini sesuai dengan teori dividen Gordon-Linter yang

menyatakan dividen lebih kecil risikonya dibanding dengan capital gain,

sehingga Gordon-Lintner menyarankan perusahaan untuk menentukan

dividend payout ratio yang dibagikan dalam bentuk dividen yang tinggi.

Gordon-Lintner mengatakan dividen lebih pasti dari pada perolehan, yang

disebut bird in the hand theory . Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

teori Modigliani-Miller (MM) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen

tidak relevan, sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan, hasil

penelitian ini juga tidak sesuai dengan tax Differential theory yang

menyarankan bahwa perusahaan lebih baik untuk tidak membayarkan

dividen sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan

memaksimumkan nilai perusahaan.

3. Pengaruh penjaminan aktiva tetap (COLLAS) terhadap kebijakan dividen

(DPR)

Variabel penjaminan aktiva tetap memiliki thitung-0,944sedangkan ttabel -

1,66 maka thitung -0,944>ttabel -1,66 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,348 lebih besar dari () 5%, artinya Ho : b1 = 0 (diterima), artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen dan Ha

ditolak. Namun demikian, hasil penelitian menemukan bahwa penjaminan

aktiva tetap memiliki hubungan negatif dengan kebijakan dividen, yang

artinya semakin besar penjaminan aktiva tetap, semakin besar dana

perusahaan yang diinvestasikan ke aktiva tetap, sehingga semakin kecil

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
77

laba perusahaan untuk dibagikan sebagai dividen. Penggunaan hutang oleh

perusahaan dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang

dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga

mengurangi biaya keagenan ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban

untuk mengembalikan pinjaman, memberikan jaminan berupa aktiva tetap

atas utang dan membayar beban bunga secara periodik. Dari hasil

penelitian penjaminan aktiva tetap tidak berpengaruh, mungkin hutang itu

sendiri yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian ini

tidak konsisten dengan penelitian Endang dan Minaya (2003) yang

menemukan bahwa penjaminan aktiva tetap signifikan terhadap kebijakan

dividen.

4. Pengaruh pertumbuhan (GROWTH) terhadap kebijakan dividen (DPR)

Variabel pertumbuhan memiliki thitung-9,919 sedangkan ttabel -1,66 maka

thitung -9,919< ttabel -1,66 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari () 5%, artinya Ho : b1 0 (ditolak), artinya terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap kebijakan dividen dan Ha diterima. Semakin

besar pertumbuhan, semakin kecil kebijakan dividen, dan sebaliknya,

semakin kecil pertumbuhan, semakin besar kebijakan dividen. Hal ini

disebabkan karena semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan,

semakin sedikit laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam

bentuk dividen. Laba yang diperoleh cenderung digunakan untuk investasi

untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan (Keown: 2000).

Penggunaan laba untuk pertumbuhan bertujuan untuk menghindari

penggunaan hutang yang besar, sebab penggunaan hutang akan berdampak

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
78

juga pada perolehan laba bersih perusahaan yang nantinya akan dibagikan

dalam bentuk dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan

berhubungan negatif dengan kebijakan dividen. Pengaruh dan arah

hubungan tersebut konsisten dengan penelitian Hatta (2002). Hasil

penelitian ini sesuai dengan teori dividen residu. Dasar dari kebijakan

residual adalah investor lebih menginginkan perusahaan menahan dan

menginvestasikan kembali laba dari pada membagikannya dalam bentuk

dividen. Hasil penelitian juga sesuai dengan tax diffrential theory, yang

menyatakan bahwa perusahaan lebih baik untuk tidak membayarkan

dividen sama sekali untuk meminimumkan biaya modal dan

memaksimumkan nilai perusahaan. Hasil penelitian tidak sesuai dengan

teori dividen Gordon-Lintner yang menyatakan dividen lebih kecil

risikonya dibanding dengan capital gain, sehingga Gordon-Lintner

menyarankan perusahaan untuk menentukan dividend payout ratio yang

dibagikan dalam bentuk dividen yang tinggi. Apabila perusahaan

memutuskan untuk pertumbuhan, maka perusahaan tidak dapat

membagikan dividen yang tinggi, karena sebagian laba perusahaan akan

digunakan untuk pertumbuhan tersebut.

5. Pengaruh ukuran perusahaan (F.SIZE) terhadap kebijakan dividen (DPR)

Variabel ukuran perusahaan (F.SIZE) memiliki thitung-1,706 sedangkan ttabel

-1,66 maka thitung -1,706< ttabel -1,66 dengan tingkat signifikan sebesar 0,91

lebih besar dari () 5%, artinya Ho : b1 = 0 (diterima) , artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen dan Ha

ditolak. Hal ini berarti dalam menetapkan kebijakan dividen perusahaan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
79

tidak terlalu mempertimbangkan total asetnya. Perusahaan yang memiliki

aset dengan jumlah besar tidak merupakan jaminan bahwa perusahaan

tersebut akan membagikan dividen yang tinggi. Hasil ini tidak sesuai

dengan Nuringsih (2005) yang menemukan terdapat pengaruh ukuran

perusahaan terhadap kebijakan dividen. Hasil ini sesuai dengan Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan teori Modigliani-Miller (MM) yang

menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan, sehingga tidak

mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai suatu perusahaan tergantung

semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya.

6. Pengaruh RoA terhadap kebijakan dividen (DPR)

Variabel RoA memiliki thitung-3,384 sedangkan ttabel -1,66 maka thitung -

3,384< ttabel -1,66 dengan tingkat signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari

() 5%, artinya Ho : b1 0 , artin ya terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan dividen dan Ha diterima. Semakin besar RoA, semakin

kecil kebijakan dividen, dan sebaliknya, semakin kecil RoA, semakin besar

kebijkan dividen. Pada kondisi ini perusahaan menghadapi profitabilitas

rendah sehingga untuk menjaga reputasi perusahaan membayar dividen

besar. Dengan mempertahankan dividen, pihak investor memperkirakan

profitabilitas yang tinggi walaupun pada kenyataannya belum tentu

memiliki profitabilitas yang tinggi. Sebliknya, pada perusahaan dengan

profitabilitas tinggi cenderung membayar dividen rendah. Hal ini

dikarenakan perusahaan akan mengalokasikan keuntungan pada laba

ditahan untuk kepentingan ekspansi dimasa mendatang. Hasil penelitian

ini sesuai dengan Nuringsih (2005). Hasil ini sesuai dengan tax

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
80

Differential theory yang menyarankan bahwa perusahaan lebih baik untuk

tidak membayarkan dividen sama sekali untuk meminimumkan biaya

modal dan memaksimumkan nilai perusahaan, hasil penelitian ini juga

sesuai dengan teori dividen residu yang menyatakan bahwa sedapat

mungkin menggunakan laba yang diatahan untuk memenuhi penyertaan

modal (ekuitas ) dan membayar dividen hanya jika lebih banyak laba yang

tersedia daripada yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal

optimal. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Gordon-Lintner menyarankan

perusahaan untuk membagikan dividen yang tinggi dan menawarkan

dividen yield yang tinggi untuk meninimumkan biaya modal.

7. Pengaruh RoE terhadap kebijakan dividen (DPR)

Variabel RoE memiliki thitung 7,843 sedangkan ttabel 1,66 maka thitung 7,843

> ttabel 1,66 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari ()

5%, artinya Ho : b1 0 , artin ya terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan dividen (DPR) dan Ha diterima. Semakin besar RoE,

semakin besar kebijakan dividen, dan sebaliknya, semakin kecil RoE,

semakin kecil juga kebijkan dividen. Sekamin besar RoE berarti semakin

besar tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki

oleh perusahaan, sehingga laba yang tersedia untuk para pemegang saham

akan semakin besar. Hasil ini seseuai dengan teori Gordon-Lintner yang

menyatakan bahwa para investor lebih tertarik dengan dividen

dibandingkan perolehan modal. Hal ini disebabkan karena dividen lebih

bisa diramalkan dari pada pendapatan modal. Gordon-Lintner

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
81

menyarankan perusahaan untuk membagikan dividen yang tinggi dan

menawarkan dividen yield yang tinggi untuk meninimumkan biaya modal.

Hasil ini tidak sesuai dengan Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori

Modigliani-Miller (MM) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak

relevan, sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
82

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh

antara kepemilikan manajerial, arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap dan

pertumbuhan terhadap kebijakan deviden pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia dengan periode penelitian 2005-2007. Sampel penelitian dipilih

berdasarkan karakteristik penyampelan tertentu dengan populasi 32 perusahaan

sampel, dengan nama-nama perusahaan yang tercantum pada lampiran I.

Hasil penelitian menemukan bahwa :

1. Hasil uji secara simultan atau secara serempak (uji statistik F)

menunjukkan bahwa tiap variabel independen ( kepemilikan manajerial,

arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap, pertumbuhan, ukuran perusahaan,

RoA dan RoE) bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kebijakan dividen.

2. Hasil Uji secara Parsial (uji-t) menunjukkan bahwa hanya variabel

kepemilikan manajerial, pertumbuhan, RoA dan RoE yang mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel

arus kas bebas, penjaminan aktiva tetap dan ukuran perusahaan tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

3. Nilai Adjusted R square atau koefisien determinasi dalam penelitian ini

adalah sebesar 0,563, yang berarti 56,3% variabel dari kebijakan dividen

(DPR) yang bisa dijelaskan oleh keempat variabel bebas, sedangkan

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
83

sisanya (43,7%) dijelaskan faktor-faktor lainnya, diluar model seperti

jumlah hutang, posisi kas, tingkat inflasi dan faktor-faktor lainnya.

C. Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya akan lebih baik apabila melakukan penelitian

berdasarkan kelompok dan jenis perusahaan, karena antara kelompok

perusahaan satu dengan kelompok perusahaan yang lain mempunyai

karakteristik pembagian deviden yang berbeda.

2. Variabel independen yang digunakan harus lebih dikembangkan.

Pengembangan ini perlu dilakukan mengingat banyak variabel lain yang

berperan dalam mempengaruhi kebijakan deviden, misalnya variabel

hutang, posisi kas, tingkat inflasi dan sebagainya.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
84

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, F. Eugene. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Penerbit Erlangga,


Jakarta.

Keown, et al.2000. Manajemen Keuangan, edisi 7, diterjemahkan oleh Djakman


dan Sulistyorini, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2000. Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Elex


Media Komputindo, Jakarta.

Sartono, Agus, 2000. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, BPFE,


Yogyakarta.

Situmorang, Syafrizal Helmi, et al. 2008. Analisis Data Penelitian


(Menggunakan Program SPSS). Medan : USU Press.

Sutrisno,2000. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi, Ekonisia.

Van Horne, James,2005. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi


Keduabelas, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Endang, dan Minaya 2003. Pengaruh Insider Ownership, Dispersion Of


Ownership, Free Cash Flow, Collaterizable Assets dan Tingkat
Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Deviden, Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Volume 14, No.21, Agustus 2004, 281-301

Fauzan, September 2002, Hubungan biaya keagenan, Resiko Pasar dan


Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Deviden, Jurnal Akuntansi
dan keuangan, Volume 2.

Hatta, Jauhari, Atika, Desember 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kebijakan Deviden: Investigasi Pengaruh Teori Stock Holder, JAAI
Volume 6 No.2.

Masyhuri Hamidi, 2001, Internal Cash Flows, Insider Ownership, Investment


Opportunity, Dan Capital Expenditures : Suatu Pengujian
Terhadap Hipotesis Pecking Order dan Managerial, Jurnal Ekonomi
dan Bisnis,Volume 18, No.3.

Mulyati, Sri, Desember 2003, Reaksi Harga saham Terhadap Perubahan


Deviden Tunai dan Deviden Yield Di Bursa Efek Jakarta, JSB No. 8
Volume 2.

Nuringsih, Kartika 2005, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan


Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan IndonesiaVol.2, No.2.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009
85

Sartono, Agus, 2001, Kepemilikan Orang Dalam (Insider Ownership), Utang


dan Kebijakan Deviden: Pengujian Empirik Teori Keagenan (Agency
Theory), JSB, No. 6.

Suherly, Michell, Desember 2004, Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu


Kebijakan Jumlah Dividen, Media Riset Akuntansi, Auditing dan
Informasi, Volume 4, No.3.

Taswan, Spetember 2003, Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan


Hutang, dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-
Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis Ekonomi, Volume 10,
No.2.

www.idx.co.id, diakses oleh Togu pada tanggal 20 september 2008 pada pukul
20.00 WIB.

www.e_bursa.com, diakses oleh togu pada tanggal 20 september 2008 pada pukul
20.00 WIB.

Togu F. Munthe : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bei, 2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai