Anda di halaman 1dari 77

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN

DAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN PADA


EFEKTIVITAS PERSEDIAAN OBAT
(Studi Kasus Pada Puskesmas Buniwangi)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu
Syarat Untuk Mendapat Gelar S.Ak

Oleh

MAS AJENG NURAENI


1830611118

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2022

i
MOTO PERSEMBAHAN

“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada keberhasilan tanpa

kebersamaan. Tidak ada kemudahan tanpa doa” ‘Ridwan Kamil’

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”

‘QS. Ar Rad : 11’

“Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia,maka tuntutlah ilmu, dan

barang siapa yang ingin kebahagiaan akhirat maka tuntutlah ilmu, dan

barangsiapa yang menginginkan keduanya maka tuntutlah ilmu” ‘Rasulullah

SAW’

‘Lakukanlah hal kecil dengan cinta yang besar agar memperoleh hasil yang

maksimal” ‘Mas Ajeng Nuraeni’

Alhamdulillahirabbil’alamin…

Saya persembahkan skripsi ini kepada ibu dan almarhum ayah saya dan keluarga

besar yang selama ini masyaallah sangat berperan dalam membantu memberikan

dukungan berupa doa material dan nasihat-nasihat yang sangat berarti sehingga

menjadikan kehidupan saya lebih baik sampai hari ini.Tak lupa saya ucapkan

terimakasih kepada para sahabat seperjuangan anak akuntansi angkatan18, dan

terutama saya ucapkan banyak terimakasih kepada kaka perempuan saya yang

bernama Ema Permanasari S.E dan keluarga sudah membantu dan membiayai

seluruhnya dari awal kuliah sampai sekarang, dan sudah ikut mendukung dalam

penyusunan skripsi ini.

ii
ABSTRAK

Mas Ajeng Nuraeni 1830611118 Universitas Muhammadiyah Sukabumi.


Analisis Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dan Pengendalian Internal
Persediaan Pada Efektivitas Persediaan Obat.(Pembimbing Elan Eriswanto, S.E.,
M.M, dan Andri Indrawan, S.E., M.Ak.) Umiversitas Muhammadiyah Sukabumi.
Juni 2022)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan analisis
yang disebabkan hubungan sistem informasi akuntansi persediaan dan
pengendalian internal persediaan pada efektivitas persediaan obat. Metode yang
di pakai di penelitian ini yaitu metode kualitatif, data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder yang didapatkan
secara terjun langsung ke sumber aslinya tanpa adanya perantara didalmnya.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam proses penelitian ini
menghasilkan data yaitu Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dan
Pengendalian Internal Persediaan berperan penting pada Efektiivtas Persediaan
Obat .

Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi Persediaan, Pengendalian Internal


Persediaan, Efektivitas Persediaan Obat.

iii
ABSTRACT

Mas Ajeng Nuraeni 1830611118 Muhammadiyah University of Sukabumi.


Inventory Accounting Information System Analysis And Inventory Internal
Control On The Effectiveness Of Drug Inventory. (Supervisors Elan Eriswanto,
SE, MM, and Andri Indrawan, SE, M.Ak.) Muhammadiyah University of
Sukabumi. June 2022).
This research was conducted with the aim of knowing the application of the
analysis caused by the relationship between inventory accounting information
systems and inventory internal control on the effectiveness of drug supplies. The
method used in this study is a qualitative method, the data used in this study uses
primary and secondary data types that are obtained directly from the original
source without any intermediaries in it. The data collection technique used in this
research is by conducting interviews, observation and documentation. In the
process of this research produces data that is Inventory Accounting Information
System and Internal Control of Inventory play an important role in the
Effectiveness of Drug Inventory. 

Keywords: Inventory Accounting Information System, Internal Control of


Inventory, Effectiveness of Drug Inventory.

iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan magfiroh-Nya. Amin. Tidak lupa shalawat serta salam semoga

tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis

menyelesaikan proposal peneltian yang berjudul “Analisis Sistem Informasi

Akuntansi Persediaan dan Pengendalian Internal Persediaan Pada

Efektivitas Persediaan Obat”, Penulisan ini bertujuan sebagai salah satu syarat

untuk melanjutkan skripsi di program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan dari

beragai pihak karena penulis tidak dapat berjalan lancar jika tidak ada arahan dan

bimbingan dari dosen pembimbing 1 Bapak Elan Eriswanto, S.E., M.M, dan

dosen pembimbing 2 Bapak Andri Indrawan, S.E., M.Ak. Dengan hormat sekali

lagi saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, saran,

nasihat, yang begitu bermanfaat selama berlangsungnya bimbingan penelitian

ini.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Sakti Alamsyah, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sukabumi.

2. Elan Eriswanto, SE., MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

v
Muhammadiyah Sukabumi.

3. Acep Suherman, SE., M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Sukabumi.

4. Ema Permanasari S.E, dan Puji Subakti S.T, Fakhira dan fairel Selaku Kaka

dan keponakan tercinta yang sudah membantu segalanya serta mendukung

demi kelancaran dalam menyusun tugas akhir ini.

5. Ibu Hj. Masitoh, Siti Zam Zam Mulia S.Pd, dan Marsda Triono, Ami

Mutiarsih S.E dan Robi Pirawan S.E, Selaku Ibu dan Kaka yang sudah

memberi dukungan dari awal sampai saat ini.

6. Iyul Putra Endang Lesmana, Shofia Khoirunnisa, Elsa Sri Hani Martini, Livi

Anggraeni, dan temen temen Accounting 18, sebagai pasangan dan sahabat

yang selalu mendukung dan membantu sampai detik ini.

7. Kim Namjoon, Kim Seok Jin, Min Yoongi, Jung Hoesok, Park Jimin, Kim

Taehyung, Joen Jongkook, (BTS) dan Win Metawin, NU New, Zee Pruk,

Selaku Idol K-Pop dan Aktor Thailand yang sudah menemani dan memberi

hiburan selama berjalannya penelitian ini.

Sukabumi, 28 Juni 2022

vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT
KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

DAFTAR TABEL................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................


1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah............................................................

1.2.1 Identifikasi Masalah..................................................................................

1.2.2 Rumusan Masalah..................................................................................


BAB II KERANGKA TEORITIS.....................................................................

2.1 Tujuan PUSTAKA........................................................................................

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ....................................................................

2.1.2 Pengendalian Internal

2.1.3 Efektivitas Persediaan Obat

2.2 Kerangka Pemikiran....................................................................................

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN.................................

vi
i
3.1 Objek Penelitian............................................................................................

3.2 METODE PENELITIAN

3.3 SAMPEL SUMBER DATA

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

3.6 UJI KEABSAHAN DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................

4.1 hasil Penelitian..............................................................................................

4.1.1 PROFIL PUSKESMAS.............................................................................

4.1.2 Deskripsi hasil penelitian..........................................................................

4.2 Pembahasan...................................................................................................

4.3 Hasil Teknik Analisis data

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

5.2 SARAN

DAFTAR PUSATAKA.......................................................................................

vi
ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Obat Kosong

Tabel 1.2 Jurnal Terdahulu Tabel

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Pekerjaan

Tabel 4.4 Data Pegawai

Tabel 4.5 Narasumber

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1 Situasi Sosial

Gambar 4.1 Bagan Alur

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Puskesmas sewilayah jampang kulon dan sekitarnya merupakan Puskesmas bagian

selatan sukabumi. Dengan area pelayanan yang luas, salah satu Instansi yaitu Puskesmas

Buniwangi. Puskesmas yang saat ini berkembang pesat serta menuntut para pegawai

agar semakin kompeten dan disiplin waktu sesuai dengan aturan yang ada, karena saat

ini banyak puskesmas yang bersaing entah itu dari kualitas, pelayanan, perbedaan harga

obat, terutama dalam pengendalian internal persediaan dan keefektivitasan persediaan

obat, apalagi pada saat ini sedang zamannya Covid19 yang dimana setiap puskesmas

membuat persaingan hebat untuk tercapainya target Vaksin.

Menurut Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No. 43 Tahun 2019 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan masyarakat dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Ravianto (Fahmi Zulia Akbar dan Dedy) Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan

dilakukan sejauh mana orang menghasilkan output seperti yang diharapkan, artinya jika

suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu,

biaya dan kualitas, itu bisa dikatakan efektif.

1
Efektifitas itu berarti ketercapaian rencana menuju tujuan utama yang sudah dibuat

sebelumnya.

Sistem informasi akuntansi dapat membantu manajemen dalam megelola

persediaan. Pengelola persediaan menyangkut penetapan persediaan, agar tidak terlalu

kecil dan terlalu besar. Jumlah persediaan yang terlalu kecil akan mengakibatkan

terganggunya kelancaran operasi perusahaan, karena permintaan pasien tidak terpenuhi.

Jumlah persediaan yang terlalu kecil atau sedikit juga menimbulkan masalah karena

kurang terpenuhinya kebutuhan pasien di puskesmas itu sendiri, dan misalnya jika

persediaan terlalu besar ada kemungiknan terjadinya kecurangan atau kerusakan

terhadap obat-obatan yang ada digudang farmasi atau di puskesmas.

Hal yang paling penting pada perusahaan dagang dalam menjalankan operasi

perdagangan sehari-hari adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaanya baik

perencanaan dan yang paling penting adalah pengendalian internalnya karena

pengendalian internal persediaan merupakan investasi yang sangat penting agar

perusahaan atau puskesmas itu sendiri tetap dapat bertahan menjalankan aktivitas

bisnisnya, perusahaan dituntut untuk selalu tanggap akan kebutuhan konsumen yaitu

dalam hal penyediaan barang yang lengkap, berkualitas, pelayanan yang memuaskan,

keamanan, serta harga yang kompetitif. Salah satu yang perlu adanya pengendalian

internal persediaan yaitu untuk mengecek ketelitian dan keandalan dalam efektivitas

persediaan di puskesmas tersebut.

2
(PSAK No.14 : 2017) menyatakan persediaan sebagai aset yang tersedia untuk dijual

dalam kegiatan usaha normal dalam proses produksi atau dalam perjalanan dan bentuk

bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian, Pasal 26:

1. Fasilitas pelayanan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 huruf e

dilaksanakan oleh tenaga teknis kefarmasian yang memiliki STRTTK sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

2. Dalam menjalankan praktek kefarmasian di toko obat, tenaga teknis kefarmasian

harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian obat di puskesmas.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitas pelayanan persediaan kefarmasian di toko

obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan standar pelayanan kefarmasian

persediaan obat di puskesmas sebagimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh

menteri.

(Hery 2014:27) menyatakan bahwa “persediaan adalah barang yang masih tersedia

atau tidak terjual sampai dengan akhir periode akuntansi dinamakan persediaan barang

dagang (merchandise inventory)”. Dari dua definisi tersebut persediaan yaitu barang

yang disimpan sebagai stok untuk dijual dikemudian hari. Persediaan diperlukan di

sebuah perusahaan dagang karena termasuk aset dari perusahaan yang diperoleh dari

hasil pembelian barang yang siap untuk dijual dikemudian hari.

Persediaan yaitu suatu hal yang penting bagi perusahaan karena jika terjadi

kekurangan persediaan atau kelebihan persediaan itu sendiri merupakan gejala yang

kurang baik bagi perusahaan sehingga menyebabkan kerugian. “Metode pencatatan

transaksi persediaan barang dagangan yaitu metode physical/metode berkala, dan


3
metode perpetual/metode terus menerus” Syakur (Setia dan Rama Nopiana 2017:14).

Berdasarkan teori yang dipaparkan diatas adanya sistem informasi akuntansi

persediaan dan pengendalian internal terhadap efektivitas persediaaan obat maka

pencatatan persediaan obat akan tersusun, terklarifikasi serta terperinci dengan rapi

sehingga akan terbangun keefektivitasan persediaan obat yang baik, ketika sistem

informasi akuntansi diterapkan sesuai dengan prosedur dan standar maka menghasilkan

catatan dan laporan yang berkualitas sesuai dengan harapan, begitu sebaliknya ketika

sistem informasi akuntansi akuntansi tidak diterapkan sesuai dengan prosedur dan

standar maka laporan yang dihasilkan pun tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.

Pengendalian internal persediaan juga sangat berperan penting karena mampu

membantu puskesmas dalam meningkatkan pengawasan, efektivitas persediaan dan juga

mengarahkan serta menjaga kegiatan operasional perusahaan mencakup semua sumber

daya perusahaan yang ada, ketika suatu pengendalian efektivitas persediaan sudah

berjalan dan dipatuhi dengan baik sehingga menghasilkan output yang diharapkan yaitu

tujuan dari puskesmas itu sendiri, dan masalah yang ada saat ini di puskesmas sewilayah

jampang kulon ini kurang menerapkan pengendalian internal keefektivitasan dan hanya

namanya saja tanpa adanya realisasi penerapan maka puskesmas kemungkinan bisa

terjadi fraud baik sengaja maupun tidak sengaja karena banyak kecurangan-kecurangan

yang terjadi karena lemahnya kontrol dari dalam pimpinan puskesmas dan bagian

farmasi itu sendiri.

Untuk tercapainya keefektivitasan sebuah persediaan obat, maka seluruh kegiatan

operasional persediaan puskesmas harus berjalan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan. Dikatakan efektif jika perusahaan mampu memanfaatkan waktu, biaya, dan

tenaga dengan baik. Akan terbangun keefektivitasan ketika sistem informasi diterapkan

sesuai dengan standar dan aturan serta pengendalian internal yang dijalankan sesuai
4
dengan tujuan perusahaan.

Obat merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh suatu instansi kesehatan dengan jumlah yang sangat kompleks

sehingga sangat membutuhkan tenaga yang lumayan banyak dalam proses pengadaan

persediaan obat tersebut, begitupun dengan transaksi-transaksinya yang sangat banyak

maka diperlukan pengawasan yang benar-benar maksimal agar proses tersebut berjalan

dengan baik.

Semakin banyak karyawan maka pimpinan tidak dapat terjun secara langsung untuk

mengawasi dan mengetahui seberapa besar kemajuan intansi yang telai dicapai. Oleh

karena itu agar pimpinan dapat mengawasi dan megetahui keadaan perusahaan yang ia

pimpin, maka segala informasi yang akan dibutuhkan harus direncanakan sedemikian

rupa melalui pelaksanaan sistem dan prosedur akuntansi. Dalam menjalankan prosedur

ini juga perusahaan membutuhkan suatu alat agar kegiatan tersebut berjalan dengan

seharusnya, yaitu perusahaan membutuhkan suatu pengendalian internal. Yang

dimana pengendalian internal ini perlu diterapkan untuk mempermudah dalam

perencanaan dan mengawasi yang nantinya akan memberikan informasi kepada

pimpinan perusahaan maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi yaitu ketika perusahaan mengalami kekurangan

persediaan sedangkan persediaan yang ada sudah sesuai dengan catatan yang telah

ditentukan, banyak kemungkinan persediaan sering dicurangi oleh pihak tertentu dengan

cara disengaja dan tidak disengaja, dan ada juga karyawan puskesmas itu sendiri sering

mengambil obat tanpa memberi tau pihak Farmasi terlebih dahulu sehingga

menyebabkan banyak kekeliruan saat menghitung persediaan obat digudang. Oleh sebab

itu maka diperlukannya untuk menerapkan sistem informasi akuntansi serta

pengendalian internal agar tidak terjadi masalah yang terulang lagi. kerusakan atau
5
pemasukan yang tidak benar lalu mencatat permintaan, barang yang dikeluarkan tidak

sesuai pesanan, dan dapat menyebabkan pencatatan persediaan berbeda dengan

persediaan yang sebenarnya di gudang.

Tabel 1.1
Data Obat Kosong

No. Nama Obat Tahun Ket.

1 Geniun Gentamicin 10 btl 2020-2021 Kosong


2 Attapulgite 4 kotak 2019-2020 Kosong
3 Rebamid 100 mg 30 sachet 2020-2021 Kosong
4 Ceterizin sirup 5 mg 2021 Kosong
5 Loperamid tab 5 kotak 2021 Kosong
6 Oxytetracycline salep mata1 5 tube 2020-2021 Kosong
Sumber: Data dari Puskesmas Buniwangi.

Dari data permasalahan diatas menunjukan bahwa beberapa nama obat yang

mengalami kekosongan dalam beberapa tahun kebelakang. Maka perusahaan perlu

menerapkan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal persediaannya agar

masalah yang terjadi tidak terulang lagi. Fenomena tersebut dapat diperkuat dengan

melihat berita yang dilansir oleh: rri.co.id (RRI medan 30-11-2019), peristiwa yang

terjadi yaitu pada Rumah Sakit Dan Puskesmas di kota Medan pada tahun 2019 bahwa

ditemukan adanya kekosongan obat pada beberapa Rumah Sakit dan Puskesmas

berpotensi menjadi kecurangan (Fraud) dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) yang dilakukan pihak Puskesmas. Dan kekosongan obat itu terjadi pada 20 jenis

obat untuk penyakit misalnya seperti: Tetes mata untuk Bayi, Diare, Tukak Tulang,

Alergi atau Dermatitis, Anti biotik untuk mengatasi berbagai penyakit akibat infeksi

bakteri.

Kekosongan obat tersebut diakibatkan karena manajemen tata kelola Puskesmas

yang kurang bagus serta permasalahannya yaitu dalam pengendalian internal persediaan

6
yang kurang begitu baik, potensi fraudnya juga bahwa obat-obatan tersebut sudah

diserahkan kepada pasien tapi faktanya tidak sedangkan yang digunakan oleh petugas

farmasi puskesmas ketika mereka bisa menyediakan obat untuk pasien yaitu dengan cara

memberikan daftar obat dan menginformasikan kepada pihak kefarmasian DINAS

KESEHATAN KABUTEN SUKABUMI bila stok obat sudah habis.

Tabel 1.2

Jurnal Penelitian Terdahulu


Metode Hasil yang berhubungan
No Nama, Judul Variabel
Sampel penelitian ini
Djajun Djuhara, Sistem Deskriptif Pengendalian internal persediaan
Januariska 2014 informasi (descriptive barang yang meliputi lingkungan
Pengaruh sistem akuntansi research) pengendalian, penetapan resiko,
informasi akuntansi persediaan, dan aktifitas pengendalian, informasi
1 persediaan barang Pengendalian verifikatif dan komunikasi dan pemantauan
terhadap internal (verivicative dapat dikatakan baik dengan
pengendalian persediaan. research), nilai 3,81.
internal persediaan Kuantitatif
barang pada CV.
TRI MULTI
MANUNGGAL
BANDUNG
Rennita Charlia Sistem Associative, Menyimpulkan bahwa sistem
2019 informasi Kualitatif informasi akuntansi persediaan
Pengaruh sistem persediaan, berpengaruh terhadap efektivitas
informasi persediaan Pengendalian pengelolaan persediaan.
dan pengendalian internal, Persamaa penelitianya yaitu
internal persediaan Pengelolaan sama-sama meneliti tentang
terhadap persediaan. sistem informasi akuntansi dan
pengelolaan pengendalian internal dan
persediaan untuk tempat penelitiannya
2
berbeda dan tidal meneliti
efektivitas persediaan.

Hoeriah Rabiatul Sistem Deskriptif Pengendalian internal pembelian


Adawiah (2018) informasi verifikatif bahan baku berpengaruh
Pengaruh sistem akuntansi, dengan signifikan terhadap efektivitas
informasi akuntansi Pengendalian pendekatan persediaan bahan baku PT.
pembelian bahan internal, kuantitatif IPHA Laboratoriesdengan
baku dan Efektivitas kontribusi pengaruh yang
pengendalian iternal persediaan diberikan sebesar 46,8%, dalam
pembelian bahan setiap evaluasi yang dilakukan
baku terhadap oleh manajemen berjalan dengan
efektivitas cukup baik serta dilaksanakan
3 persediaan bahan secara berkelanjutan sebagai
baku pada PT. IPHA salah satu cara pengawasan dan
LABORATORIES. diambil keputusan sebagai hasil
dari pengendalian internal harus
dikomunikasikan dengan
bawahan.
7
4 Dewi Selviani Y & Sistem Kuantitatif Dapat diambil kesimpulannya
Siti Aminah Siregar informasi dengan yaitu Sistem informasi akuntansi
(2021) akutansi analisis persediaan yang ada pada PT.
pengaruh sistem persediaan, asosiatif Trijati Primula dilihat dari sudut
informasi akuntansi Pengendalian pandang pelaksanaannya
persediaan terhadap persediaan dianggap sudah baik dimana
pengendalian sistem informasi akuntasi
internal persediaan persediaan telah di dukung
pada PT.TRIJATI dengan indikator-indikator yang
PRIMULA saling berhubungan sehingga
dapat menghasilkan sistem yang
mampu membantu karyawan
menyelesaikan pekerjaannya
dengan baik. Persamaan
penelitian ini yaitu meneliti
tentang sistem informasi
akuntansi dan pengendalian
internal dan perbedaannya yaitu
tidak meneliti efektivitas sistem
informasi akuntansi persediaan
dan tempat penelitian atau
perusahaan yang berbeda
Alex Taruk Datu Pengendalian Kualitatif Bahwa hasil penelitian ini dapat
Naibaho (2013) internal disismpulkan belum efektif,
ANALISIS persediaan, yakni pada bagian lingkungan
PENGENDALIAN efektivitas internal, adanya perangkapan
5 INTERNAL pengelolaan fungsi dan fasilitas pergudangan.
PERSEDIAAN persediaan
BAHAN BAKU bahan baku
TERHADAP
EFEKETIVITAS
PENGELOLAAN
PERSEDIAAN
BAHAN BAKU
6 Efektivitas Efektivitas Kualitatif Sistem Informasi Akuntansi
Pengelolaan Sistem pengelolaan, Menjadi Alat Pendorong Proses
Informasi Akuntansi sistem Pengendalian Persediaan Obat
Dalam Pengendalian informasi Yang Dapat Diandalkan Dan
Persediaan Obat akuntansi, Mampu Menghindari Adanya
Pada Rumah Sakit pengendalian Kerugian Yang Terjadi Pada
Syuhada Haji Blita persediaan Apotek Rumah Sakit Syuhada’
Haji Blitar.

8
7 Analisis Sistem Sistem Kualitatif Hasil Penelitian menunjukan
Informasi Akuntansi Informasi sistem informasi akuntansi pada
dan Sistem Akuntansi, Campladean manado masih
Pengendalian Sistem menggunakan sistem manual
Internal Persediaan Pengendalian yaitu sistem pengendalian
barang pada Toko Internal internal namun sangat membantu
CAMPLADEAN Persediaan dan mendukung sistem informasi
MANADO di Campladean manado
meminimalkan terjadinya
kesalahan pada sistem
persediaan barang persediaan.

8 Pengaruh Sistem Sistem Kuantitaif Hasil penelitian ini menunjukan


Informasi Akuntansi Informasi bahwa penilaian resiko tidak
Dan Sistem Akuntansi, berpengaruh terhadap efektivitas
Pengendalian Sistem kinerja karyawan, sedangkan
Internal Terhadap Pengendalian sistem informasi akuntansi,
Efektivitas Kinerja Internal lingkungan pengendalian,
Persediaan, informasi dan komunikasi,
Efektivitas aktivitas pengendalian, dan
Kinerja pemantauan berpengaruh
terhadap efektivitas kinerja
karyawan.

9 Pengaruh Sistem Sistem Kuantitatif Hasil Penelitian ini menunjukan


Informasi Akuntansi Informasi bahwa penerapan sistem
Dan Efektivitas Akuntansi, informasi akuntansi berpengaruh
Pengendalian Efektivitas positif terhadap kecenderungan
Internal Terhadap Pengendalian kecurangan akuntansi.
Kecenderungan Internal, Sedangkan efektivitas
Kecurangan Kecenderungan pengendalian internal tidak
Akuntansi Kecurangan berpengaruh positif terhadap
Akuntansi kecenderungan kecurngan
akuntansi.

10 Efektivitas Sistem Efektivitas Kualitatif Hasil penelitian ini menunjukan


Pengendalian Sistem bahwa faktor sosial, kesesuaian
Internal Persediaan Pengendalian tugas, dan kondisi, yang
Obat Di Rumah Internal memfasilitasi tidak berpengaruh
Sakit ANAK Persediaan dan tidak signifikan terhadap
ASTRINI kinerja individu. Untuk
WONOGIRI mempengaruhi kompleksitas,
dan ada konsekuensi jangka
panjang yang signifikan dan
dampak yang signifikan terhadap
kinerja individu.

9
Dari penelitian-penelitian terdahulu disimpulkan bahwa efektivitas sistem informasi

akuntansi persediaan sangat berpengaruh terhadap pengendalian intenal persediaan.

Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN

INTERNAL PERSEDIAAN PADA EFEKTIVITAS PERSEDIAAN OBAT”

1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mencoba mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Masalah Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

a. Kurangnya Menerapkan Sistem Informasi Akuntansi pada Persediaan obat

di puskesmas.

b. Masih minimnya pengetahuan sistem informasi akuntansi pada persediaan obat

di puskesmas.

2. Masalah Pengendalian Internal Persediaan

a. Pengendalian internal dalam persediaan obat belum dilakukan dengan baik.

b. Sumber Daya Manusia kurang baik dalam mengoperasikan komputer.

3. Efektivitas Persediaan

a. Pengelolaan persediaan kurang efektif sehingga terjadi kekososngan obat-

obatan di puskesmas.

b. Masih adanya kesalahan teknis bon dalam penebusan obat.

10
1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Persediaan di Puskesmas Buniwangi?

2. Bagaimana Pengendalian Internal Persediaan di Puskesmas Buniwangi?

3. Bagaimana Efektivitas persediaan obat di Puskesmas Buniwangi?

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di rumuskan maka tujuan yang ingin di

capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Puskesmas

Buniwangi.

2. Untuk Mengetahui Pengendalian Internal Persediaan di Puskesmas

Buniwangi.

3. Untuk Mengetahui Efektivitas Persediaan Obat di Puskesmas Buniwangi.

1.3.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi Persediaan di Puskesmas Buniwangi?

2. Bagaimana Pengendalian Internal Persediaan di Puskesmas Buniwangi?

3. Bagaimana Efektivitas persediaan obat di Puskesmas Buniwangi?

1.4 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah di rumuskan maka tujuan yang ingin di

capai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Puskesmas

Buniwangi.
11
2. Untuk Mengetahui Pengendalian Internal Persediaan di Puskesmas

Buniwangi.

3. Untuk Mengetahui Efektivitas Persediaan Obat di Puskesmas Buniwangi.

1.4.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan oleh peneliti dalampenelitian ini adalah:

1. Kegunaan Teoritis

a. Akademisi

Penelitian ini memberikan suatu pengetahuan, wawasan, pengalaman juga

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari teori-teori yang

nyata. Diharapkan penelitian bisa menjadi bahan referensi dan informasi bagi

pihak-pihak yang berkpentingan untuk melakukan penelitian selanjutnya, dan

diharapkan juga bisa menjadi sumbang pikiran bagi penelitian yang akan

dilakukan selanjutnya guna mendapatkan penelitian yang lebih mendalam.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti

sehingga bisa mengetahui analisis sistem informasi akuntansi dan

pengendalian internal terhadap efektivitas persediaan obat-obatan pada

puskesmas.

c. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadi gambaran terutama bagi

peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terkait analisis sistem

informasi akuntansi dan pengendalian internal terhadap obat- obatan pada

puskesmas.

12
2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Puskesmas

Bagi pihak Puskesmas penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

memberikan wawasan yang luas tentang sistem informasi akuntansi dan

pengendalian internal persediaan obat dan dapat memberikan sumbangan saran

terhadap analisis sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal

terhadap efektivitas persediaan obat di puskesmas.

b. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang sistem informasi

akuntansi dan pengendalian internal terhadap persediaan obat di puskesmas

dan bagaimana penerapannya.

c. Bagi Pemerintah

Bagi Pemerintah diharapkan bisa memberikan evaluasi terhadap pengelolaan

persediaan obat di puskesmas, dan memberikan evaluasi terkait penerapan

sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal yang sudah diterapkan.

13
BAB II

KERANGKA TEORITIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1.1 Sistem

Romney dan Steinbart (2019):3) “Sistem adalah serangkaian dua atau lebih

komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagaian besar

sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.

Kamus teknologi dan informasi Mulyani (2017:1.3) “Sistem adalah suatu jaringan

kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”.

Berdasarkan dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

sekumpulan elemen-elemen kecil yang bekerja sama saling melengkapi untuk membantu

mencapai tujuan yang telah dibuat sebelumnya dan di butuhkan suatu organisasi guna

membantu kegiatan operasi.

2.1.1.2 Informasi

Romney dan Steinbart (2019:4) “Informasi (information) adalah data yang telah

dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan

keputusan”. Dalam artian bahwa informasi adalah suatu data yang memiliki arti yang

nantinya berpengaruh dalam pengambilan keputusan.

14
Mulyani (2017:1.4) “Informasi adalah hasil pengolahan dari data dan fakta yang

berhubungan, yang diolah sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan penggunanya, yang

dapat membantu pengguna dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sebuah

pengetahuan baru mengenai data yang telah diolah dengan berbagai bentuk yang nantinya

menjadi acuan untuk pengambilan keputusan. Disamping itu informasi juga bisa berupa

data yang saling berhubungan.

2.1.1.3 Akuntansi

Romney dan Steinbart (2019:11) “Akuntansi proses identifikasi, pengumpulan, dan

penyimpanan data serta proses pengenmbangan, pengukuran, dan komunikasi informasi”.

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa akuntansi meliputi identifikasi, pengukuran,

menuju ke tahap laporan.

Kieso, et al (Mulyani 2017:1.44) “Akuntansi adalah sebuah proses yang terdiri dari

tiga aktivitas yaitu identifikasi, pencatatan, dan pengomunikasian. Dalam proses

identifikasi ini terjadi proses pengumpulan dan pemilihan bukti-bukti dari aktivitas

ekonomi yang relavan.

Komite Teknologi American Institute Of Certified Public Accountant (Mulyani

2017:1.4) “ Akuntansi diartikan sebagai salah satu seni pencatatan, Pengklasifikasian, dan

Pengikhtisaran dalam cara yang signifikan dan satuan mata uang mengenai transaksi-

transaksi yang sebagian besar memiliki sifat keuangan, dan kemudian di interprestasikan

hasilnya”.
15
Berdasarkan dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan bahwa akuntansi adalah

sebuah proses yang didalamnya meliputi pengidentifikasian, pencatatan,

pengklasifikasian serta dan semua prosesnya itu membutuhkan pengumpulan data-data

yang relavan.

2.1.1.1 Sistem Informasi Akuntansi

Romney dan steinbart (2019:10) “Sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem

yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan

informasi bagi pengambil keputusan”.

Bodnar dan Hopwood (Mulyani 2017:1.4) “Sistem informasi akuntansi adalah

kumpulan sumber daya yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan dan data-

data lainnya menjadi informasi”.

Sementara mwnurut Wikinson (Mulyani 2017:1.4) “Sistem akuntansi akuntansi

adalah sistem informasi yang mencakup semua fungsi dan aktivitas akuntansi yang

memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan pada sumber daya ekonomi dari kejadian

eksternal maupun operasi di internal organisasi”.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah sebuah sistem yang dipakai oleh suatu perusahaan untuk membantu dalam

memproses dan mengolah data akuntansi yang nantinya akan menjadi sebuah laporan

yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan.

2.1.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan utama yang sangat diinginkan oleh perusahaan dari aktivitas operasinya yaitu

mendapatkan hasil semaksimal mungkin dengan pengeluaran yang minim. Dengan

memakai sistem informasi akuntansi ini untuk membantu dalam proses-proses seperti
16
pencatatan, pengklasifikasian, dalam suatu perusahaan dan nantinya mudah dimengerti.

Adapun Tujuan dari sistem informasi akuntansi menurut Mulyani (2017:1.6) yaitu

sebagai berikut:

1. Menyediakan beberapa informasi bagi perusahaan

2. Memperbaiki dan mengevaluasi sistem informasi akuntansi yang sudah ada, baik

mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi

3. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan internal yaitu untuk

memperbaiki tingkat keadalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan

kekayaan perusahaan.

4. Mengurangi biaya klerikal dan penyelenggaraan catatan akuntansi.

2.1.1.3 Manfaat sistem informasi akuntansi

Ada beberpa manfaat dari sistem informasi akuntansi menurut Mulyani (2017:1.7)

yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produkdan jasa yang dihasilkan

2. Meningkatkan efisiensi

3. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan

4. Meningkatkan Sharing knowledge

17
5. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan

6. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan

aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.

Dari beberapa manfaat sistem informasi akuntansi diatas dapat disismpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi dapat membantu memprmudah dalam pengolahan serta

pemrosesan data data, sehingga menghasilkan laporan yang berkualitas yang dibutuhkan

oleh pihak yang berkepentingan.

2.1.1.4 Indikator Sistem Informasi Akuntansi

Indikator sistem informasi akuntansi tentunya memiliki komponen yang membangun

dan menjadkannya sebagai sistem yang dapat digunakan secara efektif dan efisien, hal ini

tidak luput dari beberapa indikator didalamnya.

Adapun beberapa indikator sistem informasi akuntansi menurut Romney dan

Steinbert (2017:11) yaitu sebagai berikut:

1. Orang yang menggunakan sistem

2. Prosedur dan instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses dan

menyimpan data.

3. Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya

4. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data (software/aplikasi)

5. Insfrastruktur teknologi informasi, meliputi komputer, perangkat periferal, dan

perangkat jaringan komunikasi yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi.

6. Pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data sistem


18
informasi akuntansi

Keenam indikator tersebut memungkinkan SIA untuk memenuhi tiga fungsi bisnis

penting yaitu sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data menegnai aktivitas, sumber daya dan personil

organisasi. Organisasi mempunyai sejumlah proses bisnis, seperti melakukan

penjualan atau membeli bahan baku yang sering diulang.

2. Mengubah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat merencanakan,

mengeksekusi, mengendalikan, dan mengevaluasi aktivitas, sumber daya dan

personel.

3. Memberikan pengendalian yang memadai untuk mengamankan aset dan data

organisasi.

Dari uraian diatas fungsi dan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi memiliki fungsi mengolah dan memproses data menjadi sebuah informasi bagi

manajemen untuk nantinya menyusun rencana dan mengendalikan serta menjadi bahan

untuk evaluasi.

2.1.2 Pengendalian Internal

2.1.2.1. Pengertian Pengendalian Internal

COSO (Sugiarto 2016:12.9) Pengendalian internal yaitu “sebuah proses yang

dijalankan oleh seluruh direksi karyawan perusahaan, yang dibuat dengan berbagai aturan

dan kebijakan dalam hal pelaporan, efektivitas dan efisiensi perusahaan serta mematuhi

ketentuan hukum yang berlaku”.

Hery (2014:11-12) “Pengendalian internal adalah segala bentuk aturan dan prosedur
19
yang berguna untuk melindungi seluruh aset perusahaan, dari berbagai bentuk

kecurangan yang dilakukan, serta memastikan informasi akuntansi akurat dan juga

memastikan semua karyawan mematuhi dan menjalankan peraturan hukum yang

berlaku”.

Romney dan Steinbert (2019:226) “pengendalian internal (internal control) adalah

proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan

pengendalian berikut telah dicapai”.

1. Mengamankan aset dan mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan, atau

penempatan yang tdiak sah.

2. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara

akurat dan wajar.

3. Memberikan informasi yang akurat dan reliabel.

4. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

5. Mendrong dan memperbaiki efisiensi operasional.

6. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan.

7. Mematuhi hukum dan perarturan yang berlaku.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal

merupakan sebuah aturan berupa pengarahan, pengendalian, pengawasan yang membantu

perusahaan dalam menjalankan perusahaannya menuju tujuan utama yang telah

direncanakan.

20
2.1.2.2 Tujuan Pengendalian Internal

Setiap suatu kebijakan dan aturan yang diterapkan di perusahaan tentunya memiliki

tujuan yang berguna untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan, terutama dalam

hal pengendalian internal memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Membantu dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan perusahaan

2. Memberikan laporan keuangan yang berkualitas dan dapat dipercaya

3. Membantu karyawan perusahaan dalam mematuhi ketentuan hukum yang berlaku

Dari tujuan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian internal ini memiliki

tujuan yang berguna membantu mengawasi, mengendalikan dalam kegiatan operasional

perusahaan.

2.1.2.3 Komponen Pengendalian Internal

COSO Arens (Sugiarto 2016:12.11) menyatakan komponen pengendalian internal

yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan internal mencakup semua tindakan, kebijakan dan prosedur, memberikan

gambaran keseluruhan sikap manajemen, direksi, dan pemilik dari suatu entitas atas atas

pengendalian internal dan begitu pentingnya pengendalian internal tersebut terhadap

entitas. Ada beberapa elemen yang dapat memahami dan menilai lingkungan

pengendalian pengendalian diantaranya yaitu:

a. Integritas dan nilai etika


21
b. Komitmen terhadap kompetensi

c. Partisipasi dewan direksi dan komisaris atau komite audit

d. Filosofi manajemen dan gaya operasi

e. Struktur Organisasi

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

b. Penilaian Resiko

Menilai resiko merupakan komponen kedua dari pengendalian Internal, Penilaian

resiko merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh para manajemen dalam proses

mengidentifikasi dan menganlisis resiko yang menghambat laju perusahaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Resiko yang timbul bisa dari dalam perusahaan

maupun dari luar perusahaan.

c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas Pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur, kemungkinan ada banyak

aktivitas pengendalian pada setiap entitas, termasuk juga pengendalian secara otomatis.

Aktivitas pengendalian tersebut umumnya termasuk kedalam salah satu dari kelima jenis

aktivitas berikut:

a. Pemisahan tugas yang memadai

b. Otorisasi yang tepat atas transaksi dan aktivitas

c. Dokumen dan catatan yang memadai

d. Pengendalian fisisk atas aset dan catatan-catatan

22
e. Pengecekan terhadap pekerjaan secara independen

d. Informasi Akuntansi

Tujuan dari sistem informasi yaitu untuk membantu dalam proses memulai,

pencatatan, dan juga pelaporan dari semua transaksi-transaksi yang telah dilakukan

didalam perusahaan, serta untuk menjaga akuntabilitas dari aset-aset yang terkait.

e. Pengawasan

Aktivitas pengawasan ini berkaitan dengan cara penilaian yang dilakukan baik dalam

waktu berjalan ataupun secara berkala tujuannya untuk memastikan bahwa kualitas

pengendalian internal itu sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

dan bisa saja ada modifikasi serta perubahan tergantung situasi dan kondisi yang dialami.

2.1.3 Efektivitas Persediaan Obat

2.1.3.1 Efektivitas

Mardiasmo (dalam kalendesang, Lambey, dan Budiarso 2017) efektivitas adalah

ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan, apabila suatu organisasi

berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan

efektif.

Sedangkan menurut komarudin (dalam Kalendesang, Lambey, dan Budiarso 2017)

efektivitas adalah suatu keadaan yang menunujukan tingkatan keberhasilan atau

kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu.

Efendi (Sawir 2020:126) mendefinisikan “efektivitas komunikasi yang prosesnya

mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan’.


23
f. Informasi Akuntansi

Tujuan dari sistem informasi yaitu untuk membantu dalam proses memulai,

pencatatan, dan juga pelaporan dari semua transaksi-transaksi yang telah dilakukan

didalam perusahaan, serta untuk menjaga akuntabilitas dari aset-aset yang terkait.

g. Pengawasan

Aktivitas pengawasan ini berkaitan dengan cara penilaian yang dilakukan baik dalam

waktu berjalan ataupun secara berkala tujuannya untuk memastikan bahwa kualitas

pengendalian internal itu sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

dan bisa saja ada modifikasi serta perubahan tergantung situasi dan kondisi yang dialami.

2.1.4 Efektivitas Persediaan Obat

2.1.4.1 Efektivitas

Mardiasmo (dalam kalendesang, Lambey, dan Budiarso 2017) efektivitas adalah

ukuran berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan, apabila suatu organisasi

berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan

efektif.

Sedangkan menurut komarudin (dalam Kalendesang, Lambey, dan Budiarso 2017)

efektivitas adalah suatu keadaan yang menunujukan tingkatan keberhasilan atau

kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu.

Efendi (Sawir 2020:126) mendefinisikan “efektivitas komunikasi yang prosesnya

24
mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan’.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan sebuah

pencapaian tujuan dari perusahaan yang telah direncanakan, dan dibuat sebelumnya,

dalam setiap berjalannya kegiatan operasional sesuai dengan perencananaan. Dikatakan

efektif ketika sebuah perusahaan mampu memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya secara

tepat.

2.1.1.1 Persediaan

Rudianto (Kalendesang, Lambey, dan Budiarso 2017:222) “persediaan merupakan

salah satu aset perusahaan yang sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap

kemampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan”. Dari pengertian ini Rudianto

menjelaskan bahwa persediaan dikategorikan sebagai aset yang penting dan wajib ada di

sebuah perusahaan guna memperoleh pendapatan.

Sugiarto (2017:6.3) “ persediaan merupakan salah satu elemen aktiva yang paling

aktif dalam suatu perusahaan yang selalu dibeli atau diproduksi dan dijual kembali”.

Definisinya memiliki arti bahwa persediaan termasuk kedalam salah satu elemen aktiva

dalam pemakainya persediaan dibeli ataupun diproduksi yang nantinya untuk dijual

kembali.

Sedangkan meurut Purwaji, Wibowo dan Lastanti (2017:93) “persediaan merupakan

salah satu jenis aset lancar yang jumlahnya relatif besar di suatu perusahaan dagang

25
maupun perusahaan manufaktur”. Dijelaskan juga bahwasanya persediaan juga

merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kelancaran operasional sebuah

perusahaan,

Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu stok yang dipunyai perusahaan

sampai akhir periode dan siap untuk dijual kembali, untuk memenuhi kegiatan

operasional perusahaan.

2.1.1.2 Karakteristik Persediaan

Dari definisi diatas persediaan sebagai aset memiliki karakteristik tersendiri menurut

SAK ETAP 2009 (Purwaji, Wibowo dan Lastanti 2017:93) berikut ini:

1. Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

2. Dalam proses produksi kemudian dijual

3. Berbentuk bahan atau penangkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau

pemberian jasa.

Dari ketiga karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristikpersediaan

semuanya menegnai barang yang nantinya diproses kemudian ke tahap siap dijual serta

memiliki tujuan untuk memperoleh pendapatan.

2.1.1.3 Sistem Pencatatan Persediaan

Pencatatan tentunya memiliki cara tersendiri yang mengatur agar sesuai dengan yang

telah ditetapkan oleh standar dan aturan. Ada dua cara menurut Sugiarto (2017:6.13)

dalam sistem pencatatan persediaan.

a. Sistem Periodik (Fisik)

26
Dalam penggunaanya sistem periodik ini diperlukan perhitungan fisik persediaan

dengan cara menghitung menimbang serta mengukur yang tersedia pada setiap akhir

periode akuntansi gunanya untuk jumlah (kuantitas) persediaan yang ada. Setelah selesai

perhitungan berlanjut ke tahap ditentukan nilainya untuk kuantitas yang ada. Dari jumlah

inilah yang akan dilaporkan di neraca.

b. Sistem Perpectual

Untuk sistem perpectual pada pembelian dan penjualan (pemakaian) dicatat langsung

ke dalam rekening persediaan pada saat transaksi pembelian atau pemakaian (penjualan)

terjadi. Jadi tidak menggunakan rekening pembelian. Dan juga akan digunakan rekening

harga pokok penjualan yang berguna untuk mengumpulkan pengeluaran barang dari

persediaan. Saldo rekening pembelian adalah jumlah seluruh persediaan akhir saat ini.

Jadi saat perusahaan menggunakan sistem perpectual maka akan mudah untuk

mengetahui jumlah dari persediaan yang ada.

2.2.3.5 Pengendalian Internal Persediaan

Purwaji, Wibowo dan Lastanti (2017:94) “pengendalian internal persediaan

merupakan langkah yang strategis, yakni dengan mengamankan aset yang cukup besar

dan melakukan prosedur pencatatan yang memadai sehingga perusahaan dapat

menjalankan sktivitasnya secara efisien dan efektif“. Dapat diartikan bahwa pengendalian

internal persediaan salah satu langkah yang cukup strategis yang berguna membantu

mengamankan aset besar perusahaan serta membantu melakukan prosedur pencatatan

dengan tujuan agar kegiatan operasional perusahaan berjalan efektif dan efisien.

Secara umum ada beberapa cara yang dilakukan dalam pengendalian internal

persediaan antara lain sebagai berikut:

27
1. Memisahkan fungsi dan prosedur persediaan barang secara memadai

2. Melindungi dengan sebaik-baiknya persediaan barang secara fisik

3. Menggunakan sistem pencatatan yang dapat memantau mutasi barang setiap saat

4. Melakukan perhitungan secara periode persediaan barang secara fisikdan

mencocokannya dengan catatan pada buku (kartu persediaan barang)

5. Mengasuransikan persediaan barang guna menghindari terjadinya resiko yang tidak

diinginkan.

2.1.3.6 Obat

Anief (Purba Sari 2017) obat adalah bahan yang berfungsi untuk membantu dalam

proses penyembuhan luka atau kelainan badaniah dan rohaniah, serta bertujuan untuk

menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, memperolok badan

atau bagian badan pada manusia.

Tjay Hoan dan Rahardja (2015:3) “obat merupakan semua semua zat yang bisa

membantu penyembuhan, membantu meringankan serta mencegah penyakit berikut

dengan gejalanya, zat yang dimaksud bisa zat kimiawi, nabati maupun hewani”. Jadi obat

merupakan sekumpulan zat yang dimana bisa membantu dalam fase penyembuhan,

meringankan, serta mencegah masuknya penyakit.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa obat merupakan bahan-bahan yang

digunakan untuk membantu fase penyembuhan, meringankan, rasa sakit dan membantu

dalam mempelajari sifat kimiawi dan fisiologi. Disamping itu obat bisa mencegah

datangnya penyakit sebagai pencegahan awal.

2.1.3.7 Macam-macam golongan obat besar terapi


28
Dalam penggunaan obat obat terapi tentunya ada beberapa golongan obat yang

mempunyai fungsinya masing-masing. Adapun menurut Tjay Hoan dan Rahardja

(2015:5) golongan yaitu sebagai berkut:

1. Obat Farmakodinamik

Obat ini bekerja terhadap tuan rumah dengan mempercepat atau memperlambat

proses fisiologi atau fungsi biokimia dalam tubuh. Sebagai contoh hormone, diuretika,

hopnotika, dan obat otonom.

2. Obat Kemoterapeutik

Obat ini bekerja untuk membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh tuan rumah.

Obat ini memiliki kegiatan farmakodinamika yang sekecil-kecilnya terhadap organisasi

tuan rumah dan berkhasiat membunuh sebesar-besarnya terhadap sebanyak mungkin

parasite (cacing, protozoa) dan mikrooganisme (bakteri dan virus). Obat neoplasma sperti

onkolitika, siostatika, obat-obat kanker dianggap termasuk golongan ini.

3. Obat Tradisional

Obat ini merupakan obat obat yang terbuat dari bahaan atau ramuan bahan yang

berupa bahan dari tumbuhan, hewan, mineral sediaan sarian (galenik) atau campuran dari

bahan tersebut yang dimana diwariskan secara turun menurun dan cara mengobatinya

berdasarkan pengalaman.

4. Obat Diagnostik

Obat ini merupakan obat pembantu untuk diagnosis (pengenalan penyakit) seperti

saluran lambung-usus (barium sulfat) dan saluran empedu (natriumiopanoat dan asam

iod organik lainnya.

2.1.3.6 Karakteristik
29
Obat mempunyai karakteristik sendiri yang mana dengan karakteristik itu dapat

dikenal dan diketahui ciri-ciri obat. Adapun karakteristik obat menurut Pristianty, Athijah

dan Puspitasari (2011:22) obat mengandung bahan fisiokimia yang memiliki karakteristik

kelarutan terntu dalam air atau pelarut lain, koefisien partisi jika obat di asumsikan ke

dalam media yang terdiri atas pelarut polar dan non polar, maka kemampuan obat untuk

ber partisi berbeda dalam setiap obatnya, selain itu obat mempunyai karakteristik kimia

seperti sifat asam, basa, garam, dari suatu senyawa.

2.1.3.7 Cara Kerja Obat

Menurut Henry (Pristianty, Athijah dan Puspitari 2011:23) “Obat yang diberikan

memiliki tujuan menghilangkan gejala serta menyembuhkan sumber penyakit. Untuk

melihat fungsinya, obat meimiliki cara kerja pada tubuh manusia sesuai dengan

komponen tubuh manusia”.

Selain itu Henry (Pristianty, Athijah dan Puspitasari 2011:23) menjelaskan sebagai

senyawa kimia, obat dapat berinteraksi dengan senyawa lain yang terdapat dalam tubuh.

Interaksi tersebut dapat berdampak pada peningkatan kinerja obat atau bahkan

meningkatkan penurunan kerja obat.

Dari pernyataan tersebut disimpulkan obat akan bekerja sesuai dengan fungsi obat itu

sendiri dan akan terlihat kinerjanya ketika obat masuk kedalam bagian tubuh manusia.

Reaksi kimia yang terjadi sesuai dengan obat yang dibuat sesuai pada fungsinya dan

memiliki kinerja sesuai dengan komponen tubuh yang dibutuhkan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Di Kabupaten sukabumi terdapat salah satu Puskesmas Buniwangi merupakan

Puskesmas bagian selatan sukabumi. Dengan area pelayanan yang luas, Puskesmas ini

tentunya selalu memperhatikan keefektivitasan yang mencakup kegiatan operasionalnya

untuk memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat dan juga pemerintah.

30
Pengelolaan puskesmas tentunya ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah

satunya adalah persediaan obat, persediaan merupakan asset perusahaan yang tersedia

sampai akhir periode. Dimana persediaan obat ini berasal dari supplier yang telah

bekerjasama dengan puskesmas yang sudah melakukan perjanjian sebelumnya, obat

mrupakan komponen yang tidak bisa dipisahkan dari bagian puskesmas karena

puskesmas sangat membutuhkan obat dalam membantu fase penyembuhan setiap pasien.

Obat akan masuk ke sistem informasi akuntansi puskesmas yang dimana sistem infomasi

akuntansi menurut Bonardan dan Hopwood (Sri Mulyani 2017:1.4) adalah kumpulan

sumber daya yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan dan data yang

lainnya menjadi sebuah informasi. Dilihat dari pengertiannya sistem informasi akuntansi

membantu dalam proses penginputan, pemprosesan, pengklarifikasian, sampai terbuatnya

laporan keuangan yang nantinya berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan guna

pengambilan keputusan.

Sistem informasi akuntansi yang dilakukan sesuai dengan standar dan aturan yang

berlaku akan memberikan timbal balik yang sesuai dengan yang diharapkan, ketika suatu

sistem informasi akuntansi berjalan lancar maka semua data dan laporan yang dibutuhkan

oleh pengguna yang berkepentingan akan tersedia dengan data yang sudah terklarifikasi,

terperinci, dan sesuai standar yang berlaku. Begitupun dengan sistem informasi akuntansi

yang ada tapi tidak dijalankan dengan semestinya maka tidak akan memberikan

kontribusi yang baik bagi setiap puskesmas.

Sistem informasi akuntansi berjalan dengan baik apabila dibarengi dengan suatu

pengendalian internal yang dimana pengendalian internal meurut Hery (2015:159)

merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi asset atau kekayaan

perusahaan dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamina tersedianya

informasi akuntansi perusahaan yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan

31
(peraturan) hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau

dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan peusahaan. Dari pengertianya

dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal yaitu suatu kebijakan dan aturan yang di

buat dan berlaku meliputi semua sumber daya perusahaan guna meningkatkan

pengawasan, pengendalian dan juga membantu dalam mengantisipasi kecurangan-

kecurangan yang disengaja maupun yang tidak disengaja dalam persediaan yang dimiliki

oleh puskesmas. Salah satu manfaat dari pengendalian yaitu mencegah masalah sebelum

timbul, pada saat perekrutan pegawai misalnya yang dipilih tentu.

Berkualifikasi ditempatkan dan di arahkan sesuai tugas dan kompetensinya serta

mngendalikan akses fisik atas asset dan informasi perusahaan.

Pengendalian internal juga berperan penting dalam pengendalian korektif yang

dimana memperbaiki dan mengidentifikasi masalah serta memperbaiki dan memulihkan

dari kesalahan yang dihasilkan, seperti perbaikan kesalahan pada saat entri data, menjaga

salinan backup pada file dan pengumpulan transaksi-transaksi yang sudah terjadi untuk

nantinya mau pada tahap pemprosesan menjadi data.

Ketika sistem informasi akuntansi yang berjalan dengan baik dan pengendalian

internal persediaan yang dijalankan sudah sesuai dengan yang direncanakan maka akan

terciptanya suatu efektivitas dimana efektivitas menurut Ravianto (2014:11)

merupakan seberapa baik pekerjaan yang dilakukan sejauh mana orang menghasilkan

output seperti yang diharapkan, artinya jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan sesuai

dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya dan kualitas itu bisa dikatakan efektif.

Tentunya dalam persediaan obat efektivitas ini diartikan sebagai suatu keberhasilan

yang dicapai oleh perusahaan dari rencana-rencana yang sudah dibuat dari awal

berjalan sesuai dengan yang menjadi tujuan perusahaan.

Keefektivitasan persediaan obat tentunya akan mempengaruhi kelangsungan


32
kegiatan operasional puskesmas, ketika persediaan obat mengalami kekurangan

otomatis akan menghambat kebagian yang lain seperti pada pemeriksaan dan juga

dapat tingkat kesembuhan pasien, sebaliknya ketika persediaan obat lancar maka

kegitana operasional puskesmas pun akan berjalan sesuai dengan semestinya

selain itu puskesmas akan mudah dalam mencapai tujuan perusahaan dan bisa

dikatakan efektif.

Oleh karena itu diduga terdapat analisis dari sistem informasi akuntansi persediaan

dan pengendalian internal persediaan terhadap efektivitas persediaan obat di

puskesmas.

Berdasrkan uraian diatas maka variabel yang terkait dalam penelitian ini yang akan

diteliti yaitu peneliti dapat merumuskan dan memulai dari sebuah kerangka pemikiran

seperti dibawah ini:


Puskesmas

Kegiatan Operasional
Puskesmas

Sistem Informasi Pengendalian


Akuntansi Persediaan Internal Persediaan

Efektifitas Persediaan Obat

Terdapat Analisis Sistem Informasi Akuntansi


Persediaan dan Pengendalian Internal
Terhadap Efektifitas Persediaan Obat

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

33
BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa “objek penelitian merupakan atribut atau sifat

atau nilai dari orang lain, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Penelitian ini ada tiga objek terdiri dari yang sistem informasi akuntansi persediaan,

pengendalian internal persediaan dan efektivitas persediaan obat. Sementara penelitian ini

akan dilaksanakan di Puskesmas Buniwangi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada

atau tidaknya pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi persediaan dan

pengendalian internal persediaan terhadap efektivitas persediaan obat-obatan di Puskesmas

Buniwangi .

34
3.2 Metodologi Penelitian

Sugiyono (2017:38) menyatakan bahwa “objek penelitian adalah cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan analisis

Deskriptif. Metode ini menggunakan data primer dan data sekunder.

3.3 Sampel Sumber Data

Dalam penelitian penelitian kualitatif ini tidak menggunakan istilah populasi. Tapi

oleh Spadley menyebutkan situasi sosial (social situation) yang terdiri dari tiga unsur

yaitu: tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity). Situasi sosial tersebut

dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” pada

situasi sosial ini peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity), orang-

orang (actor), yang ada pada tempat (place).

Place

situati on

Actor Activity

3.1 Gambar
Situasi Sosial (Social Situation)

Studi kualitatif ini membayangkan kasus spesifik yang ada dalam situasi sosial, dan

temuannya tidak berlaku untuk populasi dan di transfer ke situasi sosial dalam kasus

yang di survei, partisipan, informasi, atau teman dan guru. Sampel penelitian kualitatif

juga disebut teoritis dari pada sampel statistik. hal ini karena tujuan penelitian kualitatif

adalah untuk menghasilkan teori. Situasi sosial dari survei ini adalah Puskesmas

35
Buniwangi sebagai tempat yang akan diteliti, sistem informasi akuntansi persediaan,

pengendalian internal persediaan dan efektivitas persediaan obat sebagai aktivitas

(activity) dan Kepala Puskesmas, Suplier dari dinkes, pasien Dan Pengelola Farmasi

sebagai orang (actor) yang akan diteliti.

Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki situasi sosial tertentu melakukan

observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi

sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancara dilakukan secara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

Menurut Sugiyono (2017) Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

penelitian maka, terdapat dua teknik sampling yaitu:

1. Probability sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik ini meliputi, sampel random sampling, Proportionate stratified random

sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling

(sampling menurut daerah).

2. Non-probability sampling

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental,

purposive, jenuh, snowball.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017), Teknik pengumpulan data langkah yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dilakukan dengan berbagai macam

36
sumber, penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder yang diperoleh

dengan cara:

3.4.1 Data Primer

Data yang diperoleh melalui penelitian secara langsung untuk memperoleh

informasi yang akurat, data yang diperoleh dari:

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2017), Observasi merupakan teknik perolehan data dengan

jalur tertentu, atau suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk

menyajikan gambaran nyata dari suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Dan hasil observasi berupa kejadian, peristiwa, objek, kondisi

atau suasana tertentu.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2017), Metode wawancara digunakan sebagai metode

pengumpulan data dari responden yang lebih mendalam. Dengan wawancara maka

peneliti akan memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan

menggunakan cara tanya jawab bisa sambil bertatap muka, ataupun tanpa tatap muka

yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan orang yang

diwawancarai untuk mendapatkan data.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2017) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari

seseorang. Studi dokumenmerupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau
37
wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya.

4. Triangulasi

Menurut Sugiyono (2017) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Apabila peniliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data yaitu

mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai

sumber data. Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk

sumber data yang sama secara serempak.

Dari uraian diatas maka dalam penelitian ini akan menggunakan teknik triangulasi

atau teknik gabungan. Dimana, agar lebih memahami kondisi dan fakta yang

sebenarnya terjadi di lapangan peneliti melakukan observasi selanjutnya, melakukan

wawancara untuk lebih mengetahui informasi secara detail dan menambahkan

dokumentasi sebagai bukti agar hasil dari penelitian lebih efektif dan dipercaya.

3.4.2 Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017) Data Sekunder merupakan data yang tidak langsung

memberikan data kepada peneliti yang akan mengumpulkan data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen, dalam data sekunder peneliti mempelajari, meneliti,

mengkaji, serta menelaah jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

peneliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017) Analisis adalah proses mencari dan menyususn secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

38
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain. Analisis data

kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh

selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Menurut Sugiyono (2017) Nasution (1988) menyatakan “analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung

terus sampai penulis hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi peneliti

selanjutnya sampai teori yang “grounded”. Dalam prosesnya teknik analisis data

kualitatif dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:

1. Analisis Sebelum Dilapangan

Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder yang

akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian

ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitianmasuk dan selama

dilpangan (Sugiyono, 2017).

2. Analisis data di lapangan Model Miles dan Huberman

Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah

selesai pengumpulan data dalam periode terntentu. Miles dan Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktivitas dalam analisis yaitu:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan

keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru

dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain

yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu maka wawasan peneliti akan

39
berkembang sehingga dapat mereduksi data yang memiliki nilai temuan dan

pengembangan teori yang signifikan (Sugiyono,2017).

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

tabel, bagan, grafik dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut maka data

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah

dipahami (Sugiyono, 2017).

c. Conclusion Drawing/verification

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya masih remang-

remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa

hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2017).

3.5 Uji Keabsahan Data

1. Uji Kredibilitas

Uji Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain

dilakukan dengan perpanjangan pengamatan. Peningkatan ketekunan dalam penelitian,

triangulasi yang didiskusikan dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan

memberhack (Sugiyono, 2017).

2. Pengujian Tranfrability

Merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif validasi eksternal

menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian populasi dimana

sampel itu diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan hingga mana hasil

40
penelitian dapatditerapkan atau digunakan dalam situasi lain (Sugiyono, 2017).

3. Pengujian Dependability

Dependability disebut reliabilitas suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang

lain dapat mengulangi/memprediksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian

kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian (Sugiyono, 2017).

4. Pengujian Konfirmability

Pengujian Konfirmability dalam penelitian kualitatif disebut juga dengan uji

objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati

banyak orang (Sugiyono, 2017).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Puskesmas Buniwangi

4.1.1.1 Profil Singkat Puskesmas Buniwangi

Puskesmas Buniwangi merupakan salah satu instansi kesehatan di wilayah kabupaten

sukabumi tentunya terletak di daerah surade buniwangi, Wilayah kerja Puskesmas

Buniwangi meliputi lima desa yaitu Desa Pasiripis, Desa Buniwangi, Desa Cipendeuy,

Desa Gunung Sungging, dan Desa Sukatani dengan jumlah penduduk 36.997 jiwa atau

12.212 KK. Luas wilayah kerja Puskesmas Buniwangi adalah 6.771 km, terdiri dari

41
dataran rendah disebelah utara dan timur serta pantai sebelah selatan dengan komposisi

luas lahan yang hampir seimbang. Pemanfaatan tanah sebagai perkebunan,

bangunan/rumah, sawah dan lain-lain.

1. Keadaan Penduduk

a. Jumlah dan Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Buniwangi 35.707jiwa

(12.212KK).Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja

Puskesmas Buniwangi secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Puskesmas Buniwangi

Jumlah Penduduk
NO Desa Jumlah KK Jumlah
L P

1 Pasiripis 5.599 5.470 3.823 11.060

2 Buniwangi 5.347 5.223 3.538 10.569

3 G. Sungging 2.890 2.823 2.065 5.713

4 Cipeundeuy 2.330 2.276 1.539 4.606

5 Sukatani 1.897 1.852 1.247 3.749

Jumlah 18.063 17.644 12.212 35.707


Sumber : Data Kecamatan Surade 2020

b. Profil Penduduk pada wilayah kerja Puskesmas Buniwangi

Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Buniwangi tahun 2020, menurut

data dari Profil Kecamatan Surade sebanyak 35.707 jiwa. Jumlah Penduduk

tertinggi di Pasiripis yang berjumlah 11.060 jiwa, sedangkan yang terendah di

Desa Sukatani yaitu 3.749 jiwa. Kepadatan Penduduk di wilayah Puskesmas

Buniwangi Tahun 2020 adalah 6,37 /km2 rata-rata jiwa/rumah tangga 3.06 jiwa.

Sex Ratio penduduk di wilayah kerja Puskesmas Buniwangi tahun 2020

bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 18.063 jiwa (50,2%)


42
dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan 17.644 jiwa (49,8%).

c. Keadaan Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Buniwangi dapat

dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 4.2
Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1. PAUD 541
2. Taman Kanak-kanak 336
3. Sekolah Dasar 8.835
4. MI 3.348
5. SMP 3.576
6. MTs 1.429
7. SMA 1.152
8. SMK 501
9. MA 1.177
10. D1 - D3 560
11. S1 - S3 300
Sumber : Data Profil Kecamatan Surade 2020

Pada tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan kelompok pendidikan paling

tinggi Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 8.835 Jiwa.

d. Keadaan Ekonomi

Mata pencaharian penduduk wilayah kerja Puskesmas Buniwangi seperti

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian Jumlah
1 PNS 250

2 TNI/POLRI 77

3 KARYAWAN SWASTA 1951

4 WIRASWASTA 3087

5 TANI 8114

6 PERTUKANGAN 957

7 BURUH TANI 4521

8 PENSIUNAN 127

43
9 NELAYAN 177

10 PEMULUNG 73

11 JASA 1877

12 TRANSPORTASI dan PERDAGANGAN 165


Sumber: Data profil kecamatan Surade 2020

Pada tabel tersebut dapat dilihat berdasarkan Pekerjaan tertinggi adalah

bekerja sebagai Petani sebanyak 8.114 jiwa.

e. Sumber Daya Puskesmas Buniwangi

Dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi pelayanan kesehatan tingkat

pertama Puskesmas Buniwangi telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana

yang memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, bidan, perawat, perawat

gigi. Namum di Puskesmas Buniwangi belum memiliki tenaga analis kesehatan,

Dokter Gigi, ahli gizi, dan apoteker.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur terpenting dalam

organisasi. Jalan tidaknya suatu organisasi sangat tergantung dari keberadaan

SDM. SDM Kesehatan yang memiliki kompetensi tentu akan menunjang

keberhasilan pelaksanaan kegiatan, program dan pelayanan kesehatan.

Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Buniwangi pada tahun 2020

sebanyak 46 orang. Adapun Jenis dan Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas

Buniwangi pada tahun 2020 dapat dilihat pada table berikut.

Tabel 4.4
Data Pegawai Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
No Jenis Tenaga Status Kepegawaian
Sukwan
Jmlh PNS PTT THL
1 Dokter Umum 2 - - 2 -
2 Dokter Gigi 0 - - - -
3 Perawat 10 3 - 7 -
4 Perawat Gigi 1 - - 1 -
5 Bidan 21 5 - 16 -
6 Apoteker 0 - - - -
7 Asisten Apoteker 1 - - 1 -
8 Kesehatan Masyarakat 0 0 - - -
9 Sanitarian 1 1 - - -
44
10 Tenaga Gizi 0 - - - -
11 Analis Kesehatan 1 - - 1 -
12 Akuntansi 1 - - 1 -
Farmasi 1 - - 1 -
12 Tenaga non Medis -
a. Sopir 1 - - 1 -
b. Security 1 - - - 1
c. Cleaning Service 1 - - - 1
d. Administrasi 7 3 - 3 1
Jumlah 46 10 0 33 3
Sumber : Data Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Buniwangi tahun 2020

4.1.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Buniwangi

Visi Pembangunan kesehatan Puskesmas Buniwangi yakni “Terwujudnya

Puskesmas Buniwangi Yang berkualitas menuju Kecamatan Surade sehat yang

Mandiri tahun 2021”

Pernyataan visi tersebut mengandung berkualitas, sehat dan mandiri. Puskesmas

Buniwangi yang berkualitas adalah gambaran Puskesmas Buniwangi yang mampu

memberikan pelayanan secara berkualitas dalam segala upaya kesehatan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Sehat hal ini

menggambarkan masyarakat Kecamatan Surade masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Hal tersebut selaras dengan pengertian kesehatan menurut UU Kesehatan No 36 tahun

2009, yang menyatakan bahwa sehat adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spritual

maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

maupun ekonomis. Hampir sama sehat menurut Badan Kesehatan Dunia/ World Health

Organization (WHO), yang menyatakan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera secara

fisik, mental dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Dari

definisi sehat diatas, dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental

dan sosial yang terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan
45
aktivitas secara optimal sehingga mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mandiri dalam hal ini adalah masyarakat yang menyadari, mau dan mampu untuk

mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga

dapat bebas dari gangguan kesehatan.

Untuk mencapai Visi UPTD Puskesmas Buniwangi mewujudkan Puskesmas

Buniwangi yang berkualitasa menuju kecamatan Surade yang sehat dan mandiri tahun

2021 untuk itu Visi tersebut di perkuat dengan Misi UPTD Puskesmas Buniwangi yaitu :

1. Meningkatkan infrastruktur dan pelayanan yang merata, bermutu, dan terjangkau.

2. Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan menggerakan masyarakat

berprilaku hidup hidup sehat.

3. Meningkatkan tata kelola manajemen dan sistem informasi kesehatan serta kesediaan

sumberdaya yang memadai.

4. Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

4.1.2 Hasil Penelitian

Pada proses penelitian yang sudah dilakukan, peneliti akan menguraikan hasil

wawancara dan observasi yang dilakukan di Puskesmas Buniwangi. Wawancara telah

dilakukan dengan 4 orang narasumber, sedangkan observasi peneliti bagaimana melihat

sistem pengelolaan persediaan obat, memantau dan melihat langsung gimana sistem

operasionalnya di Puskesmas Buniwangi.

Tabel 4.5
Profil Narasumber
No Nama Narasumber Jabatan
1 Hj.Herni
Kepala Puskesmas
Misriani.S.Tr.Keb.SE.SKM.MM
2
Tria Rahayu, S.Farm Pengelola Farmasi

46
3
Angga Supplier dari Dinkes
4
Acha Kumala Selaku Pasien Puskesmas Buniwangi

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Buniwangi, dalam penelitian ini

peniliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang dimana penelitian ini merupakan

yang lebih kepada mendeskripsikan dan menganalisis suatu kasus. Penelitian kualitatif ini

adalah fakta-fakta atau informasi yang ditemukan dilapangan. Penelitian kualitatif ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem informasi akuntansi persediaan dan

pengendalian internal persediaan terhadap efektivitas persediaan obat di puskesmas

buniwangi.

4.2.1 Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Sistem informasi akuntansi di puskesmas buniwangi sejauh ini berjalan dengan baik

dalam efektivitas persediaan obatnya dikarenakan karyawan farmasi mengikuti aturan

yang sudah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan untuk senantiasa dijalankan seperti halnya

dalam penerapan sistem informasi akuntansi persediaan obat puskesmas buniwangi yang

didalamnya terdapat siklus dari pertama masuk obat sampai dikeluarkan atau terjual ke

pasien. Sehingga memudahkan karyawan untuk melihat, mengatur, mengklasifikasikan

dan nantinya memudahkan dalam pengambilan keputusan oleh pihak yang

berkepentingan.

Namun memang tetap masih belum dikatakan efektif karena masih ada kendala dalam

penerapan sistem informasi akuntansi persediaan di puskesmas buniwangi yaitu masih

sering terjadinya persediaan yang terlalu kecil sehingga mengakibatkan terganggunya

kelancaran operasi perusahaan, karena permintaan pasien tidak terpenuhi, jumlah

persediaan yang terlalu kecil atau sedikit juga menimbulkan masalah karena kurang

47
terpenuhinya kebutuhan pasien di puskesmas buniwangi.

4.2.2 Pengendalian Internal Persediaan

Dalam penelitian yang dilakukan pengendalian internal persediaan sudah diterapkan

dan dilakukan dengan baik melihat praktek yang dilakukan sudah memenuhi kriteria

dalam indikator pengendalian internal seperti dalam lingkungan pengendalian di

dalamnya terdapat integritas etika dari Dinas Kesehatan dimana puskesmas puskesmas

buniwangi sudah menerapkan peraturan tertulis mengenai etika dan kejujuran dengan

diadakannya pelatihan dasar rohani baitul arqam oleh setiap karyawan puskesmas.

Dalam indikator penilaian resiko puskesmas buniwangi khususnya di instalasi farmasi

selalu melakukan identifikasi dan penilaian resiko gudang obat selalu membuat back up

data secara teratur yang disimpan didalam file selain itu ada dalam bentuk print out untuk

menanggulangi ketika terjadi kesalahan data.

Namun menurut Kepala puskesmas itu sendiri pada saat wawancara dalam

pengendalian internal persediaan di puskesmas memang sudah diterapkan dan dijalankan

dengan baik tetapi kadang mereka suka lalai dalam tata kelolanya yang kurang begitu

baik dan mengakibatkan persediaan obat banyak mengalami ketidaksesuaian pada saat

menghitung persediaan obat atau disebut cek stok obat.

4.2.3 Efektivitas Persediaan Obat di Puseksmas Buniwangi

Dari hasil penelitian langsung dilapangan yang dilakukan terlihat dalam kegiatan

puskesmas terutama di bidang persediaan farmasi sudah melaksanakan dan juga

menerapkan sistem informasi akuntansi serta dibarengi dengan pengendalian internal

dalam mencapai sebuah keefektivitasan persediaan obat yang diharapkan terlihat sudah

berjalan dengan baik, hal itu terlihat dari proses kinerja dan berjalanya kegiatan dari awal

sampai akhir berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Dinas

Kesehatan.

48
Dilihat dari sisi lain penelitian yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa puskesmas

buniwangi khususnya di instalasi farmasi sudah melakukan sistem akuntansi persediaan

dan pengendalian internal persediaan dengan baik dengan melihat dari hasil akhir yang

dimana menunjukan bahwa persediaan obat berjalan dengan efektif sesuai dengan

rencana yang dibuat sebelumnya, sistem informasi akuntansi dijalankan dengan baik

memenuhi prosedur dan tahapan yang berlaku serta dalam menjalankan pengendalian

internal itu sendiri yaitu melindungi seluruh aset puskesmas terutama dibidang persediaan

obat.

4.3 Hasil Teknik Analisis Data

4.3.1 Analisis Data Sebelum di Lapangan

Analisis data sebelum di lapangan merupakan proses dimana dilakukannya analisis

peneliti sebelum benar-benar memasuki lapangan yaitu pada puskesmas buniwangi

dimana hal tersebut untuk meneliti tentang bagaimana sistem informasi akuntansi

persediaan dan pengendalian internal pada efektivitas persediaan obat di puskesmas

buniwangi.

Peneliti melakukan observasi awal kepada kepala Puskesmas Buniwangi, dimana

puskesmas buniwangi merupakan tempat penelitian ini dilaksanakan. Pada observasi

awal peneliti menyampaikan maksud dan tujuan peneliti menemui kepala Puskesmas

Buniwangi dan menanyakan mengenai diizinkan atau tidaknya peneliti

melakuypenwlitian di puskesmas buniwangi.

Pada observasi awal kepala Puskesmas langsung mengizinkan peneliti melakukan

penelitian disana dan dilakukan wawancara untuk mendapatkan informasi awal mengenai

pembahasan serta mencari permasalahan yang dapat peneliti angkat untuk dijadikan

fokus penelitian. Dari hasil wawancara awal yang telah dilakukan akhirnya mendapatkan

beberapa informasi yang masih bersifat sementara.

49
Informasi yang didapat yaitu mengenai permasalahan yang terjadi pada bagian

keefektivitasan persediaan obat yang dimana dapat dikembangkan ke sistem informasi

akuntansi persediaan dan pengendalian internal persediaan pada efektivitas persediaan

obat karena proses pelayanan ataupun persediaan masih banyak yang perlu diperhatikan

dan masih belum sesuai dengan aturan yang ada di puskesmas buniwangi.

Hasil wawancara awal dan observasi awal kemudian peneliti mengolah dan

menjabarkannya pada latar belakang dalam penelitian ini, namun hal tersebut masih

belum tentu benar sebab belum dilakukannya bseevasi secara lebih lanjut dan mendatail

serta fakta di lapangan yang belum tentu benar-benar terjadi seperti apa yang peneliti

dapat dalam hasil wawancara wal dan observasi awal di tempat.

4.3.2 Analisis Data selama dan setelah di Lapangan

Analisis data selama dan setelah dilapangan merupakan proses dimana dilakukannya

analisis peneliti pada saat mulai berada dilapangan dimana dilakukan di puskesmas

buniwangi, proses analisis ini sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk

mengetahui sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian internal persediaan

pada efektivitas persediaan obat di puskesmas buniwangi.

Selama dilapangan peneliti melakukan proses wawancara dengan beberapa

narasumber di puskesmas buniwangi serta melakukan observasi atau pengamatan, Dan

melihat secara langsung mengenai bagaimana proses atau kegiatan yang dilakukan

tentang pengelolaan persediaan obat dan keefektivitasan persediaan obat juga dari sistem

informasi akuntansi persediaan dan pengendalian internal persediaan nya juga bisa dilihat

langsung pada saat itu.

Pada proses wawancara peneliti melakukan wawancara kepada beberapa narasumber

tidak hanya kepada kepala Puskesmas nya saja namun wawancara dilakukan kepada yang

terlibat dalam pengelolaan dan efektivitas persediaan obat yaitu dari bagian pengelola

50
Farmasi, supplier pengiriman obat dari Dinas Kesehatan terutama dari pasien puskesmas

buniwangi itu sendiri.

Wawancara dilakukan juga dilakukan mengenai efektivitas persediaan obat di

puskesmas buniwangi, dimana pertanyaan mengenai efektivitas persediaan obat yang

terjadi puskesmas buniwangi yaitu tentang keefektivitasan persediaan obat, cara

meningkatkan efektivitas persediaan obat, bagaimana pengendalian internal persediaan

untuk meningkatkan efektivitas persediaan obat, dan sistem informasi akuntansi

digunakan atau tidaknya dalam efektivitas persediaan obat.

Tidak hanya melakukan wawancara dengan beberapa narasumber atau melakukan

observasi di lapangan saja akan tetapi peneliti juga diperkenankan oleh kepala Puskesmas

ikut terlibat dalam operasional pada farmasi obat di puskesmas buniwangi yang dimana

peneliti dapat melakukan proses alur sistem informasi akuntansi dan pengendalian

internal persediaan dan keefektivitasan persediaan obat yang dilakukan mengenai bagian-

bagian yang berkaitan dengan judul penelitian yang peneliti lakukan.

Disana peneliti juga ikut terlibat pada bagian pelayanan atau pengelolaan obat yang

dimana peneliti diberikan arahan bagaimana cara melayani pemberian obat kepada

pasien, dan dalam pengelolaan persediaan obat di arahkan cara menyusun obat dengan

rapih dan juga menghitung persediaan obat yang sudah kosong di alas depan bagian

pelayanan obat untuk pasien dan tak hanya itu juga peneliti diajarkan cara untuk

meresepkan obat yang sudah di tuliskan di kertas reserve oleh dokter kepada pengelola

Farmasi untuk pasien.

Dalam proses analisis data selama dan setelah dilapangan juga ketika melakukan

analisis data metode kualitatif menggunakan analisis yang dicetuskan oleh mMiles dan

Huberman dimana analisis tersebut sering isenut metode analisis interaktif dimana

aktivitas dalam data kualitatif ada tiga yaitu, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan

51
atau verifikasi.

4.3.2.1 Reduksi Data

Pada saat observasi dilapangan berlangsung, peneliti juga melakukan reduksi data

dimana reduksi data ini yaitu memilih data apa saja yang memang peneliti butuhkan

dalam penelitian yang dilakukan dimana semua data akan terlampir pada bagian lampiran

penelitian ini, adapun data-data yang peneliti dapatkan yang berkenan dengan penelitian

ini iangaranya sebagai berikut:

1. Catatan persediaan obat kosong

2. Data persediaan obat kosong

4.3.2.2 Data Display (Penyajian Data)

Setelah melakukan reduksi data peneliti juga harus melakukan data display (penyajian

data), dimana dengan penyajian data dapat memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi selama proses dilapangan berlangsung. Penyajian data dapat berupa teks naratif,

grafik, matrik, atau bahan alur (flowchart).

Dalam menjawab rumusan masalah mengenai sistem informasi akuntansi persediaan

dan pengendalian internal persediaan pada efektivitas persediaan obat peneliti

menggunakan alur berdasarkan proses pengamatan dan hasil wawancara yang peneliti

dapatkan selama dilapangan yaitu di puskesmas buniwangi.

Adapun bagian alur dalam proses sistem informasi akuntansi persediaan dan

pengendalian internal persediaan yang dilakukan pada puskesmas buniwangi sebagai

berikut:

Alur Sistem Informasi Akuntansi

Mulai

Rencana kebutuhan
obat
52
Pemesanan Obat

Laporan ke kepala Bagian Gudang


Puskesmas Farmasi Dinkes

Supplier
Dinkes

Petugas
Farmasi

Penyimpanan
obat

Pengecekan &
Selesai
Pelaporan

Gambar 4.2
Bagan Alur Sistem Informasi Akuntansi Dan Pengendalian Internal Persediaan

Adapun alur di atas yang dilakukan dalam proses masuknya obat meliputi sebagai

berikut:

1. Perencanaan kebutuhan obat

2. Pengadaan dan pemesanan obat

Penerimaan obat kemudian di cek dulu kesesuaian barang yang di pesan (meliputi

rusak/tidak, suhu sesuai penyimpanan pada saat perjalanan, jumlah, expire date, no

batch).

3. Penyimpanan obat

4. Distribusi

Pendistribusian ke setiap depo sesuai surat pesanan yang telah dipesan tiap depo,

53
pengendalian di dalamnya dengan melakukan pendataan obat slow moving, data stok

obat serta dilaksanakannya stock of name di akhir bulan.

5. Penghapusan

Adapun beberapa obat yang kadaluarsa atau rusak dan arsip yang sudah melewati

masa penyimpananya maka dilakukan pemusnahan sesuai ketentuan yang berlaku.

6. Pencatatan dan pelaporan

Dalam hal ini gudang farmasi melakukan pelaporan indikator jumlah item obat

yang ada atau kosong, slow moving, data stok obat dan obat expire.

7. Monitoring dan evaluasi

Dalam hal ini dilakukannya rapat dan diskusi terkait permasalahan yang ada serta

rencana perbaikan kedepan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisis yang disebabkan

54
hubungan sistem informasi akuntansi persediaan dan pengendalian internal persediaan

terhadap efektivitas persediaan obat di Puskesmas yang dilakukan pada Puskesmas

Buniwangi yang bertempat di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, dari hasil

pengumpulan, pengolahan serta analisis data yang telah dilakukan menghasilkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Akuntansi persediaan sangat berperan penting pada keefektivitasan

persediaan obat di Puskesmas Buniwangi, dengan adanya fasilitas yang mendukung

sistem informasi akuntansi dari mulai sistem yang mengatur masuknya obat,

pengklasifikasian obat, dan juga laporan akhir yang bisa dipertanggung jawabkan

dapat dikatakan sistem informasi akuntansi persediaan di puskesmas buniwangi

berjalan dengan baik sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan.

2. Pengendalian Internal Persediaan berperan penting pada efektivitas persediaan obat

puskesmas, terkait ada unsur yang ada dalam pengendalian internal seperti

pelaksanaan evaluasi dan juga pengawasan yang sering dilakukan serta kepatuhan

seluruh karyawan pada aturan yang ada, membuat tujuan dari keefektivitasan

persediaan obat di puskesmas buniwangi tercapai dengan baik dan efektif yang berarti

pengendalian internal yang ada di puskesmas buniwangi berjalan dengan baik.

3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan dan Pengendalian Internal Persediaan

berperan penting pada efektivitas persediaan obat di puskesmas, hal ini dilihat dari

hasil akhir yang menunjukan kemudahan dalam memproses dan juga melakukan

pengawasan untuk nantinya dilakukan evaluasi sehingga adanya sistem informasi

akuntansi dan pengendalian internal mempermudah dalam mencapai tujuan dari visi

Puskesmas Buniwangi.

5.2 Saran

Ada beberapa kekurangan yang terdapat pada saat penelitian dilakukan, maka dari itu

55
peneliti memiliki beberapa saran ataupun rekomendasi untuk puskesmas buniwangi.

Adapun saran yaitu sebagai berikut:

1. Instalansi farmasi puskesmas buniwangi diharapkan bisa mengembangkan sistem

informasi akuntansi persediaan obat dengan memperbaharui aplikasi baik online

maupun offline yang didalamnya terdapat fitur-fitur yang beragam sehingga mampu

memfasilitasi apa yang dibutuhkan dalam kegiatan persediaan obat.

2. Instalasi farmasi puskesmas buniwangi diharapkan bisa meningkatkan pengwasan

dalam semua proses mengenai obat seperti pada proses baru masuk sampai keluarnya

ke pasien sehingga terjaminnya keamanan serta tidak mengurangi dari kualitas obat

itu sendiri.dan juga seharusnya ada ruangan khusus yang dimana setiap barang baru

itu tidak menumpuk begitu saja.

3. Bagi pihak instalasi farmasi puskesmas diharapkan adanya ruang berbeda bagi

karyawan gudang farmasi atau adanya sekat yang bisa memisahkan antara pegawai

satu dengan yang lainnya supaya terciptanya kefokusan dalam bekerja dan tataannya

lebih terlihat rapi, sehingga perbaikan dari sistem informassi akuntansi dan

pengendalian internal akan tercipta dengan maksimal

4. Dan teruntuk pihak yang berkaitan dengan penelitian ini diharapkan lebih terbuka lagi

dalam memberikan informasi atau data, jika ada yang melakukan penelitian di

instansi tersebut supaya lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

56
Adawiah, Hoeriah Rabiatul(2018) PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PEMBELIAN BAHAN BAKU DAN PENGENDALIAN INTERNAL

PEMBELIANBAHAN BAKU TERHADAP EFEKTIVITAS PERSEDIAAN

BAHAN BAKU PADA PT. IPHA LABORATORIES.jurnal akuntansi,

audit dan sistem informasi.http://journal.unla.ac.id

Chalia, R.(2019) PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN

DAN PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN. Jurnal sistem informasi

akuntansi.http://eprints.ummi.ac.id

Charlia, Rennita(2019) PENGARUH SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN

PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN TERHADAP

PENGELOLAAN PERSEDIAAN.Vol 2, No 2.

Djuhara, Djajun. & Januariska(2014) PENGARUH SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG TERHADAP PENGENDALIAN

INTERNAL PERSEDIAAN BARANG PADA CV. TRI MULTI

MANUNGGAL BANDUNG.Ekonomi, Bisnis &

Entrepreneurship.https://jurnal.stiepas.ac.id/index.php/jebe/article/view/6 8

Fahmi Zuliana, A & Sudarmadi, D(2018) PENGARUH AUDIT OPERASIOANAL

DAN PROSEDUR PERSEDIAAN BARANG. Audit Oprasional Vol 2,

No.3.http://journalfeb.unla.ac.id

Kalendesang, Angelina Klesia, Linda Lambey, Dan Novi S. Budiarso. 2017.”Analisis

Efektivitas Sistem Pengendalian Inetrnal Persediaan Barang Dagang Pada

Supermarket Paragon Mart Tahuna.” Going Concern : Jurnal Riset Akuntansi

12 (2): 131-39. Https:Doi.Org?10.3400?Gc.12.2.17443.2017


57
Kusumastuti, I. A., Anita Wijayanti, & Nurlaela, S. (2017). Efektivitas Sistem

Pengendalian Intern Persediaan Obat Di Rumah Sakit Anak Astrini Wonogiri.

Jurnal Ekonomi Paradigma, 19(02).

Maulana, Y. S. (2019). Pengaruh Pengendalian Internal Persediaan Terhadap Efektivitas

Pengelolaan Persediaan Produk Blockboard Pada PT Albasi Priangan Lestari.

Jurnal Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, 2(2).

https://doi.org/10.25139/jai.v2i2.1320

Mulyani, Sri. 2017. Sistem Informasi Akuntansi. Di edit oleh Eddy Purnomo. 2 e

d.Jakarta: Universitas Terbuka. www.ut.ac.id.

Naibaho, Alex Tarukdatu. (2013) ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP EFEKTIVITAS

PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU.Analisi pengendalian

internal.http://repository.usm.ac.id

Otinur, F., Pangemanan, S. S., & Warongan, J. (2017). ANALISIS SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN BARANG PADA TOKO CAMPLADEAN MANADO. GOING

CONCERN : JURNAL RISET AKUNTANSI, 12(01).

https://doi.org/10.32400/gc.12.01.17202.2017

Putra, I. S., & Usriyati, S. (2011). Efektivitas Pengelolaan Sistem Informasi Akuntansi

dalam Pengendalian Persediaan Obat pada Rumah Sakit Syuhada Haji Blitar.

Jurnal Kompilek, 3(2).

Putra, M. D., & Widyawati, D. (2019). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi dan

Sistem Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Kinerja. Jurnal Ilmu Dan

Riset Akuntansi, 8(9).

Rizki Eka Putra(2018) ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN


58
PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN.Vol 5,

No 2. Sugiyono,(2017) METODE PENELITIAN KUANTITATIF,

KUALITATIF.DAN R&D. Bandung.

Romney, Marshall B, dan Paul John Steinbert. 2019. Sistem Informasi Akuntansi. Di

edit oleh Muhammad Yaskur. 13 Ed. Jakarta: Salemba

Empat.Http://www.Penerbitsalemba.com.

Yulientinah, Dewi Selviani. & Siregar, Siti Aminah(2021) PENGARUH SISTEM

INFORMASI PERSEDIAAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL

PERSEDIAAN PADA PT TRIJATI PRIMULA. Sistem Informasi

Akuntansi.http://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/jurnalland

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

59
Observasi

60
WAWANCARA
61
62
DOKUMENTASI

63
(Saat mengikuti kegiatan apel pagi)

DOKUMENTASI

64
KARTU BIMBINGAN

PEMBIMBING 1 (Elan Eriswanto, S.E., M.M)

lxv
KARTU BIMBINGAN

PEMBIMBING 2 (AndriI Idrawan, S.E., M.AK)

lxv
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Penyusun

Nama : Mas Ajeng Nuraeni

Tempat Dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 09 Maret 2000

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kp. Cinaron Rt/Rw 15/02 Desa Buniwangi

Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi

2. Riwayat Pendidikan Formal

2006-2012 : MIN 2 SUKABUMI

2012- 2015 : MTSN PASIRIPIS

2015-2018 : SMK 2 BINA BANGSA

2018-2022 : Universitas Muhammadiyah Sukabumi

(S1 Akuntansi)

lxv
ii

Anda mungkin juga menyukai