PENDAHULUAN
Dewasa ini, setiap perusahaan ingin melanjutkan operasinya dengan tujuan untuk
untuk menghasilkan laba ini, tentu perusahaan harus mampu mengelola semua sumber
daya yang dimilikinya secara efektif. Sumber daya yang ada di perusahaan ini tentunya
bisa diperoleh melalui modal yang bersumber dari internal perusahaan maupun dari
eksternal perusahaan. Sumber modal internal adalah berupa pemanfaatan laba yang
ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemegang
melakukan pinjaman kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go
sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal disebut sebagai rentabilitas/ profitabilitas.
Salah satu jenis rasio profitabilitas ini adalah Return on Investment (ROI). Rasio ROI
tingkat asset tertentu. Jika angka yang ditunjukkan semakin besar berarti semakin bagus.
Seyogyanya, setiap perusahaan go public akan berusaha untuk memperoleh laba yang
besar untuk kelangsungan operasi perusahaan serta dibagikan kepada para pemegang
saham. Dengan demikian, perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi akan
mempunyai dana yang cukup untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang
sahamnya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2007) yang
terhadap dividend payout. Hal ini berarti perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari
operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pandanaan dari luar. Hermi
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk
laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya ketersediaan kas,
karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang kas tidak mencukupi
maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba tersebut untuk diinvestasikan
Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio (DPR)
Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan menanamkan dananya atau tidak
pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham yang hidup dari penghasilan berupa
dividen, mereka tentu akan lebih memilih saham-saham yang dividennya dapat mereka
andalkan.
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2008
memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang
terjadi adalah adakalanya tidak semua perusahaan yang mampu menghasilkan laba yang
oleh data dalam tabel berikut. Informasi yang terdapat pada tabel di bawah ini, diperoleh
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Yang Mengalami Peningkatan Profitabilitas Tetapi Tidak
Membayar Dividen
PROFIT SALES
1 PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY TBK 1.049.077 1.167.846 1.343.031 11.276 14.582 22.934
3 PT FAJAR SURYA WISEA TBK 1.506.491 1.693.081 2.655.795 5.828 101.728 121.97
4 PT PELANGI INDAH CANINDO TBK 233.117 249.39 336.161 1.774 1.88 8.525
6 PT RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK 313.398 417.81 425.584 37.641 38.226 41.396
9 PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK 229.273 333.455 499.87 35 130 15.76
10 PT TUNAS BARU LAMPUNG TBK 1.220.636 1.193.999 1.844.207 6.219 52.884 97.227
11 PT ULTRA JAYA MILK TBK 711.723 835.23 1.126.800 4.528 14.732 30.317
Berdasarkan informasi tersebut, dapat kita lihat bahwa tidak semua perusahaan
yang listing di BEI, yang memiliki profitabilitas yang baik (ditinjau dari kenaikan laba)
akan membayar dividen, dan berdasarkan fenomena tersebut, ternyata di samping ROI
yang dicapai dan laba yang dihasilkan, ada banyak faktor lain yang juga mempengaruhi
kebijakan deviden suatu perusahaan, antara lain faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk
Investment (ROI) sebagai salah satu rasio dari profitabilitas perusahaan yang dihasilkan
oleh perusahaan dan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus
kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat apakah Return on
Investment (ROI) atau arus kas operasi yang lebih mempengaruhi perusahaan dalam
menentukan ratio pembayaran dividen (DPR), atau antara Return on Investment (ROI)
dan arus kas operasi secara bersama-sama mempengaruhi rasio pembayaran dividen
(DPR), secara khusus untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang listing di BEI dari
fenomena yang tersebut di atas. Maka, berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti
(ROI) dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan
kebijakan dividen.
b) Untuk menguji apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen.
c) Untuk menguji apakah Return on Investment (ROI) dan arus kas operasi secara
a) Bagi peneliti, sebagai salah satu upaya untuk memperkaya pengetahuan dan
memperdalam bidang yang diteliti, serta sebagai bahan referensi apabila dimintai
pendapat mengenai pengaruh ROI dan arus kas operasi terhadap kebijakan
dividen.
b) Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dan acuan
c) Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan
serta pengetahuan peneliti, maka peneliti melakukan beberapa batasan konsep terhadap
1. Penelitian ini membatasi periode penelitian yaitu hanya dari tahun 2006-
2008.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROI dan