Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Kerja Transistor Sebagai Saklar

Prinsip kerja trasistor sebagai saklar adalah memanfaatkan kondisi jenuh dan cut-off suatu
transistor, dimana kedua kondisi ini diperoleh dengan pengaturan besar arus yang melalui basis
transistor. Kondisi jenuh atau saturasi akan diperoleh jika basis transistor diberi arus cukup
besar sehingga transistor mengalami jenuh dan berfungsi seperti saklar yang tertutup.
Sedangkan kondisi cut-off diperoleh jika arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil atau
mendekati nol ampere, sehingga transistor bekerja seperti saklar yang terbuka.

Gambar Titik Kerja Transistor

Gambar di bawah menunjukkan salah satu contoh pengunaan sebuah transistor sebagai saklar
beserta garis beban dc. Pengaturan on-off transistor dengan mengatur level tegangan pada
basis transistor tersebut. Jika arus basis lebih besar atau sama dengan arus basis saat saturasi,
titik kerja transistor berada pada ujung atas garis beban dc, dalam kondisi ini transistor
berlaku sebagai saklar tertutup. Sebaliknya jika arus basis nol, titik kerja transistor berada
pada titik ( P ) dalam kondisi ini transistor berlaku sebagai saklar terbuka.

Karakteristik area cut-off

Keterangan gambar :

Input basis dibuat ground atau V = 0 volt


Tegangan basis ke emitor ( Vce < 0.7 volt)
Arus yang lewat kolektor = 0 (IC=0 volt)
Tegangan keluaran (Vout) = Vce = Vcc = 1

Gambar tersebut merupakan skema rangkaian kerja dari transistor sebagai saklar. Arus masuk
dari kaki basis (Ib) pada transistor adalah nol dan arus keluaran pada kaki kolektor (Ic) juga
adalah nol, dan tegangan maksimum berada di kaki kolektor (Vce), kondisi di atas membuat
arus tidak bisa memasuki komponen ini, oleh karena itu kondisi ini adalah dimana transistor
berada dalam kondisi full-off atau kondisi tidak aktif secara penuh. Jadi bisa kita
definisikan bahwa kondisi di atas adalah kondisi dimana transistor sebagai saklar berada
dalam area kerja cut-off atau tidak aktif secara penuh.

Karakteristik area jenuh (saturation)

Dalam kondisi ini arus pada kaki basis akan dibuat maksimum sehingga menghasilkan arus
maksimum pada kaki kolektor dan membuat tegangan di kaki emitor mengecil atau
minimum. Hal ini membuat arus yang maksimal mengalir pada transistor, kondisi ini disebut
membuat transistor sebagai saklar menjadi full-on

Keterangan gambar:

Input dan basis dihubungkan ke Vcc


Tegangan basis ke emitor Vbe > 0.7 volt
Transistor dalam kondisi full-on
Arus maksimal mengalir melewati kaki kolektor (Ic = Vcc / Rl)
Tegangan yang melewati kaki emitor (Vce) = 0
Transistor beroperasi dalam kondisi saklar tertutup(closed switch)

Sehingga dapat didefinisikan bahwa area jenuh atau saturasi adalah kondisi dimana transistor
dalam mode on, ketika menggunakan transistor bipolar sebagai saklar dua persimpangan
mengalami bias maju dimana Vb > 0.7 volt dan arus dari kolektor Ic = maksimum.

Ada istilah lain yang disebut untuk kondisi ini, yaitu kondisi kerja transistor single-pole
single-throw (SPST) saklar solid state. Prinsip kerjanya yaitu dengan sinyal yang masuk ke
kaki basis adalah nol dan transistor menjadi Off sehingga bertindak seperti saklar terbuka
dengan arus yang mengalir ke kolektor adalah nol.
Sedangkan ketika sinyal yang dimasukan ke kaki basis adalah positif maka hal itu akan
membuat transistor menjadi On dan bertindak seperti saklar tertutup sehingga ada arus
maksimum yang melewati komponen ini.

Kekurangan dan kelebihan transistor sebagai saklar

Kekurangan dari saklar transistor yaitu kecilnya arus beban yang mampu disaklarkan.
Sedangkan kelebihan dari saklar transistor yaitu untuk pensaklaran yang sangat cepat, tidak
terjadi bouncing (seperti halnya pada pensaklaran mekanik dengan relay). Karena tidak
menggunakan peralatan mekanik seperti saklar-saklar umumnya, maka transistor ini cocok
untuk mensaklarkan rangkaian digital yang memerlukan kecepatan, keakuratan serta hanya
supply tegangan yang kecil.

Anda mungkin juga menyukai