Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Penyiaran Televisi


Televisi berarti melihat dari jarak jauh (tele = jauh, visi = lihat), Pada saat
ini diartikan sebagai suatu cara pengiriman gambar yang bergerak (secara normal
digabung dengan sinyal suara) dari jarak jauh dengan menggunakan sistem
telekomunikasi.
Pengiriman sinyal televisi gagasannya sama seperti pada sistem penyiaran
radio yang mengirimkan gelombang suara. Sinyal frekuensi video memodulasi
gelombang pembawa frekuensi tinggi untuk melengkapi transmisi tanpa kabel.
Pada pesawat penerima televisi bagian detektor video memulihkan sinyal video
yang asli. Pemancaran televisi sangat mirip dengan pemancaran radio, kecuali
bahwa modulasi video digunakan untuk sinyal gambar. Sinyal suara yang termasuk
didalamnya juga dipancarkan pada sebuah gelombang pembawa yang terpisah.
Semua sistem ini menggunakan gelombang radio elektromagnetik untuk
pemancarannya. Dalam penyiaran TV, modulasi amplitudo (AM-Amplitudo
Modulation) digunakan untuk sinyal gambar dan modulasi frekuensi (FM-
Frekuensi Modulation) digunakan untuk sinyal suara (B, Wibisono. 2009).

2.2 Modulasi
Modulasi yaitu proses penumpangan sinyal - sinyal informasi pada sinyal
gelombang pembawa (carrier) dan gelombang pembawa inilah yang nantinya
mengantarkan sinyal informasi dari tempat pengirim ketempat penerima. Modulasi
hanya terjadi pada pihak pengirim.
Dalam teknik telekomunikasi dikenal beberapa modulasi, yaitu :
a. Amplitudo Modulasi (AM), yaitu peristiwa modulasi terjadi dengan mengubah-
ubah amplitudo gelombang pembawa sesuai dengan perubahan amplitudo
gelombang informasi. Berikut keluaran gelombang AM terlihat pada Gambar
2.1.

4
5

Gambar 2.1 Gelombang AM


b. Frekuensi Modulasi (FM), yaitu proses modulasi yang terjadi dengan
mengubah-ubah frekuensi gelombang pembawa sesuai dengan perubahan
frekuensi sinyal informasi. Berikut keluaran gelombang FM, terlihat pada
Gambar 2.2 (Abdul Sholeh, 2015).

Gambar 2.2 Gelombang FM


2.3 Frekuensi Dasar Audio Dan Video
Untuk sinyal gambar (video) ataupun suara (audio) perubahan frekuensi
disebut daerah frekuensi dasar (base band). Dalam sistem audio lebar frekuensi
dasar adalah 20Hz – 20Khz dan dalam sistem video mempunyai lebar frekuensi
dasar sebesar 0 – 5 Mhz. Sinyal frekuensi dasar audio dapat dihubungkan kesebuah
6

pengeras suara untuk dapat menghasilkan kembali suara yang diinginkan.Begitu


pula dengan sinyal frekuensi dasar video dapat dikembalikan kesebuah tabung
gambar untuk menghasilkan gambar yang diinginkan (Abdul Sholeh, 2015).

2.4 Pemancar FM
Dalam istilah telekomunikasi, pemancar adalah bagian yang berfungsi untuk
mengubah informasi dalam bentuk yang sesuai, dalam hal ini Pemancar FM dengan
input CCTV untuk menghasilkan audio atau suara. Modulasi FM pada pemancar
radio, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring perubahan suara atau
informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relative tetap. Setelah dilakukan
penguatan daya sinyal agar bisa dikirim jauh, gelombang yang telah tercampur tadi
dipancarkan melalui antenna. Secara garis besar, prinsip pemancar FM sama saja
dengan pemancar AM. Bedanya hanya dalam penggunaan frekuensi yang lebih
besar, sehingga lebih leluasa dalam menyalurkan informasi, dan lebih tahan
terhadap gangguan noise (Abdul Sholeh, 2015).

2.4.1 Blok Diagram Pemancar


Pada pemancar, microphone akan menangkap suara manusia dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Mengingat daya keluaran pada mic sangatlah
kecil maka dibutuhkan rangkaian audio mixer sebagai penguat awal untuk
mengatur kualitas suara dan volume. Setelah dikuatkan lalu sinyal informasi yang
berfrekuensi rendah dimodulasikan dengan sinyal carrier yang berfrekuensi tinggi
yang dihasilkan oleh oscillator. Sinyal yang sudah dimodulasi ini lalu dikuatkan
dayanya agar jarak jangkauan yang dapat dipancarkan dapat lebih jauh. Setelah
daya dikuatkan maka sinyal modulasi dikirimkan ke udara melalui antenna.
Diagram blok pemancar dapat dilihat pada Gambar 2.3 dibawah ini (Fatkhurozi,
Setio. 2012).
7

Gambar 2.3 Diagram Blok Pemancar FM

2.5 Osilator
Osilator (Oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan
sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang konstan.
Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk Gelombang Sinus
(Sinusoide Wave), Gelombang Kotak (Square Wave) dan Gelombang Gigi Gergaji
(Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya
(power supply) dikonversikan oleh Rangkaian Osilator menjadi sinyal arus bolak-
balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo
konstan.

Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian Osilator adalah


“Periodik”, “Amplitudo” dan “Frekuensi”. Berikut ini adalah pengertian dari ketiga
istilah penting tersebut.

 Periodik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 1 kali getaran


atau waktu yang dibutuhkan pada 1 siklus gelombang bolak-balik, biasanya
dilambangkan dengan t dengan satuan detik (second).
 Amplitudo adalah simpangan terjauh yang diukur dari titik keseimbangan
dalam suatu getaran.
 Frekuensi adalah sejumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik, satuan
frekuensi adalah Hertz.
8

Penggolongan Osilator biasanya dilakukan berdasarkan Karakteristik


Frekuensi keluaran yang dihasilkannya. Berikut dibawah ini adalah Penggolongan
Osilator berdasarkan Frekuensi keluaran.

a. Osilator Frekuensi Rendah (Low Frequency Oscilator), yaitu Osilator


yang dapat membangkitkan frekuensi rendah dibawah 20Hz.
b. Osilator Audio (Audio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi Audio diantara 16Hz hingga 20kHz.
c. Osilator Frequency Radio (Radio Oscilator), yaitu Osilator yang dapat
membangkitkan Frekuensi Radio diantara 100kHz hingga 100GHz.

Rangkaian Osilator banyak digunakan dalam perangkat-perangkat


Elektronika seperti Pemancar Radio, Pemancar Televisi, Jam, Beeper dan Konsol
video Games.

Sebuah Rangkaian Osilator sederhana terdiri dari Dua bagian utama, yaitu
Penguat (Amplifier) dan Umpan Balik (Feedback). Berikut ini Blok Diagram
dasar sebuah Rangkaian Osilator ditunjukkan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.4 Osilator

Pada dasarnya, Osilator menggunakan sinyal kecil atau desahan kecil yang
berasal dari Penguat itu sendiri. Pada saat Penguat atau Amplifier diberikan arus
listrik, desah kecil akan terjadi, desah kecil tersebut kemudian diumpanbalik ke
Penguat sehingga terjadi penguatan sinyal, jika keluaran (output) penguat sefasa
9

dengan sinyal yang diumpanbalik (masukan) tersebut, maka Osilasi akan terjadi
(Kho, Dickson).

2.6 Kanal dan Jalur-Jalur Frekuensi


Pada sistem televisi perlu diketahui bahwa yang dipancarkan sinyal video
mempunyai lebar frekuensi 0Hz hingga 5Mhz, karena kedua gelombang suara dan
gelombang pembawa gambar mempunyai komponen lebar frekuensi yang harus
dipancarkan pada sebuah jalur frekuensi maka bisa digunakan gelombang radio
VHF dan UHF sebagai Pembawa pada penyiaran TV.
Pada alat ini penggunaan gelombang pembawa dilakukan dengan
menggunakan gelombang radio VHF. Tabel 2.2 menunjukkan hubungan antara
kanal-kanal dengan jalur frekuensi yang dipergunakan pada stasiun pemancar TV.
Ada sebelas kanal VHF yang berada pada frekuensi 47Mhz sampai 230 Mhz.
Masing-masing kanal mempunyai lebar bidang frekuensi 7Mhz. Dalam beberapa
hal dipergunakan juga jalur UHF yang berkisar antara 590Mhz hingga 770Mhz. Hal
ini bisa dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini (B, Wibisono. 2009).
Tabel 2.1 Nomor kanal dan jalur frekuensi gelombang TV VHF

Tabel 2.1 Kanal dan Jalur-jalur Frekuensi


10

2.7 Transistor sebagai penguat


Dari sekian banyak kegunaan transistor, salah satunya adalah sebagai
penguat. Transistor yang digunakan sebagai penguat, setiap kaki mempunyai
kegunaan yang berbeda yakni kaki pertama berfungsi sebagai common, kaki kedua
berfungsi untuk memadukan dan yang ketiga sebagai output ( keluaran ). Dilihat
dari konfigurasinya, penguat transistor dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Konfigurasi common emitor
2. Konfigurasi common basis
3. Konfigurasi common colektor
Macam-macam jenis transistor dapat dilihat pada Gambar 2.6 dibawah ini (Kho,
Dickson).

Gambar 2.5 Transistor


2.8 Pengoperasian Rangkaian LC
Frekuensi osilator balikan biasanya ditentukan dengan menggunakan
jaringan inductor kapasitor (LC). Jaringan LC sering disebut sebagai “rangkaian
tangki”, karena kemampuannya menampung tegangan AC pada “frekuensi
resonansi”.
Dengan harga :
1
𝑓𝑟 = (Persamaan 2.1)
2𝜋√LC

Dimana : fr = frekuensi resonansi dalam hertz (Hz)


11

L = Induktansi dalam Henry (H)


C = Kapasitansi dalam Farad (F)
Resonansi terjadi saat reaktansi kapasitif (Xc) besarnya sama dengan
reaktansi induktif (XL). Rangkaian tangki akan berosilasi pada frekuensi ini.
Pada frekuensi osilasi rangkaian tangki LC tentunya memiliki resistansi
yang akan mengganggu aliran arus pada rangkaian. Akibatnya, tegangan AC akan
cenderung menurun setelah melakukan beberapa putaran osilasi.
Dalam hal ini, rangkaian telah terjadi kehilangan energi yang diubah dalam
bentuk panas. Osilasi rangkaian tangkai dapat dibuat secara continue jika kita
menambahkan energi secara periodik dalam rangkaian. Energi ini akan digunakan
untuk menggangti energi panas yang hilang.
Tambahan energi pada rangkaian tangki dengann menghubungkan kapasitor
dengan sumber DC, tidak mungkin dilakukan secara manual. Proses pemutusan dan
penyambungan dengan kapasitor dilakukan secara elektronik dengan menggunakan
jasa transistor.
Perlu diingat bahwa induktansi dari kumparan akan tergantung pada
frekuensi pengoperasian Osilator LC, biasanya dioperasikan pada daerah RF.
Induktansi kumparan biasanya dapat diubah dengan menggeser batang “ferit” yang
ada di dalam kumparan. Ini akan membantu mengatur frekuensi dari rangkaian
tangki (Marpaung, Flauzie Amallia. 40-41).

2.9 Rangkaian Modulator FM


Modulator FM digunakan untuk menghasilkan sinyal FM, yang merupakan
sinyal hasil penumpangan sinyal pemodulasi dengan sinyal pembawa yang berubah
terhadap frekuensinya. Berikut adalah gambar dari rangkaian modulator FM,
terlihat pada Gambar 2.7.
12

Gambar 2.6 Rangkaian Modulator FM


Prinsipnya adalah bahwa sinyal informasi yang diberikan akan
ditumpangkan pada sinyal carrier sehingga bentuk sinyal carrier nantinya akan
sesuai dengan sinyal informasi ( dalam hal ini adalah frekuensinya). Rangkaian
diatas menunjukan adanya kapasitansi varaktor (Cv) yang merupakan pengendali
frekuensi di dalam modulator. Varaktor merupakan diode yang diberi tegangan
balik sehingga dapat bekerja sebagai kapasitor dimana nilai kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang diberikan. Jadi dengan mengubah tegangan input
pada varaktor, maka frekuensi dalam modulator akan berubah.
Bila tegangan input merupakan sebuah sinyal pembawa, maka frekuensi
dalam modulator akan berubah sesuai dengan perubahan sinyal pembawa. Ini sesuai
dengan prinsip modulasi frekuensi yang telah dijelaskan awal. Output pada
modulator FM ini merupakan sinyal dari modulatoryang frekuensinya telah diubah
– ubah sesuai dengan sinyal informasi.
Adapun rangkaian lain yang dapat digunakan untuk modulator FM adalah
rangkaian osilator dengan VCO ( Voltage Controlled Oscillator ). Osilator dapat
digunakan untuk membangkitkan sinyal informasi yang dapat dengan mudah
diganti frekuensinya. VCO digunakan untuk memodulasi sinyal dari osilator,
prinsip kerjanya sama dengan rangkaian modulator diatas. Di dalam VCO juga
terdapat varaktor yang mengendalikan frekuensi sinyal di dalam VCO. Keduanya
dapat di rangkai sehingga menjadi system PLL (Phase Locked Loop) yang
menghasilkan output yang lebih stabil tetapi dapat dengan mudah diubah – ubah.
Prinsip lain dari modulator dapat dilihatb pada Gambar 2.8 dibawah ini.
13

Gambar 2.7 Osilator Kristal (a) dan VCO (b)

Anda mungkin juga menyukai