Anda di halaman 1dari 6

MIKROALGA SEBAGAI SUMBER BIOMASA TERBARUKAN:

TEKNIK KULTIVASI DAN PEMANENAN

Dessy Ariyanti dan Noer Abyor Handayani


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Abstract

For millennia, aquatic environment has been a source of food, minerals, and natural products to fulfill
humans need. In order to resolved problem due to increment of population, the development of
product microalgae based which is one of renewable resource absolutely needed. There are two
important processes in biotechnology of microalgae, microalgae cultivation and harvesting. Common
cultivation methods used in growing microalgae are open raceway pond system and closed
photobioreactor system. While harvesting methods used is flocculation, centrifugation and filtration.
This paper described briefly the methods used in cultivation and harvesting of microalgae.

Keywords: microalgae, cultivation, harvesting

1. Pendahuluan Mikroalga tidak hanya memiliki kapasitas


Selama bertahun-tahun lingkungan untuk memproduksi produk yang bernilai
perairan telah menjadi sumber makanan, tinggi tapi juga memiliki kemampuan
mineral dan produk alami untuk untuk berkembang biak hanya dengan
memenuhi kebutuhan manusia. Dalam menggunakan cahaya matahari, karbon
upaya mengatasi masalah yang dioksida dan air laut. Mikroalga memiliki
ditimbulkan akibat peningkatan populasi struktur uniselular yang dengan mudah
dan kebutuhan manusia, pengembangan mengkonversi energi matahari menjadi
produk berbasis sumber alam terbarukan energi kimia.
mutlak diperlukan. Salah satunya adalah Secara umum, proses bioteknologi
pengembangan mikroalga sebagai salah mikroalga dapat dilihat pada Gambar 1.
satu sumber biomasa masa depan. Tabel 1 Proses bioteknologi mikroalga telah
menunjukkan beberapa jenis produk dikembangkan untuk berbagai jenis
berbasis mikroalga. aplikasi komersial. Sebagai organisme
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa fotosintetik, mikroalga memiliki
mikroalga merupakan sumber biomasa kandungan klorofil yang dapat
yang potensial untuk dikembangkan dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau
diantara organisme akuatik lainnya. kosmetik (Borowitzka, M.A., dkk, 1999).

Tabel 1. Beberapa jenis produk berbasis mikroalga (Spolaore, P., dkk., 2006)
Produk Aplikasi
Biomasa Biomasa Makanan sehat
Functional food
Pakan tambahan
Aquakultur
Remediasi tanah

Pewarna dan antioksidan Xantofil Makanan tambahan


Lutein Pakan tambahan
-karoten Kosmetik
Vitamin C dan E

Asam lemak (fatty acid) Arachidonic acid (AA) Makanan tambahan


Eicosapentaenoic acid (EPA)
Docosahexaenoic acid (DHA)
- linoleic acid (GLA)
Linoleic acid (LA)

Polimer Polisakarida Makanan tambahan


Pati Pakan tambahan

35
Gambar 1. proses bioteknologi mikroalga

Mikroalga juga dapat dimanfaatkan dan parameter pertumbuhan seperti pH,


sebagai sumber bahan baku untuk industri temperatur dan karbon dioksida dapat
farmasi karena beberapa jenis dari dikontrol dengan baik. Walaupun
mikroalga mengandung antioksidan dan demikian, sistem photobioreactor
antibiotik. Mikroalga memiliki kandungan memerlukan biaya tinggi sehingga
protein, vitamin dan polisakarida yang pengetahuan dalam pemilihan sistem
memungkinkan untuk dimanfaatkan kultivasi mikroalga sangat diperlukan.
sebagai makanan tambahan. Selain metode kultivasi, metode
Beberapa jenis mikroalga juga pemanenan mikroalga juga sangat penting
diketahui mengandung lipid yang dapat untuk mengahasilkan biomasa konsentrasi
diekstraksi dan diproses lebih lanjut untuk tinggi dan proses yang ekonomis. Metode
menjadi bahan bakar. Hasil samping dari pemanenan mikroalga yang umum
proses ekstraksi lipid mikroalga dapat digunakan antara lain: flokulasi,
dimanfaatkan sebagai bahan baku koagulasi, sentrifugasi dan filtrasi. Paper
biometana, bioethanol dan biohidrogen. ini menjelaskan lebih lanjut teknik
Selain produk, mikroalga memiliki kultivasi dan pemanenan mikroalga.
kontribusi positif terhadap lingkungan
terutama penanganan masalah efek gas 2. Kultivasi Mikroalga
rumah kaca dan polusi air dari industri. Sebagianbesarmikroalga
Mikroalga dapat menyerap karbon menggunakan cahaya dan karbon dioksida
dioksida untuk proses fotosintetisnya dan (CO2) sebagai sumber energi dan sumber
memproduksi nutrien dengan biaya karbon (organisme photoautotrophic).
produksi rendah. Beberapa jenis mikroalga Pertumbuhan optimum mikroalga
juga dapat menyerap nitrogen dan membutuhkan temperatur air berkisar 15 -
mengabsorpsi logam berat serta fosfor. 30C. Media pertumbuhan juga harus
Terdapat dua proses yang paling mengandung elemen inorganik yang
menentukan dalam proses bioteknologi berfungsi dalam pembentukan sel, seperti
mikroalga yaitu kultivasi serta pemanenan nitrogen, phospor, dan besi.
mikroalga. Metode yang umum digunakan Beberapa penelitian telah dilakukan
dalam proses kultivasi mikroalga. Metode untuk mengembangkan teknik, prosedur
tersebut adalah sistem open raceway pond dan proses produksi mikroalga dalam
dan sistem closed photobioreactor. Sistem jumlah besar. Open ponds system dan
open pond memiliki kelemahan yaitu photobioreactor system merupakan teknik
mudah terkena kontaminan sementara budidaya mikroalga yang paling sering
dalam sistem photobioreactor kontaminan digunakan.
36
Open Ponds
Open ponds merupakan sistem
budidaya mikroalga tertua dan paling
sederhana. Sistem tersebut sering
dioperasikan secara kontinyu. Umpan
segar (mengandung nutrisi termasuk
nitrogen, phosphor, dan garam inorganic)
ditambahkan di depan paddlewheel dan
setelah beredar melalui loop-loop
mikroalga tersebut dapat dipanen di bagian
belakang dari paddlewheel. Paddlewheel (b)
digunakan untuk proses sirkulasi dan
proses pencampuran mikroalga dengan Gambar 2. (a) Ilustrasi Raceway open
nutrisi. Beberapa sumber limbah cair dapat pond; (b) Raceway open pond dilapangan
digunakan sebagai kultur dalam budidaya
mikroalga. Pemilihan sumber limbah cair Photobioreactor
tersebut berdasarkan pemenuhan Photobioreactor dikembangkan untuk
kebutuhan nutrisi dari mikroalga. mengatasi permasalahan kontaminasi dan
Mikroalga laut dapat menggunakan air laut evaporasi yang sering terjadi dalam sistem
atau air dengan tingkat salinitas tinggi open pond. Sistem tersebut terbuat dari
sebagai media kultur. material tembus pandang dan umumnya
diletakkan di lapangan terbuka untuk
Biaya operasional sistem open mendapatkan cahaya matahari. Pada
ponds lebih rendah dibandingkan dengan dasarnya, photobioreactor terdapat dalam
sistem photobioreactor, namun sistem 2 jenis, plate dan tubular. Photobioreactor
tersebut memiliki beberapa kelemahan. tubular lebih sesuai digunakan di
Open ponds merupakan sistem kolam lapangan terbuka.
terbuka sehingga mengalami evaporasi Pada dasarnya,, terdapat dua tipe
akut, dan penggunaan karbon dioksida photobioreactor, yaitu tipe flat plate
(CO2) menjadi tidak efisien. Produktivitas (Gambar 3) dan tipe tubular (Gambar 4).
mikroalga juga dibatasi oleh kontaminasi Apabila dibandingkan, tipe tubular lebih
dari alga atau mikroorganisme yang tidak cocok untuk aplikasi di luar ruangan
diinginkan. Gambar 2 menunjukkan karena luasnya permukaan untuk proses
sistem open ponds dengan iluminasi. Namun, flat plate
photobioreactor. photobioreactor juga sering digunakan
karena tipe ini dapat meratakan intensitas
penyinaran sehingga sel yang dihasilkan
memiliki densitas yang lebih tinggi.
Tipe plate-flat photobioreactor lebih
disukai karena: (i) konsumsi energi lebih
rendah dan kapasitas transfer massa tinggi;
(ii) efesiensi fotosintetis tinggi; dan (iii)
tdak terdapat ruang yang tidak terkena
cahaya. Desain dari tipe ini juga beragam
mulai dari tipe gelas hingga PVC
transparan dan tebal.

(a)

37
Tabel 2. Perbandingan antara penggunaan
sistem open pond dengan sistem
photobioreactor. (Harun, R., dkk., 2010)

Faktor Open pond Photobioreactor


Ruang yang Tinggi Rendah
dibutuhkan
Kehilangan air Sangat tinggi Rendah
Kehilangan Tinggi Rendah
CO2
Konsentrasi Rendah Tinggi, terjadi
O2 build up
Temperatur Bervariasi Membutuhkan
pendingin
Pembersihan Tidak perlu Perlu
Kontaminasi Tinggi Tidak ada
Kualitas Bervariasi Tergantung
Gambar 3. Instalasi flat photobioreactor biomasa produksi
Evaporasi Tinggi Tidak ada
Photobioreactor memiliki rasio luas Biaya Tinggi Lebih rendah
pemanenan
permukaan dan volume yang besar. Kebutuhan 4000 1800
Produktivitas mikroalga menggunakan energi (W)
photobioreactor dapat mencapai 13 kali
lipat total produksi dengan menggunakan 3. Pemanenan mikroalga
sistem open raceway pond. Teknik yang banyak diaplikasikan untuk
proses pemanenan mikroalga adalah
flokulasi, sentrifugasi, dan filtrasi. Proses
flokulasi dapat digunakan sebagai tahap
awal untuk mempermudah proses
selanjutnya. Mikroalga memiliki muatan
negatif, sehingga untuk membentuk flok
dibutuhkan flokulan kationik seperti
Al2(SO4)3, FeCl3, dan Fe2(SO4) 3 . Filtrasi
adalah metode pemanenan yang terbukti
paling kompetitif dibandingkan dengan
teknik pemanenan yang lain. Jenis filtrasi
yang dapat digunakan adalah dead end
filtration, mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, filtrasi
bertekanan, dan filtrasi aliran tangensial.
Kinerja teknik pemanenan secara
kuantitatif dapat dievaluasi menggunakan
Gambar 4. Instalasi tubular beberapa parameter antara lain: laju
photobioreactor pemisahan air, kandungan padatan pada
lumpur mikroalga, dan yield dari proses.
Perbandingan antara penggunaan
sistem open pond dengan sistem Sentrifugasi
photobioreactor dapat dilihat pada Tabel Sentrifugasi merupakan proses
2. pemisahan yang menggunakan gaya
sentrifugal sebagai driving force untuk
memisahkan padatan dan cairan. Proses
pemisahan ini didasarkan pada ukuran
partikel dan perbedaan densitas dari
komponen yang akan dipisahkan.

38
Penelitian Chen, C.Y., dkk pada tahun
2011 menunjukkan bahwa proses Flokulan yang dinilai paling efektif
sentrifugasi dengan kecepatan tinggi digunakan untuk proses pemanenam
secara efektif dapat memisahkan mikroalga adalah aluminium sulfat serta
mikroalga dari cairan medianya. Tes beberapa jenis polimer kationik.
laboratorium pada 500-1000 gr hasil
kultivasi mikroalga dalam pond Filtrasi
menunjukkan 80-90% mikroalga dapat Metode pemisahan ini melibatkan
dipisahkan dalam waktu 2-5 menit. media yang permeabel untuk melewatkan
Walaupun proses sentrifugasi efektif cairan sekaligus menahan padatan
digunakan secara teknis, proses ini juga sehingga kedua komponen ini terpisah.
memiliki kelemahan terutama pada Proses filtrasi memerlukan pressure drop
investasi alat yang tinggi dan biaya untuk mendorong cairan melewati media
operasional yang tinggi. filter. Pressure drop yang umum
digunakan adalah gravitasi, vakum,
Flokulasi tekanan atau sentrifugal.
Flokulasi adalah proses dimana partikel Menurut penelitian yang dilakukan
zat terlarut dalam larutan membentuk Grima dkk (2003), proses filtrasi yang
agregat yang disebut flok. Proses flokulasi paling efektif diaplikasikan untuk proses
terjadi saat partikel zat terlarut saling pemanenan mikroalga dengan ukuran sel
bertumbukan dan menempel satu sama yang besar adalah filtrasi bertekanan atau
lain. Bahan kimia yang biasa disebut filtrasi vakum. Namun proses filtrasi tidak
flokulan ditambahkan ke dalam sistem cocok untuk operasi pemanenan mikroalga
untuk membantu proses flokulasi. yang memiliki ukuran sel yang kecil
Sel mikroalga umumnya berukuran 5- seperti spesies Dunaliella.
50m. Sel mikroalga dapat membentuk Gambar 5 menunjukkan skematik
suspensi cukup stabil dengan bahan kimia sistem filtrasi aliran tangensial. Kultur
yang memiliki muatan negatif pada mikroalga dan retentat hasil proses filtrasi
permukaannya. dipompakan ke modul filter. Filtrat
Terdapat dua tipe flokulan yang dialirkan ke proses selanjutnya, sedangkan
digunakan yaitu: flokulan inorganik dan retentat dikembalikan lagi ke tangki
flokulan polimer organik/ polielektrolit. umpan sehingga lama kelamaan mikroalga
Tabel 3 menunjukkan beberapa jenis dalam tangki akan semakin terkonsentrasi.
flokulan dengan dosis dan pH optimum
yang dibutuhkan untuk proses flokulasi
mikroalga.

Tabel 3. Beberapa jenis flokulan dengan


dosis dan pH optimum yang dibutuhkan
untuk proses flokulasi mikroalga
(Uduman, N., dkk, 2010)

Dosis optimal
Flokulan (mg/L) pH optimal
Inorganik Gambar 5. Skematik sistem filtrasi aliran
Alum 80-250 5,3-5,6 tangensial
Feri sulfat 70-90 3,0-9,0
Kapur 500-700 10,5-11,5 4. Kesimpulan
Polimerik Metode kultivasi dan metode
Purifloc 35 3,5
Zetag 51 10 >9 pemanenan merupakan faktor yang paling
Dow 21M 10 4,0-7,0 penting dalam menghasilkan biomasa
Dow C-31 1-5 2,0-4,0 mikroalga dengan kuntitas dan kualitas
Khitosan 100 8,4 tinggi serta ekonomis. Terdapat dua
39
metode yang umum digunakan dalam Harun, R., Singh, M., Forde, G.M.,
proses kultivasi mikroalga. Metode Danquah, M.K., (2010), Bioprocess
tersebut adalah sistem open raceway pond engineering of microalgae to produce
dan sistem closed photobioreactor. a variety of consumer products,
Sementara, metode pemanenan mikroalga Renewable and Sustainable Energy
yang umum digunakan antara lain: Reviews, 14, hal. 10371047.
flokulasi, sentrifugasi dan filtrasi. John, R.P., Anisha, G.S., Nampoothiri,
Keseluruhan metode baik kultivasi K.M., Pandey, A., (2011), Micro and
maupun pemanenan mikroalga memiliki macroalgal biomass: A renewable
kelebihan dan kelemahan masing-masing. source for bioethanol, Bioresource
Dalam pemilihan metode yang terbaik, Technology, 102, hal. 186193.
diperlukan pengetahuan tentang Lee, J.Y., Yoo, C., Ahn, C.Y., Oh, H.M.,
karakteristik mikroalga yang akan (2010), Comparison of several
dihasilkan serta analisa penggabungan methods for effective lipid extraction
metode-metode yang ada from microalgae., Bioresource
Daftar Pustaka Technology, 101, 575-577
Spolaore, P., Cassan, C.J., Duran, E.,
Borowitzka, M.A., (1999), Commercial Isambert, A., (2006), Commercial
production of microalgae: ponds, Applications of Microalgae., Journal
tanks, tubes and fermenters., Journal of Bioscience and Bioengineering.,
of Biotechnology, 70, 313321 101, 8796
Chisti, J., (2007), Biodiesel from Uduman, N., Qi, Y., Danquah, K., (2010),
microalgae., Biotechnology Advances, Dewatering of microalgal cultures: A
25, 294306 major bottolneck to algae-based
Chen, Y.C., Yeh, K.L., Aisyah, R., Lee, fuels., Journal of Renewable Energy
D.J., Chang, J.S., 2011, Cultivation, 2, 012701: 1-15
photobioreactor design and harvesting Wen, Z., Johnson, M.B., ( 2009),
of microalgae for biodiesel Microalgae as a Feedstock for
production: A critical review., Biofuel Production., Virginia
Bioresource Technology, 102, 71-81 Cooperative Extension Pub 442-886.
Grima, E.M., Belarbi, F.G.A., Medina,
A.R., Chisti, Y., 2003, Recovery of
microalgal biomass and metabolites :
process options and economics.,
Biotechnol. Adv., 20, 491-515

40

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai