Anda di halaman 1dari 3

Nama: Prayoga Agusto Haradi Tanggal: 21 September 2016

NPM: 1506746405 Paraf Asisten:


Kelompok: 12

LTM KIMIA ANALITIK INSTRUMENTAL

Outline
A. Pembahasan
Alga Sebagai Penyerap Logam Berat
Sifat dan Karakteristik Logam Berat
B. Daftar Pustaka

A. Pembahasan
1. Alga Sebagai Penyerap Logam Berat
Alga mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mengikat ion-ion logam dari larutan,
akan tetapi kemampuan ini sangat dibatasi oleh beberapa kendala, seperti ukurannya
yang kecil, berat jenisnya rendah dan mudah rusak oleh degradasi mikroorganisme lain
menjadi kelemahan dalam pemanfaatannya. Pemanfaatan mikroorganisme untuk
menangani limbah disebut juga sebagai bioremedasi.

Bioremediasi merupakan proses membersihkan (clean up) lingkungan dari bahan-


bahan pencemar (pollutant) secara biologi atau dengan menggunakan organisme hidup.
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi
bahan yang kurang toksik atau tidak toksik (karbon dioksida dan air). Keuntungan
penggunaan mikroorganisme sebagai bioremediasi adalah biaya yang rendah, efisiensi
yang tinggi, biosorbennya dapat diregenerasi, dan tidak perlu nutrisi tambahan. Selain
itu, bioremediasi juga lebih efektif dibandingkan dengan pertukaran ion dan reverse
osmosis.

Secara umum, keuntungan pemanfaatan alga sebagai bioindikator dan biosorben


adalah:
Alga mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam mengadsorpsi logam
berat karena di dalam alga terdapat gugus fungsi yang dapat melakukan
pengikatan dengan ion logam.
Bahan bakunya mudah didapat dan tersedia dalam jumlah banyak.
Biaya operasional yang rendah.
Limbah yang dihasilkan sangat minim.
Tidak perlu nutrisi tambahan.

2. Sifat dan Karakteristik Logam Berat


Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap
unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen,
1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg)
merupakan zat pencemar yang berbahaya. Afinitas yang tinggi terhadap unsur S
menyebabkan logam ini menyerang ikatan belerang dalam enzim, sehinggaenzim
bersangkutan menjadi tak aktif. Gugus karboksilat (-COOH) dan amina (-NH2) juga
bereaksi dengan logam berat. Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada sel-sel
membran yang menghambat proses transpormasi melalui dinding sel. Logam berat juga
mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya (Manahan,
1977).

Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, maka tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut merkuri
(Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt
(Co) (Sutamihardja dkk, 1982). Menurut Darmono (1995) daftar urutan toksisitas
logam paling tinggi ke paling rendah terhadap manusia yang mengkomsumsi ikan
adalah sebagai berikut Hg > Cd >Ag > Ni > Pb > As > Cr > Sn > Zn.

Adanya logam berat di perairan, berbahaya baik secara langsung terhadap kehidupan
organisme, maupun efeknya secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Ini
berkaitan dengan sifat logam berat, yaitu:
Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan
keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan).
Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan
membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut
Mudah terakumulasi di sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih tinggi
dari konsentrasi logam dalam air.
B. Daftar Pustaka
Mengenal Logam Berat. 2 Februari 2009.
https://smk3ae.wordpress.com/2009/02/02/mengenal-logam-berat-heavy-
metal/. Diambil pada tanggal 20 September 2016
Mikroalgae Penyerap Logam Berat. 13 Maret 2014.
http://helmyinfo.blogspot.co.id/2009/03/mikroalgae-penyerap-logam-
berat.html. Diambil pada tanggal 20 September 2016

Anda mungkin juga menyukai