Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan.1

Derajat kesehatan masyarakat yang masih belum optimal pada hakikatnya


dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan,
genetika dan perilaku masyarakat. Perilaku rumah tangga sangat dipengaruhi oleh
proses yang terjadi di tatanan-tatanan sosial lain, yaitu tatanan institusi pendidikan,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan. 1

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga merupakan salah
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.2

Di Indonesia persentase rumah tangga yang mempraktikan PHBS pada tahun


2015 sebesar 55%. Di Jawa Tengah pada tahun 2015, cakupan rumah tangga sehat yang
dalam hal ini diwakili oleh rumah tangga strata utama dan paripurna sebesar 59,10%.
Hal ini menunjukan bahhwa pencapaian PHBS secara nasional masih kurang dari target
minimal yaitu 65%.2,3
Dari hasil Standar Pelayanan Minimal (SPM) wilayah kerja Puskesmas Salaman I
periode Januari Juli 2016, didapatkan cakupan rumah tangga sehat sebesar 32%, nilai ini
masih kurang jika dibandingkan dengan target Dinkes Magelang tahun 2016 yaitu 65%.
Kemudian berdasarkna hasil pendataan mengenai rumah tangga sehat oleh pneliti tanggal
Agustus 2017 yang dilakukan di Dusun Drojogan, Desa Adikarto, Kecamatan Muntilan,
Kabupaten Magelang didapatkan cakupan sebesar .. dan pencapainanya % dengan
perincian dari
2016 yaitu 65%. Kemudian berdasarkan hasil pendataan mengenai rumah tangga sehat oleh
peneliti tanggal 09 Oktober 2016 yang dilakukan di Dusun Soco, Desa Salaman, Kecamatan
Salaman, Kabupaten Magelang didapatkan cakupan sebesar 36,66% dan pencapaiannya 56,40%
dengan perincian dari 30 rumah yang diperiksa hanya 11 yang memenuhi indikator rumah
tangga sehat. Hal ini menunjukan bahwa pencapaian rumah tangga sehat di Dusun Soco, Desa
Salaman masih dibawah target dinas kesehatan Magelang. Oleh karena itu perlu dicari penyebab
dari banyaknya rumah tangga sehat yang belum sesuai harapan dan untuk meningkatkan strata
rumah tangga di Dusun Soco menjadi strata utama atau paripurna. Dengan demikian, diharapkan
upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS akan lebih terarah, terencana dan
berkembang ke arah Desa/Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten/Kota yang sehat dan akan
mewujudkan visi pembangunan 5 tahun ke depan.

Target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang bulan Januari April tahun 2011

memiliki target 70% untuk pencapaian cakupan penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection

Rate), sedangkan pencapaian cakupan penemuan kasus TB BTA (+) di puskesmas Tempuran

masih 8,4%. Angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mencari tahu faktor faktor

yang melatarbelakangi cakupan penemuan kasus TB BTA (+) di Puskesmas Tempuran periode

Januari April 2016 di Dusun Jambu, Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

Magelang. Maka dari itu penulis memilih judul laporan Rencana Peningkatan Cakupan

penemuan kasus TB dengan BTA positif di Puskesmas Tempuran Periode Januari - April

2016.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang dimiliki Puskesman Tempuran dari bulan Januari sampai April

2016 hanya ditemukan 1 pasien dengan BTA positif maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut :
1. Apa penyebab cakupan penemuan kasus TB dengan BTA (+) masih rendah?

2. Apa sajakah alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah

yang ditemukan?

3. Apa rencana kegiatan untuk memecahkan permasalahan tersebut?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis faktor faktor yang menyebabkan

rendahnya cakupan penemuan kasus TB dengan BTA (+), menentukan dan merumuskan

alternatif pemecahan masalah dan prioritas pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab

masalah, serta kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut di Puskesmas

Tempuran.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui proses penemuan kasus TB dengan BTA positif.

2. Mengetahui menganalisis faktor faktor yang menyebabkan rendahnya cakupan

penemuan kasus TB dengan BTA (+) di Puskesmas Tempuran pada Dusun Jambu,

Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang.

3. Mengetahui alternative pemecahan masalah yang menyebabkan rendahnya cakupan

penemuan kasus TB dengan BTA (+) di Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang.
4. Menentukan prioritas pemecahan masalah yang menyebabkan rendahnya cakupan

penemuan kasus TB dengan BTA (+) di Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran,

Kabupaten Magelang.

5. Menyusun rencana kegiatan (POA) pemecahan masalah terpilih.

6. Membuat suatu kesimpulan dan saran dari hasil analisa yang didapat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikas, memberikan informasi dan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga membantu masyarakat
mengenali dan mengatasi masalah sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatan.3,4
PHBS pada tatanan rumah tangga dinilai berdasarkan 16 indikator yang meliputi 9
indikator perilaku dan 7 indikator lingkungan. Sembilan indikator perilaku ini adalah (1)
Perilaku tidak merokok, (2) Persalinan oleh Nakes, (3) Immunisasi, (4) Penimbangan
Balita, (5) Sarapan Pagi, (6) Kepersertaan Dana Sehat, (7) Kebersihan Mencuci Tangan,
(8) Kebersihan Menggosok Gigi, (9) Olah Raga. Sedangkan Indikator Lingkungan pada
PHBS adalah (1) sarana air bersih, (2) Jamban, (3) Tempat Sampah, (4) Sarana
Pembuangan Air Limbah, (5) Ventilasi Rumah, (6) Kepadatan Rumah, (7) Lantai
Rumah.3
Manfaat PHBS bagi Rumah Tangga:3,4
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
Manfaat PHBS bagi masyarakat:3,4
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan
lain-lain.
Untuk melakukan PHBS juga dibutuhkan peran kader dalam mewujudkan rumah tangga
sehat, yaitu dengan:3
a. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di dwilayahnya dengan menggunakan
kartu PHBS atau pencatatan PHBS di RT pada buku kader.
b. Melakukan pendekatan kepada kepala desa atau lurah dan tokoh masyarakat untuk
memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS di rumah tangga.
c. Sosialisasi PHBS di rumah tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di desa/keluarahan
melalui kelompok dasawisma.
d. Memberdayakan keluarga untuk melakukan PHBS melalui penyuluhan perorangan,
penyuluhan kelompok, penyuluhan massa, dan penggerakan masyarakat.
e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Rumah Tangga
Sehat.
f. Memantau kemajuan pencapaian RT sehat di wilayahnya setiap tahun melalui
pencatatan PHBS di RT.
Pada evaluasi program yang akan dilakukan, poin dari PHBS yang akan dibahas
adalah indikasi nomor 10, yaitu tidak merokok di dalam rumah. Setiap anggota keluarga
tidak boleh merokok di dalam rumah. Dalam indikator ini, peran keluarga dan kader
untuk menciptakan rumah tangga tanpa asap rokok adalah dengan:3,4
a. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perlaku tidak merokok kepada seluruh
anggota keluarga
b. Menggalanag kesepakatan keluarga untuk menciptakan rumah tangga asap rokok.
c. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam rumah.
d. Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam bentuk apapun, antara
lain dengna tidak memberikan uang untuk membeli rokok, tidak memberikan
kesempatan siapapun untuk merokok di dalam rumah, dan tidak menyediakan asbak.
e. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya
f. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak meorkok.
g. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi, tetapi justru karena alasan
kesehatan.
Indikator Target Sasaran 1 Sasaran Hasil Cakupan Pencapaian
tahun bulan kegiatan
berjalan
Rumah tangga 75% 6810 6810 2120 31.13% 41.51%
sehat

Anda mungkin juga menyukai