Anda di halaman 1dari 84

Long Case

GLAUKOMA

Pembimbing : dr. Azrina Noor, Sp.M

Lidia Debby / 030.11.167


IDENTITY
Nama Ny. S

Usia 58 th

Pekerjaan IRT

Status pernikahan Menikah

Alamat Jatinegara

No.MR 01083316

Agama Islam

Asuransi BPJS
ANAMNESIS

Autoanamnesis tanggal
16 Maret 2017, 10.00 WIB
Keluhan Utama

Mata kanan buram dan mengganjal sejak 1 tahun terakhir

Keluhan Tambahan

Terkadang timbul mata merah di mata kanan dan silau kalau


melihat cahaya
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kanan buram dan mengganjal sejak 1
tahun terakhir. Pasien merasa mata kanan buram. Bila memakai kacamata pasien tetap merasa buram. Pasien
mengatakan kacamata yang ia pakai sudah tidak sesuai lagi ukurannya Karena sebelumnya pasien telah berobat
ke dokter mata dan dikatakan ukuran kacamata pasien tidak sesuai. Buram yang dirasakan menetap dan tidak
bertambah. Pasien mengaku mata kanan juga terasa mengganjal. Dan terdapat mata merah pada mata sebelah
kanan bila tidak diberi obat tetes mata. Pasien mengaku silau bila melihat cahaya tetapi bila mata kanan di tutup
pasien mengaku lebih nyaman melihat dengan mata kiri saja.

Pasien menyangkal adanya mata berair, mata banyak kotoran, pandangan berkabut, penglihatan seperti
terowongan, melihat pelangi pada lampu, nyeri pada mata, nyeri kepala, berjalan tersandung karena gelap, mual,
dan muntah. Pasien mengaku mata kiri tidak ada keluhan (mata buram, penglihatan berasap, penglihatan seperti
terowongan, mata merah, dan nyeri pada mata)
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pada bulan Juni 2015 di Kirana RSCM, pasien melakukan operasi
trabekulektomi pada mata kanan (Pasien membawa surat pengantar). Satu minggu
setelah operasi dilakukan laser pada mata kiri. Sebelum operasi pasien merasakan
mata kanan sakit mendadak, disertai nyeri kepala sebelah kanan, mata merah, dan
terdapat pandangan buram. Pasien mengaku dilakukan laser pada mata kiri karena
untuk mencegah glaukoma seperti mata kanannya. Setelah operasi pasien mengaku
menggunakan obat tetes dari dokter secara rutin. Namun sejak suami pasien sakit
pasien tidak pernah berobat lagi. Obat yang digunakan adalah lyteers 1x1 setiap
malam.
Pasien menyangkal adanya riwayat hipertensi, diabetes melitus, asma, dan alergi.
Pasien mengaku setiap bulan pasien rutin melakukan pemeriksaan manula di
posyandu. Pasien sudah memakai kacamata sejak sebelum operasi dengan ukuran
mata kanan plano, kiri S+1,00, Add +3,00.
Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengaku tidak ada keluarga pasien yang menderita hal yang sama
dengan pasien. Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit mata hingga
kebutaan, riwayat hipertensi, diabetes melitus, alergi, asma dan penyakit
lainnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


- Pasien merupakan ibu rumah tangga. Pasien mengaku tidak merokok,
minuman beralkohol, konsumsi kopi, aktivitas berat yang mengangkat-angkat
beban.
Physical Examination
Tanda vital
Keadaan umum
TD : 160/110 mmHg
Kesadaran: compos mentis
Nadi : 70x/menit
Kesan sakit: tampak sakit ringan Suhu : Afebris
Pernafasan : 18x/menit


STATUS OFTAMOLOGI
OD OS

6/45 -> S -1,50 -> 6/9 cc VISUS 6/15 PH-

PH
Add +3,00 Jegger 1
Ortoforia KEDUDUKAN BOLA Ortoforia
MATA

Baik ke segala arah PERGERAKAN BOLA Baik ke segala arah


MATA

Oedem (-) Palpebra Superior Oedem (-)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Distrikiasis (-) Distrikiasis (-)
OD OS

Oedem (-) Palpebra Inferior Oedem (-)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Distrikiasis (-) Distrikiasis (-)
Blefaritis (-) Blefaritis (-)

Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsalis Superior Hiperemis (-)


Folikel (-) Folikel (-)
Papil (-) Papil (-)
Lithiasis (-) Lithiasis (-)

Injeksi Konjungtiva (-) Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (-)


Injeksi perikornea (-) Injeksi perikornea (-)
Kemosis (-) Kemosis (-)
Subkonjungtiva Bleeding (-) Subkonjungtiva Bleeding (-)
Jaringan fibrovaskular & neovaskularisasi (-)
Blep (+) di jam 12
Jahitan (+) di jam `10 dan 12
OD OS
Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsalis Inferior Hiperemis (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Papil (-) Papil (-)
Lithiasis (-) Lithiasis (-)
Membran (-) Membran (-)

Jernih, Arkus senilis (+) Kornea Jernih, Arkus senilis (+)


Dangkal COA Dangkal
Van Herick tidak dilakukan Van Herick tidak dilakukan
Hifema (-) Hifema (-)
Hipopion (-) Hipopion (-)
Sel & Flare (-) Sel & Flare (-)

Warna coklat Iris Warna coklat,


Gambaran kripta baik
Iris atropi (+) Iridektomi perifer (+)

Bulat, 5 mm Pupil Bulat, 3mm


Tepi reguler Tepi reguler
RCL (-) RCL (+)
RCTL (-) RCTL (+)
RAPD (-) RAPD (-)
OD OS
Jernih Lensa Jernih
IOL (+) Shadow test (+)
Jernih, Floater (-) Vitreus humor Jernih, Floater (-)

Refleks fundus (+) Funduskopi Refleks fundus (+)


Papil batas tegas, warna orange, bentuk Papil batas tegas, warna orange, bentuk
bulat bulat
CD ratio 0,5 mm CD ratio 0,5 mm
Refleks makula (+) Refleks makula (+)
Perdarahan (-) Perdarahan (-)
7,6 TIO 10,7
Terdapat penyempitan lapang Test Konfrontasi Terdapat penyempitan lapang pandang
pandang pada bagian temporal pada temporal dan inferior
Gambar 1. Penampang kedua Gambar 2. Penambang mata
mata dari anterior kanan dengan/tanpa slit lamp
Gambar 3. Mata kiri dengan / Gambar 4. Blep di superior
tanpa slit lamp limbus
Gambar 5. Foto fundus Gambar 6. Oftalmoskopi indirek
OD
RESUME
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kanan buram dan
mengganjal sejak 1 tahun terakhir. Pasien merasa mata kanan buram. Bila memakai kacamata pasien
tetap merasa buram. Pasien mengatakan kacamata yang ia pakai sudah tidak sesuai lagi ukurannya
Karena sebelumnya pasien telah berobat ke dokter mata dan dikatakan ukuran kacamata pasien tidak
sesuai. Buram yang dirasakan menetap dan tidak bertambah. Pasien mengaku mata kanan juga
terasa mengganjal. Dan terdapat mata merah pada mata sebelah kanan bila tidak diberi obat tetes
mata. Pasien mengaku silau bila melihat cahaya tetapi bila mata kanan di tutup pasien mengaku lebih
nyaman melihat dengan mata kiri saja.
Pasien mengatakan pada bulan Juni 2015 di Kirana RSCM, pasien melakukan operasi trabekulektomi
pada mata kanan (Pasien membawa surat pengantar). Satu minggu setelah operasi dilakukan laser
pada mata kiri. Sebelum operasi pasien merasakan mata kanan sakit mendadak, disertai nyeri kepala
sebelah kanan, mata merah, dan terdapat pandangan buram. Obat yang digunakan adalah lyteers
1x1 setiap malam. Ukuran kacamata lama pasien adalah mata kanan plano, kiri S+1,00, Add +3,00.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/80 mmHg, nadi 70 kali/menit, RR 18x/menit,
dan suhu afebris.
STATUS OFTALMOLOGI
DIAGNOSIS KERJA

Post Trabekulektomi ec glaucoma akut sudut tertutup OD


Post LPI ec suspek primary angle closure OS
Psedofakia OD
Katarak imatur OS
Presbiopia ODS
Miopia simplek OD
Simptomatika blep OD
Suspek Retinopati hipertensi OS
TREATMENT
Medika mentosa
C.Timol 0,5% ED 1xI ODS (malam)
C.Lyteers ED 4-6 x I ODS
Catarlent 3xI OS

Non medika mentosa


Membuat kacamata bifokus
Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien, dan komplikasi yang mungkin terjadi
Edukasi mengenai anjuran pemakaian obat sesuai petunjuk dokter
Edukasi pasien untuk menurunkan tekanan darah dengan cara control ke dokter secara rutin dan
meminum oabt-obatan secara rutin.
Kontrol kembali bila ada keluhan sebelum jadwal
Kontrol kembali ke poli mata secara rutin
PEMERIKSAAN ANJURAN

Gonioskopi
Perimeter
PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
Ny. S usia 58 tahun Glaukoma akut sudut tertutup terjadi pada
usia lebih dari 40 tahun dan banyak terjadi
Diagnosa : glaukoma akut sudut tertutup pada perempuan.
OD
Perempuan memiliki bilik mata depan lebih
Trabekulektomi di RSCM pada Juni 2015 dangkal

LPI ec susp. PAC 40 tahun -> adanya peningkatan


ketebalan dan pergeseran lensa kearah
Katarak imatur OS depan -> peningkatan kontak
iridolentikuler

> 50 tahun , factor resiko terjadinya katarak


senilis.
Mata kanan buram 1. Kelainan refraksi
2.Adanya kerusakan pada saraf mata akibat
tekanan intraocular yang tinggi

TIO penekanan papil saraf optic (daya


tahan plg lemah) rusak lalu mati
penurunan hingga hilangnya penglihatan.

Rasa silau bila melihat cahaya dan - Fixed pupil dilatasi


lebih merasa nyaman bila mata kanan - TIO OD iskemi pada sfingter iris
atrofi pada iris gangguan dari fisiologi
ditutup
sfingter pupil silau

Normal : rangsangan cahaya masuk


melewati pupil sfingter pupil
berkontraksi miosis
Keluhan mata merah dan mengganjal . Adanya blep akibat trabekulektomi
Komplikasi trabekulektomi symptomatik
Pasien menggunakan obat tetes mata
blep
(lyteers) mata pasien menjadi lebih
nyaman dan tidak merah lagi Gejala : sensasi benda asing terasa seperti
ada yang mengganjal pada mata iritasi
pada mata mata menjadi merah dan
gangguan visual.

Initial terapi : artificial tears dan.ocular


lubrican
visus OD + IOL 6/45 -> Dapat melihat Optotipi Snellen pada jarak 6 meter tanpa
S -1,50 -> 6/9 cc akomodasi, dimana orang normal dapat melihat pada jarak 45
meter. Setelah dikoreksi dengan lensa sferis negative 1,50
PH ()
didapatkan kemajuan visus hingga 6/9.
Dicoba pinhole untuk mencari visus tertinggi tidak maju
adanya kelainan anatomi.

Visus OS 6/15 PH (-) Mata kiri pasien dapat Optotipi Snellen pada jarak 6 meter tanpa
akomodasi, dimana orang normal dapat melihat pada jarak 15
meter,
Dicoba pinhole untuk mencari visus tertinggi tidak maju
adanya kelainan anatomi.

Add + 3,00 Daya akomodasi mengalami penurunan disebabkan proses


degenerasi pada lensa dan muskulus siliaris.
Pemberian lensa sferis +3,00 ini akan membuat sinar yang
datang dari dekat (jarak baca) akan dibiaskan dengan lensa sferis
positif tersebut bayangan jatuh tepat di retina.
Konjungtiva bulbi mata kanan pasien - Trabekulectomy dengan suture
didapatkan adanya blep di daerah limbus releaseable
superior - Tujuan : menghilangkan atau
mengurangi komplikasi trabekulektomi
Terdapat 2 jahhitan di bagian superior tanpa releaseable suture yaitu seperti
dan temporal infeksi, hipotoni
- Penggunaan releaseable suture
Riwayat trabekulektomi pada tahun 2015 operator untuk menutup flap sklera
secara relatif dengan erat saat
intraoperative bisa mengontrol
aliran aqueous
- TIO postoperatif meningkat , titrasi dari
filtrasi dapat ditingkatkan dengan cara
pijatan digital, laser suture lisis atau
juga dengan teknik suture releasable.
Iris atropi dan pupil dilatasi pada mata Dikarenakan pasien pernah memiliki
kanan riwayat glaucoma akut tahun 2015

Iris mata kiri ditemukan irdektomi TIO gangguan supply pembuluh


perifer darah otot siliar iskemik otot siliar
otot tidak dapat berkontraksi iris
dan badan siliar dapat menjadi
infark. atropi iris permanen

Teori glaucoma sudut tertutup terjadi


bilateral mata yang tidak
mengalami serangan harus dilakukan
laser untuk mencegah terjadinya
kekambuhan glaucoma akut
COA dangkal pada mata kanan dan Adanya COA yang menyempit. Pada
kiri pemeriksaaan dengan lampu senter yang
diarahkan 450 dari temporal tampak
bayangan hitam kontralateral dari sinar
dating

Glaucoma sudut tertutup, trabekula akan


mengalami penyempitan sehingga aliran
aquos humor terganggu.
Proses degenerasi pada lensa akibat proses
Lensa didapatkan IOL (+) pada mata penuaan. Shadow test (+) menunjukkan
kanan kekeruhan sebagian pada lensa pasien
sehingga menghasilkan bayangan iris pada
OS : Lensa keruh dan terdapat shadow lensa yang keruh saat dilakukan penyinaran
test (+) pada mata pasien dengan sudut 45o. Shadow
test (+) didapatkan pada katarak imatur.
Funduskopi didapatkan CD ratio OD Adanya tekanan intraokuler yang tinggi
dan OS sebesar 0,5 menyebabkan penekanan terhadap papil
saraf optic yang merupakan tempat dengan
daya tahan paling lemah pada bola mata

Mata kanan pasien didapatkan visus Dapat disebabkan oleh adanya kerusakan di
6/9 cc PH (-), saraf retinanya

Tanda retinopati hipertensi. Tekanan darah


Mata kiri pasien didapatkan adanya
pada pasien ini saat pemeriksaan adalah
AV crossing 160/80 mmHg.
pasien menyangkal adanya penyakit
hipertensi, Kemungkinan pasien ini memiliki
hipertensi yang tidak terdeteksi dan tidak
terkontrol
Tekanan intraokuler pada pasien yaitu 7,6 dan Tidak didapatkan tinggi pada pasien saat datang ke poli
10,7 dikarenakan pasien telah melakukan trabekulektomi
OD dan laser OS

Gangguan lapang pandang pada pasien, yaitu Gangguan lapang pandang pada pasien, yaitu pada
pada bagian temporal OD, inferior OS dan bagian temporal OD, inferior OS dan temporal OS
temporal OS TIO yang tinggi menyebabkan penekanan pada saraf
optikus terjadi iskemik pada pembuluh darah yang
memperdarahi nervus optikus. apoptosis dan
mengakibatkan manifestasi gangguan lapang pandang
terutama bagian perifer.

Terjadinya gangguan lapang pada pasien tersebut dapat


disebabkan tidak hanya karena adanya kerusakan saraf
optic akibat TIO yang tinggi, namun juga karena katarak
atau kekeruhan lensa yang menghalangi penglihatan
pasien.
Diagnosis : Hasil anamnesis: mata kanan buram dan
mengganjal.
Post trabekulektomi OD ec glaucoma akut Faktor resiko seperti usia pasien lebih dari
sudut tertutup 40 tahun, jenis kelamin perempuan.
Gejala pada riwayat penyakit dahulu yaitu
pasien merasakan mata kanan sakit
mendadak, disertai nyeri kepala sebelah
kanan, mata merah, dan terdapat
pandangan buram.

Pada hasil pemeriksaan oftalmologi OD


ditemukan : visus OD + IOL 6/45 -> S -1,50 ->
6/9 cc PH (), blep pada superior limbus, 2
jahitan di superior dan temporal limbus, COA
dangkal, iris atropi, dilatasi pupil, CDR 0,5,
terdapat penyempitan lapang pandang
temporal
Post LPI ec Anamnesis: pasien mengatakan seminggu setelah operasi dilakukan laser pada
PACG mata kiri
Hasil pemeriksaan fisik: adanya iridektomi perifer pada mata kiri, COA dangkal,
CDR 0,5, gangguan lapang pandang di temporal dan inferior.

Pseudofakia IOL OD
OD
Katarak imatur usia lebih dari 50 tahun, visus OS 6/15 PH (-), lensa keruh dengan shadow test (+),
OS terdapat gangguan lapang pandang pada bagian temporal dan inferior

Presbiopia usia lebih dari 40 tahun, pasien sudah menggunakan kacamata baca dan pasien ingin
ODS mengganti kacamata. Pada pemeriksaan visus didapatkan additional +3,00.

Miopia pasien mengeluh mata buram dan bila memakai kacamata tetap buram. Pada
simplek OD pemeriksaan visus didapatkan visus OD + IOL 6/45 -> S -1,50 -> 6/9 cc PH ().

Suspek anamnesis pasien tidak ada keluhan pada mata dan tidak memiliki riwayat
Retinopati hipertensi. Namun, pada saat pemeriksaan tekanan darah hasilnya 160/80. Pada
funduskopi didapatnya adanya AV crossing
hipertensi OS
Simptomatika blep OD Pasien mengeluh adanya rasa
mengganjal dan mata merah bila tidak di
tetes obat mata. Riwayat trabekulektomi
tahun 2015 dengan teknik releasable
suture. Pada pemeriksaan konjungtiva
bulbi OD didapatkan blep pada jam 12.
Tatalaksana

Timol 0,5% 1x1 ODS Golongan beta bloker yang berfungsi untuk menurunkan produksi aquos
humor dengan menghambat cAMP di badan siliar

C.Lyteers 4-6x 1 ODS Lubrikans pada mata kering serta berfungsi mempertahankan permukaan
mata agar tetap basah.

Catarlent 3xI OS Kataraktogenesis, menjaga keseimbangan nutrisi lensa secara normal, membantu
perbaikan fungsi penglihatan pada katarak stadium awal dan mencegah opafikasi
posterior capsular.
Edukasi - Membuat kacamata bifokus
- Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien,
dan komplikasi yang mungkin terjadi,
- Edukasi mengenai anjuran pemakaian obat sesuai petunjuk
dokter,
- Edukasi pasien untuk menurunkan tekanan darah dengan cara
control ke dokter secara rutin dan meminum oabt-obatan
secara rutin,
Pemeriksaan anjuran Untuk mengetahui luas lapang pandang
secara objektif
perimeter dan gonioskopi
Mendapatkan keadaan sudut bilik mata

Prognosis

Ad vitam adalah Ad bonam


Ad fungsionam adalah Dubia ad malam Karena sudah terdapat gangguan di papil
yang bersifat irreversible, dan terdapat
gangguan lapang pandang

Ad sanationam adalah Dubia ad bonam Pengobatan yang tepat dan kesadaran


pasien untuk melakukan pengobatan secara
rutin maka dapat mencegah kekambuhan
dan progresifitas
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI GLAUKOMA

neuropati optikus progresif


perubahan pada papil nervus
optikus, dan
pengecilan lapangan pandang s
peningkatan tekanan intraokuler
(normal = 10-20 mmHg)
ANATOMI DAN SUDUT
FILTRASI
FISIOLOGI AQUEOUS
HUMOR
ETIOLOGI

bertambahnya produksi humor aquos oleh badan siliar


berkurangnya pengeluaran humor aquos di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil
FAKTOR RESIKO

Peningkatan TIO (TIO>21mmHg) Obat-obatan


Riwayat keluarga dengan glaukoma Riwayat trauma pada mata
Usia Riwayat penyakit lain: Diabetes melitus
dan Hipertensi
Jenis kelamin
Keturunan Asia
Ras (Afrika, Latin, Afro-Karibia)
Bilik depan mata dangkal (perifer atau
Miopia
sentral)
Hipermetropia
Kurvatura kornea yang landai
Lensa mata yang tebal
Diameter aksial bola mata yang pendek
PATOFISIOLOGI

apoptosis sel
menekan papil
TIO ganglion pada
saraf optik
retina

hilangnya lapisan serat penipisan


akson pada saraf pada lapisan nuklear
saraf optik retina dalam
KLASIFIKASI

Glaukoma Primer Glaukoma Absolut : hasil akhir semua glaukoma yang


tidak terkontrol adalah mata yang keras, tidak
Glaukoma sudut terbuka dapat melihat, dan sering nyeri.
Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut
terbuka kronik, glaukoma simpleks kronik)/ POAG
Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan
rendah)/NTG
Hipertensi okuli / OHT
Glaukoma sudut tertutup.
PACS, PAC , Primary angle closure
glaucoma/PAGC
Akut
Subakut
Kronik
Iris plateau
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder sudut terbuka; dapat dibagi
berdasarkan lokasi dari sumbatan aqueous
humor:
Pre-trabekular, dimana aliran aqueous humor
terhambat pada membran yang meliputi
anyaman trabekular:
Jaringan fibrovaskular (neovaskular
glaukoma)
Protein (elemen dari uveitis hipertensif)
Proliferasi membran sel endotel (sindrom
Pseudoexfoliation glaucoma
endotel iridokornea)
Oedema pada anyaman trabecular
Proliferasi membran sel epitel
(pertumbuhan dari epitel) Inflamatory glaucoma
Trabekular, dimana obstruksi terjadi karena Traumatic glaucoma
sumbatan pada anyaman trabekular dan
karena perubahan sekunder yang diakibatkan Post-trabekular, dimana anyaman trabekular
oleh proses degeneratif: dalam keadaan normal, tetapi terdapat
peningkatan pada tekanan sinus vena
Partikel pigmen (pigmen glaukoma) episklera:
Sel darah merah (glaukoma sel darah Carotid-cavernous fistula
merah)
SturgeWeber syndrome
Degenerasi sel darah merah (ghost cell
glaukoma) Obstruksi vena kava superior

Makrofag dan protein lensa (phacolytic


glaucoma)
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital primer
Glaukoma yang berkaitan dengaan kelainan
perkembangan mata lain
Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan
Sindrom Axenfeld
Glaukoma sekunder sudut tertutup
Sindrom Peter
Dengan blok pupil
Sindrom Reiger
Secclusio pupil (360 derajat sinekia
posterior, biasanya disebabkan karena Aniridia
iridocyclitic recurrent)
Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan
Subluksasi lensa perkembangan ekstraokular
Glaukoma phacomorphic Sindrom Sturge-Weber
Capsular block syndrome Sindrom Marfan
Blok pupil afakia Neurofibromatosis 1
Implan lensa tanpa iridotomi yang paten Sindrom Lowe
Tanpa blok pupil Rubela kongenital
Cilio-choroidal effusion Glaukoma kongenital sekunder
Capsular block syndrome tanpa adesi kapsul iris Trauma
Kista korpus siliaris atau iris Retinoblastoma
Inflamasi
Glaukoma primer sudut
tertutup
Sudut bilik mata depan yang
tertutup oleh iris perifer ->
mengobstruksi aliran aqueous
disebabkan oleh gangguan primer
maupun sekunder pada gejala
okular lainnya atau faktor sistemik.
bersifat bilateral
Faktor-faktor resiko:

Usia : lebih dari 40 tahun. Biometrik ocular:


Jenis kelamin: perempuan Bilik mata anterior yang dangkal,
Ras: chinese, asia tenggara, Lensa tebal,
suku inuit Peningkatan curvatura lensa anterior,
Riwayat keluarga dengan hal Panjang aksial yang pendek,
yang sama
Diameter kornea yang pendek,
Refraksi. Lebih sering pada
pasien hyperopia. Diameter kurvatura kornea yang kecil.
Peningkatan
miopia,meningkatkan resiko.
Perbedaan

PACS PAC PACG

180 ITC + + +
ITC =
Iridotrabekular TIO - + +
contact
meningkat
PAS = Periferal
anterior dan/atau PAS
synechia Optic nerve - - +
damage
Acute primary angle closure (APAC)

Oftalmika emergency -> Gejala klinis


penanganan yang segera -> kekaburan penglihatan mendadak
mencegah kerusakan yang disertai nyeri hebat, halo,
nervus optikus yang serta mual muntah

ireversibel peningkatan tekanan intraokular


yang mencolok
Iris bombe-> blok
, bilik mata depan yang dangkal,
mendadak meshwork
kornea berkabut,
trabekular -> TIO cepat
pupil berdilatasi sedang yang
terfiksasi dan injeksi siliar
Tatalaksana

Asetazolamid intravena dan oral + Setelah TIO terkontrol, harus dilakukan


topikal (seperti penyekat beta iridektomi perifer.
adrenergik dan apraclonidine ) dan Mata sebelah harus menjalani
jika perlu obat hiperosmotik iridektomi laser profilaktik

Kemudian diteteskan pilokarpin


2% satu setengah jam setelah
terapi dimulai (saat iskemia iris
berkurang dan TIO menurun,
sehingga memungkinkan sfingter
pupil berespon terhadap obat)
Medikamentosa untuk
Glaukoma sudut tertutup
Tujuan terapi obat pada sudut tertutup akut adalah untuk menurunkan TIO
dalam mempersiapkan untuk dilakukan laser iridotomy.
Penurunan TIO secara cepat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan lanjut pada
nervus optikus, memperjelas edema kornea, dan menurunkan inflamasi IO,
membuat miosis pupil, dan mencegah terjadinya posterios dan periferal
anterior sinekia.
Terapi pada kronik hampir sama dengan POAG , walaupun miotik memainkan
peran yang lebih besar pada kronik.
A. Supresi Pembentukan Aquous
Humor
1. Beta adrenergik Blocker. 3. Carbonik anhidrase inhibitor sistemik
obat yang paling luas digunakan untuk Acetazolamid, diklorfenamid, metazolamid
terapi glaukoma
Digunakan untuk glaukoma kronik apabila
Contoh: timolol maleat 0,25% dan 0,5%, terapi topikal tidak memberi hasil
betaksolol 0,25% dan 0,5%, levobunolol memuaskan dan glaukoma akut dimana
0,25% dan 0,5%, dan metipranolol 0,3%. tekanan intraokular yang sangat tinggi
yang perlu segera di kontrol

2. Apraklonidin: agonis adrenergik alfa2


Berguna untuk mencegah peningkatan TIO
pasca terapi laser segmen anterior dan
dapat diberikan sebagai terapi jangka
pendek pada kasus yang sukar sembuh
B. Fasilitasi Aliran Keluar
Aquous Humor
1. Analog Prostaglandin 3. Antikolinesterase ireversibel
- Meningkatkan aliran keluar aqueous melalui - obat parasimpatomimetik yang bekerja
uveosklera paling lama.
- =obat-obat lini pertama atau tambahan - Demekarium Bromida 0,125%
- Contoh obat : latanoprost 0,005%, - Bisa terjadi miosis kuat -> penutupan sudutt
bimatoprost 0,003%, travoprost 0,004% pada pasien sudut sempit
masing-masing 1x setiap malam. Dan
unoproston 0,15% 2x sehari 4. Epinefrin 0,25-2%
- Terdapat sediaan latanoprost dikombinasi - Tetes 1-2kali sehari, meningkatkan aliran
dengan timolol untuk digunakan sati kali keluar, dan sedikit menurunkan
tiap pagi pembentukan aquous humor

2. Kolinergik/Parasimpatomimetik - Tidak digunakan pada sudut tertutup

- pilokarpin, larutan 0,5-6% yang diteteskan 5. Dipivefrin


beberapa kali sehari, atau gel 4% yang - Prodrug Epinefrin, dimetabolisme di IO
diteteskan sebelum tidur. Karbakol 0,75-3% menjadi bentuk aktif.
adalah obat kolinergik alternatif.
- Tidak dapat digunakan pada sudut tertutup
C. Penurun Volume Korpus
Vitreum
1. Obat hiperosmotik 2. Gliserin oral
- Darah menjadi hipertonik - 1 mL/kgbb dalam suatu
sehingga air tertarik keluar dari larutan 50 % dingin dicampur
korpus vitreus dan terjadi dengan sari lemon
penciutan korpus vitreus
- Bermanfaat ada sudut
tertutup akut dan glaukoma
maligna
- Cth: Mannitol (parenteral) 20%
0,05-2 gram/kgBB
D. Miotik, Midriatik, Sikloplegik

1. Miotik 3. Sikloplegik
- Berguna pada glaukoma sudut - Penting pada penutupan sudut
tertutup akut primer dan akibat pergeseran lensa ke anterior,
pendesakan iris plateu sikloplegik dapat melemaskan otot
sikiaris sehingga mengencangkan
- Membuka trabekular meshwork,
zonula dalam usaha menarik lensa
sehingga pengeluaran cairan
ke belakang.
aqueous meningkat

2. Midriatik
- Penting dalam penutupan
sudut akibat iris bombe karena
sinekia posterior
Trabekulektomi

Guarded partial thickness filtering Tahapan :


procedure yang dilakukan dengan Exposure,
membuka hambatan dari jaringan
kornea perifer di bawah flap sklera conjunctival wound,

Tujuan : menciptakan fistula trans flap sklera, parasintesis,


sklera yang bertahan dalam waktu sklerostomi, iridektomi,
lama penutupan flap sklera,
pengaturan aliran humor akuos,
penutupan konjungtiva.
Efek samping segera Efek samping lambat
infeksi, hipotoni, BMD dangkal, kebocoran bleb, katarak, blebitis,
kesalahan aliran humor akuos, edoftalmitis, bleb simtomatik,
hifema, katarak, peningkatan TIO hipotoni, ptosis, dan retraksi
sementara, cystoid macular edema kelopak mata.
(CME), makulopati hipotoni, efusi
koroid, perdarahan suprakoroid,
uveitis persisten, dan kehilangan
penglihatan
Iridektomi Perifer

penggunaan laser untuk membuat Indikasi :


lubang kecil yang menembus iris PACS, PAC, dan PACG, dan secondary
Meningkatkan aliran aquos humor angle-closure glaucoma dengan
pada drainage angle. pupillary block.
Laser yang digunakan adalah sinar
Nd:YAG laser.
KATARAK

Katarak adalah setiap keadaan Patofisiologi:


kekeruhan pada lensa yang dapat
Teori hidrasi terjadi kegagalan mekanisme
terjadi akibat hidrasi lensa,
pompa aktif pada epitel lensa yang berada di
denaturasi protein, atau akibat dari
subkapsular anterior, sehingga air tidak dapat
keduanya.
dikeluarkan dari lensa. Air yang banyak ini
akan menimbulkan bertambahnya tekanan
osmotik yang menyebabkan kekeruhan lensa.
Teori sklerosis lebih banyak terjadi pada lensa
manula dimana serabut kolagen terus
bertambah sehingga terjadi pemadatan
serabut kolagen di tengah. Makin lama
serabut tersebut semakin bertambah
banyak sehingga terjadilah sklerosis nukleus
lensa.
Klasifikasi

Berdasarkan usia Berdasarkan derajat kekeruhan lensa


Katarak kongenital (terlihat pada usia dibawah 1 Insipien
tahun)
Imatur
Katarak juvenil (terlihat sesudah usia 1 tahun)
Matur
Katarak presenile (terlihat pada usia 40 50
Hipermatur
tahun)
Berdasarkan etiologi
Katarak senile (>50th)
Primer
Sekunder
Berdasarkan anatomi
Berdasarkan kecepatan perkembangannya
Nukleus
Stationary
Kortikal
Progressive
Subkapsular
Perbedaan
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Visus 6/6 (6/6 1/60) (1/300-1/~) (1/300-1/~)

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air masuk) Normal Berkurang (air dan masa
lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata Depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma Uveitis + Glaukoma


Tatalaksana

Terapi pasti pada pasien dengan katarak adalah Tindakan:


dengan melakukan operasi pengangkatan lensa.
1. Capsular Cataract Extraction (ICCE)

Terdapat tiga indikasi operasi pada katarak yaitu:


2. Extra Capsular Cataract (ECCE)
indikasi optic,
indikasi medis,
3. Small Incision Cataract Surgey (SICS)
indikasi kosmetik

4. Phacoemulsification
MIOPIA

Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar sumbu optic yang
jatuh dibiaskan di depan retina pada mata tanpa akomodasi.

Bola mata yang terlalu panjang ataupun pembiasan yang terlalu kuat.

Kabur melihat jauh


Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan derajat beratnya Klasifikasi miopia berdasarkan etiologi :


miopia :
Axial myopia. Merupakan akibat dari
Miopia ringan : lensa koreksinya 0.25 peningkatan panjang diameter
sampai dengan 3.00 Dioptri anteroposterior bola mata. Merupakan
Miopia sedang : lensa koreksinya 3.25 bentuk yang paling sering dijumpai.
sampai dengan 6.00 Dioptri Curvatural myopia. Terjadi akibat peningkatan
Miopia berat : lensa koreksinya > 6.00 lengkung kornea, lensa, atau keduanya.
Dioptri. Penderita miopia kategori ini Positional myopia. Akibat dari penempatan
rawan terhadap bahaya pengelupasan lensa di bagian anterior.
retina dan glaukoma sudut terbuka.
Index myopia. Akibat dari peningkatan indeks
refraksi lensa terkait dengan sklerosis
nukleus.
Myopia due to excessive accommodation.
Terjadi pada pasien dengan spasme
akomodasi.
Tanda subjektif

penglihatan jauh buram


sakit kepala
Juling
celah kelopak yang sempit
mempunyai kebiasaan mengeryitkan matanya
Tanda objektif

Pupil midriasis.
M. siliaris menjadi atrofi, menyebabkan iris letaknya lebih kedalam sehingga COA menjadi lebih dalam
Pada myopia tinggi, badan kaca mencair, disertai kekeruhan didalamnya yang disebut viterus floaters
iris menjadi tremulans
Oftalmoskop:
Dilihat papil melebar
Disebelah temporal dari papil terdapat myopia kresen yang berupa bercak atrofi dari koroid akibat regangan.
Kadang-kadang atrofi ini mengelilingi papil disebut anular patch.
Atrofi ini berwarna putih, bayangan sklera.
Adanya pigmen yang memisahkan dari koroid yang masih baik menunjukkan bahwa prosesnya sudah tenang.
Kadang-kadang didapat proliferasi dari epitel pigmen didaerah macula disebut forster-fuchs balck spot.
Akibat regangan,mungkin menyebabkan rupture dari pembuluh darah retina dan mengakiabtkan perdarahan
yang mungkin masuk ke dalam vitreus. Predisposisi terjadinya ablasio retina akibat traksi.
Tatalaksana

Penatalaksanaan miopia adalah dengan mengusahakan sinar yang masuk mata


difokuskan tepat di retina.
Penatalaksanaan miopia dapat dilakukan dengan cara optic dan cara
pembedahan.
Prinsip pemberian kacamata adalah dengan memberikan kacamata sferis
negative terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maximal
RETINOPATI HIPERTENSI

Retinopati hipertensi adalah kelainan- Etiologi retinopati hipertensi


kelainan retina dan pembuluh retina Hipertensi merusak pembuluh darah kecil
akibat tekanan darah tinggi pada retina, menyebabkan dinding retina
Arteri yang besarnya tidak teratur, menebal dan dengan demikian
eksudat retina, edema retina dan mempersempit pembuluh darah terbuka
perdarahan retina. dan mengurangi suplai darah menuju
Kelainan pembuluh darah dapat berupa retina
penyempitan umum atau setempat, Sehingga retina yang berkurang supply
percabangan pembuluh darah yang tajam, darah menjadi rusak.
fenomena crossing atau sklerose Darah bias dapat bocor kedalam retina.
pembuluh darah. Perubahan ini menyebabkan kehilangan
penglihatan secara bertahap
Klasifikasi
Klasifikasi Scheie (1953) Klasifikasi Keith-Wagener-
Stadium Karakteristik
Barker (1939)
Stadium Karakteristik
Stadium I Penciutan setempat pada pembuluh
Stadium I Penyempitan ringan, sklerosis
darah kecil
dan hipertensi ringan,
Stadium II Penciutan pembuluh darah arteri
asimptomatis.
menyeluruh, dengan kadang-kadang
penciutan setempat sampai seperti Dalam periode 8 tahun : 4 %
benang, pembuluh darah arteri meninggal
tegang, embentuk cabang keras Stadium II Penyempitan definitif,
Stadium III Lanjutan stadium II, dengan eksudasi konstriksi fokal, sklerosis, dan
cotton, dengan perdarahan yang nicking arteriovenous
terjadi akibat diastol di atas 120
mmHg, kadang-kadang terdapat Dalam periode 8 tahun : 20 %
keluhan berkurangnya penglihatan meninggal
Stadium IV Seperti stadium III dengan edema Stadium III Retinopati (cotton-wool spot,
papil dengan eksudat star figure, arteriosclerosis, hemoragik)
disertai keluhan penglihatan menurun
Dalam periode 8 tahun : 80 %
dengan tekanan diastol kira-kira 150
meninggal
mmHg
Stadium IV Edema neuroretinal termasuk
papiledema

Dalam periode 8 tahun : 98 %


meninggal
Klasifikasi Retinopati Hipertensi di
Bagian Ilmu Penyakit Mata RSCM
Tipe Funduskopi

Tipe 1 : Arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan


percabangan tajam, perdarahan ada atau tidak ada,
Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak ada
eksudat ada atau tidak ada.
sklerose, dan terdapat pada orang muda.

Tipe 2 : Pembuluh darah mengalami penyempitan, pelebaran, dan


sheating setempat. Perdarahan retina, tidak ada edema
Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose
papil
senile, pada orang tua.

Tipe 3 : Penyempitan arteri, kelokan bertambah fenomena


crossing, perdarahan multiple, cotton wall patches,
Fundus dengan retinopati hipertensi dan arteriosklerosis,
macula star figure.
terdapat pada orang muda.

Tipe 4 : Edema papil, cotton wall patches, hard exudates, soft


exudates, star figure yang nyata.
Hipertensi progresif
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan fisik


Riwayat hipertensi Tekanan darah,
Penglihatan yang menurun. Mata buram dan Visus
seperti berbayang apabila melihat sesuatu. Pemeriksaan funduskopi:
Penglihatan biasanya turun secara perlahan
sehingga tidak disadari. reflek copper wire, reflek silver wire,
sheating, lumen pembuluh darah yang
ireguler, fenomena crossing,eksudat retina
(cotton wool patches, eksudat pungtata,
eksudat putih pada daerah yang tak tertentu
dan luas).

Pemeriksaan penunjang dengan angiografi


fluorosens.
Penatalaksanaan

Tujuan: Tekanan darah harus diturunkan dibawah


Membatasi kerusakan yang sudah 140/90 mmHg. Jika telah terjadi perubahan
terjadi pada fundus akibat arteriosklerosis, maka
kelainan klinis yang terjadi tidak dapat
Menghindari terjadinya komplikasi diobati lagi tetapi dapat dicegah
progresivitasnya.
Jika sudah terjadi eksudat di makula, KWB
stadium III, dan sudah terjadi komplikasi
maka fotokoagulasi laser dapat
dipertimbangkan

Anda mungkin juga menyukai