Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN MUSIRAWAS

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA KELINGI
Jalan Pasar Lama Kel Muara Kelingi Kecamatan Muara Kelingi
Call Center: 085267962076 Email : puskesmasmuarakelingi@yahoo.co.id
Kode Pos : 31663
KERANGKA ACUAN
PENEMUAN DAN PENANGANAN
PENYAKIT DBD PUSKESMAS MUARA KELINGI

I. PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat
dan penyebarannya bertambah luas. Keadaan ini erat kaitannya dengan
peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan
transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di
berbagai wilayah Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang
penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. Nyamuk Aedes Aegypty
banyak berkembang biak di tempat tempat yang tergenang air sehingga penyakit
DBD banyak terdapat di musim penghujan dan daerah-daerah perkotaan dan
pemukiman kumuh. Biasanya penyakit ini menyerang pada pagi hari dan sore hari.
Prevalensi penyakit DBD lebih banyak terjadi pada anak usia sekolah, dan penyakit
ini termasuk penyakit menular melalui gigitan nyamuk dari penderita kepada orang
yang sakit.

A. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. UU no.4/1984 tentang wabah penyakit menular.
2. Permenkes no.560/1989, tentang jenis penyakit tertentu yang dapat
menimbulkan wabah berikut tatacara penyampaian laporannya & tatacara
penanggulangannya.
3. PP no.25/2000 tentang kewenangan pemerintah & kewenangan
provinsi sebagai daerah otonom
4. Kepmenkes no.4/2003 tentang kebijakan & strategi desentralisasi
bidang kesehatan
5. Kepmenkes no.581/1992 tentang pemberantasan penyakit DBD
6. Keputusan Dirjen PPM & PLP, Depkes RI no.914-1/1992 tentang
petunjuk teknis pemberantasan DBD.
b. Gambaran Umum
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan
di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit
penyakit DBD, sebab baik virus penyebab maupun nyamuk vektor penularnya
sudah tersebar luas di seluruh Indonesia. Sehingga tidaklah aneh apabila kita
sering kali melihat pemberitaaan di media massa tentang adanya berita
berjangkitnya penyakit DBD di berbagai wilayah Indonesia hampir di sepanjang
waktu dalam satu tahun.

Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai


kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran
masyarakat akan kebersihan lingkungan & sebagian lagi menganggap karena
pemerintah lambat dalam mengantisipasi & merespon kasus ini. Penyakit DBD
atau dengue hemorrhagic fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti & Aedes
albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan air laut. Penyakit DBD sering salah di diagnosis dengan penyakit lain
seperti tifoid.

Hal ini disebabkan karena infeksi virus Dengue yang menyebabkan DBD
bisa bersifat tanpa atau tidak jelas gejalanya. Pasien DBD juga sering
menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual, maupun diare, mirip dengan
gejala penyakit infeksi lain. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat
masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain. Oleh karena itu diperlukan
kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit infeksi virus dengue,
patofisiologi, & ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang
baik & lengkap, diagnosis DBD serta pemeriksaan penunjang (laboratorium)
dapat membantu terutama bila gejala klinis kurang memadai.Kasus penyakit ini
pertama kali ditemukan di Filipina pada tahun 1953. Sedangkan penyakit DBD
pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968, akan tetapi
konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972.

II. TUJUAN KEGIATAN


1. Umum
Menurunkan Prevalensi penyakit DBD di Kecamatan Muara Kelingi.
2. Khusus
a. Meningkatkan Angka Bebas Jentik.
b. Mencegah terjadinya penularan Kasus DBD.
c. Menentukan jenis tindakan penanggulangan fokus yang akan
dilakukan.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN


NO
KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
.
- Melakukan Pemeriksaan Jentik di lokasi
1. PE DB kejadian
- Mencari penderita / tersangka DBD lain
disekitar rumah penderita
2. PENANGULANGAN DBD
- Pemberian Bubuk Abate
- Melakukan Penyuluhan Setiap
melaksanakan Penjelidikan Epidemologi
dirumah penderita dan sekitar rumah
penderita / tersangka DBD.
3. JUMANTIK - Melakukan pemeriksan / pemantauan
jentik di Kelurahan Muara Kelingi

IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN


A. Cara melaksanakan kegiatan
1. Pelaksanaan kegiatan PE dilakukan melalui kunjungan rumah sejauh
100m dari rumah penderita.
- Pemberian bubuk abate dirumah penderita dan sekitar ruma
penderita
2. Penyuluhan dilaksanakan pada saat melaksanakan kegiatan PE
dirumah penderita
3. Jumantik dilaksanakan di Seluruh Wilayah Kecamatan Muara kelingi
B. Sasaran
1. Masyarakat
2. Rumah
3. Tidak ditemukan penderita baru DBD atau suspek DBD.

V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

KEGIATAN BULAN
SASARAN
NO POKOK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. PE DBD MASYARAKAT JIKA ADA KASUS

PENYULUHAN MASYARAKAT
DBD
3 JUMANTIK RUMAH
.

VI. EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilaksanakan setelah melaksanakan kegiatan PE dengan
pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan setiap melaksanakan PE
DBD.
Jumantik dilaksanakan untuk menurunkan kasus penderita
DBD.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan Kasus DBD di laksanakan setiap Minggu dan
setiap bulan sesuai dengan Laporan Mingguan dan laporan bulanan sesuai
jadwal pelaksanaan kegiatan.

Penanggung Jawab UKM Penanggung jawab Program


Puskesmas Muara Kelingi Puskesmas Muara Kelingi

NGADINO,S.KM HERLI AFRIANZA


NIP.197202081994021001 TKS.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Muara Kelingi

dr. ERWAN SUSANTO


NIP.1980053120090310
3

Anda mungkin juga menyukai