Anda di halaman 1dari 14

SOP

PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI BAKTERIOLOGIS


No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
60/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan bakteriologis
Tujuan Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan bakteriologis
Kebijakan Sebagai acuan petugas sanitasi dalam pengambilan sampel air untuk
pemeriksaan bakteriologis
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Botol steril
Sarana dan 2. Lampu bunsen
Prasarana 3. Alkohol 70%
4. Kapas steril
5. Pinset
6. Korek api
7. Kertas label dan ballpoint
8. Tempat untuk botol sampel
Reagen -
Prosedur 1. Persiapan petugas
Tetap 2. Persiapan alat dan bahan
3. Melaksanakan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan bakteriologis
sesuai SOP
Cara 1. Kran dibuka, biarkan air mengalir selama 2 3 menit lalu kran ditutup
Melaksanakan kembali
Tiap Kegiatan 2. Panaskan mulut kran dengan bunsen sehingga uap air keluar dari mulut
kran atau bersihkan mulut kran dengan alkohol 70%
3. Kran dibuka kembali dan biarkan air mengalir beberapa saat, ambil botol
sampel dan lewatkan mulut botol pada bunsen kemudian isi dengan
sampel air sebanyak 100 ml
4. Lewatkan mulut botol pada bunsen, tutup botol kembali dan beri label
5. Botol disimpan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
6. Segera kirim ke laboratorium
Catatan -

SOP
PENGAMBILAN SAMPEL AIR UNTUK UJI KIMIAWI
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
61/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Mengambil sampel air bersih / air minum untuk pemeriksaan kimiawi
Tujuan Untuk mendapatkan sampel air yang sesuai untuk pemeriksaan kimiawi
Kebijakan Sebagai acuan petugas sanitasi dalam pengambilan sampel air untuk uji
kimiawi
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Alat pengambil sampel terbuat dari plastik yang dapat ditutup dengan kuat
Sarana dan dan rapat, mudah dicuci, tidak mudah pecah, tidak menyerap zat zat
Prasarana kimia dari sampel dan tidak melarutkan zat zat kimia ke dalam sampel
(contoh jerigen plastik 1 - 5 liter sebaiknya berwarna putih)
2. Kertas label dan ballpoint
Reagen -
Prosedur 1. Persiapan petugas
Tetap 2. Persiapan alat
3. Melaksanakan pengambilan sampel air untuk pemeriksaan kimiawi sesuai
SOP
Cara 1. Menentukan lokasi pengambilan sampel
Melaksanakan 2. Menyiapkan jerigen pengambil sampel air
Tiap Kegiatan 3. Membilas jerigen menggunakan air sampel yang akan diambil sebanyak 3
kali
4. Mengambil sampel sesuai dengan keperluan
5. Tutup kembali jerigen dengan rapat
6. Beri label pada jerigen sampel
7. Kirim segera sampel ke laboratorium
Catatan 1. Apabila sampel diambil beberapa titik, maka volume yang diambil tiap titik
harus sama
2. Pada prinsipnya air yang akan diperiksa diusahakan mempunyai susunan
sama dengan air aslinya. Semua tindakan yang merubah susunan
kimianya harus dihindari, baik tempat pengiriman maupun peralatan serta
cara pengambilan sampel air.

SOP
PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH MEDIS
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
62/L/PL/2013 ................................... 12

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Penanganan sampah medis dengan tepat dan aman sehingga tidak
membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehataan bagi masyarakat
Tujuan Agar sampah medis di puskesmas dapat ditangani dengan baik dan aman
sehingga tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat
Kebijakan Sebagai acuan petugas dalam penanganan sampah medis padat dan cair
secara benar dan aman
Standar Petugas adalah orang yang telah dilatih / mendapat pengetahuan tentang
Tenaga penanganan sampah medis dengan didampingi oleh Petugas Sanitasi
Standar 1. Alat Pelindung Diri (Sarung tangan tebal dan aman dari kulit/karet, masker,
Sarana dan apron)
Prasarana 2. Wadah tempat sampah medis (kuat, tidak mudah robek dan ada tutup)
a. Wadah warna kuning (safety box) : untuk semua sampah medis yang
akan dibakar di incenerator
b. Wadah warna merah : untuk sampah medis yang dibakar tidak dengan
incenerator / dikubur dengan sanitary landfill
Reagen -
Prosedur 1. Persiapan petugas
Tetap 2. Persiapan alat
3. Melaksanakan penanganan sampah medis cair dan padat sesuai SOP
Cara 1. Penanganan Sampah Medis Cair yang Terkontaminasi ( darah, feses,
Melaksanakan urin dan cairan tubuh lainnya.
Tiap Kegiatan a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
sampah tersebut.
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang
mengalir atau dalam toilet, hindari percikannya.
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk
membersihkan sisa-sisa sampah, hindari percikannya.
d. Dekontaminasi wadah specimen dengan larutan klor 0,5 % atau
disenfeksi lokal lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10
menit sebelum dicuci.
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan
dekontaminasi, kemudian cuci sarung tangan.

2. Penanganan Sampah Medis Padat (Misalnya pembalut yang sudah


digunakan dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi
dengan darah atau materi organic lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
sampah tersebut.
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan
tidak korosif (plastic atau metal yang berlapis seng) dengan tutup yang
rapat.
c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa
sampah-sampah yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika
tempat pembakaran tidak tersedia maka bisa dilakukan penguburan.
d. Pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum
tersebar ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik
untuk membunuh mikroorganisme.
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.

3. Penanganan Sampah Medis berupa Benda Tajam (jarum, silet, mata


pisau dan lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan yang aman
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang
tahan pecah misalnya ember tertutup/safety box.
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang
memerlukan sehingga sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu
dibawa terlalu jauh sebelum dibuang.
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan menekuk
atau mematahkan jarum sebelum dibuang.
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah penuh, tutup dengan
rapat.
f. Diangkut untuk dimusnahkan di incenerator
g. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah
tersebut.
Catatan 1. Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :
- Simpan dalam kontainer yang memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam wadah warna dan kode terpisah
- Ditaruh pada tempat yang kering
- Aman dari orang yang tidak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

SOP
PELAYANAN KLINIK SANITASI
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
63/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Pelayanan kesehatan lingkungan di Klinik Sanitasi
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan Klinik
Sanitasi di Puskesmas
Kebijakan Sebagai acuan petugas saat memberikan pelayanan kepada pasien/klien di
Klinik Sanitasi agar dapat melaksanakan analisa masalah dengan tepat
sesuai dengan informasi dari pasien/klien
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Panduan wawancara sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien/klien
Sarana dan 2. Sarana penyuluhan (Leaflet/lembar balik, dll)
Prasarana 3. Alat untuk pencatatan dan pelaporan (buku notulen dan ballpoint)
Reagen -
Prosedur 1. Persiapan petugas
Tetap 2. Persiapan alat dan bahan
3. Melaksanakan pelayanan klinik sanitasi sesuai SOP
Cara 1. Petugas menerima pasien/klien dari loket pendaftaran / klinik umum
Melaksanakan 2. Wawancara terhadap pasien (identitas pribadi dan anggota keluarga,
Tiap Kegiatan masalah yang sedang dihadapi / yang mau dikonsulkan, keadaan
lingkungan tempat tinggal (sarana air bersih, jamban keluarga, tempat
pembuangan / pengelolaan sampah, TTU, TPM). Keadaan rumah tempat
tinggal (lantai, dinding, atap, luas ruangan, pencahayaan, ventilasi, dll)
3. Petugas melaksanakan analisa masalah berdasarkan informasi dari
pasien/klien
4. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
dihadapi pasien/klien
5. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah dan
mendiskusikannya dengan pasien/klien alternatif mana yang bisa
dikerjakan oleh pasien/klien
6. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan pasien/klien tentang jadual
kunjungan lapangan/rumah
7. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan klinik
sanitasi yang telah dilakukannya
Catatan Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik
sanitasi :
1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor
lingkungan : Diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan, TB
Paru
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang)
3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit yang
sama. Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD harus
dirujuk ke klinik sanitasi
4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB
SOP
INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH (SAB)
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
64/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Pemantauan / pengawasan sarana air bersih (perpipaan maupun non
perpipaan) yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari, dengan cara pengamatan serta penilaian kualitas fisik dan faktor
resikonya
Tujuan Mengetahui kualitas fisik dan faktor resiko sarana air bersih yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Data kepemilikan dan pemanfaatan sarana air bersih
Sarana dan 2. Form inspeksi sanitasi sarana air bersih
Prasarana 3. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur 1. Melaksanakan pendataan kepemilikan dan pemanfaatan SAB
Tetap 2. Melaksanakan inspeksi sanitasi SAB
3. Melaksanakan pembinaan kepada pemilik / pengguna SAB
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
Cara 1. Lakukan pendataan mengenai kepemilikan dan pemanfaatan SAB
Melaksanakan 2. Tentukan lokasi dan jenis SAB yang akan diinspeksi (perpipaan atau non
Tiap Kegiatan perpipaan)
3. Lakukan inspeksi SAB sesuai dengan jenisnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Kemudian tentukan faktor resikonya (rendah, sedang, tinggi, amat tinggi)
6. Sampaikan hasil inspeksi SAB kepada pemilik / pengguna SAB
7. Jika hasil inspeksi tinggi / amat tinggi beri pengarahan / saran perbaikan
kepada pemilik / pengguna SAB
8. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -

SOP
PENYEHATAN TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU)
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
65/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian 1. Penyehatan TTU merupakan kegiatan pengawasan terhadap TTU agar
tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat kesehatan, bebas dari faktor
resiko penyakit dan kecelakaan terhadap masyarakat di dalam TTU
maupun terhadap masyarakat di sekitar / di luar TTU tersebut
2. Tempat tempat umum (TTU) adalah tempat kegiatan bagi umum yang
dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas. Yang
termasuk ke dalam TTU adalah sarana pendidikan, sarana ibadah,
perkatoran, hotel, sarana kesehatan, tempat rekreasi, pasar, terminal, dll
Tujuan Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TTU sehingga tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat
kesehatan
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TTU
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Form inspeksi sanitasi/checklist TTU
Sarana dan 2. Buku dan alat tulis
Prasarana
Reagen -
Prosedur 1. Melakukan pengumpulan data TTU
Tetap 2. Melakukan pengawasan terhadap TTU
3. Melakukan pembinaan terhadap TTU yang diperiksa
4. Pencatatan dan pelaporan
Cara 1. Lakukan pendataan TTU yang ada di wilayah kerja
Melaksanakan 2. Tentukan lokasi TTU yang akan diawasi / dibina
Tiap Kegiatan 3. Lakukan inspeksi sanitasi TTU dan lingkungan sekitarnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TTU (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -

SOP
PENYEHATAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN
(TPM)
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
66/L/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Penyehatan TPM merupakan kegiatan pengawasan terhadap tempat
pengelolaan makanan dan minuman agar memenuhi persyaratan kesehatan
baik dari segi lokasi, konstruksi, cara pengelolaan, penyiapan, pengemasan
dan pengedarannya serta perilaku hygiene penjamahnya.
Tujuan Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TPM sehingga tercipta kondisi TPM yang memenuhi syarat
kesehatan
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TPM
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Form inspeksi sanitasi/checklist pemeriksaan TPM
Sarana dan 2. Buku dan alat tulis
Prasarana
Reagen -
Prosedur 1. Melakukan pengumpulan data mengenai TPM
Tetap 2. Melakukan pengawasan terhadap TPM
3. Melakukan pembinaan terhadap TPM yang diperiksa
4. Pencatatan dan pelaporan
Cara 1. Lakukan pendataan TPM yang ada di wilayah kerja
Melaksanakan 2. Tentukan lokasi TPM yang akan diawasi / dibina
Tiap Kegiatan 3. Lakukan inspeksi sanitasi TPM dan lingkungan sekitarnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TPM (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -

SOP
INVENTARISASI BAHAN HABIS PAKAI (BHP) NON MEDIS
KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
67/A/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Mencatat jumlah barang habis pakai non medis kegiatan kesehatan
lingkungan yang tersedia
Tujuan Agar diketahui jumlah persediaan yang ada serta kondisi bahan habis pakai
non medis kesehatan lingkungan tetap terjaga dengan baik
Kebijakan Sebagai acuan dalam melaksanakan inventarisasi bahan habis pakai non
medis kesehatan lingkungan
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Buku inventaris barang
Sarana dan 2. Alat tulis
Prasarana
Reagen -
Prosedur Persiapan petugas (sesuai SOP)
Tetap Persiapan alat dan bahan (sesuai SOP)
Cara 1. Terima bahan habis pakai non medis dari inventarisasi barang puskesmas
Melaksanakan 2. Catat persediaan bahan habis pakai non medis ke buku inventaris
Tiap Kegiatan 3. Periksa keadaan bahan habis pakai non medis setiap selesai digunakan
4. Ajukan permintaan bahan habis pakai non medis sebelum selesai
persediaan
Catatan -

SOP
PENCATATAN DAN PELAPORAN
KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
68/A/PL/2013 ................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Rangkaian pencatatan, pendokumentasian sampai pelaporan kegiatan
kesehatan lingkungan
Tujuan Untuk mengetahui dan menganalisa pencapaian kegiatan kesehatan
lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
kesehatan lingkungan
Standar Petugas adalah sanitarian
Tenaga
Standar 1. Form laporan bulanan kesehatan lingkungan
Sarana dan 2. Form hasil inspeksi kegiatan kesehatan lingkungan
Prasarana 3. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Persiapan petugas (sesuai SOP)
Tetap Persiapan alat dan bahan (sesuai SOP)
Cara 1. Tulis hasil kegiatan harian inspeksi sanitasi ke dalam buku kegiatan harian
Melaksanakan 2. Rekap hasil kegiatan inspeksi sanitasi yang dilakukan selama 1 bulan
Tiap Kegiatan 3. Salin hasil rekap kegiatan ke form laporan bulanan kesehatan lingkungan
4. Buat salinan laporan rangkap 2 (untuk disetor ke Seksi Penyehatan
Lingkungan Dinas Kesehatan dan untuk arsip puskesmas)
Catatan Laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 10

1.PENGERTIAN LINEN :

Adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal,
guling dan alat instrument steril lainnya.
2.TUJUAN ALUR LINEN :

A. Mencegah tertukarnya linen dari bagian yang satu kebagian yang lain.
B. Stock linen untuk ruang dialysis terpenuhi .
C. Menjaga kualitas dan kebersihan linen agar tetap tahan lama.
D. Mengurangi komplain dari pasien,seperti : kusut, robek, luntur dsb.

3.TUGAS LAUNDRY ( HOUSE KEEPING ) :

a. Mengambil linen kotor dari ruang dialysis .


b. Mengantar linen bersih ke ruang dialysis sesuai dengan stock.
c. Mencocokan jumlah permintaan tambahan dengan stock yang tersedia.
d. Menyediakan tempat untuk linen umum dengan linen terinfeksi.(Bedakan warna kantong
plastik).

4.CARA KERJA :
Ruang laundry ( linen room )
a. Linen kotor.
Jumlah linen dihitung sesuai dengan jenisnya dan dicatat .
Proses pencucian linen dipisahkan antara umum dengan terinfeksi.

b. Linen bersih .
Disetrika sambil perhatikan ada bercak atau robek pada linen.
Dilipat rapih sesuai kebutuhan.
Linen disusun sesuai kebutuhan.

Ruang Dialysis
1. Linen diantar ke ruang dialysis setiap pagi hari, sebelum pasien dilakukan tindakan dialysis.
2. Masukan linen kedalam ruang linen, disusun dan diatur sesuai tempatnya.
3. Menghitung linen bersamaan dengan saat memasukan linen kedalam rak/ lemari.(Jumlah linen
yang diberikan sesuai dengan jumlah linen kotor)= stock.
4.Menyerahkan tanda bukti jumlah linen yang telah dikirim kepada petugas dialysis.
5.Perhitungan stock dilakukan bersama dengan petugas dialysis.
6.Jika tidak sesuai dengan stock, dicari penyebabnya.
7.Linen yang telah dipakai pasien dibawa ke ruang disposal dan dimasukan ke dalam kantong
plastik yang telah dibedakan warnanya, dan dipisahkan dengan yang terkontaminasi.
8.Linen kotor dikumpulkan di ruang disposal dan keesokan harinya diambil oleh petugas laundry
2x sehari ( pagi dan sore ).

SOP
PENGAWASAN MAKANAN DAN MINUMAN
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Tindakan melakukan monitoring dan pembinaan terhadap makanan dan
minuman agar memenuhi persyaratan kesehatan baik dari segi pengolahan,
distribusi dan peredarannya.
Tujuan Melindungi masyarakat dari bahaya makanan minuman yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan
makanan dan minuman
Standar Minimal 1 apoteker yang memiliki STR dan atau 1 tenaga teknis kefarmasian
Tenaga yang memiliki STRTTK, tenaga lintas program dan lintas sektor terkait
Standar 1. Formulir / checklist pengawasan makanan minuman
Sarana dan 2. Buku dan alat tulis
Prasarana 3. Undangan
Reagen -
Prosedur 1. Melakukan pengumpulan data pengawasan makanan minuman
Tetap 2. Mengadakan pertemuan lintas sektor pengawasan makanan minuman
3. Melakukan pengawasan terhadap makanan dan minuman
4. Melakukan pembinaan terhadap makanan minuman yang diawasi
5. Pencatatan dan pelaporan
Cara 1. Lakukan pendataan pengawasan makanan minuman yang ada di wilayah
Melaksanakan kerja
Tiap Kegiatan 2. Tentukan lokasi pengawasan makanan minuman sesuai kesepakatan
pertemuan lintas sektor
3. Lakukan pengawasan dan pembinaan makanan minuman
4. Catat hasil pengawasan pada formulir pengawasan
5. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -

SOP
PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Melakukan pengelolaan penggunaan psikotropika sesuai dengan aturan yang
belaku mulai dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan,pelayanan dan
pemusnahan psikotropika.
Tujuan Melaksanakan pengelolaan dan pengendalian psikotropika untuk
menghindari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat psikotropika.
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam kegiatan pelaksanaan pengelolaan dan
pengendalian penggunaan psikotropika.
Standar Minimal 1 apoteker yang memiliki STR dan atau 1 tenaga teknis kefarmasian
Tenaga yang memiliki STRTTK
Standar 1. Kartu stock
Sarana dan 2. Alat tulis
Prasarana 3. Buku lidian
Reagen -
Prosedur Mencatat obat golongan psikotropika di kartu stock dan melaporkan sisasnya
Tetap kepada GFLK
Cara 1. Obat golongan psikotropika yang datang dari GFLK dihitung sesuai
Melaksanakan jumlahnya kemudian dicatat dikartu stock
Tiap Kegiatan 2. Setiap pengambilan obat golongan psikotropika yang ada digudang
dicatat di kartu stock
3. Melaporkan sisa stock obat kepada GFLK
4. Pemusanahan psikotropika sesuai jumlah psikotropik sesuai jumlah yang
rusak atau tidak memenuhi syarat.
Catatan -

SOP
PEMICUAN STBM
No. Dokumen No. Revisi : Halaman :
................................... 1

Tanggal Ditetapkan Disusun Oleh : Ditetapkan


KUPT PUSKESMAS
Penanggung jawab Program TERAWAS
kesehatan Lingkungan .
Terawas

TURYANA,SKM
Nip.19730630 199201 2 001
Pengertian Strategi dalam pencapaian STBM melalui pendekatan perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metoda pemicuan
Tujuan meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak
diluar komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapinya
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
Standar Minimal 1 petugas kesling dan 1 petugas Promkes
Tenaga
Standar 1. Peta wilayah
Sarana dan 2. Buku dan alat tulis
Prasarana 3. Alat Peraga Pemicuan
Prosedur 1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak terkecuali
Tetap untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi
Cara 1. Perkenalan
Melaksanakan 2. Sampaikan maksud dan tujuan
Tiap Kegiatan 3. Pencairan suasana
4. Minta ijin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar
5. Pemetaan
6. Penelusuran lokasi pilar STBM
7. Alur kontaminasi
8. Simulasi kontaminasi
9. Diskusi kelompok
10. Pemicuan bagi yang berubah dibuat kesepakatan pelaksanaan
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut pemicuan
12. Penutup

Catatan -

Anda mungkin juga menyukai