Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Beda Tinggi antara 2 titik ( A dan B ).

- Pengertian beda tinggi : Jarak vertikal antara bidang nivo.


- Bidang nivo : bidang yang mempunyai equipotensial sama, dalam bentuk riil
yang digunakan adalah permukaan air laut rata-rata
- Contoh beda tinggi antara 2 titik. (A & B)

Bidang nivo
h (A-B)

Bidang nivo
Laut

Gravitasi

NB. Karena A & B jaraknya pendek, maka bidang nivo dianggap sejajar.

A b

horisontal
A B horisontal

h AB = ha hb

D. Metode pengukuran beda tinggi

a. Cara barometris (mengukur tekanan udara)


- Peralatan penunjang : thermometer dan hygrometer
- koreksi suhu, kelembaban udara,
- Alat utama : barometer.
- Prinsip bekerja, adalah pengukuran tekanan udara ( semakin keatas semakin kecil ).
b. Pengukuran jarak secara optis.
Alat ukur Teodolit
Pengukuran jarak
a. Langsung Rool meter
EDM

b. Tidak langsung (Optis) Teodolit


Waterpas

Contoh Bacaan pada pengukuran jarak optis.


BT = 1500 mm ; BA = 2000 mm ; BB = 1000 mm ; h = 4 o 20 30 ; Ti = 146 Cm.
Soal : a. Hitung jarak miring A ke B.
b. Hitung jarak datar A ke B.
c. Hitung beda tinggi A ke B.
Contoh soal lain.
BT = 1600 mm ; BA = 2200 mm ; BB = 1000 mm ; h = 3 o 20 30 ; Ti = 148 Cm.
Soal : a. Hitung jarak miring A ke B.
b. Hitung jarak datar A ke B.
c. Hitung beda tinggi A ke B.

Contoh bacaan sipat datar dengan teropong.


BT A = 1547 mm dan BT B = 1135 mm. Soal hitung beda tinggi A dan B.
BT A = 1246 mm dan BT B = 1638 mm. Soal hitung beda tinggi A dan B.
b. Pengukuran jarak tidak langsung dengan teodolit ( cara optis ).

BA S
h
BT

BB BT
o
90 - h

II

h H

h D

Ti

Keterangan :

I = Titik / patok tempat berdiri alat


II = Titik / patok tempat berdiri Rambu
BA = Benang Atas; BT = Benang Tengah; BB = Benang Bawah
S = (BA BB); k = konstanta = 100
D = k . s . cos h = 100 (BA BB) cos 3o 30 20
D = D . cos h = k . s . cos2 h
H II = H I + Ti + h BT
h = k . S . cos h . sin h = . k . S . sin 2 h
h = helling.
B.3 Pengukuran beda tinggi dengan Sipat Datar.

Garis mendatar

a b

Bidang nivo
B

h = a -b

Prinsip : - Membuat garis mendatar


- Membaca 2 mistar dan mencari beda tingginya
- Peralatan : - Nivo
- Selang Plastik
- Sipat datar dengan teropong

a. Alat penyipat datar sederhana

Benang / kawat Kayu

B
A B

A
b. Dengan tabung pipa yang diisi air.

Menyipat Datar

Tabung air

Gelas Kaca

Selang Plastik

Rambu B

Rambu A B

Penerapan
A
4m

A B

Keterangan : Kondisi B lebih teliti

Jarak 125 m, ketelitian mencapai 1-2 mm / 10 m.

C. Alat penyipat datar dengan teropong.


- Digunakan untuk mencari beda tinggi pada jarak jauh.
- Karanganyar 10 km .. Solo
- Syarat yang harus dipenuhi :
1. Garis bidik // garis arah nivo
2. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I
3. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu I.

1.

a b

a b

B
A
2

A B

3.

Benang vertikal

Benang horizontal
Tegak lurus garis unting-unting

Garis unting-unting

D. Penentuan beda tinggi antara 2 titik dengan pesawat.


- Persyaratan alat ( P )
- Dilengkapi alat bidik
- Dilengkapai nivo kotak ( tb )
- Skrup penyetel : - Clamp
- Penggerak halus
- Penajam bayangan
- Alat Bantu : 2 rambu + nivo
- Perhitungan :
hAB , = BT A BT B
- Teknik penyipatan datar
a. Pesawat di sebelah (medan mudah)

BTA BT B

A
B

BT A
Ti

B
h = Ti BT A

Aplikasi : Pemetaan Landasan Pacu Peswat

b. Pesawat di tengah-tengah rambu

BT A BT B

A B

h AB = BT A BT B

c. Pesawat di sebelah dan medan sulit

BTA BT B

A B

h AB = BT A BT B
E. Menyipat datar memanjang

F
E
A B C D

1 slag
1 km = 1 seksi

Sumber kesalahan :

- Alat - Si Pengamat

Jenis-jenis kesalahan :
- Kesalahan tak terduga ( Accidental error)
- Kesalahan sistimatis (Alat)
- Kesalahan besar (blunder)
Contoh : 1367 mm 1867 mm
Bacaan bak.
Sudut : 57o 20 30 , terbaca : 52 o20 30

Sumber-sumber kesalahan
- Kesalahan alat
- Garis vizier garis arah nivo
- Salah satu bak aus
- Kesalahan dari luar
- Refraksi
- Getaran udara dsb.
- Kesalahan pengamat :
- Kelelahan
- Kesalahan baca 156 - 136
- Salah perkiraan
- 1,5 1,4 / 1,6 dst.
Pengukuran beda tinggi dengan sipat datar teropong ( Waterpas teropong ).
1. Alat yang digunakan
a. Waterpas
b. Statip
c. Rambu + nivo
2. Persyaratan :
a. Garis bidik / vizier garis arah nivo
b. Garis arah nivo sumbu I
c. Garis mendatar diafragma sumbu I
3. Teknik pengukuran sipat datar
4. Contoh permasalahan pengukuran

I. Dilihat dari atas (x , y) B


A

II. Dilihat dari samping (z)

Contoh pelaksanaan pengukuran

1 slag
pergi

jarak 1 km (pengukuran Pulang Pergi) / satu seksi

Pulang
Pengukuran beda tinggi antara 2 titik ( A dan B ).

Gambar 1.
B

A
B

Gambar 2.

Gambar 3.

A
B

10 Km
PENGUKURAN BEDA TINGGI ANTARA 2 TITIK ATAU LEBIH.

Pertanyaan :
A. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat :

1. Apa yang dimaksud dengan Bidang Referensi Vertikal dan berikan


contohnya?.
2. Bagaimana mengetahui beda tinggi antara lantai gedung pusat terhadap lantai
gedung 1 FT UNS ?.
3. Ketinggian As Dam WGM 136 m. Apa yang dimaksud pernyataan tersebut.
4. Terangkan cara mengetahui beda tinggi antara 2 titik atau lebih.

B. Diketahui sket gambar pengukuran sipat datar dan data ukur sbb :

A b c d. e

Kddk Ttk Bacaan Rambu ( mm ) Beda Keting- Jarak


Alat Bidik BA BT BB Tinggi gian Ttk
A 1400 900 400
P b 1100 800 500
c 1600 1200 800
d 1700 1000 300
e 2400 1500 600

Pertanyaan :
a. Hitung ketinggian titik b, c, d dan e, jika diketahui ketinggian titik A = 200
m + NIM masing-masing diambil 3 angka dari belakang dalam satuan Cm.
Contoh : NIM = I0114102, maka ketinggian titik A = 200 m + 102 Cm =
201,02 m.
b. Hitung jarak antara titik P ke titik A, b, c, d dan e.

Anda mungkin juga menyukai