Anda di halaman 1dari 19

JALAN REL

By :
Abdullah Ishaq F
Ahmad Ainun
Atniel Efrata
Levia Imroatul
Liansa Wahyu
Manas Pratama

D3 TEKNIK SIPIL TRANSPORTASI


Jalan Rel
 Pada survey yang dilakukan di stasiun kereta api kota

Sragen, terdapat empat lajur jalan rel, satu diantaranya

adalah khusus untuk kereta api barang yang mengangkut

semen Holcim. Pengamatan dilakukan pada komponen-

komponen pokok pada jalan rel yaitu bantalan rel, baut-baut,

wesel, rambu informasi, peron, dan lokasi sepanjang 100

meter dari stasiun. Pada pengamatan yang dilakukan, didapat

data sebagai berikut :


Pada rel berbantalan beton
 Lebar sepur = 121 cm
 Lebar bantalan rel = 14 cm
 Jarak antar bantalan = 44 cm
 Jarak dalam antar rel = 107 cm
 Jarak rel dan peron = 97 cm

Pada rel berbantalan baja


 Lebar sepur = 121 cm
 Lebar bantalan rel = 14 cm
 Panjang bantalan rel = 208 cm
 Jarak antar bantalan = 41,5 cm
 Jarak dalam antar rel = 107 cm
 Jarak rel dan peron = 97 cm
Pada rel berbantalan kayu
 Lebar sepur = 121 cm
 Lebar bantalan rel = 22 cm
 Panjang bantalan rel = 208 cm

 Jarak antar bantalan = 65 cm

 Jarak dalam antar rel = 17 cm

 Jarak rel dan peron = 97 cm

Peron
 Tinggi peron untuk penumpang = 40 cm

 Tinggi peron untuk barang = 83 cm


Balast
 Balast adalah bagian susunan dari jalan rel yang berfungsi
untuk meneruskan beban dari atas rel dan bantalan ke tubuh
jalan dengan merata dengan luas tekanan lebih besar,
menguatkan kedudukan bantalan dan rel serta mengalirkan air
agar bantalan rel kering.

 Bahan bantalan adalah berupa pasir kasar, kerikil dan kricak


atau batu pecah. Tebal balas tergantung dari daya penahan
tanah dasar, berat beban yang lewat dan kecepatan kereta saat
melintas.
 Balast mempunyai dua susunan, yaitu :
 susunan atas
 dan susunan bawah .
 Susunan atas balast :
Batu pecah keras dengan ukuran 2 sampai dengan 5 cm dan
bersudut tajam
Keausan atas tes Los Angeles ≤ 40%
Berat padat/ m3≥ 1400 kg
Partikel tipis atau lonjong < 5%
 
 Susunan bawah balast :

Kerikil halus, sedang atau pasir kasar yang berfungsi untuk


penyaring tanah dasar dan lapisan balast atas, pengokoh
kedudukan bantalan dan rel dan untuk mengalirkan air secara
cepat.
Stasiun Kereta Api
 Fasilitas Stasiun
Fasilitas stasiun yang ada pada stasiun kereta api sragen
terdiri dari:
◦ Pelataran parkir di muka stasiun
◦ Tempat penjualan tiket, dan loket informasi
◦ Peron atau ruang tunggu
◦ Ruang kepala stasiun, dan
◦ Ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api) beserta
peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur),
telepon, telegraf, dan lain sebagainya.
 Jalur Rel

Stasiun sragen memiliki 4 jalur rel kereta api yang menyatu


pada salah satu ujungnya.
Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur
yang dikendalikan dari ruang PPKA.
Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, disini juga
berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara
jalur lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir.
 Peron Stasiun

◦ Peron adalah tempat naik-turun para penumpang di stasiun,


jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang
naik-turun dan jalur rel melintas di stasiun.
◦ Pada stasiun kereta api Sragen, terdapat tiga peron yang
masing-masing memiliki tinggi yang berbeda, yaitu satu
peron tinggi untuk penumpang dengan tinggi 40 cm pada
jalur satu, satu peron tinggi untuk barang dengan tinggi 83
cm pada jalur empat, dan satu peron rendah untuk
penumpang pada jalur dua.
Kereta Api
Jenis – jenis kereta api

Dari segi tenaga penggerak


 Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya
menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Lokomotif jenis ini adalah jenis yang
sering di gunakan di indonesia termasuk di stasiun sragen sendiri.

Dari segi rel


 Pada stasiun sragen rel kereta api menggunakan rel konvensional. Tidak hanya di
sini, pada umumnya di indonesia juga kebanyakan menggunakan rel jenis ini.
Kereta api rel konvensional sendiri adalah kereta api yang menggunakan rel yang
terdiri dari dua batang baja yang diletakan di bantalan.

Dari segi penggunaan


 Kereta api penumpang adalah satu rangkaian kereta penumpang dan lokomotif
yang digunakan untuk mengangkut manusia. Selain itu biasanya digunakan kereta
khusus untuk makan, kereta pembangkit dan kereta bagasi.
Kesimpulan
Kondisi eksisiting dari stasiun Sragen dan jalan relnya adalah sebagai
berikut:
 Stasiun Sragen terletak di tengah kota sragen, tepatnya di kecamatan
Sragen kota, Sragen, (di sebelah pasar Bunder Sragen).
 Stasiun Sragen ini termasuk ke dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta.
 Stasiun Sragen melayani beberapa pemberhentian keretaapi seperti:
 KA Brantas kereta api yang melayani perjalanan dari Jakarta menuju kediri
 KA Madiun Jaya AC yang melayani perjalanan dari Madiun menuju
Jogjakarta
 KA Sritanjung dengan tujuan Banyuwangi
 KA Pasundan dengan tujuan klaracondong
 KA Gaya baru dengan tujuan Surabaya
Rata-rata Ka yang mengalami pemberhentian di Sragen adalah kerata kelas 3
yaitu kelas Ekonomi.
 Dari pengamatan yang kami dapat, Stasiun sragen sudah
berjalan dengan semestinya. Hal tersebut dapat kami lihat
dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti tempat duduk
untuk menunggu, restaurant, toilet yang bersih, dll.
 Kemudian penumpang yang tertib dan ramai juga kami lihat
saat KA Brantas menuju Tanjung Priok (Jakarta) tiba dan
berhenti sejenak di stasiun Sragen. Hal tersebut
mencerminkan hidupnya transportasi KA di kota Sragen.
Data Fisik Stasiun Sragen
 Status jalan : Aktif dalam angkutan barang
 Fungsi jalan : Kereta Penumpang dan kereta barang
 Arah arus: Ke barat dan ke timur
 Kondisi Peron : Terawat
 Kondisi Rel baja : Pada sepanjang peron/stasiun masih layak
untuk digunakan lalu lintas kereta api.
 Kondisi Bantalan : Bantalan pada daerah stasiun menggunakan
bantalan baja, beton, dan kayu. kondisi bantalan sudah mulai lapuk
untuk bantalan kayu tetapi untuk bantalan baja dan beton masih baik.
 Kondisi Balast : Kondisi balast masih dalam kategori baik.
 Kondisi Tanah : Kondisi tanah pada sekitar stasiun dan konstrusi rel
masih dalam kategori aman, maksudnya tanah disekitar rel tidak ada
tanda-tanda adanya penurunan tanah asli didalam tanah.
Mengapa Kereta api?
 Permasalahan mendasar transportasi di Indonesia pada
umumnya adalah permaslahan serius akuibat penggunaan
BBm yang boros.
 Kemudian timbul maslah lain yang tidak kalah penting,
contohnya kemacetan lalu lintas yang parah, dan polusi udara
yang makin mengkhawatirkan.
 Sudah selayakn ya dikembangkan kebijakan transportasi pro
angkutan massal yang hemat BBM dan ramah lingkungan.
Dan inilah data yang Kami dapat berhubungan
Dengan Pernyataan sebelumnya

No Moda Transportasi Volume Angkutan Konsumsi Energi/ Km Konsumsi Energi/BBM/Orang

1 Kereta Api 1500 orang 3 liter 0.002 liter

2 Bus 40 orang 0.5 liter 0.0125 liter

3 Pesawat Terbang 500 orang 40 liter 0.08 liter

4 Kapal Laut 1500 orang 10 liter 0.006 liter

5 mobil 6 orang 0.125 liter 0.0208 liter

6 motor 2 orang 0.0222 liter 0.011 liter


 Di luar soal BBM, dampak pengembangan angkutan kereta
api bagi perekonomian nasional setidaknya mencangkup hal-
hal berikut:
• Menekan kerusakan jalan raya dan menghemat keuangan
negara. Sebagai gambaran, untuk perawatan jalan di
kawasan Pantura saja, pemerintah harus mengeluarkan
anggaran tidak kurang Rp 1,2 Triliun setiap tahun.
• Menekan biaya angkutan dan distribusi logistik nasional,
sehingga di satu sisi mampu menekan biaya produksi dan
membuka peluang kompetisi ekspor, di sisi lain menekan
harga satuan produksi konsumsi domestik di pasar.

• Menekan kepadatan lalu lintas jalan raya, sehingga


meminimalkan pemborosan konsumsi BBM akibat kemacetan
lalu lintas, dan juga mengurangi resiko kecelakaan di jalan.
Sebagai gambaran, kerugian akibat kemacetan di Jakarta pada
tahun 2013 ditaksir mencapai Rp 35 triliun. Dan diprediksi
jika tidak ada perubahan dalam dunia transportasi maka tahun
2020 akan mengalami kerugian Rp 65 Triliun.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai