TS. 704
Bab I
Pendahuluan
Historical dan Komparatif serta Teknologi kereta api sebagai
Motivasi pengembangan Pekeretaapian di Indonesia
FENOMENA
• Jumlah stasiun
Tahun 1955 berjumlah 1516 buah
Tahun 2000 berjumlah 571 buah
Selama kurun waktu 45 tahun penurunan 62 %
Lanjutan....
• Jumlah lokomotif
Tahun 1939 berjumlah 1314 buah
Tahun 2000 berjumlah 530 buah
Selama kurun waktu 61 tahun penurunan 60%
• Jumlah penumpang
Tahun 1955 berjumlah 146,9 juta
ketika penduduk Jawa-Madura 54,5 juta, berarti setiap
penduduk ~ 3 X naik kereta dlm setahun
Tahun 2000 berjumlah 69,2 juta ,
Ketika penduduk Jawa-madura 114,9 juta, berarti dlm
setahun kurang dari 1 X setahun naik kereta
Kondisi perkerata apian saat ini :
a. Di Pulau Jawa untuk jalan kereta
Type Rel R.25 = 0,66 %
R.33/R.34 = 14,57 %
R. 41/R.42 = 53,66 %
R.50 = 6,7 %
R.54 = 24,39 %
Sepanjang 367 km sudah jalur ganda ( 8,77 % )
6
Keunggulan Moda Transportasi Jalan Rel ;
( simposium IX FSTPT Indonesia di Malang 16, 17, 18 Nov. 2006 )
Pasal 10 UU no. 13 tahun 1992
ORGANISASI
• Pengelolaan keselamatan belum mendapatkan peran dan
fungsinya yang semestinya sehingga secara organisasi belum
dilembagakan di tingkat perusahaan
• Sistem dan prosedur belum dikelola dengan baik yang berakibat
rendahnya konsistensi dan akuntabilitas karyawan terhadap
masalah keselamatan
• Pada semua level manajemen tidak tegas dalam menangani
PRASARANA & SARANA
• Keterbatasan dana pemeliharaan prasarana mengakibatkan
kondsi prasarana tidak sepenuhnya layak guna yang akan sangat
rawan terhadap keselamatan
• Belum adanya standar dan metode untuk mendeteksi kondisi
kondisi prasarana dan sarana yang bisa menimbulkan potensi
rawan kecelakaan
• Asset managemen plan pemeliharaan prasarana belum
terintegrasi secara memadai
• Belum adanya mekanisme yang sistematis dalam mengatasi
masalah backlog dalam pemeliharaan prasarna
OPERASI
• Laporan kejadian kecelakaan kurang akurat, data kinerja
keselamatan belum tertata dengan baik dalam kualitas maupun
akurasi, sehingga menyulitkan manajemen dalam pengambilan
keputusan
• Kecenderungan masyarakat untuk memandang masalah
REGULASI
• UU, PP, Kep men serta peraturan perkeretaapian belum menempatkan
aspek keselamatan pada posisi sangat utama
• Belum jelasnya pembagian peran, wewenang, tanggung jawab dan
akuntabilitas aspek keselamatan antara pemerintah (owner, regulator)
dan KAI (operator).
• Sebagian prosedur operasional dan perawatan sudah usang
• Penegakan hukum atas pelanggaran peraturan yang dapat
membahayakan keselamatan belum/kurang memadai dan belum
diterapkan secara konsisten
MASYARAKAT
• Tingkat kepedulian masyarakat terhadap resiko bahaya masih rendah,
baik di pintu pintu perlintasan maupun di daerah jalur KA (green area)
• Masih banyak penumpang di atap KA di lokomotif dan dibagian
belakang kereta
• Perlunya pembelajaran kepada masyarakat untuk menanamkan kultur
tentang keselamatan, baik melalui sosialisasi maupun lewat
Pembagian jalan Rel menurut ;
• Lebar sepur
• Kecepatan tertinggi yang diizinkan di jalan dan banyaknya lalu lintas
• Tanjakan yang ada di jalan itu
13
• Ad.2. Kecepatan tertinggi dan banyaknya lalu
lintas atau kelas jalan rel
Kecepatan tertinggi yang diizinkan dan banyaknya lalu lintas
berhubungan erat dengan konstruksi jalan dan system pengamanan.
Semakin tinggi kecepatan yang diizinkan semakin berat konstruksi
jalan dan semakin berat pula syarat-syarat pengamanannya.
Untuk pembagian kelas pada jalan rel didasarkan tingkatan
kecepatan yang diizinkan,
menurut Reglemen R.10 PJKA sbb :
Jika lebih curam maka diperlukan jalan bergigi, tanjakan ini sampai
250 permil, ada yang menggunakan kereta listrik (electric railcars)
ditarik kabel baja, untuk pengangkutan melintasi jurang-jurang
digunakan rope ways atau kereta gantung.
SEAT FORMATION
• Pokok bahasan
• Daftar pustaka :
1. Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (Peraturan Dinas no 10), Perusahaan
Jawatan Kereta api, 2 April 1986
2. PM no 60 tahun 2012 tentang, Persyaratan Teknis Jalur Kereta api
3. Jalan Rel, Suryo Hapsoro Trie Utomo Ir., Phd. Beta Offset, UGM
Yogyakarta
4. Jalan Rel Kereta Api, Iman Subarkah, Idea dharma Bandung, 1981
5. Rekayasa Jalan Rel, Alik Ansyori Alamsyah, Bayumedia Malang, 2003
6. Perencanaan perkeretaapian, Soedjono Kramadibrata, penerbit ITB, 2006.
7. Undang-undang Perkeretaapian 23 tahun 2007