Anda di halaman 1dari 16

Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Kabupaten Humbang Hasundutan

BAB 7. METODOLOGI

7.1.Penyediaan Air dan Kesehatan Masyarakat

Air merupakan kebutuhan esensial untuk kehidupan manusia, tiada kehidupan tanpa air. Pada
awalnya manusia bermukim dekat dengan sumber air, seperti: mata air, sungai, danau, seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk air yang tersedia sudah tidak mencukupi sehingga
berkembang teknologi pemanfaatan air tanah, berupa : sumur gali, sumur pompa, sumur bor.

Pada wilayah dimana potensi air tanah langka khususnya air tanah dangkal, kekurangan
sumber air mengakibatkan masyarakat mencari sumber air yang lebih jauh, dan sebagian lagi
memanfaatkan air permukaan yang ada meskipun sudah tidak sehat karena terkontaminasi
oleh air limbah. Pada kondisi lainnya masyarakat mengalami kekurangan air pada musim
kemarau, dimana sumber-sumber air yang ada mengalami penurunan debit air.

Kondisi kekurangan air, dan penggunaan air yang tidak sehat ini mengakibatkan kesehatan
masyarakat terganggu dengan meningkatnya penderita penyakit yang disebabkan oleh air
yang tidak sehat (water borne desease) seperti : diare, typus, penyakit kulit, cholera, hepatitis,
leptospirosis, gastroenteritis, dll, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitasnya.

Peningkatan kondisi social ekonomi masyarakat, khususnya pada daerah perkotaaan dimana
masyarakat menggunakan air tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sanitasi,
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lifestylenya akan mengakibatkan peningkatan
konsumsi air.

7.2.Penyediaan Air dan Pengembangan Sosial-Ekonomi

Selain untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya,
air juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industry, social dan perdagangan, dengan
demikian pemenuhan kebutuhan air ini akan menunjang perkembangan social-ekonomi.

Bagi masyarakat penyediaan air atau pemenuhan kebutuhan air juga bermanfaat untuk
mengurangi waktu dan energy yang harus dikeluarkan, disamping meningkatkan taraf
kesehatan sehingga dapat menunjang produktivitas atau pengembangan social-ekonominya.

Laporan Pendahuluan 7-1


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, penyediaan air dapat dilakukan dengan
pengembangan teknologi yang lebih mudah ditingkatkan karena skala ekonomi serta jumlah
dan kepadatan penduduknya yang relatif besar, sebaliknya bagi masyarakat perdesaan yang
kondisi social ekonomi serta jumlah dan kepadatan penduduknya yang relative kecil
pengembangan dapat terkendala cost recoverynya sehingga beresiko tidak berkelanjutan,
dengan demikian dibutuhkan pengembangan teknologi yang tepat guna.

7.3.Kebijakan Umum Penyediaan Air Minum

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam menyokong
kehidupan makhluk hidup di dunia ini, tanpa air makhluk hidup akan musnah.

Alam menyediakan air secara terus menerus melalui siklusnya yang dikenal dengan siklus
hidrologi. Perubahan dalam siklus yang disebabkan oleh perubahan iklim dan kondisi fisik
bentang alam dapat menyebabkan ketersediaan air menjadi langka, akibat berkurangnya
resapan air kedalam tanah, dan fluktuasi aliran air permukaan yang sangat tinggi.

Dalam perkembangan dimana keberadaan air sudah semakin langka dan kualitasnya semakin
memburuk, air akan semakin tinggi nilai ekonominya, sehingga pemanfaatannya sering
menimbulkan konflik social dengan kepentingan yang berbeda.

Disamping ketersediaan air, kualitas air juga memegang peranan penting dalam menunjang
kehidupan, karena air sangat rentan untuk terpolusi oleh instrusi air laut, air limbah industri-
pertanian-domestik, dan sampah, kondisi ini mengakibatkan air dapat menjadi media
penularan penyakit (water borne desease). Kualitas air juga sangat dipengaruhi oleh
kandungan fisik, kimiawi lapisan tanah yang dilaluinya yang secara alamiah dapat
meningkatkan kadar kesadahan, Fe, Mn, organic (tanah gambut), dll.

Dengan mudahnya air alam tercemar secara fisik-kimiawi dan biologis, Pemerintah
mengeluarkan standar kualitas air baku yakni Peraturan Pemerintah RI No.82 tanggal 14
Desember 2001 dan standar air minum, Peraturan Menteri Kesehatan
No.492/Menkes/Per/IV/2010 tangal 19 April 2010.

Peningkatan kepadatan penduduk di perkotaan (urban area) mengakibatkan semakin sulitnya


masyarakat memperoleh air tanah yang sehat karena semakin mudahnya air tanah
terkontaminasi dengan air limbah domestic dan sampah.

Laporan Pendahuluan 7-2


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Perubahan ekosistem alamiah seperti hutan menjadi ekosistem buatan seperti perkebunan dan
pertanian juga dapat meningkatkan resiko berkurangnya debit mata air yang banyak
dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan airnya, dengan demikian rencana
peruntukan lahan resapan mata air dan konservasinya penting untuk diperhatikan dan
dilaksanakan.

Paradigma lama yang menyatakan bahwa air merupakan benda sosial yang dapat diperoleh
secara gratis oleh masyarakat yang didasari oleh rendahnya kepedulian dan pengetahuan
masyarakat terhadap nilai kelangkaan air saat ini sudah tidak relevan lagi.

Kondisi tersebut tercermin pada penetapan tarif air minum perpipaan yang kebanyakan tidak
mencerminkan biaya produksi yang sebenarnya (the real production cost). Konsekuensinya
adalah pendapatan usaha tidak mampu membiayai kegiatan operasional, apalagi untuk
investasi pengembangan jaringan pelayanan.

Dampak berikut dari rendahnya cakupan pelayanan penyehatan lingkungan adalah


meningkatnya pencemaran air tanah, semakin luasnya daerah genangan, berkurangnya lahan
resapan dan pencemaran air baku oleh air limbah rumah tangga, pertanian dan sampah.

Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam penyediaan air minum dan penyehatan
lingkungan bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di kota sedang,
kota kecil, dan kawasan perdesaan.

Tujuan umum pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan adalah
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan pelayanan air minum dan
penyehatan lingkungan yang berkelanjutan.

Secara khusus pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan bertujuan:

(a) Meningkatkan pembangunan, penyediaan, pemeliharaan prasarana dan sarana air


minum dan penyehatan lingkungan.

(b) Meningkatkan kehandalan dan keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana air
minum dan penyehatan lingkungan.

Dalam konteks air minum dan penyehatan lingkungan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai
upaya dan kegiatan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan yang dilakukan untuk

Laporan Pendahuluan 7-3


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

dapat memberikan manfaat dan pelayanan kepada masyarakat pengguna secara terus
menerus. Keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan harus dilihat
sebagai suatu sistem yang terdiri dari pembangunan prasarana dan sarana, operasi,
pemeliharaan, pengelolaan, dan pengembangan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan kepada masyarakat.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menuju pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan yang berkelanjutan adalah:
keberlanjutan aspek pembiayaan
keberlanjutan aspek teknik
keberlanjutan aspek lingkungan hidup
keberlanjutan aspek kelembagaan
keberlanjutan aspek social

Dengan demikian kebijakan pengembangan SPAM disusun dengan berlandaskan prinsip dan
strategi sebagai berikut :
a. Air Merupakan Benda Sosial dan Benda Ekonomi

Peranan air sebagai sumber kehidupan telah disadari semua lapisan masyarakat, namun
manifestasinya menimbulkan berbagai pandangan. Hingga saat ini sebagian anggota
masyarakat masih berpandangan bahwa air sebagai sumber kehidupan semata-mata
merupakan benda sosial (public good) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma serta
tidak mempunyai nilai ekonomi. Pandangan ini mengakibatkan masyarakat tidak dapat
menghargai air sebagai benda langka yang mempunyai nilai ekonomi. Dampaknya
adalah masyarakat mengeksploitasi air secara bebas dan berlebihan serta tidak
mempunyai keinginan untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya air baik kualitas
maupun kuantitasnya. Sesuai dengan sifatnya sebagai benda ekonomi maka prinsip
utama dalam pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan adalah pengguna harus
membayar atas pelayanan yang diperolehnya. Prinsip tersebut mencerminkan
pandangan bahwa yang dibayar oleh pengguna adalah biaya atas kemudahan untuk
memperoleh pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan.

Laporan Pendahuluan 7-4


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya air didalamnya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan kualitas hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.

a. Keberpihakan pada Masyarakat Miskin

Pada prinsipnya, seluruh masyarakat Indonesia berhak untuk mendapatkan pelayanan


air minum dan penyehatan lingkungan yang layak dan terjangkau. Oleh sebab itu,
dengan melihat keterbatasan yang dimiliki maka pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan harus memperhatikan dan melibatkan secara aktif kelompok
masyarakat miskin dan kelompok masyarakat tidak beruntung lainnya dalam proses
pengambilan keputusan. Hal ini sebagai upaya agar mereka tidak terabaikan dalam
pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan, sehingga kebutuhan air minum dan
penyehatan lingkungan bagi kelompok masyarakat miskin dan kelompok masyarakat
tidak beruntung lainnya dapat terpenuhi secara layak, adil, dan terjangkau.

b. Pelayanan Optimal dan Tepat Sasaran

Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan harus optimal dan tepat
sasaran.Yang dimaksud dengan optimal adalah kualitas pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat, dan nyaman serta terjangkau semua lapisan
masyarakat. Oleh sebab itu, pilihan jenis pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan harus ditawarkan kepada masyarakat pengguna agar masyarakat dapat
memanfaatkannya sesuai dengan pilihannya. Tepat sasaran diartikan sebagai cakupan
pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dibangun
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.

e. Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya

Kapasitas dan kemampuan anggaran pemerintah (pusat dan daerah) yang ada tidak
mencukupi untuk terus membangun dan mengelola prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan bagi seluruh masyarakat. Untuk menunjang keberlanjutan
pelayanan maka pembangunan dan pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatan

Laporan Pendahuluan 7-5


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

lingkungan perlu memperhatikan prinsip pemulihan biaya (cost recovery). Dengan


demikian, pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan yang berbasis
masyarakat perlu memperhitungkan seluruh komponen biaya dalam pembangunan
mulai biaya perencanaan, pembangunan fisik, dan operasi pemeliharaan serta
penyusutannya (depreciation).

f. Meningkatkan pelestarian dan pengelolaan lingkungan, khususnya


sumber daya air

Untuk keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan maka sumber
daya air yang meliputi air permukaan, air tanah baik air tanah dalam maupun dangkal,
dan mata air perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
program air minum dan penyehatan lingkungan. Terkait dengan upaya menyelamatkan
kelestarian sumber daya air maka diperlukan strategi terpadu untuk meningkatkan
kualitas lingkungan, melalui perlindungan kawasan penyangga mata air, rehabilitasi
wilayah tangkapan air, pengurangan eksploitasi air tanah, dan peningkatan pengelolaan
air limbah dan persampahan.

g. Mempromosikan perubahan pendekatan dalam pengelolaanprasarana dan sarana


air minum dan penyehatan lingkungan, dari pendekatan berdasarkan batasan
administrasi menjadi pendekatan sistem.

Pendekatan penanganan program air minum dan penyehatan lingkungan yang


berdasarkan batasan administratif (wilayah perkotaan dan perdesaan) tidak tepat
lagiuntuk diterapkan. Hal ini berdasarkan, bahwa untuk mencapai pengelolaan air
minum dan penyehatan lingkungan yang efektif dan efisien serta mengatasi
keterbatasan sumber daya maka cakupan wilayah pelayanan tidak dapat dibatasi oleh
batas administrasi.

7.4.Rencana Induk Pengembangan SPAM

Pedoman tentang penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM tercantum pada


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM.

Laporan Pendahuluan 7-6


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Pengaturan pengembangan SPAM diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan


prasarana dan sarana sanitasi yang berkaitan dengan air minum.

Air yang dihasilkan dari SPAM digunakan oleh masyarakat/pengguna/pelanggan, harus


memenuhi syarat kualitas (permenkes). Air yang tidak memenuhi syarat kualitas,
dilarang didistribusikan kepada masyarakat.

Sistem Pengembangan Air Minum dapat dilakukan dengan sistem jaringan perpipaan dan
sistem bukan jaringan perpipaan.

SPAM dengan sistem jaringan perpipaan mencakup unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan.

a. Unit Air Baku

Unit air baku dapat terdiri dari :

- Bangunan pengambilan/ penyadapan


- Sistem pemompaan dan/ atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
- Bangunan penampungan air
- Alat pengukuran dan pemantauan
b. Unit Produksi.

- Prasarana dan sarana untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui
proses fisik, kimia dan biologi.

- Unit produksi terdiri dari : bangunan pengolahan dan pelengkapnya; perangkat


operasional; alat pengukuran dan pemantauan; bangunan penampungan air
minum.

- Limbah akhir dari pengolahan air baku, wajib diolah sebelum dibuang
ke sumber air baku atau di daerah terbuka.

c. Unit Distribusi.

- Terdiri dari : sistem perpompaan; jaringan distribusi; bangunan


penampungan; alat ukur dan peralatan pemantauan.

- Memberikan kepastian kuantitas, kualitas air, dan kontinuitas


pengaliran.

- Kontinuitas pengaliran harus memberikan jaminan 24 jam per hari.

Laporan Pendahuluan 7-7


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

d. Unit Pelayanan.

- Terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran kebakaran


- Kelengkapan meter air, untuk mengukur besaran pelayanan
- Meter air, harus ditera oleh instansi yang berwenang.

SPAM bukan jaringan perpipaan mencakup: sumur dangkal, sumur pompa, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tanki air, dan bangunan perlindungan mata air.

Pengembangan SPAM harus terpadu dengan Prasarana dan sarana sanitasi, dimana dalam
pengembangan SPAM dan atau prasarana dan sarana sanitasi dapat dilakukan Pemerintah
Daerah dengan kerja sama antar daerah.

Rencana Induk pengembangan SPAM paling sedikit memuat:

A. Rencana umum, meliputi:

1. Evaluasi kondisi kota/kawasan, yang bertujuan untuk mengetahui karakter, fungsi


strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.

2. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, yang dilakukan dengan menginventarisasi


peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting.

B. Rencana jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi.
Sistem distribusi meliputi reservoir, serta jaringan pipa distribusi utama.

C. Program dan kegiatan pengembangan dalam penyusunan rencana induk meliputi


identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan
identifkasi air baku.

D. Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan
dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei
maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal
seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

E. Rencana sumber dan alokasi air baku.

Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas rencana sumber air
tersebut. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air

Laporan Pendahuluan 7-8


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber
air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.

F. Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana (PS) Sanitasi, meliputi:


1. identifikasi potensi pencemar air baku;
2. identifikasi area perlindungan air baku;
3. proses pengolahan buangan dari IPA.

Keterpaduan dengan PS sanitasi adalah bahwa penyelenggaraan pengembangan SPAM


dan PS sanitasi memperhatikan keterkaitan satu dengan yang lainnya dalam setiap
tahapan penyelenggaraan, terutama dalam upaya perlindungan terhadap baku mutu
sumber air baku. Keterpaduan SPAM dengan PS sanitasi dilaksanakan berdasarkan
prioritas adanya sumber air baku. Misalnya peletakan lokasi pengambilan air minum di
hulu dari outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Lumpur
Terpadu, dan tempat pembuangan akhir sampah.

G. Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal,
sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh
komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan
perizinan.

H. Rencana pengembangan kelembagaan.

Kelembagaan penyelenggara meliputi struktur organisasi dan penempatan tenaga ahli


sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku.

Laporan Pendahuluan 7-9


Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Gambar 7.1 : Rencana Induk Pengembangan SPAM (Permen 18 tahun 2007)

Evaluasi sistem eksisting

Kondisi kota/ kawasan

Rencana Umum Permasalahan & kebutuhan pengembangan

Perkiraan kebutuhan air

Identifikasi Air Baku

Pengembangan jaringan eksisting


Rencana Jaringan
Pengembangan jaringan baru

Peningkatan dengan jaringan eksisting


Program dan Kegiatan
Pengembangan Sistem non perpipaan menjadi perpipaan

Proteksi sistem non perpipaan

Rencana
Induk Kuantitas, kualitas & kontinuitas
Pengembangan Kriteria dan Standar
SPAM Pelayanan Kepadatan tinggi, kawasan strategis,
Wilayah rawan air

Kebutuhan air, kehilangan air, alokasi air


Rencana Sumber dan
Alokasi Air Baku
Pemilihan sumber air baku

Rencana Keterpaduan Perlindungan pencemaran air baku


dengan PS Sanitasi
Perlindungan pencemaran air tanah

Kemampuan & kemauan masyarakat


Rencana Pembiayaan &
Pola Investasi Kemampuan keuangan daerah

Sumber dana

Aspek legal, administrative, adat


Rencana Pengembangan
Kelembagaan
SDM, struktur organisasi

Laporan Pendahuluan 7 - 10
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Kriteria Umum

Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa,
sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini:

a. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan
air minum.

b. Tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan.

c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.

Kriteria perencanaan untuk suatu wilayah dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

Rencana Induk Pengembangan SPAM harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Berorientasi ke depan;

b. Mudah dilaksanakan atau realistis; dan

c. Mudah direvisi atau fleksibel.

Kriteria Teknis

Kriteria teknis meliputi:

a. Periode perencanaan (1520 tahun)

b. Sasaran dan prioritas penanganan

Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis.
Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota.

c. Strategi penanganan

Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang optimum, maka strategi pemecahan


permasalahan dan pemenuhan kebutuhan air minum di suatu kota diatur sebagai
berikut:

Pemanfaatan air tanah dangkal yang baik

Laporan Pendahuluan 7 - 11
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Pemanfaatan kapasitas belum terpakai atau idle capacity


Pengurangan jumlah air tak berekening (ATR)
Pembangunan baru (peningkatan produksi dan perluasan sistem)

Gambar 7.2: Strategi Pengembangan SPAM (Permen 18 tahun 2007)

Pengurangan
Kebocoran Air &
Jumlah Air
Tak Berekening

Pemanfaatan
Kapasitas
Belum Terpakai

Pemanfaatan Air
Tanah Dangkal yang
baik

Pembangunan
Sistem Baru

7.5.Acuan Normatif

Sebagaimana yang telah di atur dalam Peraturan Menteri PU No.18/PRT/M/2007 tentang


Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, tahapan perencanaan
adalah:
Pembuatan Rencana Induk
Penyusunan Studi Kelayakan
Pembuatan Rencana Teknis
Laporan Pendahuluan 7 - 12
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

Dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Penyediaan Kabupaten


Humbang Hasundutan, konsultan mengacu pada acuan normatif yang menjadi rujukan,
antara lain :
Undang Undang Republik Indonesia No.11 Tahun 1974 Tentang Pengairan
Peraturan Pemerintah No.122 Tahun 2015 Tentang Pengembangan Sistem penyediaan
Air Minum.
Peraturan Pemerintah No.121 Tahun 2015 Tentang Pengusahaan Sumber Daya Air.
Peraturan Pemerintah RI No.82 tanggal 14 Desember 2001 tentang standar kualitas air
baku.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No:18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan


Pengembangan SPAM.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2006 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.

Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 tangal 19 April 2010


tentang standar kualitas air minum.

Dan lain-lain yang terkait.

7.6. Metoda Pelaksanaan

Metoda kerja yang akan dilakukan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Humbang Hasundutan ini secara garis besar adalah :

1. Kajian kepustakaan terkait dengan acuan normatif & landasan hukum pengembangan
SPAM, khususnya tata cara penyusunan & penilaian RI SPAM.
2. Pengumpulan data sekunder ( BPS, UPT Air Bersih, RTRW & RPIJM, Perda,
Keputusan dan Peraturan Bupati terkait kelembagaan air minum, Peta Geologi, Peta
Hidrologi, dan lainnya).
3. Pengumpulan data primer (kuantitas dan kualitas air baku, unit produksi, koordinat
dan elevasi GPS, identifikasi kebutuhan air).

Laporan Pendahuluan 7 - 13
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

4. Identifikasi dan evaluasi kondisi dan pemanfaatan SPAM eksisting : Jaringan


Perpipaan dan Bukan Jaringan Perpipaan secara random (teknis dan non teknis
seperti: cakupan, kualitas & durasi pelayanan, idle capacity, kehilangan air, kondisi
keuangan dan tarif air, pengelolaan).
5. Identifikasi indikator dan issue strategis pengembangan SPAM, mencakup :
Kondisi kesehatan masyarakat, kepadatan penduduk, kerawanan sanitasi, akses
air bersih, akses air minum rumah tangga, kondisi social ekonomi berdasarkan
data BPS.
Kerawanan air baku, periode kemarau berdasarkan hasil survey air baku, peta
geologi dan hidrogeologi, peta DAS rupa bumi, peta google earth, data BMG.
Optimalisasi SPAM yang ada, berdasarkan data survey air baku, unit produksi
dan data UPT Air Bersih.
Rencana daerah perkotaan, kawasan strategis ekonomi, berdasarkan data
RTRW yang ada.
Kemampuan pendanaan daerah, peluang pendanaan, berdasarkan data BPS,
APBD, Tarif Air dan Keuangan UPT Air Bersih.
Kebutuhan pengembangan kelembagaan, berdasarkan data UPT Air Bersih
dan sampling kelembagaan air minum pokmas.
6. Proyeksi kebutuhan air, berdasarkan data kependudukan BPS, analisa proyeksi
penduduk, konsumsi air rumah tangga, konsumsi non domestic berdasarkan data UPT
Air Bersih, analisa kebutuhan air rencana daerah perkotaan dan perdesaan.
7. Potensi air baku, mencakup : air hujan, air tanah dan air permukaan berdasarkan hasil
survey air baku, peta geologi dan hidrogeologi, peta DAS rupa bumi, peta google
earth, data BMG.
8. Analisis dan penyusunan rencana pengembangan SPAM untuk kebutuhan mendesak,
jangka menengah dan jangka panjang, mencakup : studi kelayakan, pembebasan
lahan, rencana teknis, dokumen UKL & UPL, SIPA, optimalisasi SPAM yang ada,
dan pembangunan baru.
9. Program dan pendanaan, berdasarkan estimasi biaya investasi program yang akan
dikembangkan untuk jangka mendesak, menengah dan panjang, peluang pendanaan
berdasarkan indikasi kelayakan keuangan, minat dan kemampuan masyarakat.
10. Pengembangan kelembagaan, berdasarkan data UPT Air Bersih dan sampling
kelembagaan air minum pokmas.

Laporan Pendahuluan 7 - 14
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan

11. Pelaporan (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Drfat Laporan Akhir dan Laporan
Akhir).
12. Diskusi dan pembahasan laporan.

Pendekatan yang dilakukan dalam penetapan alokasi kebutuhan air perkapita pada
pengembangan SPAM dilakukan dengan pendekatan, sebagai berikut :

Gambar 7.3 : Pendekatan Penetapan Alokasi kebutuhan Air

Baku
Kemudahan Air
Kondisi Iklim

Kondisi Sosek

Alokasi
Kebutuhan
Air
air
Standar kebutuhan

Kemampuan Pendanaan

Dalam pengembangan SPAM, pendekatan yang dilakukan dalam penetapan Teknologi


Sistem Penyediaan Air Minum dilakukan sebagai berikut :

Laporan Pendahuluan 7 - 15
Pendekatan yang dilakukan dalam Kebijakan & Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan

Pengembangan
Penyediaan
Air Minum
Teknologi

Kebijakan &
Sistem

Strategi

SPAM
Gambar 7.4: Pendekatan Penetapan Teknologi Penyediaan Air Minum

Gambar 7.5: Pendekatan Kebijakan & Strategi Pengembangan SPAM


Kemampuan SPAM: Jaringan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Ketersediaan listrik Pendanaan daerah & perpipaan dan Bukan


Peluang Pendanaan Jaringan Perpipaan

7 - 16
Kondisi Topografi Kebijakan Tata Ruang
Pengembangan
SPAM yg efektif ,
Peluang Pendanaan
efisien dan
Potensi Air Baku : air Potensi Air Baku : air

Air Minum dilakukan sebagai berikut :


tanah, air permukaan tanah, air permukaan

Cost recovery Air minum yg


penyebaran /Kepadatan/ penyebaran /Kepadatan, berkualitas dgn
Kabupaten Humbang Hasundutan

Sosial ekonomi , perkotaan , kesehatan masyarakat , harga terjangkau


perdesaan social ekonomi

Kemampuan
Masyarakat

Laporan Pendahuluan
Pememnuhan Hak
Kebutuhan Air Kebutuhan Air Rakyat atas air minum

Anda mungkin juga menyukai