BAB 7. METODOLOGI
Air merupakan kebutuhan esensial untuk kehidupan manusia, tiada kehidupan tanpa air. Pada
awalnya manusia bermukim dekat dengan sumber air, seperti: mata air, sungai, danau, seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk air yang tersedia sudah tidak mencukupi sehingga
berkembang teknologi pemanfaatan air tanah, berupa : sumur gali, sumur pompa, sumur bor.
Pada wilayah dimana potensi air tanah langka khususnya air tanah dangkal, kekurangan
sumber air mengakibatkan masyarakat mencari sumber air yang lebih jauh, dan sebagian lagi
memanfaatkan air permukaan yang ada meskipun sudah tidak sehat karena terkontaminasi
oleh air limbah. Pada kondisi lainnya masyarakat mengalami kekurangan air pada musim
kemarau, dimana sumber-sumber air yang ada mengalami penurunan debit air.
Kondisi kekurangan air, dan penggunaan air yang tidak sehat ini mengakibatkan kesehatan
masyarakat terganggu dengan meningkatnya penderita penyakit yang disebabkan oleh air
yang tidak sehat (water borne desease) seperti : diare, typus, penyakit kulit, cholera, hepatitis,
leptospirosis, gastroenteritis, dll, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitasnya.
Peningkatan kondisi social ekonomi masyarakat, khususnya pada daerah perkotaaan dimana
masyarakat menggunakan air tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pokok dan sanitasi,
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lifestylenya akan mengakibatkan peningkatan
konsumsi air.
Selain untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya,
air juga dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan industry, social dan perdagangan, dengan
demikian pemenuhan kebutuhan air ini akan menunjang perkembangan social-ekonomi.
Bagi masyarakat penyediaan air atau pemenuhan kebutuhan air juga bermanfaat untuk
mengurangi waktu dan energy yang harus dikeluarkan, disamping meningkatkan taraf
kesehatan sehingga dapat menunjang produktivitas atau pengembangan social-ekonominya.
Bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan, penyediaan air dapat dilakukan dengan
pengembangan teknologi yang lebih mudah ditingkatkan karena skala ekonomi serta jumlah
dan kepadatan penduduknya yang relatif besar, sebaliknya bagi masyarakat perdesaan yang
kondisi social ekonomi serta jumlah dan kepadatan penduduknya yang relative kecil
pengembangan dapat terkendala cost recoverynya sehingga beresiko tidak berkelanjutan,
dengan demikian dibutuhkan pengembangan teknologi yang tepat guna.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam menyokong
kehidupan makhluk hidup di dunia ini, tanpa air makhluk hidup akan musnah.
Alam menyediakan air secara terus menerus melalui siklusnya yang dikenal dengan siklus
hidrologi. Perubahan dalam siklus yang disebabkan oleh perubahan iklim dan kondisi fisik
bentang alam dapat menyebabkan ketersediaan air menjadi langka, akibat berkurangnya
resapan air kedalam tanah, dan fluktuasi aliran air permukaan yang sangat tinggi.
Dalam perkembangan dimana keberadaan air sudah semakin langka dan kualitasnya semakin
memburuk, air akan semakin tinggi nilai ekonominya, sehingga pemanfaatannya sering
menimbulkan konflik social dengan kepentingan yang berbeda.
Disamping ketersediaan air, kualitas air juga memegang peranan penting dalam menunjang
kehidupan, karena air sangat rentan untuk terpolusi oleh instrusi air laut, air limbah industri-
pertanian-domestik, dan sampah, kondisi ini mengakibatkan air dapat menjadi media
penularan penyakit (water borne desease). Kualitas air juga sangat dipengaruhi oleh
kandungan fisik, kimiawi lapisan tanah yang dilaluinya yang secara alamiah dapat
meningkatkan kadar kesadahan, Fe, Mn, organic (tanah gambut), dll.
Dengan mudahnya air alam tercemar secara fisik-kimiawi dan biologis, Pemerintah
mengeluarkan standar kualitas air baku yakni Peraturan Pemerintah RI No.82 tanggal 14
Desember 2001 dan standar air minum, Peraturan Menteri Kesehatan
No.492/Menkes/Per/IV/2010 tangal 19 April 2010.
Perubahan ekosistem alamiah seperti hutan menjadi ekosistem buatan seperti perkebunan dan
pertanian juga dapat meningkatkan resiko berkurangnya debit mata air yang banyak
dimanfaatkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan airnya, dengan demikian rencana
peruntukan lahan resapan mata air dan konservasinya penting untuk diperhatikan dan
dilaksanakan.
Paradigma lama yang menyatakan bahwa air merupakan benda sosial yang dapat diperoleh
secara gratis oleh masyarakat yang didasari oleh rendahnya kepedulian dan pengetahuan
masyarakat terhadap nilai kelangkaan air saat ini sudah tidak relevan lagi.
Kondisi tersebut tercermin pada penetapan tarif air minum perpipaan yang kebanyakan tidak
mencerminkan biaya produksi yang sebenarnya (the real production cost). Konsekuensinya
adalah pendapatan usaha tidak mampu membiayai kegiatan operasional, apalagi untuk
investasi pengembangan jaringan pelayanan.
Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam penyediaan air minum dan penyehatan
lingkungan bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di kota sedang,
kota kecil, dan kawasan perdesaan.
Tujuan umum pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan adalah
terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan pelayanan air minum dan
penyehatan lingkungan yang berkelanjutan.
(b) Meningkatkan kehandalan dan keberlanjutan pelayanan prasarana dan sarana air
minum dan penyehatan lingkungan.
Dalam konteks air minum dan penyehatan lingkungan, keberlanjutan dapat diartikan sebagai
upaya dan kegiatan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan yang dilakukan untuk
dapat memberikan manfaat dan pelayanan kepada masyarakat pengguna secara terus
menerus. Keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan harus dilihat
sebagai suatu sistem yang terdiri dari pembangunan prasarana dan sarana, operasi,
pemeliharaan, pengelolaan, dan pengembangan pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan kepada masyarakat.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menuju pembangunan air minum dan
penyehatan lingkungan yang berkelanjutan adalah:
keberlanjutan aspek pembiayaan
keberlanjutan aspek teknik
keberlanjutan aspek lingkungan hidup
keberlanjutan aspek kelembagaan
keberlanjutan aspek social
Dengan demikian kebijakan pengembangan SPAM disusun dengan berlandaskan prinsip dan
strategi sebagai berikut :
a. Air Merupakan Benda Sosial dan Benda Ekonomi
Peranan air sebagai sumber kehidupan telah disadari semua lapisan masyarakat, namun
manifestasinya menimbulkan berbagai pandangan. Hingga saat ini sebagian anggota
masyarakat masih berpandangan bahwa air sebagai sumber kehidupan semata-mata
merupakan benda sosial (public good) yang dapat diperoleh secara cuma-cuma serta
tidak mempunyai nilai ekonomi. Pandangan ini mengakibatkan masyarakat tidak dapat
menghargai air sebagai benda langka yang mempunyai nilai ekonomi. Dampaknya
adalah masyarakat mengeksploitasi air secara bebas dan berlebihan serta tidak
mempunyai keinginan untuk melestarikan lingkungan dan sumber daya air baik kualitas
maupun kuantitasnya. Sesuai dengan sifatnya sebagai benda ekonomi maka prinsip
utama dalam pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan adalah pengguna harus
membayar atas pelayanan yang diperolehnya. Prinsip tersebut mencerminkan
pandangan bahwa yang dibayar oleh pengguna adalah biaya atas kemudahan untuk
memperoleh pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana, yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya air didalamnya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan kualitas hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.
Pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan harus optimal dan tepat
sasaran.Yang dimaksud dengan optimal adalah kualitas pelayanan sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masyarakat, dan nyaman serta terjangkau semua lapisan
masyarakat. Oleh sebab itu, pilihan jenis pelayanan air minum dan penyehatan
lingkungan harus ditawarkan kepada masyarakat pengguna agar masyarakat dapat
memanfaatkannya sesuai dengan pilihannya. Tepat sasaran diartikan sebagai cakupan
pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan yang dibangun
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Kapasitas dan kemampuan anggaran pemerintah (pusat dan daerah) yang ada tidak
mencukupi untuk terus membangun dan mengelola prasarana dan sarana air minum dan
penyehatan lingkungan bagi seluruh masyarakat. Untuk menunjang keberlanjutan
pelayanan maka pembangunan dan pengelolaan pelayanan air minum dan penyehatan
Untuk keberlanjutan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan maka sumber
daya air yang meliputi air permukaan, air tanah baik air tanah dalam maupun dangkal,
dan mata air perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
program air minum dan penyehatan lingkungan. Terkait dengan upaya menyelamatkan
kelestarian sumber daya air maka diperlukan strategi terpadu untuk meningkatkan
kualitas lingkungan, melalui perlindungan kawasan penyangga mata air, rehabilitasi
wilayah tangkapan air, pengurangan eksploitasi air tanah, dan peningkatan pengelolaan
air limbah dan persampahan.
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sistem Pengembangan Air Minum dapat dilakukan dengan sistem jaringan perpipaan dan
sistem bukan jaringan perpipaan.
SPAM dengan sistem jaringan perpipaan mencakup unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan.
- Prasarana dan sarana untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui
proses fisik, kimia dan biologi.
- Limbah akhir dari pengolahan air baku, wajib diolah sebelum dibuang
ke sumber air baku atau di daerah terbuka.
c. Unit Distribusi.
d. Unit Pelayanan.
SPAM bukan jaringan perpipaan mencakup: sumur dangkal, sumur pompa, bak
penampungan air hujan, terminal air, mobil tanki air, dan bangunan perlindungan mata air.
Pengembangan SPAM harus terpadu dengan Prasarana dan sarana sanitasi, dimana dalam
pengembangan SPAM dan atau prasarana dan sarana sanitasi dapat dilakukan Pemerintah
Daerah dengan kerja sama antar daerah.
B. Rencana jaringan meliputi perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi.
Sistem distribusi meliputi reservoir, serta jaringan pipa distribusi utama.
D. Kriteria dan standar pelayanan, mencakup kriteria teknis yang dapat diaplikasikan
dalam perencanaan yang sudah umum digunakan, namun jika ada data hasil survei
maka kriteria teknis menjadi bahan acuan. Standar pelayanan ditentukan sejak awal
seperti tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan
yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.
Dari sekian banyak sumber air baku yang ada, dibuat skala prioritas rencana sumber air
tersebut. Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air
baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Kebutuhan kapasitas sumber
air baku ditentukan berdasarkan kebutuhan air.
G. Rencana pembiayaan dan pola investasi, berupa indikasi besar biaya tingkat awal,
sumber dan pola pembiayaan. Perhitungan biaya tingkat awal mencakup seluruh
komponen pekerjaan perencanaan, pekerjaan konstruksi, pajak, pembebasan tanah, dan
perizinan.
Rencana
Induk Kuantitas, kualitas & kontinuitas
Pengembangan Kriteria dan Standar
SPAM Pelayanan Kepadatan tinggi, kawasan strategis,
Wilayah rawan air
Sumber dana
Laporan Pendahuluan 7 - 10
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kriteria Umum
Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa,
sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini:
a. Tesedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang memenuhi persyaratan
air minum.
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau pemakai.
Kriteria perencanaan untuk suatu wilayah dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
a. Berorientasi ke depan;
Kriteria Teknis
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah yang belum
mendapat pelayanan air minum dan berkepadatan tinggi serta kawasan strategis.
Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan
arahan dalam perencanaan induk kota.
c. Strategi penanganan
Laporan Pendahuluan 7 - 11
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan
Pengurangan
Kebocoran Air &
Jumlah Air
Tak Berekening
Pemanfaatan
Kapasitas
Belum Terpakai
Pemanfaatan Air
Tanah Dangkal yang
baik
Pembangunan
Sistem Baru
7.5.Acuan Normatif
Metoda kerja yang akan dilakukan dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum Kabupaten Humbang Hasundutan ini secara garis besar adalah :
1. Kajian kepustakaan terkait dengan acuan normatif & landasan hukum pengembangan
SPAM, khususnya tata cara penyusunan & penilaian RI SPAM.
2. Pengumpulan data sekunder ( BPS, UPT Air Bersih, RTRW & RPIJM, Perda,
Keputusan dan Peraturan Bupati terkait kelembagaan air minum, Peta Geologi, Peta
Hidrologi, dan lainnya).
3. Pengumpulan data primer (kuantitas dan kualitas air baku, unit produksi, koordinat
dan elevasi GPS, identifikasi kebutuhan air).
Laporan Pendahuluan 7 - 13
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan
Laporan Pendahuluan 7 - 14
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten Humbang Hasundutan
11. Pelaporan (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Drfat Laporan Akhir dan Laporan
Akhir).
12. Diskusi dan pembahasan laporan.
Pendekatan yang dilakukan dalam penetapan alokasi kebutuhan air perkapita pada
pengembangan SPAM dilakukan dengan pendekatan, sebagai berikut :
Baku
Kemudahan Air
Kondisi Iklim
Kondisi Sosek
Alokasi
Kebutuhan
Air
air
Standar kebutuhan
Kemampuan Pendanaan
Laporan Pendahuluan 7 - 15
Pendekatan yang dilakukan dalam Kebijakan & Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan
Pengembangan
Penyediaan
Air Minum
Teknologi
Kebijakan &
Sistem
Strategi
SPAM
Gambar 7.4: Pendekatan Penetapan Teknologi Penyediaan Air Minum
7 - 16
Kondisi Topografi Kebijakan Tata Ruang
Pengembangan
SPAM yg efektif ,
Peluang Pendanaan
efisien dan
Potensi Air Baku : air Potensi Air Baku : air
Kemampuan
Masyarakat
Laporan Pendahuluan
Pememnuhan Hak
Kebutuhan Air Kebutuhan Air Rakyat atas air minum