MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Ditetapkan di Jakarta
ttd
M. ASICHIN
-5-
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2011
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAWASAN INTERN DI
LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian
BAB II
KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN ATAS
PENYELENGGARAAN FUNGSI DAN TUGAS ORGANISASI DAN
AKUNTANBILITAS KEUANGAN NEGARA
DI LINGKUNGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
A. Kedudukan Organisasi
1. Visi:
Dalam melaksanakan tugas Inspektorat ANRI mempunyai VISI yang
dirumuskan sebagai berikut :
Terwujudnya fungsi Inspektorat sebagai Unit Pengawasan
Intern yang independen dan akuntabel, dalam rangka mendorong
penyelenggaraan kearsipan nasional yang baik, bersih, dan
berwibawa serta bebas KKN
2. Misi:
a. Melaksanakan pemeriksaan intern secara optimal, berdasarkan
kode etik dan standar pengawasan yang berlaku;
- 12 -
1. Sasaran
2. Tujuan:
a. Menciptakan APIP yang profesional dan independen;
b. Menyelenggarakan Pengawasan Internal yang profesional;
c. Menyelenggarakan pemeriksaan dan evaluasi kinerja yang efektif;
d. Mendorong peningkatan kinerja unit-unit kerja di lingkungan
ANRI;
e. Menciptakan sistem administrasi keuangan dan penganggaran
kinerja yang efektif dan efisien;
f. Mewujudkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) yang efektif dan efisien di lingkungan ANRI.
- 13 -
D. Tugas Pokok
BAB III
STANDAR UMUM DAN KODE ETIK
PENGAWASAN INTERN
A. Standar Umum:
1. Kompeten: Audit (pemeriksaan) harus dilaksanakan oleh auditor
yang mempunyai kemampuan dan keahlian di bidang audit yang
memiliki Sertifikasi dan berusaha untuk meningkatkan
profesionalitasnya serta memiliki kemampuan untuk berkomunikasi
dengan baik.
2. Independen: Audit (pemeriksaan) harus dilaksanakan secara
obyektif, tidak ada keterikatan/ketergantungan dengan pihak
manapun juga. Untuk itu auditor harus memiliki integritas yang
tinggi, memiliki sikap dan mental yang dilandasi kejujuran,
bijaksana, berani dan bertanggungjawab sehingga menimbulkan
rasa hormat bagi auditee.
3. Cermat dan seksama: Audit (pemeriksaan) dilaksanakan dengan
berdasarkan teknik dan metode audit yang ada. Untuk itu hasil
setiap tahap audit (pemeriksaan) harus direviu dan disupervisi oleh
pejabat di atasnya.
4. Kerahasiaan: Audit (pemeriksaan) dilaksanakan dengan
mempertahankan kerahasiaan, kecuali terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan perintah dari pihak yang berwenang. Untuk itu
auditor harus memperhatikan pengamanan terhadap:
a. Keterangan yang diperoleh;
b. Penyimpanan dokumen/arsip hasil audit;
c. Penyusunan laporan;
d. Pemilikan kertas kerja; dan
e. Kemampuan untuk menjaga hubungan dengan pihak-pihak
terkait dalam pelaksanaan Audit.
- 17 -
BAB IV
JENIS DAN ASPEK PENGAWASAN INTERN
A. Jenis-Jenis Pengawasan
b. Secara Ekstern
5. Aspek Keuangan
BAB V
A. PERENCANAAN
1. Secara periodik/reguler:
Dilakukan berdasarkan jadwal yang ditentukan dengan tahap
sebagai berikut:
a. Perencanaan Jangka Panjang
Rencana Kerja Audit Jangka Panjang (25 tahunan) di dalam
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah lebih
menekankan pada Kebijakan Umum Pengawasan Intern (KUPI)
sebagai pedoman dalam pelaksanaan fungsi dan tugas untuk
mendukung pencapaian arah program, atau sasaran
pembangunan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah/ANRI.
2. Secara Insidentil
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Tahap Persiapan:
Penetapan arah dan prioritas pengawasan/pemeriksaan sebagai
lanjutan perencanaan PKPT ANRI yang telah disusun, untuk
menentukan arah kegiatan pengawasan yang bersifat strategis
berdasarkan perkembangan kondisi serta arahan Kepala ANRI.
- 35 -
b. Survei Pendahuluan
Survei Pendahuluan merupakan salah satu kegiatan berupa
persiapan audit/pemeriksaan yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran umum (informasi) mengenai Auditee,
meliputi:
1) Mengumpulkan data/informasi yang relevan, menyangkut
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan rencana
kerja (program/kegiatan) yang dilaksanakan oleh auditee;
2) Menelaah kegiatan yang dilaksanakan;
3) Mengidentifikasi potensi kelemahan dan kerentanan
pelaksanaan program/ kegiatan auditee.
2) Pengembangan Temuan
Jika dalam pelaksanaan pemeriksaaan lanjutan masih
memerlukan pendalaman lebih seksama, dapat dilakukan
pengembangan temuan. Pengembangan temuan dilakukan
untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya mengenai
penyimpangan yang terjadi, sebab dan akibat penyimpangan
tersebut serta merumuskan rekomendasi yang diperlukan
dengan pertimbangan:
a) Disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat
kejadian, bukan pada saat dilakukan pemeriksaan;
b) Kompleksitas sifat dan besarnya jumlah serta nilai uang
dari program/kegiatan;
c) Perlunya dianalisis agar temuan yang diperoleh dapat
mengungkapkan kelemahan secara logis;
d) Harus lebih teliti dan lebih komprehensif, serta
berdasarkan bukti yang relevan, kompeten dan cukup
material sehingga dapat menjadi landasan bagi penarikan
kesimpulan dan penyajian rekomendasi yang jelas dan
tepat;
e) Kewenangan hukum, perlu dikemukakan dalam laporan
hasil pengawasan/pemeriksaan hal-hal sebagai berikut:
- 39 -
g. Ekspose
1) Tim Audit melakukan ekspose pada akhir pelaksanaan kerja
dihadapan Pimpinan auditee atau yang mewakili untuk
menyampaikan temuan-temuan yang diperoleh.
2) Pada saat ekspose, Pimpinan auditee atau yang mewakili
dapat memberikan tanggapan atas temuan-temuan tersebut
secara tertulis.
3) Selanjutnya Tim Pemeriksa membuat Laporan Hasil
Pemeriksaaan (LHP).
h. Tanggapan
Auditee akan menyampaikan jawaban kepada Inspektorat atas
temuan-temuan yang dituangkan dalam NHP dan ekspose pada
tahap akhir pelaksanaan pemeriksaan.
1) Apabila dalam waktu yang telah ditentukan tidak ditanggapi,
auditee dianggap menyetujui temuan-temuan;
2) Tanggapan dilengkapi dengan dokumen pendukung;
3) Tanggapan ditandatangani oleh Pimpinan Unit Kerja.
- 41 -
(a) Ketaatan;
(b) Efisiensi dan kehematan;
(c) Efektifitas pencapaian program/tujuan.
b) Tujuan Pemeriksaan:
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk memperoleh keyakinan
yang memadai dalam pemeriksaan secara efisien,
ekonomis, dan efektif serta taat terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan yang
ditetapkan. Disamping itu juga menilai dan meneliti tindak
lanjut hasil pengawasan/pemeriksaan sebelumnya, baik
yang dilakukan oleh Inspektorat maupun aparat
pengawasan fungsional lainnya.
c) Informasi tentang auditee meliputi:
(1) Tujuan dan sasaran program/kegiatan;
(2) Susunan Organisasi dan kepegawaian;
(3) Sistem pengendalian manajemen;
- 44 -
BAB VI
PENUTUP
ttd
M. ASICHIN