PPD Indah
PPD Indah
BAB I
LATAR BELAKANG KELUARGA BINAAN
Jenis
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan
kelamin
Cerai
1. I Nyoman Lendra 72 tahun Laki-laki Tamat SD Pekebun
mati
Belum Tidak Belum
2. Ni Wayan Ami 44 tahun Perempuan
kawin sekolah bekerja
Belum Tidak Belum
3. Ni Nyoman Sumadi 40 tahun Perempuan
kawin sekolah bekerja
1
Gambar 1. Silsilah keluarga I Nyoman Lendra
1 2
3 4
Keterangan:
Laki-laki
1. I Nyoman Lendra : kepala keluarga
2. Ni Nyoman Renti : istri (almarhumah)
Perempuan
3. Ni Wayan Ami : anak pertama
4. Ni Nyoman Sumadi : anak kedua Meninggal
Jenis
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan
kelamin
Belum
3. I Putu Aryana 17 tahun Laki-laki SLTP Pelajar
kawin
2
Gambar 2. Silsilah keluarga I Made Berata
1 2
Keterangan:
Meninggal
3
menentu. Namun, kopi yang dapat terjual dalam sekali panen, yaitu sebesar 40-50
kg.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bapak I Nyoman Lendra juga
berkebun sayur yang merupakan salah satu sumber penghasilan sekaligus konsumsi
sehari-hari, sehingga dapat meminimalkan pengeluaran. Dikatakan bahwa untuk
makan sehari-hari cukup terbatas, dengan lauk seadanya.
4
almarhum istri bapak I Nyoman Lendra, dikatakan telah meninggal dunia sejak
tujuh tahun yang lalu yang didiagnosis sebagai flu tulang.
Saat ini keluarga bapak I Nyoman Lendra belum memiliki asuransi kesehatan,
sehingga anak kedua beliau belum dilakukan pengobatan atau intervensi dari
penyakitnya tersebut.
Selain itu, dari hasil kunjungan mahasiswa juga mendapatkan, adanya
keterbatasan dalam kebersihan personal. Selama dilakukan kunjungan, bapak I
Nyoman Lendra tidak pernah menggunakan alas kaki saat melakukan aktivitas
sehingga rentan untuk menimbulkan penyakit. Juga dikatakan bahwa dalam
keluarga bapak I Nyoman Lendra belum menerapkan pola cuci tangan.
Sehingga, salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam keluarga ini yang
masih perlu untuk diberikan intervensi adalah terkait masalah kesehatan, khususnya
asuransi/jaminan kesehatan keluarga dan terkait perilaku hidup sehat dan bersih.
5
BAB II
6
2.1.2 Keluarga Bapak I Made Berata
No. Tanggal Kegiatan
1. 02 Agustus 2017 Perkenalan dengan keluarga binaan
2. 05 Agustus 2017 Identifikasi permasalahan dalam keluarga
(ekonomi, sosial, dan masalah kesehatan serta
perilaku hidup sehat)
3. 06 Agustus 2017 Diskusi mengenai permasalahan ekonomi dan
kesehatan
3. 08 Agustus 2017 Promosi kesehatan tentang pentingnya
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) meliputi praktek bersama cara cuci
tangan pakai sabun.
4. 09 Agustus 2017 Perpisahan dengan keluarga Bapak I Made
Berata disertai dengan pemberian sembako.
7
2.2 Hasil Pembinaan pada Keluarga Binaan
2.2.1 Keluarga I Nyoman Landra
Pembinaan kepada keluarga bapak I Nyoman Landra difokuskan pada promosi
kesehatan berupa manfaat serta alur kartu asuransi kesehatan dan PHBS. Mahasiswa
memberikan informasi persyaratan diperlukan untuk pembuatan kartu asuransi
kesehatan (saat ini dikenal dengan Kartu Indonesia Sehat) dan guna masa depan dari
kegunaan asuransi tersebut. Keluarga ini memiliki dengan pendidikan yang cukup
minim. Namun, informasi yang disampaikan oleh mahasiswa berhasil diterima
dengan baik. Kartu kesehatan ini juga disarankan, agar anak kedua bapak I Nyoman
Landra mendapatkan penanganan yang tepat sehingga dapat membantu tulang
punggung keluarga.
Promosi kesehatan berupa PHBS juga dapat diterima dengan baik oleh keluarga
bapak I Nyoman Landra. Para anggota keluarga sudah cukup memahami kesehatan
serta kebersihan diri dan memprioritaskan air bersih untuk keperluan memasak serta
air minum. Setelah diberikan edukasi pada keluarga binaan bapak I Nyoman Landra,
berusaha mencuci tangan dilakukan dengan menggunakan sabun, dan dilakukan
sebelum dan sesudah makan, setelah BAB/BAK, dan sebelum menyiapkan
makanan, serta menggunakan alas/pelindung kaki saat melakukan aktivitas di luar
rumah.
8
BAB III
PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA KELUARGA BINAAN
Data Keluarga
Jenis
No. Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan
kelamin
Belum
3. I Putu Aryana 17 tahun Laki-laki SLTP Pelajar
kawin
Riwayat Penyakit
Melalui autoanamnesis pasien memiliki keluhan nyeri pada sendi-sendi jari kaki
kanan sejak lama, sekitar tujuh tahun. Nyeri sendi dikatakan seperti ngilu, dan
dikatakan hilang timbul. Serangan nyeri dikatakan timbul sekitar sekali dalam
sebulan. namun membaik setelah minum obat selama beberapa hari. Selain keluhan
nyeri, pasien juga mengeluh terasa hangat pada daerah sendi ketika keluhan nyeri
tersebut muncul. Dikatakan kaki masih dapat digunakan untuk berjalan, namun
ketika serangan nyeri muncul pasien lebih memilih untuk istirahat.
.
9
Pasien diketahui menderita asam urat sejak lama dan telah mendapatkan
pengobatan dari puskesmas pembantu desa Pengejaran. Pasien meminum obat
hanya saat keluhan muncul.
Dikatakan tidak ada keluarga pasien yang memiliki penyakit yang sama. Namun,
orang tua pasien dikatakan memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Pasien tidak
memiliki riwayat rawat inap/masuk rumah sakit. Pasien merupakan seorang
perokok aktif.
Ruangan pertama adalah ruang keluarga dan sekaligus ruang tamu dengan barang
yang cukup padat dan tanpa kursi. Ventilasi ruangan yang cukup kecil sehingga
sirkulasi udara yang kurang memadai dengan kondisi barang yang cukup padat.
Kamar istirahat terdiri dari dua, masing-masing untuk bapak I Made Berata dan
anaknya. Masing-masing ruangan berukuran sekitar 3x2 m2, penerangan berasal dari
lampu pijar, pencahayaan dan sirkulasi terbatas. Untuk kamar mandi dan dapur,
berada pada bangunan berpisah yang merupakan kamar mandi dan dapur bersama
rumah orang tua yang masih berada dalam satu pekarangan.
10
pendapatan yan didapatkan tidak menentu. Dikatakan rerata penghasilan yang
diperoleh dalam sebulan adalah Rp2.000.000,00. Adapun pengeluaran sehari-hari
yang dikeluarkan untuk keperluan lauk pauk oleh keluarga bapak I Made Berata
adalah sekitar Rp30.000,00 per hari. Pengeluaran bulanan lainnya seperti listrik,
deterjen, yaitu sekitar Rp60.000,00. Sedangkan untuk keperluan keagamaan,
keluarga ini telah menyisihkan dana untuk keperluan tersebut. Keluarga ini
memiliki tabungan keluarga, sebagai antisipasi jika terdapat keperluan mendadak.
11
c. Kematian
Di keluarga bapak I Made Berta tidak ada yang pernah mengalami penyakit
serius yang menyebabkan kematian.
d. Kesakitan
Adapun penyakit yang dialami dalam lima terakhir oleh bapak I Made Berata
yaitu nyeri sendi kaki.
e. Latar Belakang Penyakit
Melalui autoanamnesis pasien memiliki keluhan nyeri pada sendi-sendi jari kaki
kanan sejak lama, sekitar tujuh tahun. Nyeri sendi dikatakan seperti ngilu, dan
dikatakan hilang timbul. Serangan nyeri dikatakan timbul sekitar sekali dalam
sebulan. namun membaik setelah minum obat selama beberapa hari. Selain
keluhan nyeri, pasien juga mengeluh terasa hangat pada daerah sendi ketika
keluhan nyeri tersebut muncul. Dikatakan kaki masih dapat digunakan untuk
berjalan, namun ketika serangan nyeri muncul pasien lebih memilih untuk
istirahat.
Pasien telah mengkonsumsi obat-obatan untuk keluhan tersebut, yang
didapatkan dari puskesmas. Dikatakan bahwa pasien mendapatkan obat penurun
asam urat, anti radang, dan penghilang rasa nyeri, yaitu piracetam,
dexamethasone, dan parasetamol.
12
kedokteran keluarga, yang meliputi personal, komprehensif, berkesinambungan,
koordinatif dan kolaboratif, mengutamakan pencegahan, serta memberdayakan
keluarga dan/atau masyarakat. Dari beberapa masalah yang dijelaskan sebelumnya,
mahasiswa mengusulkan penyelesaian masalah yang sesuai dengan prinsip-prinsip
kedokteran keluarga, sebagai berikut:
A. Paripurna (Komprehensif)
1. Pencegahan Primer
Memberikan penjelasan kepada seluruh anggota keluarga penderita untuk
meningkatkan pengetahuan tentang penyakit asam urat, terutama mengenai
definisi, faktor risiko, gejala, upaya pencegahan, dan komplikasi yang dapat
ditimbulkan.
2. Pencegahan Sekunder
Tatalaksana meliputi penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
- Terapi Non Farmakologis
Modifikasi gaya hidup sebagai penanganan non farmakologi untuk
penanganan asam urat cukup mempengaruhi untuk mencegah serangan
kembali dan komplikasi lanjut. Berikut beberapa penangan non-farmakologi
yang dapat diberikan pada penderita asam urat adalah penurunan berat
badan, menghindari makanan dan minuman tertentu yang dapat menjadi
pencetus, mengurangi konsumsi alkohol, meningkatkan asupan cairan, dan
mengkompres es pada tempat yang mengalami radang/sakit saat serangan.
Selain itu, olahraga teratur, selama 30 menit seperti berjalan.
Pada pasien diperoleh BMI 23.57 kg/m2 yang tergolongkan pre obesitas
sehingga pasien dianjurkan untuk dapat mengurangi berat badan dengan
menjaga pola makan, serta olahraga dan teratur.
- Terapi Farmakologis
Tujuan terapi asam urat secara umum adalah menghentikan serangan
akut, mencegah serangan kembali, dan mencegah komplikasi deposit kristal
asam urat kronis di jaringan. Jenis -jenis obat yang dapat diberikan pada
serangan akut, sebagai berikut:
13
a. NSAID
b. Kolkhisin
c. Kortikosteroid
Pemilihan untuk pasien tetentu tergantung pada beberapa faktor, termasuk
waktu onset dari serangan yang berhubungan dengan terapi awal,
kontraindikasi terhadap obat bila terdapat penyakit penyerta.
Sedangkan penanganan pada asam urat kronis, difokuskan untuk
mereduksi serum urat sampai dibawah normal, menjaga agar tidak terjadi
serangan akut, mengurangi volume tofi, dan mencegah perusakan
sebelumnya. Adapun obat yang dapat diberikan dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu:
a. Urikostatik (xanthine oksidase inhibitor), misalnya Alopurinol.
b. Urikosurik, misalnya Benzbromaron, Sulfinperazon, Probenesid.
c. Urikolitik, misalnya urat oksidase.
Pada pseien ini diberikan pengobatan asam berupa Allopurinol, untuk
mencegah kekambuhan dan komplikasi.
3. Pencegahan Tersier
- Pencegahan tersier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan
asam urat yang tepat, mencari pengobatan lini pertama yang tepat saat terjadi
serangan akut, dan meminum obat secara teratur agar kadar asam urat dapat
terkontrol dan tidak memberikan komplikasi.
- Penanganan yang cepat dan tepat untuk menghindari cacat fisik, dan
dukungan moral dan materi dari keluarga selama pengobatan untuk
menghindari depresi.
B. Berkesinambungan
- Memantau perkembangan penyakit penderita dengan rutin mengadakan
kunjungan rumah setiap minggu.
- Pengobatan dilakukan secara teratur dan berkelanjutan untuk
mengoptimalkan status kesehatan penderita.
14
C. Koordinatif dan kolaboratif
D. Mengutamakan Pencegahan
Menyarankan pasien agar dapat melakukan modifikasi hidup, seperti menjaga
pola makan sehat dan olahraga yang teratur.
F. Personal
Mengobati penderita secara holistik dari segala aspek kehidupan, baik secara
biologis, psikologis, sosial ekonomi, budaya, dan agama. Mengabati penderita
secara biologis, yaitu penderita dan keluarga diberikan penyuluhan mengenai
penyakit asam urat, serta memberikan pengobatan yang optimal kepada penderita.
Secara psikologis, yaitu dengan memberi dukungan kepada penderita, baik dalam
bentuk kasih saying berupa perhatian, maupun dalam wujud keharmonisan
keluarga. Secara sosial ekonomi, yaitu pengobatan yang diberikan disesuaikan
dengan kemampuan ekonomi yang dimiliki oleh keluarga penderita. Sedangkan
secara budaya dan agama, yaitu pengobatan yang diberikan disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi dan budaya setempat serta selama pengobatan disarankan
agar keluarga tetap menjalankan ibadah sebagaimana mestinya.
BAB IV
15
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
4.1.1 Dari lima kebutuhan dasar keluarga, kebutuhan dasar yang belum terpenuhi
dalam keluarga bapak I Made Berata adalah kesehatan. Sehingga, keluarga
bapak I Made Berata termasuk golongan keluarga prasejahtera.
4.1.2 Persepsi tentang konsep sehat dan sakit pada keluarga ini masih kurang,
terutama mengenai faktor risiko penyakit dan penanganan penyakit.
4.1.3 Konsep kedokteran keluarga telah dilaksanakan pada keluarga bapak I Made
Berata, yang meliputi promosi kesehatan, yaitu dengan memberikan
komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik kepada pihak
penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang atau pernah
diderita.
4.2 Saran
4.2.1 Mahasiswa menyarankan agar pasien menghindari pencetus dan menjaga pola
hidup sehat. Dalam hal ini, keluarga sebagai pendukung pertama, diharapkan
dapat membantu dan mendukung pasien, baik secara psikis, fisik, dan
material sehingga mengoptimalkan status kesehatan penderita.
4.2.2 Menyarankan pasien agar rutin dalam melakukan olahraga dan memeriksakan
kadar asam urat, kolesterol, tekanan darah, dan gula darah. Mengingat
komplikasi dan komorbid yang dapat memperberat penyakit pasien.
16