Anda di halaman 1dari 10

1.

Bagaimana cara mengatasi phobia matematika, mencontek dan motivasi belajar rendah
2. Dampak apa yang ditimbulkan dari masalah belajar secara umum dan secara khusus?
Pembahasan :
1. Cara mengatasi phobia matematika
o Tingkatan mengatasi phobia matematika
1. Mencegah Phobia Matematika
- Guru dan orang tua bersikap positif tentang matematika
- Siswa mengetahui manfaat matematika dalam kehidupan
sehari-hari
- Siswa terlibat aktif dalam belajar matematika
- Tes bukanlah tujuan akhir dari belajar matematika
- Meringkas catatan
- Siswa membuat jadwal belajar
2. Mengurangi Phobia Matematika
- Guru membangkitkan motivasi siswa agar semakin aktif
belajar dan mengingatkan akan pentingnya belajar
matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-
hari, seperti perhitungan, pengukuran dsb.
- Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
diantaranya dengan menghindarkan suasana kaku, tegang
apalagi menakutkan dalam belajar, menyisipkan humor-
humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan soal-
soal yang terlalu sukar, dll.
- Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
diantaranya suasana kelas dibuat nyaman, meja belajar
dihiasi dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi
semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli dengan
gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.
- Mengadakan refreshing untuk menghilangkan rasa jenuh,
bosan dan penat dalam belajar.
3. Menghilangkan Phobia Matematika
Ada beberapa cara untuk menghilangkah phobia matematika,
diantaranya :
- Terapi berbicara.
Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan
permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat
berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya
fobia.
Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan
pendekatan secara mendalam untuk menemukan
penyebabnya dan memberi saran untuk menghilangkannya.
Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural
Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali
pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka
mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk
melawan fobia.
- Terapi pemaparan diri (Desensitisation).
Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan
menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan
terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap
selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek
atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan
seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi
terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan
dengan pengobatan dan terapi perilaku.
o Langkah Mengatasi Phobia Matematika
Selanjutnya untuk mengatasi rasa takut terhadap matematika seseorang
harus membentuk enam sikap diri sebagai pembelajaran;
1. Sikap positif
2. Ajukan pertanyaan, untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika.
3. Belajar kelompok
4. Latihan rutin. Memahami konsep matematika membutuhkan
latihan rutin.
5. Jangan takut membuat kesalahan, beberapa pembelajaran yang
paling kuat berasal dari membuat kesalahan.

Cara mengatasi budaya Mencontek

1. Menyelidiki perkembangan pola belajar siswa


2. Memberikan kejujuran
3. Memberikan wawasan tentang bahaya mencontek dan manfaat tidak mencontek
4. Memberikan motivasi
5. Menanamkan menyontek itu adalah perbuatan dosa
6. Menegur siswa yang mencontek
a) Cara Mengatasi Budaya Mencontek
Ada beberapa macam untuk mengatasi kebiasaan mencontek yaitu
i. Dari dalam diri sendiri
1. Bangkitkan rasa percaya diri.
2. Arahkan self consept ke arah yang lebih proporsional.
3. Biasakan berpikir lebih realistis dan tidak ambisius.

ii. Dari Lingkungan dan Kelompok


Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok yang sarat dengan
pertimbangan moral.

iii. Dari Sistem Evaluasi


1. Buat instrumen evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap).
2. Terapkan cara pemberian skor yang benar-benar objektif.
3. Lakukan pengawasan yang ketat.
4. Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta didik
dan dengan mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip
andragogy.

iv. Dari Guru atau Dosen


1. Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
2. Bersikap rasional dan tidak mencontek dalam memberikan tugas ujian
atau tes.
3. Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.
4. Berikan umpan balik atas setiap penugasan.

Cara mengatasi Motivasi belajar rendah

Dibawah ini beberapa upaya untuk mengatasi kurangnya motivasi belajar siswa yang
dilakukan oleh guru antara lain:
1) Menjelaskan manfaat dan tujuan dari pembelajaran yang diberikan. Tujuan yang jelas dan manfaat
yang betul- betul dirasakan oeh peserta didik kan membangkitkan motivasi belajar siswa.
2) Memilih materi yang atau bahan pembelajaran yang benar- benar dibutuhkan oleh peserta didik, yang
mana yang dibutuhkan akan menarik minat siswa, dan minat merupakan salah satu bentuk dari
motivasi.
3) Memilih cara penyajian yang bervariasi yang mana sesuai dengan kemapuan peserta didik dan banyak
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk ikut andil atau berpartsipasi dalam kelas
tersebut, yang mana peserta didik akan lebih merasa lebih semangat dari pada hanya sekedar
mendengar saja (monoton).
4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk sukses. Sukses yang telah dicapai oleh peserta
didik akan membuahkan sebuah motivasi belajar yang sangat besar
5) Berilah kemudahan dan bantuan dalam belajar. Tugas seorang guru atau pendidik disekolah tidak lain
untuk membantu perkembangan siswa. Agar perkembangan peserta didik lancar, berilah
kemudahan- kemudahan dalam belajar, dan janganlah guru mempersulit perkembangan belajar
peserta didik karena akan berakibat fatal kepada peserta didik.
6) Berikanlah sebuah pujian, ganjaran atau sebuah hadiah, karena itu sangat membuat peserta didik
termotivasi, sama dengan konselor, guru- guru juga dapat membangkitkan motivasi belajar melalui
pemberian pujian, ganjaran, atau kalau perlu hadiah.

1. Gunakan metode dan kegiatan yang beragam

Melakukan hal yang sama secara terus menerus bisa menimbulkan kebosanan dan menurunkan
semangat belajar. Siswa yang bosan cenderung akan mengganggu proses belajar. Variasi akan
membuat siswa tetap konsentrasi dan termotivasi. Sesekali mencoba sesuatu yang berbeda
dengan menggunakan metode belajar yang bervariasi di dalam kelas. Cobalah untuk membuat
pembagian peran, debat, transfer pengetahuan secara singkat, diskusi, simulasi, studi kasus,
presentasi dengan audio-visual dan kerja kelompok kecil

2. Jadikan siswa peserta aktif

Pada usia muda sebaiknya diisi dengan melakukan kegiatan, berkreasi, menulis, berpetualang,
mendesain, menciptakan sesuatu dan menyelesaikan suatu masalah. Jangan jadikan siswa peserta
pasif di kelas karena dapat menurunkan minat dan mengurangi rasa keingintahuannya.
Gunakanlah metode belajar yang aktif dengan memberikan siswa tugas berupa simulasi
penyelesaian suatu masalah untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar. Jangan berikan
jawaban apabila tugas tersebut dirasa sanggup dilakukan oleh siswa

3. Buatlah tugas yang menantang namun realistis dan sesuai

Buatlah proses belajar yang cocok dengan siswa dan sesuai minat mereka sehingga menarik
karena mereka dapat melihat tujuan dari belajar. Buatlah tugas yang menantang namun realistis.
Realistis dalam pengertian bahwa standar tugas cukup berbobot untuk memotivasi siswa dalam
menyelesaikan tugas sebaik mungkin, namun tidak terlalu sulit agar jangan banyak siswa yang
gagal dan berakibat turunnya semangat untuk belajar.

4. Ciptakan suasana kelas yang kondusif

Kelas yang aman, tidak mendikte dan cenderung mendukung siswa untuk berusaha dan belajar
sesuai minatnya akan menumbuhkan motivasi untuk belajar. Apabila siswa belajar di suatu kelas
yang menghargai dan menghormati mereka dan tidak hanya memandang kemampuan akademis
mereka maka mereka cenderung terdorong untuk terus mengikuti proses belajar.

5. Berikan tugas secara proporsional

Jangan hanya berorientasi pada nilai dan coba penekanan pada penguasaan materi. Segala tugas
di kelas dan pekerjaan rumah tidak selalu bisa disetarakan dengan nilai. Hal tersebut dapat
menurunkan semangat siswa yang kurang mampu memenuhi standar dan berakibat siswa yang
bersangkutan merasa dirinya gagal. Gunakan mekanisme nilai sepelunya, dan cobalah untuk
memberikan komentar atas hasil kerja siswa mulai dari kelebihan mereka dan kekurangan
mereka serta apa yang bisa mereka tingkatkan. Berikan komentar Anda secara jelas. Berkan
kesempatan bagi siswa untuk memperbaiki tugas mereka apabila mereka merasa belum cukup.
Jangan mengandalkan nilai untuk merombak sesuatu yang tidak sesuai dengan Anda.

6. Libatkan diri Anda untuk membantu siswa mencapai hasil

Arahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar, jangan hanya
terpaku pada hasil ujian atau tugas. Bantulah siswa dalam mencapai tujuan pribadinya dan terus
pantau perkembangan mereka.

7. Berikan petunjuk pada para siswa agar sukses dalam belajar

Jangan biarkan siswa berjuang sendiri dalam belajar. Sampaikan pada mereka apa yang perlu
dilakukan. Buatlah mereka yakin bahwa mereka bisa sukses dan bagaimana cara mencapainya.

8. Hindari kompetisi antarpribadi

Kompetisi bisa menimbulkan kekhawatiran, yang bisa berdampak buruk bagi proses belajar dan
sebagian siswa akan cenderung bertindak curang. Kurangi peluang dan kecendrungan untuk
membanding-bandingan antara siswa satu dengan yang lain dan membuat perpecahan diantara
para siswa. Ciptakanlah metode mengajar dimana para siswa bisa saling bekerja sama.

9. Berikan Masukan

Berikan masukan para siswa dalam mengerjakan tugas mereka. Gunakan kata-kata yang positif
dalam memberikan komentar. Para siswa akan lebih termotivasi terhadap kata-kata positif
dibanding ungkapan negatife. Komentar positif akan membangun kepercayaan diri. Ciptakan
situasi dimana Anda percaya bahwa seorang siswa bisa maju dan sukses di masa datang.
10. Hargai kesuksesan dan keteladanan

Hindari komentar negatif terhadap kelakuan buruk dan performa rendah yang ditunjukan siswa
Anda, akan lebih baik bila Anda memberikan apresiasi bagi siswayang menunjukan kelakuan
dan kinerja yang baik. Ungkapan positif dan dorongan sukses bagi siswa Anda merupakan
penggerak yang sangat berpengaruh dan memberikan aspirasi bagi siswa yang lain untuk
berprestasi.

11. Antusias dalam mengajar

Antusiasme seorang guru dalam mengajar merupakan faktor yang penting untuk menumbuhkan
motivasi dalam diri siswa. Bila Anda terlihat bosan dan kurang antusias maka para siswa akan
menunjukkan hal serupa. Upayakan untuk selalu tampil baik, percaya diri dan antusias di depan
kelas.

12. Tentukan standar yang tinggi (namun realisitis) bagi seluruh siswa

Standar yang diharapkan oleh para guru terhadap siswanya memiliki dampak yang signifikan
terhadap performa dan kepercayaan diri mereka. Bila Anda mengharapkan seluruh siswa untuk
termotivasi, giat belajar dan memiliki minat yang tinggi, mereka cenderung akan bertindak
mengikuti kehendak Anda. Anda harus yakin bahwa Anda mampu memberikan motivasi tinggi
pada siswa. Pada awal tahun ajaran baru Anda harus menggunakan kesempatan agar seluruh
siswa memiliki motivasi yang tinggi.

13. Pemberian penghargaan untuk memotivasi

Pemberian penghargaan seperti nilai, hadiah dsb, mungkin efektif bagi sebagian siswa (biasanya
bagi anak kecil) namun metode ini harus digunakan secara hati-hati karena berpotensi
menciptakan kompetisi. Namun demikian, penggunaan metode ini dapat melahirkan motivasi
internal.

14. Ciptakan aktifitas yang melibatkan seluruh siswa dalam kelas

Buatlah aktifitas yang melibatkan siswa dengan kawan-kawan mereka dalam satu kelas. Hal ini
akan membagi pengetahuan, gagasan dan penyelesaian tugas-tugas individu siswa dengan
seluruh siswa di kelas tersebut.

15. Hindari penggunaan ancaman

Jangan mengancam siswa Anda dengan kekerasan, hukuman ataupun nilai rendah. Bagi sebagian
siswa ancaman untuk memberi nilai rendah mungkin efektif, namun hal tersebut bisa memicu
mereka mengambil jalan pintas (mencontek).

16. Hindarilah komentar buruk


Gunakanlah komentar yang positif dan perilaku yang baik. Banyak siswa yang percaya diri akan
performa dan kemampuan mereka. Jangan membuat pernyataan yang negatif kepada para siswa
di kelas Anda berkaitan dengan prilaku dan kemampuan mereka. Anda harus selektif dalam
menggunakan kata-kata dan berbicara dalam kelas. Apabila tidak hati-hati, kepercayaan diri
siswa Anda akan mudah jatuh.

17. Kenali minat siswa-siswa Anda

Para siswa mungkin berada dalam satu kelas, namun mereka memiliki kepribadian yang
berbeda-beda. Pahamilah siswa Anda, bagaimana tanggapan mereka terhadap materi dan apa
minat,cita-cita, harapan dan kekhawatiran mereka. Pergunakanlah berbagai contoh dalam
pembelajaran Anda yang ada kaitannya dengan minat mereka untuk membuat mereka tetap
termotivasi dalam belajar.

18. Peduli dengan siswa-siswa Anda

Para siswa akan menunjukkan minat dan motivasi pada para guru yang memiliki perhatian.
Perlihatkan bahwa Anda memandang para siswa sebagai layaknya manusia normal dan
perhatikan bahwa mereka mendapatkan proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar nilai
karena hal tersebut tercermin pada kemampuan Anda sebagai seorang guru. Cobalah
membangun hubungan yang positif dengan para siswa dan coba kenali mereka sebagaimana
Anda memperkrnalkan diri Anda pada mereka. Sebagai contoh, ceritakanlah kisah anda ketika
anda masih menjadi siswa.

1) Memberikan penghargaan
2) Saingan
3) Ego-involment
4) Hasrat untuk belajar
5) Memberi tahu hasil
6) Memberikan contoh yang positif
7) Cara mengatasi motivasi belajar rendahyang dapat dilakukan oleh guru
pembimbing
Sri (2005: 22) menyatakan :Motivasi belajar oleh guru pembimbing
kepada siswa bimbingannya meliputi : standar ketuntasan belajar, cara belajar
yang tepat, kelengkapan buku pelajaran, cara membagi waktu, cara
konsentrasi belajar, teknik menyelesaikan masalah pribadi dan sosial,
menunjukkan cara aktivitas belajar orang-orang yang sukses, keuntungan-
keuntungan yang akan didapat bagi mereka yang memiliki prestasi belajar
tinggi, menunjukkan cara mengenali bakat diri, mengarahkan cara memilih
pola karier akademik dan pekerjaan yang tepat.
2. Dampak masalah belajar
Secara umum
Bagi penderita (anak bermasalah dalam belajar)
Kondisi seperti ini dapat menimbulkan frustasi atau cemas yang berlebihan karena dia selalu
mengalami kegagalan dalam memenuhi tuntutan dan tugas belajar.
Bagi keluarga
Kondisi seperti ini dapat menimbulkan kekhawatiran orangtua, apalagi jika orangtua tidak
memahami masalah yang dialami anaknya. Kekecewaan, perasaan, dan pikiran aneh bisa muncul
pada orangtua dan tidak mustahil menimbulkan frustasi orangtua atau keluarga. Oleh karena itu,
keluarga terutama orangtua haruslah memperhatikan benar proses belajar anak agar dapat
mengetahui sejauh mana sang anak dapat menerima pelajaran atau bahkan waspada jika anak
tersebut sangat sulit menyelesaikan tugas belajarnya sebagai gejala anak yang berkesulitan
belajar.
Bagi penyelenggara pendidikan
Menimbulkan dampak terhadap perlunya penempatan dan pelayanan khusus yang lebih baik jika
diwujudkan dalam layanan semacam resource room, dimana anak memperoleh layanan dan
adanya konsultasi bagi guru kelas untuk anak berkesulitan belajar. Melalui kegiatan bersama
antara guru kelas dan guru khusus tadi, rancangan layanan pendidikan dan psikologis
dikembangkan. Namun sayangnya kesadaran untuk layanan anak-anak berkesulitan belajar
masih belum terlalu banyak dirasakan dan dimanfaatkan bagi anak-anak berkesulitan belajar.

2.6 Dampak dari Perbuatan Mencontek


Dampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan
mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka: peserta didik akan
menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat
koruptor. (Poedjinoegroho, 2006).
Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang iti tdak mau
berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga seseorang tersebut tidak mau
mempergunakan otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh dan
tidak jujur. Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju.
1. Siswa tidak jujur
Perilaku menyontek yang dilakukan siswa merupakan perbuatan tidak jujur atau
membohongi diri sendiri. Siswa yang mencontek berusaha untuk menutupi tindakannya dengan
cara berbohong pada gurunya demi memperoleh nilai yang baik. Kebohongan kecil adalah awal
kebohongan besar. Kalau kita berani membohongi diri sendiri tentu akan memicu kita
membohongi orang lain.
2. Siswa menjadi pemalas
Ada sebagian siswa yang berpikir untuk apa harus belajar sedang ada hal mudah yang
dapat dilakukan, yaitu dengan mencontek. Alasanya yang sering mereka kemukakan adalah
karena kegiatan yang bertumpuk dan kebiasaan tidak mau meluangkan waktu belajar. Padahal
banyak diantara mereka menjadikan kegiatan itu hanya untuk bermalas-malasan saja, bukan
untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan sosialnya. Mencontek jawaban sudah
menunjukkan kalau dia adalah orang yang pemalas dalam belajar. Karena malas belajar diapun
akhirnya mencontek demi mendapat nilai yang bagus.
3. Hilangnya rasa percaya diri
Sebenarya siswa sudah belajar teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan
menimbulkan kefatalan, sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil untuk
mencotek atau bertanya temannya. Hilangnya rasa percaya diri membuat siswa terlalu cemas
menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya
kepada teman yang duduk berdekatan.
4. Tidak bisa mengembangkan ide dan menghancurkan kreatifitas
Mencontek menjadikan siswa malas untuk berpikir, ia hanya bermain-main dengan hal-hal
yang disenanginya saja sehingga melupakan kreativitas untuk belajarnya. Ide yang terpikir hanya
untuk mencontek agar tidak diketahui oleh guru atau pengawasnya. Pikiran pencontek tidak
terlatih menghadapi masalah, tidak terlatih untuk mencoba menyelesaikan masalah sendiri.
5. Menimbulkan sikap menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan
Apapun akan dilakukan oleh orang yang biasa mencontek. Mereka akan mencari segala
macam cara agar bisa mencontek dengan sukses. Cara halus dan kasar pun akan mereka lakukan.
Bahayanya sikap menghalalkan segala cara ini bisa menjadi kebiasaan
6. Menumbuhkan sikap memaksa kehendak
Terkadang siswa tukang contek tidak segan-segan memberi imbalan (suap) pada siswa
yang mau memberi contekan padanya. Bilamana siswa tidak mau memberi contekan, maka
siswa tukang contek dapat berubah menjadi preman di sekolah untuk memaksakan kehendaknya
dalam mencontek..
Dampak motivasi rendah
1. Tidak mempunyai target dalam mencapai sesuatu hal.

2. Tidak ada usaha dan berusahan untuk mencapai target.

3. Malas dalam bekerja dan mudah bosan terhadap aktivitas tertentu.


4. Tidak bersemangat dan cenderung sulit memecahkan suatu permasalahan

5 Merasa malas, lemah , tidak bergairah, tidak berdaya bahkan tidak berharga
6 Merugikan diri sendiri dan orang disekitar
7 Tidak produktif
8 Penampilan dan mood berubah-ubah
9 Prestasi yang menurun.

Dampak phobia mtk

Daktau ken, gek kasih tau aku yo luthfiah, thanks

Anda mungkin juga menyukai