Anda di halaman 1dari 4

8MEH-REJA9-D2M3S-337LR-DENCN-REMBR-ACED ok

8MEH-RJXR4-2CKYP-2GB3A-DRSQF-PEMBR-ACED ok
8MEH-RXYFD-JUV72-8922R-FMW66-QEMBR-ACED ok
8MEH-R6BFE-HWUHF-DPNDA-VS6RX-2EMBR-ACED ok
8MEH-RVNUH-PDU6U-E3VSR-VLNHZ-VEMBR-ACED ok
8MEH-RJR4R-7WAJ6-NL3DA-CPW9C-JEMBR-ACED ok

Sumber:: http://koplo-pinter.blogspot.com/2013/09/SN-AVG-Internet-
2014.html#ixzz2l4tKEdR3
ASI DAN ALERGI

ASI pasti tidak terbantahkan adalah makanan terbaik bagi bayi. Bahkan
banyak penelitian mengungkapkan ASI dapat mengurangi resiko alergi pada
bayi. Tetapi dibalik itu ASI kadangkala dapat menjadi petaka pada bayi, bukan
karena kualitas ASI tetapi karena diet yang dikonsumsi ibulah penyebabnya.

Diet yang dikonsumsi ibu juga akan berpengaruh bila bayi diberikan ASI.
Beberapa penelitian menunjukkan penghindaran makanan penyebab alergi
pada ibu ternyata mengurangi gejala colik dan gangguan alergi lain pada bayi.

Yang menjadi masalah diet tapa yang berpengaruh pada bayi hingga sekarang
masih dalam perdebatan. Pada dasarnya semua makanan berpotensi penyebab
alergi, tetapi ternayata tidak semua makanan penyebab alergi tersebut dapat
melalui ASI dengan baik. EPSGHAN dan AAAI merekomendasikan
penghindaran kacang-kacangan dan ikan laut dalam pemberian ASI.

Judarwanto W mengadakan observasi terhadap 345 bayi dengan gangguan
alergi pada bayi yang diberikan ASI. Ternyata makanan yang paling sering
menjadi penyebab gangguan adalah ikan laut seperti cumi, udang, kerang,
kacang, keju. Sedangkan coklat, telor, kacang hijau, meln, semangka meskipun
relatif kurang dibandingkan kelompok pertama tetapi termasuk sering
dikeluhkan. Sedangkan pemberian susu sapi yang dianggap sebagai penyebab
makanan ibu yang sering dihindari justru lebih jarang dikeluhkan.

Dari penelitian tersebut penulis akhirnya dapat menggolongkan makanan yang
beresiko tinggi, resiko sedang dan relatif aman.
o Resiko tinggi sebaiknya dihindarkan setelah usia 3-6 bulan
o sedangkan resiko sedang boleh diokonsumsi tapi jangan tiap hari
o sedangkan relatif aman dapat dimakan tiap hari

Menyikapi hal tersebut sebaiknya, kita harus sadar bahwa Tuhan menciptakan
sesuatu yang dilarang bagi kaum tertentu pasti ada penggantinya, Jadi para ibu
yang memberikan ASI pada bayi yang alergi, bahwa setiap makanan yang
diduga penyebab alergi harus ada penggantinya yang tidak kalah bagus,
misalnya ikan laut jangan dikonsumsi tetapi ikan laut seperti ikan tyuna,
salmon, bandeng dan sarden ternayata relatif aman, Kacang-kacangan tidak
boleh tetapi ada pengganti kacang kedelai. JADI SEBAIKNYA IBU TIDAK
ASAL MENGHINDARI MAKANAN YANG BERGIZI TETAPI HARUS
MENGETAHUI MAKANAN PENGGANTI YANG TIDAK KALAH GIZINYA.

Sering ibu memvonis sendiri, dok setelah makan telor anak saya gatal-gatal,
ternyata setelah dikupas lebih teliti ternyata saat itu bersamaan makan sambel
yang ada terasinya, padahal terasi adalah terbuat dari udang. Atau, dok saya
minum suysu sapi anak saya kok bruntusan lagi ternyata saat minum susu sapi
juga mengkonsumsi gado-gado atau pecel yang ternayata ada kacang tanahnya.
Sedangkan sebelumn ya minum susu sapi aman-aman saja.
PENANGANAN ALERGI PADA BAYI
Penanganan alergi yang terbaik pada bayi adalah menghindari penyebab alergi
tersebut. Pada alergi makanan gejala alergi akan berkurang atau hilang bila
makanan sebagai penyebabnya dihindarkan. Hanya saja secara praktis agak
rumit untuk mencari penyebab pasti penyebabnya karena pemeriksaan alergi
(tes alergi) tidak dapat memastikan penyebab alergi tersebut. Sehingga cara
yang dianggap paling murah dan sederhana yang dapat memastikan penyebab
alergi adalah dengan cara eliminasi terbuka sederhana. Bila timbul keluhan
dicatat penyebab alergi terbut, meskipun alergi terhadap jenis makanan
tertentu tidak berlangsung seterusnya.
Dengan semakin meningkatnya usia anak alergi makanan tertentu akan
menghilang, kecuali makanan kacang tanah dan beberapa ikan laut kadang
dapat menetap hingga usia dewasa.
Pemberian obat terus menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi,
tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan
keluhan alergi tersebut. Obat alergi secara optimal hanya dapat menekan reaksi
alergi dalam waktu 12-24 jam. Bila reaksi itu berkurang maka akan timbul
gejala lagi dan harus minum obat lagi. Bahkan meskipun sudah minum obat
kadang hanya dapat menekan hejala alergi tetapi tidak dapat menghilangkan
sama sekali. Beberapa penelitian dan dokter memberi advis untuk minum obat
terus hingga alergi berkurang. Padahal kondisi alergi tiap anak berbeda ada
yang berkurang setelah usdia 2-7 tahun. Apakah harus minum obat selama itu?
Penghindaran penyebab alergi ini harus disertai edukasi yang baik terhadap
orang tua atau orang lain di lingkungan anak.
Pemberian obat-obatan pencegahan alergi dan obat lainnya adalah bentuk
kegagalan dalam mengidentifikasi dan penghindaran penyebab alergi. Obat-
obatan simtomatis, anti histamine (AHi dan AH2), ketotifen, kortikosteroid
(baik topikal maupun oral), serta inhibitor sintesase prostaglandin hanya dapat
mengurangi gejala sementara, tetapi umumnya mempunyai efisiensi rendah dan
sudah mulai banyak ditinggalkan.

END POINT

PEMBERIAN ASI DAPAT MENGURANGI RESIKO ALERGI DI


KEMUDIAN HARI
PEMBERIAN ASI TERNYATA BISA MENIMBULKAN MASALAH PADA
BAYI, BILA DIET DARI IBU DAPAT MELALUI ASI YANG DAPAT
MENGGANGGU BAYI PENDERITA ALERGI.
MAKANAN PENYEBAB ALERGI DAPAT DIHINDARI DAN TIDAK AKAN
MENGURANGI STATUS GIZI IBU BILA MENGETAHUI MAKANAN
PENGGANTINYA

DAFTAR PUSTAKA

v Tokodi I, Maj C, Gabor S. Cycle vomiting syndrome as a clinical appearance of eosinophilic


gastroenteritis. Orv Hetil. 2005 Oct 30;146(44):2265-9. Hungarian..
v Oldak E. The incidence and clinical manifestation of food allergy in unselected
Polish infants: follow-up from birth to one year of age. Rocz Akad Med
Bialymst. 1997;42(1):196-204.
v Paajanen L, Korpela R, Tuure T,

Anda mungkin juga menyukai