Anda di halaman 1dari 4

TERJURAM KE MASA LALU MENGINGAT ALLAH

Saat itu pukul 07.45 setelah sholat isya, aku sedang senang sekali karena besok
tak ada tugas yang menumpuk. hanya saja pr yang sudah aku kerjakan dari kemarin.
Di luar, aku duduk di teras rumah dengan membawakan sebuah catatan kecil dan
pulpen yang selalu aku bawa kemana-mana. Buku tersebut bisa di panggil buku
harian yang berisikan pengalaman sehari-hari dan puisi karanganku. Kala itu aku
sedang mendengarkan lagu dengan mata menatap ke arah langit,

Banyak sekali bintang-bintang bertebaran dengan cahayanya yang sangat


menyejukan hati kala itu. Saat itu hatiku tak seperti bintang dilangit mereka seperti
sedang menari-nari di atas sana tanpa beban sedikit pun, sedangkan yang dibumi
hatinya sedang goyah bagaikan pohon yang ditiup angin sekencang-kencangnya.
Hingga aku tak sadar pipi ku mulai basah akan air yang keluar di pinggirin mata dan
mulut ke selalu komat kamit tanpa mengeluarkan suara, yah aku sedang berbicara di
dalam hati, yang mungkin hanya Allah lah yang tau. Pikiran ku telah pergi jauh,
mengiringi angin yang membawanya entah kemana. Jauh mengingat hal yang
sebenarnya tak perlu di ingat namun harus aku jelaskan.

Nama ku Ayu indah permata suci aku selalu di panggil Cici, dari kecil aku sangat
suka di panggil nama itu. Hingga sekarang aku lebih akrab dan di kenal dengan nama
Cici bukan Ayu.

Umur ku mungkin baru beranjak dewasa, namun di umurku ini aku telah
mengenal namanya cinta. Yang mungkin banyak orang bilang cinta masa Sma, usia ku
sebentar lagi akan 16 tahun dan aku duduk di kelas 1 Sma. Sekolah ku sangat jauh
dari rumah, butuh waktu 30 menit untuk sampai ke sana. Meski pergi pagi dan pulang
sore hal itu tak membuatku patah semangat untuk menimba ilmu. Karena pada halnya
ada seseorang yang menyemangati di belakangku selain orang tua ku.

Dia adalah kakak kelasku saat itu ia duduk di kelas 3 Sma. Umur ku dan umurnya
tak terpaut jauh. Panggil saja dia Dion. Ada hal istimewa yang kami miliki yaitu
memiliki olahraga yang sama Taekwondo. Karena taekwondo lah kami bisa bertemu,
maka dari itu I Love Taekwondo.
Meski kami sudah pacaran, namun hal itu tak seperti itu kenapa? Aku
mengetahuinya sejak 3 bulan pacaran dengannya, awalanya aku biasa saja karena hal
itu tak perlu di permasalahkan. Yaitu selama 3 bulan pacaran ia tak pernah mengabari
sama sekali, walaupun dia aktif tak sedikit pun untuk membalas atau membaca pesan
dari ku yang aku kirim dari kemarin-kemarin.

Aku selalu berpikir positif, mungkin dia sibuk mengerjakan tugas. Karena halnya
dia sudah kelas 3, mungkin tugas sekolah sedang menumpuk-numpuknya. Selama
itulah aku menahan dan bersabar. Tepat 5 bulan terakhir kami mulai berkontak lagi
tanpa beban dan salah ia seperti biasa saja, tak ada sdikit pun basah basih mengait hal
itu. Aku ingin sekali bertanya tapi aku tak ingin memancing permasalahan karena
selama 5 bulan menjalin hubungan tak ada satu pun masalah yang pernah kami
debatkan. Ada hal saja yang selalu aku pendam karena tak ingin bertengkar.

Jika di hitung-hitung dalam sehari itu aku dengan dia hanya berkabar kurang
lebih 2 jam dalam sahari, itu pun butuh waktu lama dan menunggu untuk menerima
balasanya. Terkadang besok baru akan di balasnya atau tidak sama sekali. Sabar itu
adalah kata motivasi dalam diriku kala itu, mungkin aku adalah wanita yang sangat
sabar dengannya. Meskipun kami satu sekolah jarang sekali untuk bertemu jikapun
bertemu tak ada satu kata yang keluar dari mulut kami masing-masing. Di dalam hati
sangat sakit tapi di hatiku selalu ku urungkan niat untuk marah dan selalu menahan
emosi. Mungkin saja allah akan memberikan kebahagiaan setelah ini.

Ternyata semua itu tidak lah benar 7 bulan menjalin hubungan dengannya
ternyata hanya membuahkan hasil kekecewaan dan kesakitan saja, rasa yang aku
berikan kepadanya ternyata hanya bertepuk sebelah tangan saja.
Malam itu aku memberanikan diri untuk bertanya kepadanya
Cici: sibuk kak?
ternyata dia aktif dan membaca pesan ku, lalu membalasanya
Dion: enggak, emang kenapa dek?
Cici: Gpp, aku kira sibuk sampe-sampe pesan ku yang kemarin cuman di baca
doang
Dion: Maaf, kakak lagi sibuk
Cici: Oh sibuk, sesibuk itu kah? Kalau sibuk kenapa malah Broandcast pin orang?
(sejenak aku mengingat tak ingin berkelahi ku urungkan untuk membalas seperti itu,
lalu ku hapus) oh sibuk, yah udah
Tak terpikir bahawa dia akan membalas seperti itu
Dion: Marah itu?
Cici: (karena aku sudah tidak tahan lagi dan tanpa sadar aku menulis siapa yang
enggak marah kalau chat cuman di baca doang, aktif, dengerin lagu, ganti profile, dan
BC orang. Gak ada sedikit pun buat bales!
Dion: Kakak emang bener sibuk, tolong ngertiin!
Cici: aku udah ngertiin kamu, tapi kamunya yang gak pernah ngertiin aku. Kurang
sabar apa lagi aku sama kamu sih kak?
Dion: Yah udah, kalau emang udah gak tahan. Ini gak usah di lanjutin
Cici: Maksud kakak kita putus?
Dion : Gak, bukan putus break doang
Cici: Mudah buat kamu bilang break, tapi aku orangnya gak suka kalau dalam
hubungan itu break, gak ada kepastiannya
Dion: Yah udah kita temenan aja, jangan mau jadi musuh
Cici: Ahh. dari awal emang aku gak mau jadi musuh kak, dari awal kita 3 bulan 5
bulan aku gak mau musuhan. Jangankan buat musuh bertengkar aja aku gak mau
karena apa aku sudah terlanjur cinta sama kakak. Tapi apalah Allah sudah
memberikan jalannya masing. Semoga kamu bahagia dan semangat buat Tryout
besok. Salam Cici
Dion: (di R )

Air mata dan emosi meluap jadi satu, malam itu adalah malam yang paling
hancur bagiku, selama 7 bulan ini emosi dan sabar yang aku tahan ternayata terbuang
begitu saja. Namun ada yang seperti hilang dalam diriku tak seperti biasanya, dulu
aku sangat semangat sekali jika ada pelajaran yang belajar di lapangan, hal itu
membuat aku bisa melihat kelasnya dan sekali-kali melihat kepalanya yang
menonggol di jendela.

Sejak kejadian itu, sekolah ku mulai kacau dan nilai ku yang selalu mendapatkan
nilai yang bagus akhirnya menurun drastis. Hingga akhirnya aku mencicipi yang
namanya remedial setiap kali ulangan. Sempat berpikir bahwa apa yang aku lakukan
ini sanagat lah kekanakan sekali, hingga akhirnya sahabat ku Desma yang mengetahui
kejadian itu memberikan aku solusi dan mengajak untuk mengenal namanya HIJRAH

Yang aku ketahui dari Hijrah yaitu menggunakan jilbab panjang menutupi seluruh
baju seragam di sekolah, seperti apa yang sering dipakai oleh kakak kelas perempuan,
jilbab yang mereka pakai sangatlah panjang sampai-sampai tak terlihat lagi baju yang
mereka kenakan. Ternyata di saat aku menayakan hal tersebut kepada kakak kelas ku
bukan hal hanya mengenakan jilbab panjang menutupi seluruh tubuh dan tak
terawang tapi juga memperbaiki akhlak kita dengan sepenuh hati jiwa dan raga,
mendekati diri kepada Allah SWT, menajaga sholat lima waktu, dan selalu jadikan Al-
quran sebagai pedoman hidup, dan satu lagi jauhkan diri hal maksiat yang dapat
mengundang nafsu yaitu pacaran. Bagaimana halnya juga sekolahku selalu menepati
setiap pagi untuk tadarus bersama dari pukul 07.00 sampai 07.15 hal tersebut harus
dimanfaatkan dengan baik.

Saat itulah aku selalu jadikan Al-quran sebagai pedomanku, setiap pelajaran
kosong sesekali aku membaca al-quran besama teman satu kelas, dan sholat dzuhur
berjamaah dengan siswa siswi di sekolah, lama kelamakan jilbab yang dulu hanya
selapis dan terawang berubah menjadi 2 lapis meskipun tak sepanjang yang dikenakan
kakak kelas perempaun yang sedang memperbaiki diri mereka. Dan juga aku sudah
berjanji dengan sahabatku untuk fokus belajar dan mengejar karir karena 2 tahun lagi
mungkin aku lulus dari Sma ini.

Semoga saja aku dapat menjalankan tugas Hijrahku dengan sepenuh hati serta
keikhlasan dalam menjalaninya tanpa ada hamabatan satu apapun.
Dan itu lah cerita perjalan hijrah ku yang selalu ku ingat Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai