PERSEBARAN PENDUDUK
I KOMPOSISI PENDUDUK
Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula
dikatakan atas komposisi penduduk tertentu, merupakan salah satu dari bentuk
analisis penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan
penduduk yang dibuat berdasarkan pengelompokkan penduduk menurut
karakteristik-karakteristik yang sama
Bermacam-macam komposisi penduduk dapat dibuat berdasarkan:
1. umur
2. jenis kelamin
3. status perkawinan
4. tingkat pendidikan
5. pekerjaan
6. bahasa
7. agama
8. pendapatan
9. etnis
10. tempat tinggal
11. kewarganegaraan
Tabel 2.1
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA USIA 10 TAHUN KE ATAS
YANG BUTA HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DI DAERAH KOTA DAN
PEDESAAN PADA TAHUN 1971
(persentase)
Tabel 2.2
KOMPOSISI PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN,
DAN TEMPAT TINGGAL TAHUN 1971
(persentase)
Jenis Kelamin/
Belum Kawin Kawin Cerai Duda/Janda
Tempat tinggal
Laki-laki
Kota 48,6 48,7 0,8 1,9
Pedesaan 39,0 56,8 1,4 2,8
Indonesia 40,8 55,3 1,3 2,6
Perempuan
Kota 36,3 49,6 2,9 11,1
Pedesaan 26,3 49,6 2,9 13,7
Indonesia 28,1 55,2 3,7 13,2
Laki-laki + Perempuan
Kota 42,4 49,2 1,9 6,6
Pedesaan 32,5 56,5 2,7 8,4
Indonesia 34,3 55,2 2,5 8,1
Dari Tabel 2.2, terlihat perbedaan pola status perkawinan antara penduduk di
daerah kota dan pedesaan. Disamping itu terlihat pula proporsi penduduk yang
berstatus cerai, janda, atau duda di daerah pedesaan baik laki-laki maupun
perempuan, lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah kota.
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Ciri ciri Ekonomi
Tabel 2.3.
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENIS KEGIATAN DI
INDONESIA TAHUN 1971
(persentase)
Laki-laki +
Jenis Kegiatan Laki-laki Perempuan
Perempuan
Angkatan kerja 70,3 33,1 57,3
Sekolah 16,4 11,6 13,8
Mengurus rumah tangga 3,2 44,8 24,5
Menerima pendapatan 1,1 0,9 1,0
Lain-lain 8,1 1,3 1,1
T.T. 0,9 1,3 1,1
Sumber : Sensus Penduduk Indonesia 1971, Seri D
Catatan: Sebagai ilustrasi diambil kelompok penduduk umur 10-14 tahun, dipro-
rating dengan dua cara :
Cara 1. k=43.982 : 43.922 = 1,00137
Jumlah penduduk sebelum dipro-rating = 4.319.000
Setelah dipro-rating menjadi :
4.319.000 x 1,00137 = 4.324.000
k = bilangan pengali
Konstruktif;
Jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya sedikit.
Tipe ini terdapat di negara-negara dimana angka kelahiran turun dengan
cepat, dan angka kematiannya rendah.
Contoh : Jepang, dan negara-negara di Eropa Barat, misal Swedia, dan
Spanyol.
Stasioner;
Jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali pada kelompok umur tertentu.
Tipe ini terdapat pada negara-negara yang mempunyai tingkat kelahiran
dan tingkat kematian rendah.
Contoh : terdapat pada negara-negara Eropa, misalnya Jerman, dan
negara Amerika Serikat (Gambar 4).
Hasil Sensus Penduduk Indonesia 1961, 1971, 1980, dan 1990. Bentuk
Piramida penduduk tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosial-ekonomi, dan
politik yang berlaku di Indonesia antara tahun 1961 hingga tahun 1990. Namun
demikian seperti disebutkan di muka, keadaan di atas tidak langsung
berpengaruh pada struktur penduduk menurut umur tetapi melalui variabel antara
seperti kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.
Turunnya angka kematian, terutama pada umur-umur muda, dan keadaan
fertilitas yang tetap tinggi, menyebabkan strutktur umur penduduk negara
tersebut muda. Hal ini terlihat dari lebarnya dasar piramida penduduk negara
tersebut. Negara-negara yang terlibat dalam peperangan seperti Jepang,
Jerman, Italia pada Perang Dunia II, mortalitasnya tinggi pada kelompok
penduduk usia dewasa, dan hal ini jelas terlihat menciutnya piramida penduduk
negara bersangkutan pada kelompok umur dewasa, terutama pada jenis kelamin
laki-laki.
Turunnya angka fertilitas di suatu negara pengaruhnya lebih besar pada
bentuk dasar piramida penduduk negara tersebut. Misalnya, Indonesia pada
periode 1971-1980 terjadi penurunan angka fertilitas penduduk yang antara lain
karena keberhasilan program Keluarga Berencana yang dicanangkan oleh
pemerintah sejak PELITA I. Hal ini jelas terlihat pada dasar piramida penduduk di
mana kelompok umur 0-4 tahun lebih kecil dari kelompok umur 5-9 tahun. Pada
bagian tengah piramida tersebut masih menggelembung karena pertumbuhan
penduduk yang lahir sebelum terjadinya penurunan fertilitas tersebut.
Migrasi penduduk akan mempengaruhi piramida penduduk pada
kelompok umur dewasa. Namun demikian banyak dari negara-negara di mana
pertumbuhan penduduknya tidak dipengaruhi oleh faktor migrasi. Sebagai
contoh, negara Indonesia pertumbuhan penduduknya (secara nasional) hanya
dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan faktor kematian. Faktor migrasi
pengaruhnya kecil sekali karena tidak banyak warga negara Indonesia yang
bertempat tinggal di luar negeri, begitu pula warga negara asing yang berdomisili
di Indonesia. Pengaruh komponen migrasi di Indonesia terjadi pada propinsi-
propinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dari
penduduknya yang bermigrasi ke luar propinsi bersangkutan, sedangkan propinsi
Lampung, DKI Jaya, Kalimantan Timur, banyak terdapat migran yang masuk.
Bagi daerah pemukiman yang baru dibuka, piramida penduduknya berbentuk
istimewa, yaitu dasarnya sempit, bagian puncak kosong dan jumlah penduduk
perempuan sedikit.
Gambar Piramida Penduduk
Indonesia, 1971
Kelompok Umur
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10
Jutaan Jutaan
Laki-laki Perempuan
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
12 10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10 12
Jutaan Jutaan
Laki-laki Perempuan
III PERSEBARAN PENDUDUK
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah tersebar merata atau tidak.
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk
setiap km pada suatu wilayah atau negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap
daerah atau wilayah ialah :
a.faktor fisiografis:
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis,tanah subur, relief baik,
cukup air dan daerah aman.
b.faktor biologi :
Ttingkat pertumbuhan penduduk berbeda-beda karena adanya perbedaan tingkat kematian,
tingkat kelahiran dan angka perkawinan.
c.faktor kebudayaan dan teknologi :
Daerah yang masyarakatnya maju, pola berfikirnya bagus, dan keadaan
pembangunan fisiknya maju, maka akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
daerah terbelakang.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a.kepadatan penduduk aritmatik, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap
km,mempergunakan rumus = Jumlah Penduduk (jiwa) dibagi dengan Luas wilayah
(km)
b. kepadatan penduduk agraris, yaitu jumlah rata-rata penduduk petani setiap
satuanluas lahan pertanian, mempergunakan rumus = Jumlah Penduduk Petani (jiwa) dibagi
dengan Luas lahan pertanian (km)
Secara geografis persebaran penduduk di dunia tersebar di 5 benua
(asia,eropa,afrika,amerika,oceania). separuh tinggal di asia sisanya tersebar di
benua lain
Secara administratif dan politis penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi;
kemudian tiap propinsi dibagi dalam kabupaten, kecamatan dan desa (kelurahan).
Kecamatan <30.000 jiwa, kelurahan 10.000-20.000 jiwa
PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA
2. Tahap kedua
Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian.
Jaman ini merubah kehidupan perburuhan (nomadis) menjadi pertanian
(menetap).
3. Tahap ketiga
Jaman mulainya era industrialisasi (pertengahan abad ke-17 sesudah
Masehi).
Jaman ini ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industri dan semakin
berkembangnya kota-kota sebagai tempat pemukiman manusia.