Anda di halaman 1dari 11

Tugas Rutin 1

PROSES PEMBENTUKAN JAGAT RAYA

DAN PERKEMBANGANNYA

Fisika Ekstensi 2015

Kelompok 5

Sergio Saldano Yuda


Hadi L Manurung
Leusi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak
zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk,
isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah
muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda
angkasa.
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa
yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat
kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri.
Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak
terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam
ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya sampai masa yang akan
datang.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang perkembangan pemikiran
tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandangan dan teori dari beberapa peradaban.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JAGAT RAYA

Jagat raya adalah ruangan yang maha luas, yang tak dapat diketahui atau dibayangkan
luasnya. Jagat raya diduga bentuknya melengkung dan dalam keadaan memuai serta terdiri
atas galaksi-galaksi atau sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Jagat raya terdiri dari:
1. Mikrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran sangat kecil, seperti: atom,
elektron, sel dan lain-lain.
2. Makrokosmos.
Makrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran sangat besar, seperti bintang,
planet dan galaksi.

Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal.
Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang
diberi nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang
ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu
Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok
digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi
adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.

Galaksi

Galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit
lainnya yang membentuk pulau-pulau di dalam ruang hampa jagat raya. Ciri-ciri Galaksi :

1. Galaksi mempunyai cahaya sendiri bukan cahaya pantulan.

2. Galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada di luar galaksi Bimasakti

3. Jarak antara galaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya

4. Galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk elips,


danbentuk tidak beraturan (irregular galaxis).
Langit dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang bisa diamati dengan
mata telanjang maupun teropong bintang. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu gugusan,
meskipun antar-bintang berjauhan di angkasa. Galaksi yang sering kita dengar adalah
Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari
benda angkasa luar diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat
keunikan, yakni bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika
dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi kita tidak sebundar
lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang
sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun
cahaya dari pusat galaksi.

Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata
telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda,
Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar
daripada Milky way.

Tata Surya

Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti
satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda
langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.

Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet
yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto yang sekarang tereliminasi termasuk
planet luar.

B. TEORI ASAL MULA JAGAT RAYA

1. Teori Ledakan Dahsyat atau Dentuman Besar (Big Bang Theory)

Merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta


berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta
(dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahsyat). Berdasarkan
permodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat,
mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Berdasarkan pengukuran terbaik tahun
2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian
selalu menjadi Referensi sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori ini telah
memberikan penjelasan paling komprehensif dan akurat yang didukung oleh metode ilmiah
beserta pengamatan.

Gambar 1

Georges Lematre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap sebagai orang
pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun
ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada
relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas
dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh
Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak
bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya,
sebagaimana yang dipaparkan oleh Lematre pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki
kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin
cepat kecepatan tampaknya.

Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang,
semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan
pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai
pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut,
yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-
pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa
adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori
ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi
awal alam semesta, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam
semesta sejak pengembangan awal tersebut.

Tahapan terjadinya Big Bang (Dentuman Besar) :

Segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat hingga
kira-kira 2000 kali matahari.
Sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. Satu detik setelah
dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar, yaitu elektron, proton,
neutron, dan neutrino pada suhu 10 miliar kelvin.
Kira-kira 500 ribu tahun setelah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi dingin
hingga mencapai suhu -300K. Partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam
semesta.
Gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur.
Dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
Antar satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi-
protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa
merah dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam
galaksi.
Satu di antara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi Bimasakti. Di dalam galaksi
ini terdapat tata surya kita, dengan matahri adalah bintang yang terdekat dengan bumi.

Beberapa pendapat ahli astronomi pndukung teori ini adalah:

Vesto Sliper (1932) : meneliti bahwa garis-garis spektrum galaksi-galaksi semakin


menjauh dan bergeser ke arah merah. Artinya: galaksi-galaksi di sekitar kita semua
bergerak saling menjauhi.
George Gamow (1940) : menyatakan bahwa jika suatu ledakan besar telah terjadi pada
pembentukkan alam semesta, peristiwa tersebut akan menyisakan pijar susulan berupa
jejak jejak radiasi Background
Arno Penzias dan Robert Wilson (1965) : melakukan pencarian sinyal gelombang radio
dari bagian tepi galaksi Bimasakti. Mereka tidak sengaja menemukan sisa sisa gelombang
mikro yang diperkirakan Gamow.
Alan Guth (1980) : berhasil menghitung adanya hubungan antara pergeseran spektrum
galaksi berwarna merah dengan kecepatan menjauhnya.

2. Teori Keadaan Tetap (The steady state theory)

Teori Keadaan Tetap (The steady state theory) adalah menurut teori ini, alam semesta
tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti
sekarang. Materi secara terus-menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa
yang membentuk galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Teori ini
dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun
1948.Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta di manapun dan selalu sama.teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Jadi, teori ini beranggapan bahwa
alam semesta itu tak terhingga besranya dan tak terhingga tuanya.

Walaupun populer pada awal abad ke-20, teori ini kini ditolak oleh sebagian besar
kosmolog profesional dan ilmuwan lain karena bukti pengamatan menunjukkan kebenaran
model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap
meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh
model ledakan dahsyat.

Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang
angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam
teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi
antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber
yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
3. Teori Alam Semesta Quantum

Teori pembentukan jagat raya ini diciptakan oleh William Lane Craig, 1966. Dia
mengemukakan bahwa alam semesta telah ada selamanya dan akan selalu ada untuk
selamanya pula. Dalam teori ini, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada adalah
partikel-partikel subatomik.

4. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)

Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini
jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi
(mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah
galaksi-galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya,
galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat
didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat,
maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat
lagi. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya dan mengalami siklus mengembang-
runtuh berulang-ulang. Namun, hasil riset selama 15-20 tahun menunjukkan alam semesta
berosilasi tidak mungkin terjadi. Hukum fisika tidak dapat menerangkan mengapa alam
semesta yang mengerut dan runtuh dalam satu titik tunggal harus mengembang lagi atau
bahkan lebih jauh, mengapa alam semesta yang mengembang harus mengerut lagi.

C. TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA

Melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak mengelilingi matahari dengan


orbitnya yang berebentuk elips dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah
jarum jam jika melihatnya dari kutub utara, ternyata arah revolusi planet-planet dan satelitnya
yaitu arah negative. Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi, peredaran harian benda-
benda langit seperti matahari, bulan dan bintang berarah positf seperti arah peredaran harian
matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian terbenam di barat. Adanya realitas yang
demikian membuat para ahli astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari
material yang berputar dengan arah negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori
tentang terjadinya tata surya sebagai berikut:
1. Teori Nebule atau teori kabut, Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace.
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada
tahun 1775. Immanuel berpendapat bahwaThat solar system comes from one gas ball of
high temperature and rotates slowly. The slow rotation that high spesific weight. The
concentration is called core, that big lies in the middle while the smaller part is found around
earth core. Because of colling prosses, the core with smlall volume become planets, while
core that has by volume become sun.Tata surya berasal dari suatu bola gas dengan suhu
tinggi dan berputar lambat. Perputaran lambat dikarenakan berat jenisnya. Konsentrasi itu
disebut inti. Inti yang besar itu berada ditengah saat bagian yang lebih kecil ditemukan
mengitari inti bumi. Karena proses pendinginan, volume yang lebih kecil disebut planet saat
inti itu menjadi matahari dan pernyataan ini lebih dikenal dengan KANT THEORY.
Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada
tahun 1796. Pierre menyatakan bahwa Our solar system comes from gas ball (nebula) that
has high temperature and rotates fast. Because of fast rotation, some of the fog or gas ball
mass escape. The part that is escaped keep rotates, because the influence of cooling longer
charges to be planets. tata surya kita berasal dari bola gas (nebula) yang bersuhu tinggi dan
berotasi cepat. Karena rotasi cepat itu, beberapa massa kabut atau bola gas terlepas. Bagian
yang terlepas tadi tetap berputar, karena pengaruh dari pendinginan yang lama, berubah jadi
planet
Teori kabut ini telah dipercaya orang selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah
benyak ditinggalkan karena: (1) tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak
hal atau masalah di dalam tata surya kita dan (2) karena munculnya banyak teori baru yang
lebih memuaskan.

2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton.


Disebut Planetesimal yang berarti planet kecil karena planet terbentuk dari benda padat
yang memang telah ada. Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang
banyak, pada satu waktu ada sebuah bintang yang berpapasan pada jarak yang tidak terlalu
jauh akibatnya terjadi pasang naik antara matahari dan bintang tadi. Pada waktu bintang itu
menjauh sebagian massa dari matahari itu jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian
lain berhamburan di sekeliling matahari inilah yang disebut dengan planetesimal yang kelak
kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada orbitnya dan mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans dan Harold Jeffreys.
Setelah bintang itu berlalu dengan gaya tarik bintang yang besar pada permukaan
matahari terjadi proses pasang surut seperti peristiwa pasang surutnya air laut di bumi akibat
gaya tarik bulan. Sebagian massa matahari itu membentuk cerutu yang menjorok kearah
bintang itu mengakibatkan cerutu itu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar
matahari dengan ukuranyang berbeda-beda, gumpalan itu membeku dan kemudian
membentuk planet-planet. Teori ini menjelaskan mengapa planet-planet di bagian tengah
seperti Yupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus merupakan planet raksasa sedangkan di
bagian ujungnya merupakan planet-planet kecil. Kelahiran kesembilan planet itu karena
pecahan gas dari matahari yang berbentuk cerutu itu maka besarnya planet-planet iti berbeda-
beda yang terdekat dan terjauh besar tetapi yang di tengah lebih besar lagi.

4. Teori Awan Debu, Carl von Weizsaeker dan Gerard P Kuiper.


Tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu. Gumpalan awan itu mengalami
pemampatan, pada proses pemampatan itu partikel-partikeldebu tertarik ke bagian pusat awan
itu membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin dan kemudian membentuk cakram yang
tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya. Partikel-partikel di bagian tengah cakram
itu saling menekan dan menimbulkan panas dan berpijar, bagian inilah yang kemudian
menjadi matahari. Sementara bagian yang luar berputar sangat cepat sehingga terpecah-pecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil, gumpalan kecil ini berpilin pula dan membeku kemudian
menjadi planet-planet.

5. Teori Bintang Kembar, Fred Hoyle


Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.
Teori ini hampir sama dengan teori planetesimal. Dahulu matahari mungkin merupakan
bintang kembar, kemudian bintang yang satu meledak menjadi kepingan-kepingan. Karena
ada pengaruh gaya gravitasi bintang, maka kepingan-kepingan yang lain bergerak mengitari
bintang itu dan menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak menjadi
matahari.
BAB III
PENUTUP

Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa
depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab,
namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika
kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat keingintahuan
kita. Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat
jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan
bahwa betapa luar biasa kuasa tuhan alam semesta ini.

Demikian makalah ini kami buat. Di dalamnya terdapat kesalahan dan itu adalah hal
yang niscaya. Karena kita tempat kesalahan dan lupa. Kami mengharap kritik saran
membangun anda, agar dapat memperbaiki diri selaku mahluk sosial. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri serta pembacanya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Sudjatinah, Ilmu Kealaman Dasar, Semarang : Semarang Univeristy Press, 2010.

https://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat

http://www.kompasiana.com/jucky/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-
bumi_550097b5a33311376f5118bd

Anda mungkin juga menyukai