DAN PERKEMBANGANNYA
Kelompok 5
A. LATAR BELAKANG
Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada didalamnya.
Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu perbintangan. Sejak
zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya baik mengenai ukuran, bentuk,
isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu dengan yang lainnya. Dari inilah
muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang benda-benda
angkasa.
Bagaimana konsepsi para ilmuwan tentang peciptaan jagad raya dan pemikiran apa
yang melandasinya? konsepsi itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat
kecanggihan alat-alat observasinya, dan bergantung pada tingkat kemajuan fisika itu sendiri.
Konsepsi yang mereka kemukakan bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tidak
terhingga, konsepsi ini berasal dari Newton. Konsepsi mereka yang lain adalah bahwa alam
ini tidak berubah keadaannya sejak waktu tak terhingga lamanya sampai masa yang akan
datang.
Dalam makalah ini penulis akan mencoba membahas tentang perkembangan pemikiran
tentang pembentukan alam raya ditinjau dari pandangan dan teori dari beberapa peradaban.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JAGAT RAYA
Jagat raya adalah ruangan yang maha luas, yang tak dapat diketahui atau dibayangkan
luasnya. Jagat raya diduga bentuknya melengkung dan dalam keadaan memuai serta terdiri
atas galaksi-galaksi atau sistem-sistem bintang yang jumlahnya ribuan. Jagat raya terdiri dari:
1. Mikrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran sangat kecil, seperti: atom,
elektron, sel dan lain-lain.
2. Makrokosmos.
Makrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran sangat besar, seperti bintang,
planet dan galaksi.
Konsep pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal.
Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang
diberi nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang
ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu
Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam semesta,
heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok
digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi
adalah satu kumpulan bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.
Galaksi
Galaksi adalah kumpulan bintang, planet, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit
lainnya yang membentuk pulau-pulau di dalam ruang hampa jagat raya. Ciri-ciri Galaksi :
3. Jarak antara galaksi yang satu dengan yang lainnya jutaan tahun cahaya
Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat melihat beberapa galaksi dengan mata
telanjang ataupun dengan alat. Yang diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda,
Awan Megallianic Besar dan Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar
daripada Milky way.
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti
satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda
langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi.
Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet
yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan
Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto yang sekarang tereliminasi termasuk
planet luar.
Gambar 1
Georges Lematre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap sebagai orang
pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam semesta, walaupun
ia menyebutnya sebagai "hipotesis atom purba". Kerangka model teori ini bergantung pada
relativitas umum Albert Einstein dan beberapa asumsi-asumsi sederhana, seperti homogenitas
dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori ledakan dahsyat dirumuskan oleh
Alexander Friedmann. Setelah Edwin Hubble pada tahun 1929 menemukan bahwa jarak
bumi dengan galaksi yang sangat jauh umumnya berbanding lurus dengan geseran merahnya,
sebagaimana yang dipaparkan oleh Lematre pada tahun 1927, pengamatan ini dianggap
mengindikasikan bahwa semua galaksi dan gugus bintang yang sangat jauh memiliki
kecepatan tampak yang secara langsung menjauhi titik pandang kita: semakin jauh, semakin
cepat kecepatan tampaknya.
Jika jarak antar gugus-gugus galaksi terus meningkat seperti yang terpantau sekarang,
semuanya haruslah pernah berdekatan pada masa lalu. Gagasan ini secara rinci mengarahkan
pada suatu keadaan massa jenis dan suhu yang sebelumnya sangat ekstrem. Berbagai
pemercepat partikel raksasa telah dibangun untuk mencoba dan menguji kondisi tersebut,
yang menjadikan teori tersebut dapat konfirmasi dengan signifikan, walaupun pemercepat-
pemercepat ini memiliki kemampuan yang terbatas untuk menyelidiki fisika partikel. Tanpa
adanya bukti apapun yang berhubungan dengan pengembangan awal yang cepat, teori
ledakan dahsyat tidak dan tidak dapat memberikan beberapa penjelasan mengenai kondisi
awal alam semesta, melainkan mendeskripsikan dan menjelaskan perubahan umum alam
semesta sejak pengembangan awal tersebut.
Segera setelah terjadi dentuman besar, alam semesta mengembang dengan cepat hingga
kira-kira 2000 kali matahari.
Sebelum berusia satu detik, semua partikel hadir dalam keseimbangan. Satu detik setelah
dentuman, alam semesta membentuk partikel-partikel dasar, yaitu elektron, proton,
neutron, dan neutrino pada suhu 10 miliar kelvin.
Kira-kira 500 ribu tahun setelah terjadi ledakan, lambat laun alam semesta menjadi dingin
hingga mencapai suhu -300K. Partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan alam
semesta.
Gas hidrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang tak teratur.
Dalam kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
Antar satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi-
protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksasa
merah dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam
galaksi.
Satu di antara miliaran galaksi yang terbentuk adalah galaksi Bimasakti. Di dalam galaksi
ini terdapat tata surya kita, dengan matahri adalah bintang yang terdekat dengan bumi.
Teori Keadaan Tetap (The steady state theory) adalah menurut teori ini, alam semesta
tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Alam semesta selalu terlihat tetap seperti
sekarang. Materi secara terus-menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa
yang membentuk galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya. Teori ini
dikemukakan oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun
1948.Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam
semesta di manapun dan selalu sama.teori ini ditunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama. Jadi, teori ini beranggapan bahwa
alam semesta itu tak terhingga besranya dan tak terhingga tuanya.
Walaupun populer pada awal abad ke-20, teori ini kini ditolak oleh sebagian besar
kosmolog profesional dan ilmuwan lain karena bukti pengamatan menunjukkan kebenaran
model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap
meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh
model ledakan dahsyat.
Teori keadaan tetap ini berlawanan sekali dengan teori big bang. Dalam teori ini, ruang
angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi saling menjauh. Dalam
teori tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasadi
antara berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi
yang menjauh. Orang sepakat mengatakan bahwa zat baru itu ialah hedrogen. Yaitu sumber
yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
3. Teori Alam Semesta Quantum
Teori pembentukan jagat raya ini diciptakan oleh William Lane Craig, 1966. Dia
mengemukakan bahwa alam semesta telah ada selamanya dan akan selalu ada untuk
selamanya pula. Dalam teori ini, ruang hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada adalah
partikel-partikel subatomik.
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini
jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi
(mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah
galaksi-galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 miliar tahun. Selanjutnya,
galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat
didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat,
maka tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat
lagi. Dengan kata lain, alam semesta ada selamanya dan mengalami siklus mengembang-
runtuh berulang-ulang. Namun, hasil riset selama 15-20 tahun menunjukkan alam semesta
berosilasi tidak mungkin terjadi. Hukum fisika tidak dapat menerangkan mengapa alam
semesta yang mengerut dan runtuh dalam satu titik tunggal harus mengembang lagi atau
bahkan lebih jauh, mengapa alam semesta yang mengembang harus mengerut lagi.
Sampai sekarang belum ada teori yang benar-benar tepat untuk mengambarkan masa
depan alam semesta. Pertanyaan kita sekarang tentang suatu hal pada akhirnya akan terjawab,
namun setelah itu akan muncul beberapa pertanyaan baru. Demikianlah yang akan terjadi jika
kita bertanya tentang alam semesta, kita tidak akan pernah puas karena sifat keingintahuan
kita. Seringkali kita mendapati suatu pertanyaan yang sangat mendasar, yang mendapat
jawaban membuat hati kita kagum, heran, takzim dan sampai pada tingkat suatu perenungan
bahwa betapa luar biasa kuasa tuhan alam semesta ini.
Demikian makalah ini kami buat. Di dalamnya terdapat kesalahan dan itu adalah hal
yang niscaya. Karena kita tempat kesalahan dan lupa. Kami mengharap kritik saran
membangun anda, agar dapat memperbaiki diri selaku mahluk sosial. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis sendiri serta pembacanya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ledakan_Dahsyat
http://www.kompasiana.com/jucky/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-
bumi_550097b5a33311376f5118bd