Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada Nabi besar kita Muhammad saw. Kepara sahabatnya kepara
keluarganya, dan kepada penulis dan kita semua sebagai umatnya, aamiiin. Karena berkat
rahmat Allah swt. kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah Sholat dalam
perspektif kesehatan dengan baik.
Namun tentunya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena kami sebagai
penulis masih dalam tahap belajar. Namun penulis berhaarap makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembacanya untuk menambah pengetahuan tentang manfaat manfaat sholat
terhadap kesehatan. Dan di samping sholat merupakan tiang Agama , sholat juga ternyata
baik manfaatnya bagi kesehatan jasmani maupun rohani manusia.
Pada akhirnya penulis berharap setelah membaca makalah ini, kita dapat lebih giat dan
termotivasi untuk senantiasa mendirikan sholat.
1.1 Latar belakang

Shalat adalah suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam yang telah
memenuhi syrat (mukallaf). Dan shalat juga sebagai garis demarkasi antara muslim dan non
muslim. Hal ini dapat dilihat dari sabda Nabi saw. yang artinya :Perbedaan antara orang
kafir (non muslim) dengan orang Islam adalah shalat.

Adapun makna shalat adalah :Suatu perbuatan yang diawali dengan takbirotul ihrom
(takbir pertama yang mengharamkan hal-hal yang halal sebelum dilakukan takbir) dan
diakhiri dengan salam yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Ada juga yang mengatakan bahwa shalat itu sebagai media olah raga yang bersifat
jasmani dan rohani. Pendapat ini bisa diterima karena semua gerakan shalat itu mengandung
unsur kesehatan. Dan jika seseorang mengalami gangguan penyakit atau kondisinya kurang
sehat, maka tidak dapat melakukan shalat dengan baik dan benar.

Apabila shalat itu dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan yang
telah digariskan, maka akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan secara menyeluruh baik
pisik maupun psikis. Hal ini telah dilakukan penelitian oleh dokter A. Saboe. Dia adalah
seorang dokter muslim yang taat yang ingin membuktikan kebenaran ajaran Islam, khususnya
masalah gerakan shalat dari awal hingga akhir.
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Shalat

Shalat bagi kesehatan adalah sebuah sistem pertahanan adiyasa dan juga merupakan
pakaian orang yang beriman. Dapat dilihat di surat dan ayat dalam Al-quran yaitu (8:24),
(6:5), (17:32), (7:31), (24:32), (5:90), (57:27), (24:30-31)
Sejak waktu subuh sampai dengan ashar, manusia didominasi oleh pekerjaan yang
berhubungan dengan sistem syaraf otonom sehingga merangsang jantung dan pembuluh
darah beserta otot polos lainnya. Atau dalam bahasa kedokterannya disebut sistem kerja
adrenergik. Sementara malam hari merupakan sistem kerja kolionergik
Pencernaan makanan diistirahatkan dengan mengurangi segala getah cerna mulai dari
mulut sampai usus. Mengapa ketika shalat berjamaah zuhur dan ashar bacaan shalatnya tidak
dikeraskan? Karena dengan mengeraskan suara pada shalat akan memubadzirkan getah cerna
yang memang sedikit. Sementara masa istirahat tubuh adalah waktu pencernaan, yakni
malam hari dan pada saat itu semua getah dikeluarkan maksimal. Hal ini yang mungkin
menyebabkan kenapa pada shalat maghrib sampai subuh bacaan shalat dikeraskan.
Wallahualam.

2.2 Gerakan gerakan sholat

2.2.1 Takbiratul ikhrom: Berdiri tegak lurus


Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut
atau dada bagian bawah. Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening dan kekuatan
otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh
tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya
oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian
bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
Ketika mulai berdiri tubuh terasa ringan karena berat tubuh tertumpu pada dua kaki.
Otot-otot punggung sebelah atas dan bawah dalam keadaan kendur. Punggung dalam keadaan
lurus, dengan pandangan terpusat pada tempat sujud. Pikiran berada dalam keadaan
terkendali. Pusat otak, atas dan bawah menyatu membentuk kesatuan tujuan. Hal ini juga
merupakan cerminan diri dan hati di hadapan Allah. Walau dalam kondisi berdiri tegak
namun kepala ditundukkan ke tempat sujud, hal ini mengisyaratkan bahwa kita diwajibkan
untuk bertawadhu (rendah hati) dan menghindari kesombongan, ini juga merupakan suasana
yang sangat dahsyat dimana kita berdiri dihadapan Allah seperti suasana saat nanti manusia
di hadapan Allah pada hari pengadilan (yaum al-dn). Saat kita berhadapan dengan Allah
Yang Maha Mengetahui diri kita, dan kita berhadapan dengan dzat yang sangat kita cintai,
maka saat itu pula pikiran kita akan menjadi tenang, anggota badan tertunduk dan semua
eksistensi diri kita menjadi tenteram.

2.2.2 Ruku
Ruku adalah membengkokan tulang belakang, dan meluruskannya meregangkan antara
tulang dan otot punggung, ruku yang sempurna adalah ditandai tulang belakang yang luruh
sehingga bila diletakkan segelas air diatas punggung tersebut tidak akan tumpah. Posisi
kepala lurus dengan tulang belakang. Meletakkan tangan pada lutut seraya meluruskan tulang
belakang dan menahannya akan mempelancar perdarahan dan getah bening. Karena itu,
makanan bagi tulang belakang beserta ligament dan otot pendukungnya akan terjamin. Lebih
jauh Aliah BP. Hasan dalam bukunya Pengantar Psikologi Kesehatan Islami mengatakan
bahwa ruku merupakan salah satu metode untuk menguatkan otot-otot pada persendian kaki
yang dapat meringankan tegangan pada lutut, ketika ruku seseorang meregangkan otot
punggung sebelah bawah, otot paha, dan otot betis secara penuh. Tekanan akan terjadi pada
otot lambung, perut dan ginjal, sehingga darah akan terpompa ke atas tubuh. Dan ketika
melakukan qauna atau berdiri setelah ruku, secara spiritual ruku dapat membentuk
seseorang dalam kehidupannya tidak sombong, memulai merendahkan dan menundukkan
diri, dan senantiasa berusaha dalam memperhalus hati dan memperbaharui kekhusyuan
shalat, merasakan bahwa dirinya hina dan merasakan pula kemuliaan Allah, kemudian ia
memuji dan mengakui keagungan Allah. hal ini tercermin dalam ucapan dalam ruku
Subhna Rabb al-adhmi wa bihamdihi ( Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan
dengan segala puji bagi-Nya ).

2.2.3 Itidal

Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi
telinga. itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk
berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam
perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi
lebih lancar. Postur tubuh kembali tegak, sehingga memberikan tekanan pada aliran darah
untuk bergerak keatas. Hal ini dapat membuat tubuh mengalami relaksasi dan melepaskan
ketegangan, hal serupa juga terjadi ketika berdiri setelah sujud.

2.2.4 Sujud

Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. sujud
bermanfaat memompa aliran getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas
otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini
berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tumaninah, jangan
tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan
gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa
bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan dalam sujud juga mempunyai metode yang dapat membawa kedamaian,
keselarasan, kesesuaian, ketenangan dan kebahagiaan. Dalam sujud badan dari belakang rata
ke depan, kedua telapak tangan ditempelkan pada lantai/tanah, dan kaki ditekuk. Sujud
adalah pijatan usus yang sudah dimulai sejak ruku. Dilakukan dengan meluruskan tulang
belakang dan meregang otot hingga rongga perut mengecil. Otot yang bertambah kuat akan
mencegah berbagai penyakit seperti heria dan membantu persalinan, sedangkan usus yang
dipijat akan melancarkan peristalsis dan memudahkan buang air besar; aliran darah bebas
hambatan akan mencegah ambeien. Muka yang menempel pada lantai Rasulullah Saw.
Pernah bersabda, jangan kau usap kerikil yang menempel di muka (wajah) mu itu akan
menjadi mutiara kelak di surga. Jika ditinjau dari kesehatan bahwa wajah/muka yang
terkena kerikil dalam keadaan sujud adalah merupakan pijatan refleksi yang berfungsi
melancarkan peredaran darah dan mengendorkan syaraf-syaraf yang ada di muka, sehingga
jika syaraf-syaraf muka kendur dan peredaran darahnya lancar niscaya terhindar dari penyakit
kepala, seperti pusing-pusing, migrant, dll.
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk
menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan
darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah
dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Sujud jika ditinjau dari perspektif spiritual bahwa sujud menggambarkan tentang derajat
ketundukan yang paling tinggi, karena anggota badan yang paling berharga, yaitu wajah di
tempelkan pada sesuatu yang paling rendah, yaitu tanah. Jika memungkinkan, sujudlah
langsung ke tanah tanpa alas, karena ini bisa membuat lebih khusyu dalam shalat dan dalam
berdoa, dan bukti yang paling baik atas kerendahan. Sujud juga merupakan posisi terbaik
berdialog dengan Allah, dan juga posisi terbaik untuk bertemu dengan Allah (misalnya
kematian) adalah ketika sujud. Cara terbaik untuk berterima kasih kepada Allah dan memuji-
Nya juga ketika sujud. Melalui proses sujud, seseorang akan terserap ke dalam
ketakterbatasan, dengan keabadian dan dengan dunia luar. Ketika seseorang mencapai
keadaan kesatuan penuh dengan Allah Yang Maha Kuasa, seluruh tubuh bergetar dan
menangis, dan doanya sampai kepada Allah ( Aliah BP. Hasan 2005)

2.2.5 Duduk Tasyahud


Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir).
Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya,saat iftirosy, bertumpu pada pangkal
paha yang terhubung dengan syaraf. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang
sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria
sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan
saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi
posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut
meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga.
kelenturan dan kekuatan organ-organ. Nabi duduk dengan tumaninah sehingga ruas tulang
belakangnya mapan . Duduk dalam tasyahud dengan menekukan jari jari yang berada pada
kaki yang kanan, ini berfungsi untuk me-refleksi (berfungsi pijat refleksi) syaraf-yaraf kaki
dan memperlancar peredaran darah hingga ke syaraf kepala, posisi duduk tasyahud juga dapat
membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. Tubuh akan
mengalami relaksasi, dan merangsang otot-otot pangkal paha, sehingga dapat mengurangi
rasa nyeri dan sakit pada pangkal paha.

2.2.6 Salam

Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk
mererelaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan
ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah. Serata bermanfaat bagi
kedua otot leher meregang bergantian, dimulai dari kiri yang padat dan diakhiri oleh kanan.
Hal ini merupakan pemusatan getah bening seluruh tubuh ke jantung. Bertambah lama salam
akan bertambah dahsyat karena otot yang menggerakkannya bertambah kuat
2.3.7 Thumaninah
Sudah seharusnya shalat kita dilaksanakan dengan thumaninah yaitu dengan tenang,
rileks, dan santai setelah melakukan aktivitas dalam mengarungi semua dimensi kehidupan.
Hamper semua rukun-rukun shalat untuk melakukan thumaninah. Thumaninah merupakan
bentuk relaksasi dalam shalat, dimana seseorang berdiam sejenak untuk merasakan istirahat
atau bersantai-santai setelah mengalami kontraksi atau peregangan otot dan syaraf. Melalui
thumaninah diharapkan seseorang mengalami kedamaian dan ketenangan, sehingga dapat
mengurangi rasa kecemasan, dll.

2.3 Manfaat Sholat Terhadap Mental

Beberapa manfaat yang dapat diambil dalam shalat terhadap mental adalah:

1. Mendidik manusia agar taat kepada pimpinan yang memberi komando, karena setelah
mendengar adzan dikumandangkan, kita disunnahkan bersegera menuju masjid untuk
menunaikan shalat berjamaah.

2. Mendidik manusia agar memiliki kedislipinan yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang
dipikulkan kepadanya, karena shalat telah diaturkan waktunya secara jelas.3. Mendidik
manusia untuk memiliki sikap optimis dalam menyongsong masa depan, karena inti ibadah
itu adalah doa, yaitu harapan atau permohonan kepada Allah swt. yang mengatur segala-
galanya.

4. Menentramkan jiwa, karena dengan shalat seseorang akan merasa senantiasa dekat dengan
Allah. Hal ini dapat dipahami karena dengan shalat berarti berdzikir, sedangkan berdzikir
kepada Allah akan membuahkan ketentraman hati. Sebagaimana firman Allah :Ketahuilah
hanya dengan berdzikir kepada Allah hati akan tentram.(Q.S.Ar Rodu : 28).

5. Mendorong manusia berani menghadapi problematika kehidupan dengan hati sabar dan tabah.
Semua problematika kehidupan dihadapi dan disadarinya sebagai ujian dari Allah yang perlu
diterima untuk menguji mentalnya, serta iman dan takwanya.
6. Mendidik manusia agar bersikap sportif dan gentleman untuk mengakui kesalahan dan
dosanya, karena dengan shalat merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memohon
ampunan kepada Allah swt. atas segala kesalahan dan dosa-dosanya yang telah dilakukan.

7. Menghindarkan manusia dari berbuat keji dan munkar (jahat). Jika shalat dilakukan dengan
sepenuh hati, dengan sikap tunduk dan tawadlu (rendah hati) serta hati yang patuh, maka
akan mendorong pelakunya untuk membentengi dirinya dari perbuatan buruk dan jahat.
Firman Allah swt. :Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah diri dari perbuatan keji (buruk)
dan munkar (jahat)(Q.S. Ankabut : 45)

Itulah beberapa manfaat shalat baik dalam tinjauan secara medis maupun psikhis yang
sangat baik untuk dilakukan bagi setiap umat yang mengaku dirinya beragama Islam, karena
Islam bukanlah hanya merupakan simbol belaka melainkan harus dimanifesatasikan dalam
perbuatan nyata sebagai tanda iman dan takwanya sudah menghunjam didalam kalbunya.

2.4 Posisi Sholat


Shalat berdiri merupakan cara terbaik karena merupakan gabungan gerakan isometris
dan isotonis, sedangkan berbaring hanya mencakup gerakan isotonis saja. Namun ada
kalanya shalat berbaring sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang sakit atau usia lanjut.
Karena dengan berbaring, dapat menghindarkan tubuh dari gerak sana-sini yang mungkin
dapat memperparah penyakit tersebut.

Kalau pada masyarakat tionghoa, prinsip gerakan tai chi mirip dengan esensi dari shalat
secara harfiah.

Subhanallah, ternyata jika ditinjau dari segi kesehatan dan kedokteran, shalat benar-
benar sebuah keindahan dari Yang Maha Sempurna. Mampu mencegah manusia dari
perbuatan munkar, bahkan mencegah manusia dari berbagai jenis penyakit. Jika shalat
dilaksanakan dengan benar dan teratur, apalagi ditambah dengan shalat sunnat maka tubuh
manusia akan selalu sehat dan kuat. Maha suci Allah yang telah menurunkan kesempurnaan
Islam.
Akhir Kata: Mari kita perbaiki lagi shalat kita dan kita maknai setiap gerakannya,
sehingga apa yang dikatakan di dalam al-quran bahwa shalat adalah pencegah yang munkar
dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. InsyaAllah.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ketenangan, ketenteraman dan kesehatan orang yang diperoleh melalui shalat memiliki
nilai spiritual yang cukup tinggi, dan gerakan yang sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh
karena dalam shalat terdapat dimensi dzikrullah dan juga dimensi gerak / olah raga, karena
gerakan dalam shalat dilakukan dengan continue/istiqamah. Dimensi ini merupakan inti yang
menyebabkan orang yang melaksanakan shalat senantiasa mengingat Allah sehingga hatinya
menjadi tenang, dan gerakan dalam shalat merupakan olah raga yang dapat memberikan
kekebalan pada tubuh, dan juga merupakan terapi dari beberapa penyakit yang ada pada
tubuh kita. Hal ini dapat kita ibaratkan jika seseorang melakukan shalat sehari semalam 17
rakaat, dengan asumsi bahwa setiap rakaat shalat ia akan melakukan + 7 gerakan dan
ditambah 2 gerakan salam, maka sehari semalam orang yang melasanakan sahalat dia akan
menggerakan anggota tubuh sebanyak 7 X 17 = 119, dan 10 gerakan salam, maka total
menjadi = 129 gerakan, hal ini 1 hari, dan hanya jika ia melaksanakan shalat fardlu,. jika
seseorang melaksanakan shalat fardlu dalam satu bulan berarti ia telah melakukan : 125 X 30
= 3.870 gerakan.

Anda mungkin juga menyukai